Analisis Manajemen Piutang Pada PT. BTPN (Bank tabungan pensiunan Negara) Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA

PT. BTPN (Bank tabungan pensiunan Negara) MEDAN

TUGAS

AKHIR

Diajukan

Oleh

:

SUYATRIA

NIM

:

062101131

PROGRAM

STUDI :

DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Lembar Persembahan Bismillahirrahmanirrahim

“ Ya Allah kumohon ampunanmu,ridhoilah aku dengan ilmu yang telah ku dapatkan, dan jangan jadikan aku orang sombong.

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan tugas akhir ini teruntuk kedua orang tua ku tercinta

Ayah…Mama…………

Tiap tetes keringatmu terbayang dipelupuk mata ku dan besarnya pengorbanan mu terhadapku telah ku lukis dalam relung jiwaku.

Dan kutau betapa lelahnya ayahanda yang tercinta dan betapa letihnya mama tersayang demi citaku terkuras seluruh daya mereka.

Kini kugai cita-cita itu kan kuberikan untuk ayahanda dan mama yang telah penuh harap menanti.

Kupesembahkan cita-cita itu untuk ku jadikan tonggak dimasa depan dan kan kuraih harapan yang begitu tinggi.

Terimakasih : Ayahanda : Hasballah

Mama : Hamidah

Serta saudara-saudara sedarahku yang tersayang:

Hasnilaila (k’ela) Khairida (k’ida)

Yusri ambia (b’iga) Mawaddah (k’adah)

keponakan-keponakan ku (tria,sarah,sari,selvia,dan riski) dan abang n kakak ipar ku, tak lupa pula ku persembahkan untuk keluarga ayah n mama tercinta .

Yang Teristimewa

Salihin (b’wen)

Terima kasih atas doa,dukungan dan kasih sayang yng telah diberikan selama ini dan untuk selamanya.semoga allah SWT berkenan memberi kesehatan,kasih sayang dan riski serta rahmat dan hidayahnya……..amin


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Segala puji bagi allah SWT, yang menciptakan ,yang memberi bentuk yang membuat, yang memberi rejeki, yang memulai dengan kenikmatan- kenikmatan sebelum di tuntut, yang selalu memberi kemudahan kepada Penulis dapat menyelsaikan Program Diploma III keuangan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Rahmat dan kesejahteraan-Nya atas Rasul-Nya yang diutus untuk menyempurnakan ahlak yang mulia, semoga kita mendapat syafaat-Nya di setiap periode kehidupan.

Dengan segala kerendahan hati dan kemampuaan yang ada, Penulis berusaha mempersembahkan Tugas Akhir ini, semoga mempunyai manfaat bagi yang membaca. Namun tulisan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga Tugas Akhir ini banyak memiliki kekurangan baik dari segi isi maupun metode penulisan.

Dalam menyelesaikan laporan ini penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.Selanjutnya terima kasih dan penghargaan Penulis yang setinggi- tingginya sampaikan kepada:

1. Yang mulia Ayahanda tercinta Hasballah dan Mama tercinta Hamidah yang menjadi sumber kehidupan penulis dan doa tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dengan baik.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonang, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra utara

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, Ms, selaku Ketua Pengelola Diploma DIII Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Syafrizal Helmi,SE,Msi, selaku Sekertaris Pengelola Diploma DIII Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(4)

5. Bapak Edi Yusup selaku pimpinan PT. Bank BTPN Medan. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelittian dan memberikan data yang diperlukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 6. Untuk Keluarga Besar ku, Ayah, Mama, Kak Ela, Kak Ida, Bang Iga, kak

Adah, Bang Ria, Bang Sarah, Kak Ola, Bang irul serta keponakan- keponakan ku (Tria,Sarah,Sari,Selvia, Riski) yang lucu-lucu,sepupu- sepupuku (Ina, Eli. makasih ya dah banyak bantuin kakak)

7. Untuk Bang Wen (Salihin) yang selalu buat aku dongkol dan sakit hati ( jangan gitu lagi yaaaa)

8. Untuk sahabatku Winda ( Modi) n Raja ( Rajess) kalian emang THE BEST FREND’S ku yang cool dan oke banget.

9. Untuk k,lia yang selalu bantuin tya makasih ya kak tya enggak akan lupa dengan kebaikan kakak. Dan Kakak, Adik Kost 4B gang golof yang reseh . 10.Untuk sobat-sobatku di Keuangan Group A,B,C dan sobat-sobat ku di

Sekertaris, Ulan ( hilang), Shofi ( hilang), Jo, Roida, Citra, Icut, Isti, Popi. 11.Terakhir buat Kak Novi yang selalu memotivasi,mensuport,Tugas Akhir ini

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberika waktu, kesempatan dan kesehatan bagi penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, serta semua pihak yang telah membantu, semoga amal ibadah Allah jualah yang membalasnya amin ya rabbal’ alamin.

Medan, juni 2009

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

BAB. I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB. II : PROFIL PERUSAHAAN PT. BANK BTPN MEDAN ... 7

A. Sejarah Perusahaan ... 7

B. Jenis Usaha ... 8

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 12

D. Tugas –tugas dari Struktur Organisasi ... 15

E. Kinerja Usaha Terkini Perusahaan ... 19

BAB. III : PEMBAHASAN ... 21

A. Manajemen Piutang ... 21

B. Syarat-syarat Pemberian Kredit ... 30

C. Kebijakan Pemberian Kredit ... 34

D. Penyaluran Pembiayaan Kredit ... 37

BAB.IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

1. Kesimpulan ... 40

2. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

A. LAPORAN KOLEKTIBILITAS PENSIUNAN ... 26

1. Tabel 2.1. Tahun 2005 ... 26

2. Tabel 2.2. Tahun 2006 ... 26

3. Tabel 2.3. Tahun 2007 ... 27

4. Tabel 2.4. Tahun 2008 ... 27

B. LAPORAN PEGAWAI ... 28

1. Tabel 2.5. Tahun 2005 ... 28

2. Tabel 2.6. Tahun 2006 ... 28

3. Tabel 2.7. Tahun 2007 ... 29

C. JUMLAH DANA ALOKASI PENYALURAN DANA 1. Tabel 2.8 ... 32


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Alokasi Penyaluran Dana tahun 2005 ... 1 2. Kelancaran dan Tunggakan pembayaran Nasabah Tahun 2005 .. 2


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat perekonomian mengalami krisis moneter, maka peranan bisnis diharapkan dapat menyelamatkan Negara dari kondisi tersebut. Hal ini pasti sangat membantu dalam meningkatkan taraf hidup rakyat. Oleh sebab itu, pemerintah perlu melakukan suatu perubahan atas strategi yang diterapkan didalam dunia bisnis.

Sehubungan dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan fungsi dari dunia bisnis di Indonesia untuk memacu laju perekonomian Negara, maka dalam hal ini pemerintah harus memperhatikan peran dan fungsi dari perbankan Indonesia.Sistem perbankkan di Indonesia diatur dalam UU No.7 Tahun 1992 ( di ubah Dengan UU No.10 Tahun 1998) Tentang perbankan di indonesia terdiri dari dua (2) jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Sebuah perusahaan apabila melakukan penjualan secara tunai, maka secara otomatis perusahaan akan menerima sejumlah dana yang dicatat dalam kas. Namun, apabila penjualan di lakukan secara kredit, maka perusahaan akan menerima sejumlah piutang, dimana piutang tersebut menunjukkan adanya kebijakan kredit yang diberikan atau ditetapkan oleh perusahaan kepada costumer atau pelanggan.

Semakin besar tingkat atau proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka semakin besar pula jumlah investasi piutang yang dimiliki perusahaan. Dengan besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya, berarti perusahaan tersebut harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang.

Dengan adanya penjualan kredit yang dilakukan, maka akan timbul kemungkinan resiko yang dihadapi seperti munculnya berbagai biaya seperti, menambah pegawai yang mengurus dan mengawasi administrasi kredit,


(9)

meningkatnya bunga pinjaman yang terkait dengan piutang tersebut atau sering disebut Bad Debt.

Perkembangan dunia usaha pada lingkup perbankan semakin meluas yang diikut oleh semakin banyaknya risiko-risiko yang harus di tangani oleh Bank. Seiring dengan kondisi eksternal perbankan yang makin diresahkan oleh risiko yang mengancam, Bank Indonesia melalui peraturan no 5/8/PBI/2003 mewajibkan kepada setiap bank untuk memiliki sistem manajemen risiko di tempatnya. Bank BTPN dalam sasaran jangka pendek 2006-2008 ingin menjadi bank ritel yang memiliki kekuatan secara finanial, modal dan manajemen untuk menunjang penerapan manajemen risiko (Basel II) yang sesuai dengan regulasi Bank Indonesia

.

Dalam menganalisis penerapan dari sistem manajemen risiko yang sedang berjalan, penulis menggunakan analisis perbandingan melalui parameter profil risiko triwulan IV tahun 2005 dengan triwulan IV tahun 2006. Parameter profil risiko diklasifikasikan menurut levelnya apakah “Low”, “Moderate”, atau “High

Saat semua masalah ini bermunculan, maka secara otomatis akan menghambat kelancaran operasional perusahaan yang harus di capai. Oleh karena itu, sebelum melakukan penjualan kredit perusahaan harus memperhatikan unsur “ 5 C “ (the five 5c of credit ) yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition.

Pertama, yang harus yang diketahui dalam konsep ini dimana perusahaan harus mengetahui karakteristik (character) dari pelanggan, sehingga perusahaan yakin dalam pemberian kredit.Kedua, perusahaan harus mengetahui kapasitas (capacity) atau kemampuan dalam pelunasan pembayaran atas kredit yang diberikan tersebut. Ketiga, perusahaan harus mengetahui jumlah dana atau modal (capital ) yang dimiliki perusahaan yang melakukan pinjaman dalam hal mengetahui seberapa besar jumlah dana yanf di butuhkan dalam permintaan kredit dan dalam melakukan pembayaran


(10)

terhadap kredit yang di berikan. Keempat, jaminan (collateral ) yang dijadikan sebagai pengganti apabila sipelanggan tidak melakukan pembayaran kredit. Kelima, kondisi (condition ) pelanggan yang melakukan pembelian kredit dalam menjalankan operasional perusahaan dengan baik.

Dengan memperhatikan kelima konsep ini, maka perusahaan selalu selektif dalam hal melakukan pemberian kredit kepada pelanggan (costumer). Ada juga perusahaan yang melakukan penjualan piutang kepada lembaga keuangan, hal ini disebabkan karena terlalu lamanya aktiva tertanam dalam perusahaan tersebut, sehingga perusahaan harus melakukan manajemen piutang secara baik dalam manajemen piutang ini terutama berkaitan dengan masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian, dan pengumpulan piutang serta evaluasi politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.

Hampir di semua lembaga perbankan mempunyai persoalan-persoalan internal yang menjadi problem, problem tersebut bisa berupa likuiditas juga bisa berupa sumber daya manusianya, dalam tugas akhir ini penulis hanya akan membahas masalah kebijakan pemberian kredit di Bank BTPN, problem tersebut sebenarnya tidak mengganggu jalannya perbankan, namun akan mengganggu jika problem tersebut tidak segera diatasi maka bank btpn akan mengalami kerugian.Pada kesempatan ini penulis ingin memaparkan problem apa aja yang kaitannya yang dihadapi bank BTPN kaitannnya dengan kebijakan pemberian kredit.

Oleh sebab itu, perlu pengelolaan atau manajemen piutang yang berjalan secara baik agar perusahaan dapat menjaga keamanan piutangnya. Berdasarkan alasan di atas, maka penulis tertarik untuk menuangkan dalam tugas akhir yang berjudul :

“ Analisis Manajemen Piutang Pada PT. BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Negara), Medan “


(11)

B. Perumusan Masalah

Menurut Mohammad Nazir: “Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan ringan, adanya celah (gap) baik antara kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang aka nada”.

Semakin luasnya ruang gerak dan ukuran perusahaan menjadi lebih kompleks dan meluas, menuntut manajemen harus mampu mengawasi jalannya operasional perusahan .tetapi, kita perlu mengetahui ada tidaknya masalah dalam perusahaan.

Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang dilakukan, maka masalah yang dihadapi oleh PT. BTPN (Bank tabungan pensiunan Negara), Medan adalah : Bagaimana kebijakan pemberiaan kredit PT. BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Negara), Medan?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. untuk mengetahui syarat- syarat dalam pemberian kredit

2. untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam pemberian kredit sesuai dengan ketetapan perusahaan.

3. untuk mengetahui secara dekat mengenai kebijakan penjualan kredit 4. Untuk menyusun tugas akhir yang merupakan salah satu syarat guna

menyelesaikan studi pada program D-III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(12)

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

ntuk lebih memperdalam pengetahuan penulis tentang manajemen piutang dalam dunia perbankkan.dan juga mengaplikasikan, megembangkan serta membandingkan teori yang penulis peroleh di bangku kuliah dengan data penulis peroleh dari penelitian.

2. Bagi perusahaan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan agar manajemen piutang dapat disusun dan diterapkan dengan baik didalam perusahaan.dan sebagai bahan informasi dan evaluasi yang dapat dipengaruhi oleh perusahan dalam menyusun rencana di masa- masa akan datang khususnya mengenai manajemen piutang

3. Bagi lembaga pendidikan

dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkannya

4. Bagi orang lain ( perusahaan lain ) atau bagi pembaca, sebagai sumber informasi dan pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh pihak lain yang berkepentinganyang ingin mengetahui lebih mendalam tentang manajemen piutang apakah mahasiswa pelaku bisnis dan sebagainya


(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN PT.BTPN MEDAN

A. Sejarah Perusahaan.

Sejarah Bank BTPN berawal pada tahun 1958 di Bandung ketika 7 orang pendiri yang terdiri dari 2 orang cacat purnawirawan ABRI, 4 orang purnawirawan, dan 1 orang sipil merasakan keprihatinan yang mendalam atas kesulitan hidup yang menimpa para pensiunan pada umumnya saat itu. Berbekal semangat sipil, maka dibentuklah sebuah badan perkumpulan dengan nama BAPEMIL (Bank Pegawai Pensiunan Militer).

Usaha dan keinginan kuat BAPEMIL untuk memajukan perekonomian para pensiunan itulah yang kemudian mengantar BAPEMIL ke babak berikut sejarahnya. Berkat usaha yang keras untuk menjujung tinggi kepercayaan yang diberikan masyarakat dan para mitra usaha pada tahun 1986 BAPEMIL berubah menjadi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan ijin usaha sebagai bank tabungan

Sejarah ternyata membuktikan bahwa sebuah semangat kepeloporan tak akan pernah hilang dalam perjalanan waktu. Bahkan, semangat itulah yang menjadi bekal dalam menghadapi perkembangan ekonomi khususnya dan masyarakat pada umumnya yang selalu penuh dengan tantangan dan perkembangan baru. Dengan perkembangannya yang pesat sebagai bank pertama di Indonesia yang memberi layanan jasa bagi para pensiunan dengan prinsip prudential banking, akhirnya pada tanggal 22 Maret 1993, status Bank BTPN dirubah dari bank tabungan Menjadi bank tabungan.


(14)

Saat ini Bank BTPN telah berkembang semakin pesat. Kini Bank BTPN telah melayani nasabah di 14 propinsi dengan 366 Kantor Pelayanan, yaitu; 1 Kantor Pusat, 1 Kantor Cabang Khusus, 26 Kantor Cabang, 65 Kantor Cabang Pembantu, 230 Kantor Kas, 25 unit kas mobil dan 8 unit payment point.

Kiprah Bank BTPN dalam memberikan layanan jasa perbankan melalui beragam produk perbankan telah mendapat kepercayaan dari nasabah dan mitra kerjanya. Ini terbukti dengan pencapaian-pencapaian lain berupa prestasi dan penghargaan dari dalam dan luar negeri.

VISI BANK BTPN

“Menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian di Indonesia”

MISI BANK BTPN

1) Melaksanakan good corporate governance (GCG) di setiap pengoperasian bisnis Bank BTPN.

2) Menyediakan beragam produk dan layanan yang sesuai dengan bisnis bank BTPN kepada nasabah kami.

3) Memberikan pengalaman brand yang penuh arti bagi pemangku kepentingan (stakeholders) bank BTPN setiap saat dimanapun kami berada secara konsisten.

4) Menjamin keamanan, kepercayaan, dan kemudahan akses bagi nasabah bank BTPN melalui penggunaan teknologi mutakhir di setiap pengoperasian bisnis kami.


(15)

B. Jenis usaha

Komitmen jajaran manajemen dalam pengembangan bidang usaha Bank BTPN, juga telah diwujudkan dengan menetapkan berbagai kebijakan, antara lain

peningkatan dalam bidang teknologi informasi yang diyakini akan mampu mendukung percepatan dalam mencapai layanan perbankan real-time & on-line.

Sejalan dengan misi Bank BTPN, secara berkesinambungan telah dilaksanakan programprogram sebagai upaya dalam mengembangkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin luas. Bank BTPN tidak hanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, tetapi juga menyalurkan pinjaman.

1) BTPN TABUNGAN CITRA

Tabungan dengan bunga harian untuk perorangan dengan keleluasaan transaksi serta bunga yang kompetitif, sehingga dana lebih cepat berkembang.

2) BTPN TABUNGAN CITRA PLUS

Tabungan yang dilengkapi fasilitas perlindungan asuransi berupa penutupan sisa setoran dan santunan kematian apabila mengalami risiko meninggal dunia akibat sakit atau kecelakaan serta biaya penggantian perawatan karena kecelakaan. Keuntungan yang dapat dinikmati nasabah bunga tabungan dan gratis biaya premi asuransi

3) BTPN TABUNGAN CITRA PENSIUN

Tabungan ini dipersembahkan bagi para pensiunan dengan pengelolaan dana pensiun bulanan. Para pensiunan dapat menikmati keuntungan berupa penerimaan uang pension lebih awal dan tepat waktu, serta dapat melakukan penarikan sewaktuwaktu.


(16)

4) BTPN GIRO

Rekening giro ini dapat dimiliki oleh nasabah perorangan atau badan usaha, dengan jasa giro yang menarik. BTPN Giro adalah mitra bisnis yang dapat diandalkan untuk mendukung kelancaran transaksi usaha secara efektif dan efisien.

5) BTPN DEPOSITO BERJANGKA

Sarana investasi yang aman dan menguntungkan. Produk ini merupakan pilihan fleksibel bagi nasabah, yaitu jangka waktu yang bervariasi serta dapat dicairkan pada saat jatuh tempo atau diperpanjang secara otomatis (automatic roll over). Selain itu, BTPN Deposito Berjangka dapat digunakan sebagai jaminan kredit.

6) BTPN SERTIFIKAT DEPOSITO

Simpanan pihak ketiga dari Bank yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan bunga yang dapat diperhitungkan dimuka, serta dapat

7) BTPN KREDIT PENSIUN

Fasilitas kredit yang khusus ditujukan bagi para pensiunan. Produk ini menawarkan persyaratan yang sederhana, proses kredit yang mudah, dan

pencairan dana dalam waktu yang relatif cepat yaitu 1 (satu) hari kerja. Para nasabah juga diberikan keleluasaan untuk memilih jangka waktu pinjaman, sesuai dengan kemampuannya, sehingga memudahkan debitur dalam mengatur kebutuhannya.

8) BTPN KREDIT PEGAWAI AKTIF

Fasilitas kredit ini tersedia bagi para pegawai yang masih aktif (non-pensiunan), baik untuk pegawai instansi pemerintah, TNI, Polri maupun Swasta, yang memiliki penghasilan tetap, dengan persyaratan yang sederhana. Pelaksanaan pinjaman diatur oleh Bank BTPN bekerjasama dengan instansi atau perusahaan dimana pegawai tersebut bekerja, untuk memudahkan pengaturan pendapatan rutin setiap bulannya.


(17)

MENENGAH (UMKM)

Fasilitas kredit untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah dengan persyaratan yang

mudah, terdiri dari : Kredit Usaha Mikro dengan plafon sampaidengan Rp. 50 juta, Kredit Usaha Kecil dengan plafon sampai dengan Rp. 500 juta. ,Kredit Usaha Menengah dengan plafon sampai antara Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 5 miliar.

10)BTPN KREDIT BACK TO BACK

Fasilitas kredit yang dijamin dengan BTPN Deposito Berjangka yang ditempatkan di Bank BTPN.

11)BANK GARANSI

Pemberian jaminan kepada pihak penerima jaminan untuk prestasi yang harus diselesaikan

12)ATM

Layanan perbankan ini merupakan kemudahan bagi para nasabah untuk melakukan transaksi perbankan 24 jam sehari, berupa penarikan tunai dan informasi saldo rekening, pemindahbukuan dan perubahan PIN. Saat ini nasabah lebih leluasa menggunakan kartu ATM di lebih dari 12.600 mesin ATM dalam ATM jaringa bersama

13)PAYMENT POINT BAGI PARA PENSIUNAN

Bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan khususnya untuk kemudahan para nasabah pensiunan dalam melakukan transaksi.

14)PAYMENT POINT UNTUK PEMBAYARAN TAGIHAN

Bertujuan untuk menambah jaringan pelayanan dalam pembayaran tagihan listrik, air minum, dan penerimaan pembayaran pajak.


(18)

Layanan ini merupakan salah satu wujud dari visi dan misi Bank BTPN untuk menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian. Bentuk layanannya berupa kemudahan dalam pembayaran uang pensiun maupun gaji para pegawai yang masih aktif di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), TNI, Polri dan Perusahaan Swasta.

16)KLIRING 17)INKASO 18)TRANSFER

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap bank btpn Indonesia masing- masing memiliki stuktur

organisasi yang berbeda-beda. Demikian juga dengan bank btpn Indonesia cabang medan yang memiliki struktur yang melibatkan seluruh sumber daya yang ada dan bertangung jawab terhadap maju mundurnya organisasi. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang diharapkan dalam organisasi tercapai dan sebagai mana mestinya.

Dibawah ini beberapa tanggung jawab bagian dapat dijelaskan: a) Direktur utama membawahi:

I. Direktur kepatuhan, direktur operasional, direktur umum, direktur kredit, direktur keuangan dan direktur pemasaran

II. Membawahi langsung divisi satuan kerja audit intern (SKAI) divisi sekertariat perusahandengan corporate planning

b) Direktur kepatuhan membawahi: I. Divisi kepatuhan

II. Divisimanajemen resiko III. Divisi sumberdaya manusia c) direktur bisnis membawahi:


(19)

I. divisi kredit pension

II. divisi business planning dan deployment, divisi special asset management

III. divisi kredit pension d) direktur keuangan

I. divisi financial instution public sector II. divisi treasury


(20)

STRUKTUR ORGANISASI BANK BTPN MEDAN Derektur Utama Audit Internal Sekertaris Perusahan Derektur Kepatuhan Dan Manajemen ik Derektur Operasional Director Busines Manajemen Resiko Kepatuhan Sdm Hukum Operasi Teknologi Informasi Keuangan Umum Treasuri Perencanaan Perusahan Kredit Pensiunan Kredit Individual Hubungan Kelembaga Perencanaan dan Pengembangan Binis Institusi Keuangan dan Sektor Publik Proses kredit dan Administrasi Manajemen Asset Syariah Kepala kantor

wilayah Kepala penjualan

Pimpinan cabang

Komite kredit

Komite

manajemen resiko

ALCO Komite personalia Komite audit Komite pemantau resiko Komite remonulasi Dan nominasi Dewan pengawas syariah


(21)

D. Tugas-tugas dari struktur organisasi sebagai berikut: a. Derektur utama

1) Direksi bertanggung jawab untuk menjamin berlangsungnya operasional Bank.

2) Menciptakan pengawasan internal yang efektif dan efisien, 3) memantau serta mengelola risiko yang dihadapi Bank,

4) . memelihara iklim yang mendukung terciptanya produktivitas,

5) mengelola sumber daya manusia, menjaga profesionalisme, 6) menyampaikan laporan tentang kinerja Bank secara menyeluruh

kepada para Pemegang Saham di dalam RUPS.

b. komite Audit

1) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dalam melaksanakan fungsi pemantauan serta pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, KAP, dan hasil pengawasan Bank Indonesia.

2) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP untuk disampaikan kepada RUPS.

3) .Melakukan penilaian dan memberi masukan atas rencana kerja tahunan yang dipersiapkan oleh SKAI

4) Melakukan koordinasi dan pertemuan atau rapat dengan Kepala SKAI


(22)

c. Komite Pemantau Risiko

1) melakukan evaluasi dan pemantauan kesesuaian antara kebijakan dan pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko,

2) pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

3) melakukan review dan memberikan masukan atas rencana kerja tahunan yang disiapkan oleh Direktorat Kepatuhan, serta secara berkala melakukan rapat dan

d. Divisi kepatuhan

1) Melakukan pengujian/penilaian atas Rancangan Kebijakan 2) Melakukan pemantauan pelaksanaan prinsip kehati-hatian

3) Melakukan koordinasi dengan SKAI terkait denganpelaksanaan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB).

e. Eatuan Kerja Audit internal (skai)

1) Bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara independent terhadap segenap unit operasional di Bank BTPN.

2) SKAI memiliki tanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

f. Komite Alco

1) menetapkan dan mengkaji ulang kebijakan pengelolaan likuiditas dan suku bunga,

2) .mengkaji ulanglimit-limit transaksi maupun limit money market line dan rincian tugas lainnya dalam buku pedoman pengelolaan aktiva pasiva (ALMA) di Bank BTPN.


(23)

1) meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan, khususnya terkait dengan proses pemberian fasilitas kredit

2) mengevaluasi dan memutus kredit atas permohonan pemberian fasilitas kredit individual sesuai dengan Batas Wewenang Memutus Kredit (BWMK)

h. Manajemen Risiko

1. Komisaris,

1) memberikan persetujuan danmengevaluasi kebijakan manajemen risiko yang diusulkan oleh Direksi

2) .mengevaluasi Pertanggungjawaban Direksi dalam pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.

2. Direktur Utama ,

1) bertanggungjawab untuk melaksanakan manajemen risiko di Bank secara keseluruhan.

3. Direktur Bidang,

1) menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko dalam bidang tugasnya secara tertulis dan komprehensif,

2) bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan

3) eksposur risiko yang diambil oleh Bank dalam bidang tugasnya. 4. Komite Manajemen Risiko,

1) menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya termasuk strategi manajemen risiko dan contingency plan serta menyempurnakan penerapan manajemen risiko secara berkala


(24)

5. Komite Pemantau Risiko pada tingkat Komisaris

1) memahami secara mendalam proses yang digunakan oleh manajemen untuk mengidentifikasi risiko,

2) pengendalian internal yang digunakan manajemen dalam memitigasi risiko.

3) memahami profil risiko Bank BTPN secara menyeluruh dan 4) memfokuskan perhatian pada risiko tinggi, menjalin kerjasama

dengan Komite Auditl kinerja dan trend portofolio, 5) melakukan pemantauan atas penerapan manajemen risiko. 6. Divisi Manajemen Risiko,

1) menyusun kerangka manajemen risiko, 2) menerima laporan rutin dari unit bisnis

3) memastikan bahwa Bank memiliki ketrampilan manajemen risiko dan kemampuan penyerapan risiko untuk mendukung strategi bisnis serta membentuk budaya risiko bank.

7. Satuan Kerja Operasional (SKO)

1) melakukan pengendalian exposure risiko di unit kerja masingmasing

I . komite personalia

1) melakukan rekrutmen,

2) melakukan rotasi dan mutasi karyawan, 3) melakukan promosi karyawan.

J. Sekretaris Perusahaan

1) Menjaga komunikasi yang efektif dengan para pemangku kepentingan


(25)

E. Kinerja Usaha Terkini

Bank BTPN memiliki jumlah karyawan yang cukup besar sebanyak 3170 orang yang terdiri dari laki-laki 2302 orang dan perempuan 868 orang salah satu faktor kunci dalam kesuksesan bank BTPN adalah manajemen sumber daya manusia. Untuk rencana pengembangan kedepan peningkatan kompetensi pengusaha industri jasa keuangan , inovatif dalam pengembangan produk dan layanan, serta menciptakan karyawan yang peduli kepada nasabah dengan memberikan rasa aman , dan kemudahan akses bagi nasabah.

Upaya bank BTPN untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dilakukan melalui perbaikan kualitas pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari penepatan karyawan sesuai dengan kompentensinya ( stafring) penyempurnaan system manajemen sumber daya manusia dan mengembangkan huban resourse information sytem ( HRIS) termasuk menata system remunerasi yang berbasis dimensi kompentensi skill. Problem solving dan accountability. Pelatihan adalah suatu aspek penting dari strategi dari jangka panjang perusahaan meningkatkan kualitas sumber daya alam dan menciptakan kesempatan pengembangan

1)

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (

Increasing the

Quality of Human Resource)

Bank BTPN menyadari bahwa kualitas sumberdaya manusia memiliki peran yang sangat penting, sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan kegiatan usaha Bank BTPN. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, agar setiap karyawan dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap kinerja Bank BTPN.Sebagai langkah penting dalam pembinaan sumberdaya manusia adalah menetapkan budaya perusahaan, yakni melakukan internalisasi niliai-nilaiperusahaan yang


(26)

wajib dilakukan oleh setiap karyawan.Nilai perusahaan yang harus dijadikan landasan kerja adalah: menjunjung tinggi integritas, bekerja secara profesiona Serta memegang amanah tanggung jawab. Dengan trilogy nilai perusahaan yakni integrity, profesionalism & responsibility, karyawan akan mampu memberikan kontribusi yang terbaik untuk perusahaan.

Dalam rangka melaksanakan nilai-nilai perusahaan itu, telah ditetapkan buku tentang pedoman etika kerja karyawan. Sebagai komitmen dalam melaksanakan pedoman etika kerja, maka setiap karyawan diharuskan mempelajari dan memahami serta membubuhkan tanda tangan.Untuk mendukung pengelolaan SDM dengan database informasi karyawan yang lengkap, mulai dikembangkan program HRIS, baik dalam program remunerasi maupun database karyawan.

Kebijakan manajemen dalam pengelolaan dan pengembangan sumberdaya manusia yang telah dilaksanakan dalam tahun 2007 adalah cukup progresif dan mendasar. Dalam pelaksanaannya bekerjasama HAY Management Consultant, konsultan SDM yang cukup ternama dandipergunakan di lembaga perbankan yang established. Cakupan kebijakan SDM yang telah dilaksanakan diantaranya adalah :

a. Reorganisasi. b. Penetapan Job

c. Performance Management System (PMS). Setiap d. Human Resources Information System (HRIS). e. Compensation & Benefit

Sedangkan dalam rangka meningkatkan profesionalisme kerja, maka telah dilaksanakan berbagai pelatihan perbankan secara intensif, sebagai berikut:


(27)

Guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam meningkatkan daya saing melalui pengembangan produk serta peningkatan layanan perbankan yang aman, cepat, efektif, akurat, dan realtime on-line, maka hingga tahun 2009 Bank BTPN telah menerapkan 2 (dua) sistem core banking, yakni “Inhouse application SAID inter-branch (SAID IB)” dan “Core Banking System” (CBS) Misys. Sejak januari 2009, CBS Misys ini telah diterapkan sebagai pilot project di Kantor Cabang. Implementasi teknologi informasi ini diharapkan juga akan meningkatkan system pengamanan, control dan pemantauan dalam pelaporan. Dengan sistem teknologi informasi yang ada saat ini, Bank BTPN sudah dapat melayani transaksi Dengan menggunakan ATM melalui kerjasama jaringan ATM Bersama, sehingga nasabah dapat menggunakan ATM di lebih dari 12.600 jaringan ATM bersama. Untuk mendukung pengembangan produk pinjaman, khususnya dalam hal proses perkreditan, saat ini sedang dalam tahap uji coba penerapan aplikasi loan originating system. Kedua layanan tersebut direncanakan akan dapat terhubung dengan CBS Misys

2. Mewujudkan Layanan Prima (Creating First-class Service)

Guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam meningkatkan daya saing melalui pengembangan produk serta peningkatan layanan perbankan yang aman, cepat, efektif, akurat, dan realtime on-line, maka hingga tahun 2007 Bank BTPN telah menerapkan 2 (dua) sistem core banking, yakni “Inhouse application SAID inter-branch (SAID IB)” dan Core Banking System” (CBS) Misys. Dengan sistem teknologi informasi yang ada saat ini, Bank BTPN sudah dapat melayani transaksi dengan menggunakan ATM melalui kerjasama dengan jaringan ATM Bersama, sehingga nasabah dapat menggunakan ATM di lebih dari 12.600 jaringan ATM bersama. Untuk mendukung pengembangan produk pinjaman, perkreditan, saat ini sedang dalam tahap uji coba penerapan aplikasi loan originating system. Kedua


(28)

layanan tersebut direncanakan akan dapat terhu Sistem pengamanan teknologi informasi Bank BTPN diperkuat dari aspek teknis (hardware dan software) maupun proses. Bank BTPN telah menyusun kebijakan dan prosedur pengamanan (security procedure & policy) untuk mengatur aspek-aspek operasional pengamanan, misalnya mengenai batas wewenang transaksi, menu maupun nominal. Disamping itu, secara rutin juga dilakukan security audit oleh pihak eksternal. Bank BTPN juga telah menggunakan infrastruktur

terkini untuk firewall system yang dikelola tersendiri, pengamanan melalui Virtual Private Network (PVN) untuk layer network. Bank BTPN merencanakan akan menggunakan jasa outsourcing dalam hal disaster and recovery centre menyangkut back up utama, sedangkan operational security system ditangani oleh Divisi Teknologi Informasi Bank BTPN.


(29)

BAB III PEMBAHASAN

A. Manajemen Piutang

1. Pengertian Manajemen

Dalam dunia bisnis untuk menarik minat pelanggan, perusahaan melakukan penjualan secara kredit. dalam aktivitas tersebut maka timbul yang namanya piutang. Sebelum mengkaji manajemen piutang terlebih dahulu perlu dijelaskan dari manajemen piutang itu sendiri yang merupakan bagian dari hasil kegiatan operasional perusahaan.

Piutang ialah suatu bentuk tagihan yang timbul akibat aktivitas penjualan yang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap aktivitas lainnya,termasuk individu,perusahan atau organisasi lainnya dan merupakan bagian penting dari total aktiva lancar ( warren, dalam aria 2005:338 )

Piutang adalah suatu tagihan yang menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva yang berasal dari penjualan merupakan kegiatan usaha normal perusahaan (soemarsono, 2002:.338 )

Dengan dua pengertian diatas, maka dapat ditampilkan bahwa manajemen piutang merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian , pengarahan, pengawasan dalam bentuk klaim kepada pihak lain perorangan, bahan usaha maupun pihak tertagih lainnya atas ativa atau kekayaan perusahan yang timbul akibat dari dilaksanakannya transaksi-transaksi penjualan secara kredit denngan menerima sejumlah dana berupa uang, barang, jasa dan mengunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


(30)

2. Pengolongan Piutang

Piutang dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: a) Piutang Usaha (Account Receivable)

yang dimaksud dengan piutang usaha adalah semua piutang yamg berasal dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa secara kredit dari kegiatan utama perusahaan yang normal, biasaya oiutang usaha akan dilunasi dala jangka waktu kurang 1 tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar, dan biasanya piutang usaha ini tidak mencakup bunga meskipun bunga atau biaya jasa dapat ditambahkan bila mana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu.

Jika perusahaan sangat memerlukan uang tunai untuk memperlancar usahanya maka piutang yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk mendapatkan uang tunai denagan cara :

a. Pledged ( Digadaikan)

uang muka diterima dari bank dengan mengunakan piutang yang dimiliki sebagai jaminan. Penagihan piutang dilakukan perusahaan yang menerima uang muka dan penagihan diharuskan sebagai pembayaran pinjaman yang diperoleh oleh bank. b. Assigned ( Diserahkan)

suatu piutang dikatakan assigned jika piutang tersebut diserahkan kepada perusahaan finance untuk mendapatkan uang muka, jika piutang tersebut masih merupakan tanggung jawab perusahaan yang melakukan assigned.

c.sold( dijual)

pada dasarnya uang tunai yang diperoleh dengan penjualan piutang, yang berarti tertagih tidaknya piutang tersebut bukan lagi merupakan tangung jawab prusahaan yang menjual piutang tetapi sebaliknya pembeliaanlah yang bertanggung jawab atas tidak tertagihnya piutang tersebut.


(31)

b) Wesel Tagih /Piutang Wesel ( Notes Receivable)

yang dimaksud wesel tagih yaitu suatu janji tertulis tampa syarat oleh suatu pihajk kepada pihak lain untuk membayar suatu jumlah tertentu pada suatu saat tertentu. Wesel dapat dinegosiasikan atau tidak dapat dinegosiasikan. Bersifat dinegosiasikan berarti dapat ditransfer secara sah melalui endorsemen dan penyerahan, wesel ini biasanya dapat diterima bank secara diskonto, sehingga dianggap lebih likuid dari pada piutang lainnya.

Dalam pelaporannya, wesel tagih hendaknya mencakup instrument jangka pendek yang dapat dinegosiasikan saja yang diperoleh dari debitur dagang yang belum jatuh tempo. Wesel perdagangan pada umumya timbul dari penjualan yang meliputi jumlah mata uang (dollar) yang relate tinggi, dimana pembeli menginginkan untuk peneguhan pembayaran melalui kredit yang biasanya yaitu selama 30-90 hari. Pada penjualan atau kreditur kadang-kadang meminta wesel dari pelanggan yang piutang masih terbuka setelah lewat waktu. Wesel tagih bukan perdagangan harus dinyatakan secara terpisah dineraca pada jurnal yang tepat. Sebagai contoh, wesel yang timbul dari pinjaman yang diberikan kepada pelanggan, para pejabat, karyawan, dan perusahaan afiliasi harus dilaporka secara terpisah.

c) Piutang Lain-Lain( Outder Receivable)

piutang lain-lain merupakan piutang yang timbul bukan berasal dari penjualan barang-barang dan jasa merupakan kegiatan utama perusahaan. Piutang ini timbul adanya pinjaman yang dierikan perusahaan kepada seseorang tampa adanya hubungan yang langsung dengan penjualan barang dan jasa merupakan produk dari perusahaan.

Contoh:- Piutang dari perusahaan dari afilisiasi - Piutang direksi dan karyawan-karyawan


(32)

Piutang direksi dan karyawan ini adalah pinjaman yang bewrupanuang yang akan dibayar kembali ataupun dicicil pada saat pembayaran gaji.piutang dari perusahaan afilisiasi dengan maksud mengadakan hubungan bisnis atau menguasai perusahaan afilisiasi tersebut . masalah kemungkinan tertagihnya piutang lain-lain biasanya berbeda dengan piutang dagang. Oleh karena itu, harus digolongkan terpisah dari piutang dagang.

3. Umur Piutang

Umur piutang adalah kjangka waktu pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. Umur piutang PT. BANK BTPN Medan maksimal 60 bulan atau 5 tahun yang disesuaikan dengan permintaan nasabah atau tingkat kemampuan perngembaliaan nasabah.

4. Klasifikasi kolektibilitas nasabah pembiayaan dan cara menghitung tuinggakan kredit

Formulasi denda yang diberikan adalah :0.0057 x kewajiban ansuran x jumlah hari tunggakan.( berlaku untuk semua jenis pembiayaan).

Denda diberlakukan satu hari setelah tanggal maksimal jatuh tempo pembayaran angsuran. Pada mulanya Bank BTPN tidak mengenkan denda kepada para nasabah yang menunggak, namun akhirnya diberlakukan untuk mendisiplinkan nasabah.

Klasifikasi kolektibilitas nasabah pembiayaan atau tingkat kelancaran pembiayaan angsuran oleh nasabah di klasifikasikan menjadi 5 jenis sewrta cara menghitung tunggakan kredit adalah sebagai berikut:

a. Kolektibilitas 1 ( coll1)= lancar = pembiayan tampa tunggakan b. Kolektibilitas 2 ( coll2)= dalam perhatiaan khusus= pembiayan


(33)

c. Kolektibilitas 3( coll3)=kurang lancar= pembiayan dengan tunggakan dalam jangka waktu 91 s/d 180 hari( 4 s/d 6 bulan) d. Kolektibilitas 4 ( coll4)=diragukan = pembiayan dengan

tunggakan dalam jangka waktu181 s/d 270 hari( 7 s/d 9 bulan) e. Kolektibilitas 5( coll5)=macet= pembiayan dengan tunggakan

dalam jangka waktu 271 keatas ( lebih dari sembilan bulan) f. Rumus perhitungan tunggakan pembiayaan ( kredit)

a. Fasilitas pensiunan = total angsuran ( pokok + margin ) yang belum dibayar sampai dengan bulan berjalan

b. Fasilitas pegawai= total angsuran pokok yang belum dibayar sampai dengan bulan berjalan + total pendapatan bagi hasil yang belum dibayar sampai dengan bulan berjalan

Table 2.1

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan

Tahun 2005 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin

Lancar 7.054.239 - -

Perhatiaan khusus 890.000 9.235 5.235

Kurang lancar 100 10.652 1.810

Diragukan 65.000 11.345 6.239

macet - - -

Total 8.110.180 31.256 13.284

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.1 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 48.65% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.04% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.


(34)

Table 2.2

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan

Tahun 2006 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin

Lancar 8.089.245 - -

Perhatiaan khusus 900.000 16.459 7.249

Kurang lancar 110.730 14.256 2.283

Diragukan 69.581 18.443 8.729

macet - - -

Total 9.169.493 49.248 18.261

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.2 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 53.94% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.05% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.3

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan

Tahun 2007 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin

Lancar 8.001.246 - -

Perhatiaan khusus 925.265 18.860 10.258

Kurang lancar 113.358 18.054 1.503

Diragukan 75.562 19.269 11.231

macet - - -

Total 9.115.431 55.183 22.998

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.3 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 50.02 lebih besar dari pada kredit diragukan 0.05% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.


(35)

Table 2.4

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pensiunan

Tahun 2008( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin

Lancar 11.691.976 - -

Perhatiaan khusus 206.513 20.816 4.414

Kurang lancar 101.594 16.414 10.256

Diragukan 77.376 21.780 11.089

macet - - -

Total 12.077.459 59.055 25.759

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.4 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 70.87 lebih besar dari pada kredit diragukan 0.05% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.5

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan pegawai

Tahun 2005 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin

Lancar 18.254.671 - -

Perhatiaan khusus - - -

Kurang lancar 19.497 3.458.192 258

Diragukan - - -

macet - - -

Total 18.274.168 3.458.192 258

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.5 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 93.61% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.10% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.


(36)

Table 2.1

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan pegawai

Tahun 2006 ( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin

Lancar 22.591.185 - -

Perhatiaan khusus - - -

Kurang lancar 20.681 4.005.283 301

Diragukan - - -

macet - - -

Total 22.661.866 4.005.283 301

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.6 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 92.21% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.09% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.

Table 2.7

Kolektibilitas nasabah PT. Bank BTPN Medan Pegawai

Tahun 2007( ribuan rupiah) Klasifikasi

pembiayaan

Baki debet Tunggakan Tunggakan margin

Lancar 26.960.661 - -

Perhatiaan khusus - - -

Kurang lancar 25.487 5.338.320 540

Diragukan - - -

macet - - -

Total 26.986.148 5.338.320 540

Sumber: PT. Bank BTPN Medan

Pada table 2.7 terlihat bahwa pembayaran kredit lancar 92.97% lebih besar dari pada kredit diragukan 0.08% dan fasilitas pensiunan tidak mengalami kredit macet.


(37)

Tunggakan kredit terdiri dari tunggakan pokok dan tunggakan margin/ bagi hasil ( keuntungan ) dan perhitungannya disesuaikan dengan jumlah tunggakn bulan berjalan berdasarkan daftar table angsuran yang diberikan kepada nasabah. Sistem pemukuan angsuran nasabah adalah memakai sistem EFEKTIF yaitu pembayaran angsuran ( pokok + margin ) nasabah tetap setiap bulannya pembiayaan.

Berikut jurnal pencairan pembiayaan nasabah dengan sistem jual beli:

D piutang pensiunan xxx

K Rekening Nasabah xx

K Margin Pensiunan x

Jumlah pembayaran angsuran nasabah

D Rekening Nasabah xxx

K piutang pensiunan xx

Jurnal pencatatn margin ( keuntungan)

D margin pensiunan xxx

K pendapatan margin pensiunan xx

Jurnal pencairan pembayaran nasabah dengan sistem pegawai:

D pembiayaan pegawai xxx

K Rekening Nasabah xx

Jurnal pembayaran pokok angsuran nasabah D Rekening Nasabah( pokok) xxx

K pembiayaan pegawai xx

Jurnal pencatatam pegawai

D Rekening Nasabah( pegawai) xxx


(38)

B. Syarat-syarat Pemberiaan Kredit

Dalam pemberian kredit pada nasabah, pihak bank senantiasa melakukan pertimbangan0pertimbangan dalam pemberian kredit sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku. Untuk menimbulkan suatu kepercayaan pada nasabah, setelah dilakukan antara pemberi dan penerima kredit maka pihak bank sebagai pemberi kredit perlu meneliti terlebih dahulu tentang apa dan bagaimana serta siapa calon penerima kredit tersebut.

Prosedur pemberian pembiayaan oleh PT. BankBTPN Medan antara lain: 1. Pengumpulan data, baik yang bersifat data keuangan maupun profil nasabah

yang disesuaikan dengan kondisi rill

2. Menganalisa dan menuangkan data nasabah dalam usulan pembiayaan.

3. Mengajukan usulan pembiayaan kepada komite pembiayaan untuk memperoleh persetujuan pencairan dana

4. Mengeluarkan surat persetujuan pembiayaan untuk di tanda tangani oleh nasabah yang berisi persyaratan- persyaratan khusus yang harus di penuhi oleh nasabah.

5. Mengadakan pengikutan atau penanda tanganan akan pembiayaan oleh nasabah dan oleh pihak PT.Bank BTPN Medan. Dihadapan legal dan notaries yang dituju oleh bank.

6. Pencairan dana pembiayaan kerekening nasabah yang bersangkutan. 1) penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah

a. Ketidak mampuan nasabah dalam membayar angsuran

b. Karakter buruk nasabah yang tidak memiliki itikad baik dalam memenuhi kewajiabannya setiap bulan kepada bank, baik keterlambatan pembayaran ataupun kesenggajaan untuk membayar angsuran.


(39)

c. Bank kurang intensif dalam mensuvervisi ( monitoring ) nasabah.

d. Kegagalan dalam memperosese pengajuan pembiayaan nasabah dalam mengkaji resiko yang mungkin timbul dimasa yang akan dating.

e.Over Or Under Finance ( kelebihan atau kekurangan dalam memberikan plafond pemiayaan ) sehingga nasabah tidak dapat mengelola usahanya dengan optimal.

2) Solusi yang diberikan oleh bank untuk menghindari tunggakan. a. solusi sebelum terjadi tunggakan

b. solusi setelah terjadi tunggakan 3) Penyaluran Dana

Table 2.8

Alokasi penyaluran dana ( ribuan rupiah) Dari tahun 2005-2008

Tahun /alokasi 2005 2006 2007 2008

Instansi

pemerintah dan BUMN

17.000.000 24.500.000 30.000.000 40.000.000

Usaha menengah keatas (Rp 100 juta keatas )

2.270.000 3.500.000 5.000.000 4.500.000

Uasaha kecil ( Rp 50 juta s/d 100 juta )

1.500.000 2.000.000 3.250.000 5.000.000

Saham mikro( <50 juta)

950.000 1.200.000 1.550.000 2.000.000

total 21.720.000 31.200.000 39.800.000 51.500.000

Sumber: PT. BTPN Medan

Pada table 2.8 terlihat bahwa penyaluran dan paling besar adalah instansi pemerintah /BUMN sebesar 77.31% dan penyaluran dana paling kecil terletak pada usaha mikro 3.95%.


(40)

Batas maksimal pemberian kredit kepada nasabah

Nominal: batas maksimal pemberian kredit ( pembiayan ) disesuikan dengan kemampuan calon nasabah dalam mengembalikab pembiayan yang diberikan oleh bank dalm bentuk angsuran bulanan . disamping itu, nilai barang jamian juga merupakn salah satu faktor penentu batas maksimal pemberian kredit ( pembiayan ) kepada nasabah.

Adapun analisa sumber pengembalian dana menurut ketentuan PT. Bank BTPN Medan antara lain:

1. Jika kegunan fasilitas pembiaya untuk modal kerja atau penanaman persedian barang usaha ( dagangan), maka sumber pengembaliannya berrasal dari konversi piutang dan persedian menjadi kas kembali ( convertio current assets to cash ) atau dengan kata lain adalah konversi dari pembelian persedian barang dagangan menjadi penjualn sehingga menghasilkan kas.

2. Jika kegunaan fasilitas pembiayaan untuk investasi (pembeliaan aktiva tetap ), maka sumber pengembaliannya adalah dari laba usaha ( convertion retaind earning to cash ).

3. Replacement Debt With Other Debt ( melunasi fasilitas pembiayaan dari hutang yang diterima dari lembaga keuangan lain).

4. Konversi ( penjualan ) fixed assets menjadi cash. 5. Sale Of Equity ( penjualan saham perusahaan)

Jenis-jenis barang yang dapat dijadikan barang jaminan pembiayaan di PT. Bank BTPN Medan adalah sebagai berikut:

1) Untuk pembiayan dibawah Rp 100.000.000,- ( seratus juta rupiah) dapat menjaminkan tanah yang dilengkapi dengan akta jual beli(AJB ) yang diikat dengan surat kuasa jual notarill, sertifikat hak milik


(41)

(SHM), kendaraa tertinggi ( tiga tahun terakhir ) yang dilengkapi denga BPKB, khusus untuk pegawai negeri sipil biasa menjaminkan surat kepegawaian ( SK) terakhir taspen, dan aktiva tetap ( fixed asset) lainnya.

2) Untuk pembiayaan diatas Rp 100.000.000,- ( seratus juta rupiah) dapat menjaminkan tanah /rumah/bangunan yang dilengkapi denga surathak milik (SHM) sertifikat, kendaraan tahun tertinggi (lima tahun terakhir ) yang dilengkapi dengan BPKB, dan fixed asset lainnya.

Jangka waktu: batas maksimal jangka waktu ppemberian kredit kepada nasabah adalah 60 bulan (5 tahun) dan batas maksimal jangka waktu pemberian krdit disesuaikan dengan permohonan calon nasabah. Namun, disamping itu, besar kemampuan pengembalian angsuran juga menjadi faktor jangka waktu pemberian kredit ( pembiayaan ).

C. Kebijakan pemberian kredit 5C

Dalam memberikan kredit kepada nasabah, perusahan dituntut dapat mengambil suatu kebijakan agar tidak terjebak kepada banyaknya piutang yang tidak tertagih. Setiap pengembalian suatu kebijakn pemberian kredit hendaknya memperhatiakn siapa orang yang patut memperoleh kredit serta metode penagihan piutang tersebut.

PT. Bank BTPN Medan dalam kebijaksanaan pemberiaan kredit sudah melaksanakan kebijakan tersebut, hal ini dapt dilihat dimana bank dalam memberikan kredit harus meneliti terlebih dahulu siapa orang yang patut memperoleh kredit, apa jenis usahanya, berapa jumlah kredit serta bagaiman metode pembayaran kredit tersebut. Semua ini merupakan penilaian bank terhadap debitur, selain itu bank harus melakukan terhadap kemampuan debitur dalm membayar hutang dikemudian hari,


(42)

diamna bank mempertimbangkan besar kecilnya perusahaan debitur, likuiditas perusahaan serta kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.

Kebijakan pemberian kredit yang perlu dilakukan daam penyusunan rencana kredit adalah denan melihat dan mempertimbangkan berbagi aspek yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada masa yang aka dating serta pengalaman pada tahun sebelumnya. Dalam pemberian kredit kepada nasabah oleh PT. Bank BTPN Medan harus memperhatikan aspek-aspek pertimbangan terencana pemberian kredit seperti:

1) Situasi perekonomian dan perdagangan ,yaitu melihat dan memperhitungkan keadaan ekonomi dan perdagangan pada saat ini yang belum stabil dengan kemungkinan- kemungkinan perkembangan yang akan rtimbul.

2) Persaigan keuangan yaitu melihat besarnya dana yang tersedia dan besarnya dana yang benar-benar dapat dilepas kepada masyarakat.

3) Persaigan tidak mendorong keputusan kredit akan tetapi suatu keputusan yang harus dalam mempertimbangkan faktor persaigan.

a. Dalam menyalurkan kredit kepada nasabah PT. Bank BTPN Medan berpedoman pada “5C” yaitu character, capacity,capital, collateral, dan condition of economic. Mengingat PT. Bank BTPN Medan sangat diharapkan keberadaannya guna membantu para pengusaha, pegawai dan usaha mikro serta usaha kecil yang membutuhkan dana guna kelangsungan hidup usahanya.

Penerapan 5C yang dilakukan PT. Bank BTPN Medan tiadak mutlak dilakuka secara keseluruhan karena penilainnya atas pemberian kredit terkadang terjadi penyimpangan atau kendala. Diman penyimpangan terjadi sebagai berikut:


(43)

a. condition of economic.( kondisi ekonomi ) yaitu penilain bank atas kondisi ekonomi dimasa sekarang dan kondisi ekonomi dimasa yang mendatang kadang tidak tepat. Hal ini disebabkan bahwa keadaan perekonomian sekarang tidak stabil dan kemungkinan keadaan perekonomian dimasa depan tidak dapat diprediksi/ diramalkan dengan baik.

b. Collateral (jaminan) yaitu penilain jaminan atas agunan yang diberikan oleh nasabah tidak tepat dimana terjkadang nilai jaminan memiliki kondisi nilai yang rendah disbanding nilai kredit yang diberikan oleh bank dalam hal ini kondisi barang yang dijamin selalu tidak diperhatikan dan taksira nilai barang yang dijaminkan kadang tidak selalu tepat.

c. Prospect, yaitu penilaian bank atas usaha nasabah dimasa akan dating menguntungkan tidak dapat diramalkan oleh bank dengan tepat.

Dalam penerapn 5C dimana terlhat PT. Bank BTPN Medan seharusnya memperhatikan dalam penilaian atas pemberian kredit disebabkan adanya keadaan ekonomi yang tidak stabil atau tidak pasti sehingga mempengaruhi prospek usaha nasabah.

Dimana kondisi perekonomian dipengaruhi oleh:

a. Nilai krus valuta terhadap nilai uang domestic( rupiah) b. Peraturan-peraturan pemerintah berlaku sebagainya

Pada umumnya kegaglan perkredita disebabkan oleh tidak tertagihnya kembali pokok pinjaman maupun tunggakn bunga yang seharusnya dibayar oleh nasabah. Hal ini akan berakibat terhadap laporan keuangn dimana tunggakan yang sebesar akan


(44)

menurunkannn laba pada PT. Bank BTPN Medan dalammengantisipikasi kegagaln ini “ flate rate “ yang disesuaikan kepada suatu persentase tertentu dari piutang

D. Penyaluran Pembiayan Kredit

Dewasa ini peran bank cukup sentral dalam menyalurkan pembiayaan ( kredit) kepada masyarakat yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup masyaraka, dimana bank menyalurkan dana masyarakat untuk membiayai kebutuhan/ kelangsungan usaha yang di geluti oleh masyarakat.

Rumus perhitungan pembayaran dan tunggakan pertahun: 1. pembayaran lancar = pembayara lancar x 100%

angsuran pertahun

2. tunggakan = tunggakan x 100% angsuran pertahun

dari penyaluran dana lampiran 1a , sampai denagn 1b selama tahun 2005-2008 dapat di presentasikan sebagai berikut:

1) revisi, yaitu nominal pembayaran angsuran nasabah direvisi sesuai dengan kemampuan dalam membayar angsuran, namun hal ini tidak merubah jangka waktu pembiayaan. 2) Rescheluding, yaitu memperkecil angsuran bulanan

nasabah sesuai dengan kemampuannya dengan cara memperpanjang masa pembiayaan, namun harga jual ( pkok + margin ) tidak mengalami perubahan.

3) Restructuring, yaitu pembiayan nasabah secara total

4) Melakukan off set, yaitu melakukan penjualn barang jaminan nasanah biasa menjual sendiri atau mengkuasakan kepada bank atau agen penjualanya. Hasil penjualan barang jaminan tersebut akan digunakan untuk melunasi sisa


(45)

hutang nasabah dan jika terdapat kelebihan uang atas penjualan barang jaminan, terdapat kelebihan uang atas penjualan barang jaminan, maka kelebihan trsebut akn dikembalikan kepada nasabah.


(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan Uraian Yang Telah Penulis Kemukakan diatas maka pada bab ini dapat diatarik kesimpulan sebagaimana diuraikan dibawah ini, yaitu:

a. Pelayanan pemberian kredit pada Bank BTPN Medan baik dari segi kebijakan pemberiaan kredit maupun jaminan telah berjalan cukup baik dan lancar. Pelaksanaan pemberian kredit merupakan proses kegiatan yang efektif dalam mendeteksi penurunan tingakat pengembalian kredit yang telah diberikan bank.

2. SARAN

a. Dalam pembuatan keputusan kredit diperlukan informasi yang berkualitas seperti faktor “5C” yaitu character, capacity,capital, collateral, dan condition of economic disini terlihat kurangnya pemahaman masyarakat mengenai 5Cdiatas, sehingga perusahan harus selalu kontiniu atau bertahap kepada nasabah agar adanya pemahaman yang jelas mengenai pembiayaan.

b. Dalam klasifikasi pembiayaan ( kredit) perusahan harus benar-benar memperhatikan kredit yang diragukan, karena semakin lama waktu terjadinya kredit diragukan, dapat mengakibatkan terjadinya kredit macet pada perusahaan

c. Harus lebih menigkatkan pengawasan terhadap usaha nasabah, baik secara langsung untuk menghindari terjadinya tunggakan kredit (kredit bermasalah )


(47)

d. Informasi tentang nasabah sebaiknya lengkap sehingga penilaian dalam memberikan kredit dapat dilakukan dengan benar da efektif. e. Perusahaan hendaknya memperhatiakn usaha mikro, dimana usaha

mikro mengalami penunggakan yang cukup besar dan perusahaan hendaknya memberikan solusi dan pembinaan secara terus- menerus pada nasabah.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akutansi Indonesia,2002. Standar Akutansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Nazir Mohamad,1999. Metode Penelitian, Cetakan Keempat: Ghalia Indonesia, Jakarta.

Santosa Tri Rudy, 1997. Mengenal Dunia Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama:Andi Offset, Yogyakarta.

Sinungan Mucdarsyah, 1995. Dasar-Dasar Dan Teknik Manajemen Kredit, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan: Bumi Aksara, Jakarta.

Suyatno Thomas,1992. Dasar-Dasar Perkreditan, Cetakan Kedua: Gramedia Pustaka Umum, Jakarta

Suyatno Thomas, 1993. Kelembagaan Perbankan, Edisi Kedua: Gramedia Pustaka


(49)

Lampiran 1a. Alokasi penyaluran dana tahun 2005

Aloksi Penyaluran

Dana Jenis Nasabah / Usaha

Jumlah Penyaluran

Jumlah Nasabah

Angsuran Per Bulan

Jangka Waktu

Golongan II 2.000.000.000 133 orang 77.303.198.59 36 bulan Golongan III 5.500.000.000 275 orang 212.903.469 36bulan Instansi Pemerintah

dan BUMN

Golongan IV 9.500.000.000 380 orang 367.742.356 36bulan Perdagangan Sistem Grosir 970.000.000 9 orang 41.813.922 36bulan Perkebunan Sawit/ Karet 875.000.000 6orang 28.691.012 36 bulan Usaha Menengah

Keatas ( Rp.100 juta keatas)

Yayasan Pendidikan 425.000.000 1 orang 30.659.955 36bulan Perdagangan Sistem Eceran 725.000.000 13 orang 36.600.499 36bulan Perkebunan Sawit/ Karet 415.000.000 6orang 17.962.400 36 bulan Usaha Kecil ( Rp.

50 juta s/d Rp. 100 juta )

Usaha Jasa 360.000.000 5 orang 11.476.988 36bulan

Perdagagan Sistem Eceran 435.000.000 23 orang 25.948.148 36bulan

Usaha Jasa 315.000.000 13 orang 14.274.195 36bulan

Usaha Mikro (< Rp. 50 juta)

Industri Kecil 200.000.000 13orang 11.149.074 36 bulan


(50)

Lampiran 1b. Daftar Kelancaran dan Tunggakan Pembayaran Nasabah Tahun 2005

Aloksi Penyaluran

Dana

Jenis Nasabah / Usaha Jumlah Penyaluran Angsuran Per Bulan Angsuran Pertahun Pembayran

Lancar Tunggakan

Golongan II 2.000.000.000 77.303.198.59 927.638.383 911.613.948 16.024.435 Golongan III 5.500.000.000 212.903.469 2.554.841.628 2.525.271.705 29.569.923 Instansi

Pemerintah dan BUMN

Golongan IV 9.500.000.000 367.742.356 4.412.908.272 4.309.480.741 103.427.531 Perdagangan Sistem Grosir 970.000.000 41.813.922 501.767.064 501.767.064 0

Perkebunan Sawit/ Karet 875.000.000 28.691.012 344.292.144 395.588.200. (51.296.056) Usaha

Menengah Keatas ( Rp.100 juta

keatas) Yayasan Pendidikan 425.000.000 30.659.955 367.919.460 321.731.541 55.187.919 Perdagangan Sistem Eceran 725.000.000 36.600.499 439.205.988 439.205.988 0

Perkebunan Sawit/ Karet 415.000.000 17.962.400 215.548.800 185.075.659 30.474.141 Usaha Kecil

( Rp. 50 juta s/d Rp.

100 juta ) Usaha Jasa 360.000.000 11.476.988 137.723.856 160.546.670 (22.822.814) Perdagagan Sistem Eceran 435.000.000 25.948.148 311.377.776 173.453.394 137.924.382

Usaha Jasa 315.000.000 14.274.195 171.290.340 140.478.350 30.811.990

Usaha Mikro (< Rp. 50 juta)

Industri Kecil 200.000.000 11.149.074 133.788.888 89.192.592 44.596.296


(51)

(52)

(1)

d.

Informasi tentang nasabah sebaiknya lengkap sehingga penilaian

dalam memberikan kredit dapat dilakukan dengan benar da efektif.

e.

Perusahaan hendaknya memperhatiakn usaha mikro, dimana usaha

mikro mengalami penunggakan yang cukup besar dan perusahaan

hendaknya memberikan solusi dan pembinaan secara terus- menerus

pada nasabah.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akutansi Indonesia,2002. Standar Akutansi Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta.

Nazir Mohamad,1999. Metode Penelitian, Cetakan Keempat: Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Santosa Tri Rudy, 1997. Mengenal Dunia Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan

Pertama:Andi Offset, Yogyakarta.

Sinungan Mucdarsyah, 1995. Dasar-Dasar Dan Teknik Manajemen Kredit, Edisi

Pertama, Cetakan Kedelapan: Bumi Aksara, Jakarta.

Suyatno Thomas,1992. Dasar-Dasar Perkreditan, Cetakan Kedua: Gramedia

Pustaka Umum, Jakarta

Suyatno Thomas, 1993. Kelembagaan Perbankan, Edisi Kedua: Gramedia Pustaka

Umum,

Jakarta.


(3)

Lampiran 1a. Alokasi penyaluran dana tahun 2005

Aloksi Penyaluran

Dana Jenis Nasabah / Usaha

Jumlah Penyaluran Jumlah Nasabah Angsuran Per Bulan Jangka Waktu

Golongan II 2.000.000.000 133 orang 77.303.198.59 36 bulan Golongan III 5.500.000.000 275 orang 212.903.469 36bulan Instansi Pemerintah

dan BUMN

Golongan IV 9.500.000.000 380 orang 367.742.356 36bulan Perdagangan Sistem Grosir 970.000.000 9 orang 41.813.922 36bulan Perkebunan Sawit/ Karet 875.000.000 6orang 28.691.012 36 bulan Usaha Menengah

Keatas ( Rp.100 juta keatas)

Yayasan Pendidikan 425.000.000 1 orang 30.659.955 36bulan Perdagangan Sistem Eceran 725.000.000 13 orang 36.600.499 36bulan Perkebunan Sawit/ Karet 415.000.000 6orang 17.962.400 36 bulan Usaha Kecil ( Rp.

50 juta s/d Rp. 100 juta )

Usaha Jasa 360.000.000 5 orang 11.476.988 36bulan

Perdagagan Sistem Eceran 435.000.000 23 orang 25.948.148 36bulan Usaha Jasa 315.000.000 13 orang 14.274.195 36bulan Usaha Mikro (< Rp.

50 juta)

Industri Kecil 200.000.000 13orang 11.149.074 36 bulan

TOTAL 21.720.000.000 12orang 876.525.218 432 bulan


(4)

Lampiran 1b. Daftar Kelancaran dan Tunggakan Pembayaran Nasabah Tahun

2005

Aloksi Penyaluran

Dana

Jenis Nasabah / Usaha Jumlah Penyaluran Angsuran Per Bulan Angsuran Pertahun Pembayran

Lancar Tunggakan

Golongan II 2.000.000.000 77.303.198.59 927.638.383 911.613.948 16.024.435 Golongan III 5.500.000.000 212.903.469 2.554.841.628 2.525.271.705 29.569.923 Instansi

Pemerintah dan BUMN

Golongan IV 9.500.000.000 367.742.356 4.412.908.272 4.309.480.741 103.427.531 Perdagangan Sistem Grosir 970.000.000 41.813.922 501.767.064 501.767.064 0

Perkebunan Sawit/ Karet 875.000.000 28.691.012 344.292.144 395.588.200. (51.296.056) Usaha

Menengah Keatas ( Rp.100 juta

keatas) Yayasan Pendidikan 425.000.000 30.659.955 367.919.460 321.731.541 55.187.919 Perdagangan Sistem Eceran 725.000.000 36.600.499 439.205.988 439.205.988 0

Perkebunan Sawit/ Karet 415.000.000 17.962.400 215.548.800 185.075.659 30.474.141 Usaha Kecil

( Rp. 50 juta s/d Rp.

100 juta ) Usaha Jasa 360.000.000 11.476.988 137.723.856 160.546.670 (22.822.814) Perdagagan Sistem Eceran 435.000.000 25.948.148 311.377.776 173.453.394 137.924.382 Usaha Jasa 315.000.000 14.274.195 171.290.340 140.478.350 30.811.990 Usaha

Mikro (< Rp. 50 juta)

Industri Kecil 200.000.000 11.149.074 133.788.888 89.192.592 44.596.296

TOTAL 21.720.000.000 876.525.218 10.518.302.616 10.144.404.852 373.897.747


(5)

(6)