PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan konsekuensi dari setiap kegiatan manusia yang berkaitan langsung dengan lingkungan, dimana potensi timbulnya
pencemaran berjalan tegak lurus dengan jumlah populasi dan kegiatan manusia. Limbah domestik merupakan jumlah pencemar terbesar yang masuk ke perairan
yang berasal dari air bekas cucian, kamar mandi, dan dari dapur. Selain itu buangan eksreta yaitu tinja dan urine manusia dipandang berbahaya karena dapat menjadi
media penyebaran penyakit. UUPPLH nomor 32 tahun 2009 menyatakan, lingkungan hidup merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap lingkungan dan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, namun kecenderungannya manusia banyak
melakukan kegiatan yang menyebabkan pencemaran sehingga terjadinya penurunan fungsi lingkungan.
Faktor utama penyebab tingginya pencemaran lingkungan dari limbah domestik dikarenakan tidak memadainya akses sanitasi publik dan teknologi yang
diterapkan. Permasalahan yang terjadi yaitu laju perkembangan pembangunan sarana pengelolaan air limbah domestik secara terpusat sangat lambat, serta
teknologi pengolahan air limbah rumah tangga secara individual ataupun semi
Universitas Sumatera Utara
komunal tidak memadai dan kurang sekali sehingga pengelolaan tidak dapat dilakukan secara maksimal. Sistem pembuangan air limbah yang digunakan
masyarakat yakni air limbah yang berasal dari kakus dialirkan ke dalam tangki septik dan diresapkan ke dalam tanah atau di buang ke saluran umum. Sedangkan
air limbah toilet yang berasal dari kamar mandi, mencuci, dan serta buangan dapur langsung disalurkan ke drainase umum, sehingga potensi pencemaran dan dampak
lingkungan yang ditimbulkan akan berdampak langsung pada kehidupan manusia dan ekosistem sekitar.
Royal Sumatra merupakan salah satu kawasan perumahan mewah yang berada di Kota Medan, dengan luas ±2,532,832 m
2
yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan dari limbah domestik yang berasal dari kegiatan memasak,
mandi, mencuci, dan aktifitas pembuangan pada toilet. Jumlah rumah yang di bangun pada perumahan Royal Sumatra sampai dengan 10 Oktober 2013 yaitu 392
unit rumah, terdiri dari 212 rumah di stage-1 dan 180 rumah di stage-2. Dengan potensi pencemaran yang akan terjadi, mengingat Royal Sumatra memiliki lahan
yang luas, jumlah pembangunan rumah yang banyak, dan tentu memiliki tingkat populasi yang banyak, oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan pengolahan
limbah domestik, yakni dengan membuat sistem jaringan dari rumah ke saluran pengumpul dan kemudian diolah dengan teknologi sehingga mencapai baku mutu
yang ditetapkan agar aman dibuang ke lingkungan. Anaerobic Baffled Reactor ABR merupakan salah satu alternatif
pengolahan limbah domestik yang berasal dari kawasan perumahan dengan lahan yang sempit. Jika dirancang dengan baik ABR dapat berfungsi mengendalikan
potensi rembesan limbah tinja ke sumber air tanah, dan menurunkan kandungan
Universitas Sumatera Utara
organik air limbah domestik sehingga air dapat digunakan untuk kebutuhan mahluk hidup.
1.2. Perumusan Masalah