masyarakat. Sebagai refleksi realitas sosial, film sering kali menjadi tolok ukur gambaran peristiwa yang terjadi dalam masyarakat pada suatu waktu.
Tak hanya di situ tetapi film juga sebagai penyampai pesan moral, informatif, sejarah maupun solusi atas tema-tema yang berkembang di masyarakat. Terkadang masyarakat
mencari jawaban secara jelas lewat film karena lebih hidup dari pada sekedar debat kusir ditambah dengan standar kaidah sinematografi akan menambah kuatnya pesan yang akan
disampaikan. Tetapi yang terpenting dari semua itu bagaimana film bisa dijadikan alat atau media informasi, pendidikan, alternatif gagasanide bagi banyak manfaat bagi
masyarakat. Setiap sugguhan tayangan berbobot bisa diterima dengan cara pandangan sederhana, setidaknya bisa membawa pandangan baru berupa nilai-nilai tersirat atau
hiburan semata.
2.2 Seni Bela Diri Pencak Silat Sebagai Budaya
Pencak silat merupakan salah satu jenis olahraga beladiri yang memiliki aspek seni sebagai tata gerak, pencak silat dapat dipersamakan dengan tarian. Bahkan pencak silat
lebih kompleks, karena dalam tata gerak nya terkandung unsur-unsur pembelaan diri yang tidak ada dalam tarian. Pencak silat sebagai hasil budaya, dalam hal-hal tertentu
lebih fungsional dari tarian karena mempunyai manfaat terhadap individu dan masyarakat. Bagi Individu manfaat nya adalah untuk pembelaan diri dan kesehatan. Bagi
masyarakat, manfaatnya berupa keindahan seni gerak yang dapat dinikmati, dan sabagai sarana silaturahmi. Beberapa aliran pencak silat bahkan menggunakan iringan musik
dalam berlatih. Antara lain music jidor di daerah Jawa Timur, kendang pencak di Jawa Barat,seruling dan kendang di daerah Sumatra Barat, dan di daerah lain yang melakukan
hal yang sama Murhananto, 1993:42.
Pencak silat adalah seni bela diri. Dalam seni terkandung dua pengertian : keindahan dan tindakan. Oleh karena itu lah dikenal istilah “seni memimpin, seni memasarkan, seni
mempengaruhi orang lain, dan sebagainya”. Dengan demikian sebagai hasil dari suatu kebudayaan pencak silat adalah seni yang mengandung unsur pembelaan diri. Ini untuk
membedakan pertarungan dalam pencak silat dengan pertarungan jalanan. Di jalanan, pertarungan dua orang yang tidak mengenal pencak silat atau segala jenis seni bela diri
lainnya hanya mengenal satu kata : menang. Bagaimana pun caranya, serabutan, asal pukul, asal tendang. Pencak silat mengatur bagaimana cara menyerang, menghindar,
bertahan dan mengalahkan dengan teknik dan kaidah yang indah, tidak asal-asalan. Sebagai hasil karya budaya, Pencak Silat sangat kental dengan nilai dan norma yang
hidup dan berlaku di masyarakat. Oleh karena itu pada dasarnya pencak silat lebih menekankan pada unsur-unsur sosial berupa silaturahmi; keindahan dalam seni gerak;
kesehatan dalam gerak badan, dan pembelaan diri pada urutan terakhir. Para guru dan sesepuh silat selalu mengajarkan untuk tidak mendahului menyerang, menghindari
pertarungan, dan sedapat mungkin tidak mencelakai musuh. Sebagai seni, Pencak Silat merupakan wujud perilaku budaya suatu kelompok, yang di dalamnya terkandung unsur
adat, tradisi, hingga filsafat.
http:id.wikipedia.orgwikiKebudayaan_Indonesia, diakses 4 November 2009
2.3 Film Sebagai Media Pelestarian Budaya