Strategi Penanggulangan TB. STRATEGI DAN POKOK-POKOK KEGIATAN TB - DM

BAB II STRATEGI DAN POKOK-POKOK KEGIATAN TB - DM

A. Strategi Penanggulangan TB.

1. Menggalakkan kampanye pencegahan TB untuk memutus rantai penularan TB di masyarakat; a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan TB, gejala TB dan akses layanan. b. Advokasi kepada lintas sektor dan lintas program untuk meningkatkan komitmen terhadap penanggulangan TB. 2. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dalam penanggulangan TB; a. Memastikan komitmen politis di tingkat provinsi dan kabupatenkota dengan penegakan peraturan yang ada maupun membuat peraturan baru dan pendanaan untuk mendukung penanggulangan TB. b. Menginisiasi pendekatan inovatif untuk membangun interaksi yang berkelanjutan di semua tingkatan, khususnya di tingkat kabupatenkota untuk menjamin hubungan yang kuat antara sektor publik dan swasta. c. Meningkatkan koordinasi antara program penanggulangan TB terintegrasi dengan HIV–AIDS dan Diabetes Melitus DM dengan lintas program dan lintas sektor, di setiap jenjang untuk menurunkan beban TB di masyarakat. d. Melibatkan cabang-cabang organisasi profesi tingkat provinsi dan kabupatenkota, khususnya Ikatan Dokter Indonesia IDI dengan organisasi profesi terkait, Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI, dan Ikatan Apoteker Indonesia IAI untuk mempromosikan penggunaan obat rasional, terstandar dan dukungan kepatuhan berobat pasien untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan TB dan mencegah terjadinya resistensi obat. e. Melakukan penelitianriset operasional untuk mengetahui besarnya beban TB sebagai dasar pengembangan kebijakan dan perencanaan kegiatan. 7 3. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan penanggulangan TB; a. Meningkatkan angka penemuan semua kasus TB melalui penjangkauan dan edukasi mengenai TB terhadap masyarakat. b. Meningkatkan keberhasilan pengobatan mencapai 90. c. Meningkatkan kualitas pelayanan TB di tingkat fasyankes. d. Memperluas ketersediaan dari alat diagnostik baru untuk mendeteksi kasus BTA negatif, TB ekstra paru, TB resisten obat pada dewasa maupun anak. e. Melakukan ekspansi layanan pengobatan sesuai dengan peningkatan kebutuhan termasuk penyediaan obat TB yang berkualitas, pengenalan obat baru, sumber daya manusia terlatih, dan dukungan pengobatan yang berpusat pada pasien. f. Mengintegrasikan layanan skrining TB dengan layanan HIV-AIDS, DM, KIA, Gizi, populasi rentan dan penyakit gangguan pernapasan lainnya PPOK untuk intenstifikasi penemuan kasus TB. g. Menerapkan strategi TemPO untuk penemuan kasus TB secepatnya di fasyankes. 4. Mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM untuk penemuan dan pengobatan pasien TB sebanyak mungkin serta mencegah TB resistan obat; a. Melakukan pelacakan kontak serumah kasus TB paru secara sistematis. b. Melaksanakan pelacakan kasus mangkir. 5. Meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan TB; a. Memperluas layanan TB dan TB Resistan Obat sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. b. Memperluas layanan TB dan TB Resistan Obat dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional JKN dengan menyediakan paket layanan komprehensif serta layanan pendukung lainnya. 8 6. Meningkatkan kualitas manajemen penanggulangan TB. a. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM untuk memastikan kompetensi sehingga dapat melaksanakan penanggulangan TB dengan baik. b. Mengembangkan laboratorium rujukan nasional sesuai standar sertifikasi WHO sehingga mampu membina laboratorium baik di tingkat fasyankes, maupun Fasyankes laboratorium lainnya termasuk sistem pemantapan mutu. c. Pengadaan obat anti TB terutama obat lini kedua, reagen dan bahan laboratorium dan perlengkapan lainnya dengan menggunakan proses PSM. d. Melaksanakan pemantapan mutu obat anti TB secara nasional oleh BPOM. e. Memperkuat sistem surveilens dengan mewajibkan semua Fasyankes melaporkan kasus TB yang ditemukan termasuk untuk layanan praktik mandiri mandatory notification. f. Mengintegrasikan Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu SITT dan sistem pelaporan penyakit lainnya, termasuk Sistem Informasi HIV AIDS SIHA, Sistem Informasi Kesehatan Daerah SIKDA, e-TB manager, sistem informasi organisasi berbasis masyarakat Ormas, dan JKN ke dalam sistem informasi manajemen kesehatan nasional berbasis Teknologi Informasi Komunikasi TIK.

B. Strategi Penanggulangan Diabetes Melitus