Asam Perasetat Asam perasetat merupakan asam yang terbentuk dari reaksi asam asetat dan

20 dibanding dengan pengaruh konsistensi dan suhu. Kenaikkan asam perasetat 3 sampai dengan 8 akan memperbaiki delignifikasi pada pH netral selama viskositas tidak berubah Bailey dan Dance, 1966. Tujuan pemutihan pulp dengan asam perasetat adalah delignifikasi dan penilaian nilai derajat putih kertas pada media asam atau netral sampai alkali lemah atau basa lemah. Menurut Muladi 1992, pemutihan kayu Spruce dengan menggunakan asam perasetat dengan konsentrasi 1-5, waktu pemutihan 3 jam dan suhu reaksi 85 o C memberikan derajat keputihan yang tinggi dengan bilangan kappa yang rendah dari 27,7 menjadi 9,7. Menurut Hidayati 2000 peningkatan kadar selulosa terjadi pada penambahan asam perasetat dengan konsentrasi 6 setelah itu kadar selulosa akan mengalami penurunan. Peningkatan selulosa disebabkan karena asam perasetat merupakan bahan kimia yang selektif, sehingga kemungkinan daya tarik atau sifat fisik pulp baik untuk pembuatan kertas. 2.9 Karboksimetil Selulosa CMC CMC merupakan merupakan eter polimer selulosa linear dan berupa senyawa anion, yang bersifat biodegradable, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, butiran atau bubuk yang larut dalam air namun tidak larut dalam larutan organik, memiliki rentang pH sebesar 6.5 sampai 8.0, stabil pada rentang pH 2 – 10, bereaksi dengan garam logam berat membentuk film yang tidak larut dalam air, transparan, serta tidak bereaksi dengan senyawa organik. CMC berasal dari selulosa kayu dan kapas yang diperoleh dari reaksi antara selulosa dengan asam monokloroasetat, dengan katalis berupa senyawa alkali. CMC juga merupakan senyawa serbaguna yang memiliki sifat penting seperti kelarutan, reologi, dan 21 adsorpsi di permukaan. Selain sifat-sifat itu, viskositas dan derajat substitusi merupakan dua faktor terpenting dari CMC. Saat ini CMC telah banyak digunakan dan bahkan memiliki peranan yang penting dalam berbagai aplikasi. Penggunaan CMC antara lain dalam bidang pangan dan pembuatan kertas Wayan, 2009.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium KimiaBiokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli 2011 sampai dengan Desember 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah rumput laut Eucheuma cottonii, asam asetat glasial 98, H 2 SO 4 pekat 98, CMC, aquades, H 2 O 2 30, almunium foil, kertas saring, serta bahan analisis lainnya. Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas, kain saring, timbangan, cawan porselin, desikator, corong alat, oven, shaker waterbath serta alat-alat analisis lainnya.

3.3 Metode Penelitian Penelitian ini disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap

RAKL dengan tiga kali ulangan. Penelitian ini menggunakan dua faktor dengan faktor pertama yaitu konsentrasi asam perasetat A1 0 vv, A2 2 vv, A3 4 vv, dan A4 6 vv dan faktor kedua yaitu konsentrasi bahan pengisi CMC sebesar C1 0 bv, C2 0,1 bv, dan C3 0,2 bv. Kesamaan ragam diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey. Data 23 dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat dan uji signifikansi untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan. Data kemudian diolah lebih lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT 1 dan 5. 3.4 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu karakterisasi terhadap bahan baku dan karakterisasi terhadap pulp ampas rumput laut yang dihasilkan. Karakterisasi bahan baku dilakukan untuk mendapatkan sifat kimia dari ampas rumput laut Eucheuma cottonii yang meliputi rendemen, selulosa, hemiselulosa, lignin, dan kadar air. Ampas rumput laut yang telah diketahui sifat kimianya, digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pulp. Kemudian dilakukan karakterisasi terhadap pulp yang dihasilkan untuk mendapatkan konsentrasi asam perasetat dan konsentrasi CMC yang tepat dengan sifat kimia pulp yang terbaik. 3.4.1 Ekstraksi ampas rumput laut Rumput laut Eucheuma cottonii diekstraksi untuk memperoleh ampas rumput laut. Diagram alir ekstraksi ampas rumput laut dapat dilihat pada gambar 5.