Analisis Perputaran Aktiva Tetap Dan Dampaknya Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi dimana hampir semua negara-negara di dunia telah sepakat untuk mengadakan perdagangan bebas. Hal tersebut mengakibatkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Dalam menghadapi ketatnya persaingan di dalam bisnis, perusahaan mempunyai banyak cara untuk memenangkan persaingan tersebut misalnya dengan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan sistem pemasaran, penyusunan perencanaan dan strategi yang baik dalam mempergunakan dan mengelola sumber daya seoptimal mungkin, meningkatkan pelayanan, dan lain-lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatakn image perusahaan dimata konsumen dan mempertahankan pelanggan yang secara langsung ikut mempertahankan kegiatan operasi perusahaan.

Perusahaan merupakan salah satu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Perusahaan bertugas mengelola sumber-sumber ekonomi atau sering di sebut faktor produksi. Melalui pengelolaan sumber-sumber ekonomi itulah perusahaan mendapatkan keuntungan. Dalam dunia bisnis persaingan sudah menjadi suatu hal yang biasa, dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan yang sudah siap terjun dalam dunia persaingan yang ketat.


(2)

Untuk bertahan dalam persaingan yang ketat ini, pihak manajemen perusahaan harus mengoptimalkan kegiatan usaha perusahaan meliputi sumber-sumber daya yang di miliki oleh perusahaan seperti aktiva, sumber-sumber daya manusia, produksi, pemasaran, dan yang tak kalah penting adalah pengelolaan keuangan perusahaan.

Aktiva tetap sering kali di sebut sebagai “the earning power” (aktiva yang sesungguhnya menghasilkan pendapatan bagi perusahaan) oleh karena aktiva – aktiva tetap inilah yang memberikan dasar bagi “earning power” perusahaan. Tanpa adanya mesin-mesin dan peralatan-peralatan lain, perusahan perusahaan tidak akan memproduksikan barang jadi dan memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin.

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk memiliki berbagai investasi dalam aktiva tetap seperti gedung dan tanah yang di gunakan sebagai tempat operasional kinerja perusahaan. Dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan, manajemen PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk melakukan berbagai cara untuk menggunakan aktiva tetap yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu manajemen PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk melakukan perawatan yang sangat maksimal terhadap aktiva tetap yang ada diperusahaan agar tujuan dari perusahan dapat tercapai yaitu laba atau profit yang maksimal.

Aktiva Tetap merupakan unsur yang sangat vital bagi suatu perusahaan, artinya dengan adanya Aktiva Tetap di dalam suatu perusahaan maka salah satu tujuan dari perusahaan yaitu profitabilitas perusahaan akan dapat tercapai.


(3)

Agus sartono (2002 : 64) menyatakan bahwa “Rasio profitabilitas merupakan kegiatan dari manajemen yang secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang didapat dalam hubungannya dengan penjualan, aktiva maupun investasi.”

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk merupakan perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang cukup besar dan begitu juga membutuhkan biaya pemeliharaan yang besar juga, di bawah ini adalah data dari perputaran aktiva tetap dan Return on total asset(ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

Tabel 1.1

Penjualan, Aktiva tetap,Total Aktiva, laba bersih, perputaran Aktiva tetap dan Profitabilitas (ROA)

Pada PT.Telekomunikasi indonesia,Tbk tahun 1999-2008 (dalam miliar rupiah)

Tahun Penjualan Aktiva tetap

Rata-rata Aktiva

Tetap

Total Aktiva

Laba Bersih

Perputaran Aktiva

Tetap (Kali)

ROA (%) 1999 9.438 21.000

2000 12.190 21.719 21.360 32.019 2.775 0,57 8,67

2001 16.284 25.736 23.728 33.036 4.068 0,69 12,31

2002 20.803 33.760 29.748 44.307 8.039 0.70 18,14

2003 27.116 41.341 37.550 50.283 6.087 0,72 12,11

2004 33.948 46.975 44.158 56.179 6.615 0,77 11,77

2005 41.807 51.866 49.420 62.171 7.994 0,86 12,86

2006 51.294 61.215 56.540 75.136 11.006 0,91 14,65 2007 59.440 66.081 63.648 82.059 12.857 0,93 15,67 2008 60.689 76.634 71.358 91.256 10.619 0,85 11,64


(4)

Berdasarkan tabel di atas bahwa Perputaran Aktiva Tetap maupun Return On Total Asset (ROA) pada tahun 2000-2002 mengalami kenaikan dan pada tahun 2003-2004 untuk perputaran aktiva tetap mengalami kenaikan sedangkan ROA terjadi penurunan dan pada tahun 2005- 2007 baik perputaran aktiva tetap maupaun ROA sama-sama mengalami kenaikan, begitupula pada tahun 2008 perputaran aktiva tetap dan ROA sama-sama mengalami penurunan.

Berdasarkan uraian di atas, Penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Perputaran Aktiva Tetap Dan Dampaknya Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi masalah

Untuk menyelesaikan masalah yang akan dibahas pada bab – bab selanjutnya, perlu adanya pengidentifikasian masalah sehingga hasil analisa selanjutnya dapat terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dari latar belakang penelitian diatas, dapat diidentifikasi permasalahan yaitu kurangnya pemanfaatan pada aktiva tetap dan tingkat profitabilitas (Retun on asset) pada tahun 2003-2004 mengalami penurunan tetapi perputaran aktiva tetapnya sendiri mengalami kenaikan pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.


(5)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mempersempit raung lingkup permasalahan dengan mengidentifikasi permasalahan tersebut sebagai berikut :

1 Bagaimana perkembangan Perputaran Aktiva Tetap Pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

2 Bagaimana perkembangan tingkat Profitabilitas (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

3 Seberapa besar dampak Perputaran Aktiva Tetap terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai Perputaran Aktiva Tetap terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Perkembangan Perputaran Aktiva Tetap pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

2. Mengetahui perkembangan Profitabilitas (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis Besarnya dampak Perputaran Aktiva Tetap terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.


(6)

1.4 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Bagi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk memberikan informasi tentang seberapa pentingnya Aktiva Tetap Bagi perusahan sehingga perusahaan akan lebih memperhatikan keadaan aktiva tetapnya.

2. Bagi Karyawan

Bagi karyawan supaya dapat merawat semua yang berkaitan dengan aktiva tetap, karena aktiva tetap sangat penting bagi kelangsungan perusahaan.

b. Kegunaan Akademis

1. Bagi pengembangan ilmu manajemen

Supaya dapat memberikan referensi tentang keterkaitan antara perputaran aktiva tetap dengan Profitabilitas (ROA).

2. Bagi Penulis

Menambah dan mengembangkan ilmu yang diperoleh serta untuk memperoleh gambaran langsung tentang tingkat profitabilitas dan pengaruhnya terhadap aktiva tetap perusahaan sehingga dengan jelas dapat membandingkan antara teori yang di dapat selama kuliah dengan pelaksanaannya juga sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalama yang sangat berarti dan semoga berguna di masa yang akan datang.


(7)

3. Bagi Peneliti Lain

Di harapkan hasil penelitian ini dapat di jadikan referensi yang berguna dalam melaksanakan penelitian maupun studi lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan topik yang di angkat penulis serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk melihat keadaan atau kondisi secara objektif.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dimana penulis memperoleh serta mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan yaitu PT.Industri Telekomunikasi,Tbk Bandung.

Tabel 1.2. Waktu Penelitian

Tahap Prosedur Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Pengajuan Judul

2 Persiapan Usulan Penelitian 3 Penyusunan Usulan Penelitian 4 Seminar Usulan Penelitian 5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan & Analisis Data 7 Penyusunan Skripsi

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Skripsi dan


(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Aktiva Tetap

2.1.1.1 Pengertian Aktiva Tetap

Setiap perusahaan menpunyai harta ( aktiva ) untuk mendukung kegiatan usahanya. Aktiva itu dibagi menjadi dua yaitu: aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva tetap dibagi menjadi dua golongan yaitu, aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, berupa: tanah, bangunan, peralatan,dsb. Aktiva ini berfungsi untuk mendukung menjalankan kegiatannya, yaitu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh dana.

Menurut Hendi Somantri (2000: 121) menyatakan, bahwa:

“Aktiva tetap atau disebut plant assets adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Menurut H. Greuning (2005: 170) menyatakan, bahwa:

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti penyewaan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan dipekirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode.


(9)

Menurut John J. Wild (2005: 304) menyatakan, bahwa :

”Aktiva tetap adalah aktiva berwujud tak lancar yang digunakan dalam proses manufaktur, penjualan atau jasa untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas selama lebih dari satu periode.”

Menurut Warren Reeve and Fess (2005: 504)menyatakan, bahwa :

Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena terlihat secara fisik. Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu Aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva tetap apabila :

a. Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian dimasa yang akan datang b. Berkaitan dengan entitas tertentu

c. Memajukan pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva d. Menunjukan proses akuntansi

e. Berkaitan dengan dimensi waktu

Jadi yang dimaksud aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa lebih dari satu tahun. Aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehan. yang dimaksud harga perolehan adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap, sampai aktiva tetap yang bersangkutan siap dioperasikan, maka harga perolehan ditetapkan sebagai berikut:


(10)

1. Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, harga perolehan ditetapkan atas dasar harga beli ditambah dengan harga biaya yang terjadi sebubungan dengan usaha menempatkan aktiva tetap yang bersangkutan. Contoh : biaya pemasangan, percobaan, dll.

2. Aktiva tetap yang dibangun sendiri, harga perolehan ditetapkan atas dasar biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aktiva tetap yang bersangkutan, hingga siap dipergunakan. Contoh : biaya tenaga kerja, biaya tak langsung.

3. Aktiva tetap yang diperoleh melalui pertukaran non moneter, harga perolehan ditetapkan atas dasar harga pasar aktiva diserahkan atau harga pasar aktiva diterima, tergantung harga mana yang lebih wajar.

4. Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan, harga perolehan ditetapkan atas dasar harga pasar aktiva yang terima atau harga taksiran yang wajar.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap adalah semua aktiva berbentuk fisik yang dimiliki dan digunakan dalam operasi normal perusahaan, yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, serta mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi (satu tahun) dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

2.1.1.2 jenis-Jenis Aktiva Tetap

Aktiva tetap memiliki beragam jenis, bentuk dan umur manfaat, ada aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas serta ada aktiva tetap yang umurnya terbatas.


(11)

Aktiva tetap yang umurnya terbatas seperti kendaraan, sedangkan aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas adalah tanah.

Menurut Zaki Baridwan (2002: 287) mengemukakan jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari :

1. Tanah 2. Bangunan

3. Mesin dan Alat-alat 4. Alat-alat kerja

5. Pattern dan dies/cetakan-cetakan 6. Perabot dan Alat-alat kantor 7. Kendaraan

8. Tempat barang yang dapat dikembalikan (Returnable Container).

Menurut Warren, Reeve and Fess (2005: 504),jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari : 1. Peralatan

2. Perabotan 3. Alat-alat 4. Mesin-mesin 5. Bangunan 6. Tanah

Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap terdiri dari barang-barang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan kerja, pattern dan dies/cetakan-cetakan, perabot dan alat-alat kantor, kendaraan dan tempat barang yang dapat dikembalikan (returnable container). Aktiva tetap digunakan oleh perusahaan untuk mendukung semua kegiatan operasionalnya.


(12)

2.1.2 Penyusutan

2.1.2.1 Pengertian Penyusutan

Aktiva tetap yang dimiliki suatu perusahaan tidak bisa digunakan secara terus-menerus untuk selamanya. Aktiva tetap yang terus-menerus digunakan akan mengalami kerusakan dan berkurangnya nilai dari aktiva tetap tersebut. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan penyusutan untuk setiap aktiva tetap yang dimiliki agar bisa ditaksir masa manfaat dan nilai sisa dari aktiva tetap.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 17.1) menyatakan, bahwa :

“Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari aktiva tetap sepanjang masa manfaat. Penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk periode yang bersangkutan”.

Menurut Kieso dan Weygandt (2003: 2) menyatakan, bahwa:

Penyusutan didefinisikan sebagai proses akuntansi untuk mengalokasikan harga pokok (cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara yang sistematik dan rasional dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.

Menurut H. Kusnadi, Siti Maria dan Ririn (2002;271) menyatakan, bahwa:

Penyusutan adalah berkurangnya suatu nilai yang disebabkan karena pemakaian, keusangan, kemerosotan fisik, ketidaktepatan, berlalunya suatu waktu atau perubahan biaya menjadi beban dari suatu aktiva tetap berwujud.

Berdasar ketiga definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penyusutan adalah pengalokasian sistematik dari harga perolehan suatu aktiva tetap berwujud menjadi beban sepanjang masa manfaat aktiva tetap tersebut.


(13)

Tujuan penyusutan adalah mengaitkan pendapatan pada satu periode akuntansi dengan beban dari barang-barang dan jasa yang dikonsumsi guna menghasilkan pendapatan tersebut. Penyusutan untuk setiap periode akuntansi diakui sebagai beban untuk periode yang bersangkutan.

Beban penyusutan (depreciation expense) adalah biaya perolehan aktiva tetap yang diakui sudah dikonsumsi selama periode akuntansi. Akumulasi penyusutan (accumulated depreciation) adalah bagian dari biaya perolehan aktiva tetap yang dialokasikan ke penyusutan sejak aktiva tersebut diperoleh. Akumulasi penyusutan merupakan rekening kontra aktiva (contra-asset account). Rekening kontra adalah rekening yang mengimbangi atau mengurangi jumlah rekening lainnya yang berkaitan.

2.1.2.2 Sebab-Sebab Penyusutan

Menurut Zaki Baridwan (2002: 308) faktor penyebab penyusutan dikelompokan menjadi dua yaitu :

1. Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai, aus karena umur dan kerusakan-kerusakan.

2. Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dan karena adanya perubahan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.


(14)

Menurut Kieso dan Weygandt (2003: 3) menyatakan, bahwa faktor penyebab penyusutan adalah :

1. Faktor-faktor fisik seperti bencana alam atau habisnya umur fisik.

Faktor-faktor fisik adalah keausan, dekomposisi dan bencana yang membuat sulit bagi aktiva yang bersangkutan untuk berprestasi secara tak terbatas. Faktor-faktor fisik ini menentukan batas luar untuk umur kegunaan dari suatu aktiva.

2. Faktor-faktor ekonomi (keusangan) Faktor-faktor ekonomi dan fungsional mengurangi umur kegunaan suatu aktiva. Faktor-faktor ekonomi dan fungsional dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori :

a. Tidak memadai b. Penggantian

c. Keusangan.

Berdasarkan kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menetukan taksiran umur kegunaan atau masa manfaat suatu aktiva tetap, kedua faktor diatas harus dipertimbangkan. Selain faktor-faktor diatas, taksiran umur aktiva tetap juga dipengaruhi oleh rencana reparasi dan pemeliharaan. Bila rencana reparasi dan pemeliharaan itu disusun dengan biaya minimum, maka diharapkan aktiva tetap akan mempunyai umur yang lebih pendek dibandingkan jika rencana reparasi dan pemeliharannya tidak minimum.

2.1.2.3 Faktor-Faktor Dalam Menentukan Beban Penyusutan

Manajemen perusahaan dalam menentukan besarnya beban penyusutan untuk setiap aktiva tetap harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti harga perolehan. Pertimbangan ini akan membantu manajemen perusahaan sehingga besarnya beban penyusutan aktiva tetap tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.


(15)

Menurut Zaki Baridwan (2002: 309) Menyatakan, bahwa:

Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetukan beban penyusutan setiap periode. Faktor-faktor itu ialah :

1. Harga Perolehan (cost)

Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan.

2. Nilai Sisa (residu)

Adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukar atau cara-cara lain ketika tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangkan dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.

3. Taksiran Umur Kegunaan

Taksiran umur kegunaan suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur kegunaan ini bisa dinyatakan dalam suatu periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.”

Menurut Warren, Reeve and Fess (2005: 509) menyatakan, bahwa:

Beban penyusutan setiap periode ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Biaya awal aktiva tetap

b. Umur manfaat yang diperkirakan c. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat

Berdasarkan kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menetukan beban penyusutan adalah harga perolehan aktiva tetap, nilai sisa aktiva tetap dan umur manfaat dari aktiva tetap yang diperkirakan. Dari faktor-faktor diatas dapat dihitung beban penyusutan tiap tahun. Beban penyusutan merupakan suatu taksiran yang ketelitiannya sangat tergantung pada ketelitian


(16)

penentuan ketiga faktor diatas. Ketelitian beban penyusutani akan mempengaruhi besarnya laba rugi perusahaan setiap periode. Apabila penyusutan tidak dihitung dengan teliti maka jumlah laba rugi perusahaan juga menjadi tidak teliti.

2.1.2.4 Metode Penyusutan

Metode penyusutan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya perolehan aktiva tetap kepada suatu beban, yakni beban penyusutan. Dalam menetukan pilihan metode penyusutan hendaklah dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Metode yang baik untuk perusahaan yang satu belum tentu baik dan sesuai jika digunakan oleh perusahaaan lain.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 173) menyatakan, bahwa:

penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan menurut kriteria, sebagai berikut :

a. Berdasarkan waktu :

• Metode Garis Lurus

• Metode Pembebanan yang menurun : - Metode Jumlah Angka Tahun

- Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda b.Berdasarkan penggunaan :

• Metode Jam Jasa

• Metode Jumlah Unit Produksi c.Berdasarkan kriteria lainnya :

• Metode berdasarkan jenis dan kelompok

• Metode Anuitas


(17)

Menurut Zaki Baridwan (2000: 309) menyatakan, bahwa:

Metode penyusutan dibagi ke dalam empat kelompok: 1. Metode Garis Lurus

2. Metode Jam Jasa 3. Metode Hasil Produksi 4. Metode Beban Berkurang :

Metode penyusutan yang dipilih oleh perusahaan harus digunakan secara konsisten dari periode ke periode kecuali terdapat perubahan keadaan yang memberi alasan atau dasar suatu perubahan metode. Dalam suatu periode akuntansi dimana metode penyusutan berubah, maka alasan perubahan itu harus diungkapkan.

2.1.3 Perputaran Aktiva Tetap

Untuk melihat perputaran aktiva tetap dalam suatu perusahaan dapat dilihat di neraca keuangan. Dalam neraca ini terdapat aktiva tetap yang memiliki substansi (wujud) fisik, di gunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak di maksudkan untuk di jual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Seperti tanah , gedung, kendaraan, mesin serta peralatan.

Rasio perputaran aktiva tetap digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam menunjang kegiatan penjualan perusahaan.

Menurut Dwi prastowo( 2008: 95) mengemukakan, bahwa:

“Perputaran aktiva tetap adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk membuat aktiva tetap produktif dengan menghasilkan penjualan.”


(18)

Menurut R. Agus Sartono (2002: 120) menyatakan, bahwa :

“Perputaran aktiva tetap adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap neto. Rasio ini menunjukan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor.”

Menurut Beams ( 2000: 121) menyatakan, bahwa:

“perputaran aktiva tetap adalah “Posisi aktiva Tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aktiva tetap bersih“.

Menurut Munawir (2004: 240) menyatakan, bahwa :

”Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over) yaitu rasio antara penjualan dengan aktiva tetap.”

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertahan pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.

Menurut Hanafi dan Halim (2009: 80) menyatakan, bahwa:

“Perputaran Aktiva Tetap, mengukur sejauh mana kemampuan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimilliki perusahaan.”


(19)

Menurut Sartono (2001: 62-68) menyatakan, bahwa:

“Fixed Assets Turnover (Perputaran Aktiva Tetap) yaitu, rasio antara penjualan dengan aktiva tetap yang mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap.”

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran aktiva tetap adalah perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap neto pada suatu perusahaan. Rasio perputaran aktiva tetap menunjukan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor dalam menunjang penjualan perusahaan.

2.1.4 Profitabilitas

2.1.4.1 Pengertian Profitabilitas

Tujuan didirikannya sebuah perusahaan tentunya memiliki tujuan tetentu, salah satu pokoknya adalah mendapat sejumlah keuntungan atau laba yang diharapkan sesuai dengan apa yang dikorbankan. Namun tidak semua perusahaan mendapatkan laba dalam setiap usahanya karena hal tersebut sangat erat kaitanya dengan strategi usaha yang dilakukan.

Banyak perusahan-perusahaan kecil dengan modal yang sangat minim dapat berubah menjadi perusahaan besar dan dapat meraup keuntungan yang besar. Namun, tidak sedikit perusahaan dengan modal yang kuat tetapi menjadi pailit setelah beberapa tahun beroperasi. Hal ini bisa disebabkan oleh karena biaya


(20)

operasi yang dikeluarkan lebih besar dari pada pendapatan yang diterima oleh perusahaan.

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba tersebut sangat tergantung pada bagaimana perusahaan tersebut menerapkan konsep strategi atau perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan bidang tugas masing-masing, dan pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur dan kinerja yang telah ditentukan oleh perusahaan sebelumnya.

Menurut Alimansyah dan Padji (2006 : 408) menyatakan, bahwa :

“laba adalah kelebihan pendapatan diatas biaya.”

Dari definisi tersebut di atas dapat dilihat dua unsur penting yang menentukan laba, yaitu pendapatn dan biaya. Pendapatan dapat diartikan sebagai penerimaan baik tunai maupun bukan tunai yang merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa dalam jangka waktu tetentu. Sedangkan biaya dapat diartikan sebagai segala pengeluaran atau pengorbanan yang tidak terhindarkan untuk mendapatkan barang atau jasa. Biaya sendiri diukur dari nilai aktiva yang dikeluarkan.

Bila pendapatan melebihi biaya, maka selisihnya adalah laba, dilain pihak bila biaya melebihi pendapatan maka selisihnya merupakan kerugian. Dari urauain diatas dapat disimpulkan laba adalah selisih positif antara pendapatan dan biaya.


(21)

Semakin tinggi penjualan barang dan jasa, maka laba yang diperoleh akan meningkat dan profitabilitas juga meningkat. Namun, semakin rendah penjualan barang atau jasa , maka laba yang diperoleh akan turun dan profitabilitas juga akan ikut turun.

Menurut Hanafi dan Halim (2009: 83) menyatakan, bahwa:

“Rasio Profitabilitas adalah Rasio yang mengukur Kemampuan Perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham yang tertentu.”

Menurut Rudianto (2006: 315) menyatakan, bahwa:

Profitabilitas adalah Ukuran penilaian kinerja perusahaan yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan yang di ambil manajemen perusahaan”.

Menurut Makmun (2002: 35) menyatakan, bahwa:

“Rasio profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu”.

Dalam rasio profitabilitas ini dapat di katakan sampai sejauh mana keefektifan dari seluruh manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan.


(22)

Menurut Hanafi dan Halim (2009: 84) menyatakan, bahwa:

“Return On Total Asset(ROA) yaitu Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.”

Menurut Lukman syamsuddin (2007: 63) menyatakan, bahwa:

Return on investment (ROI) atau retrun on total assest adalah merupakan pengukuran kemapuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik perusahaan.

Menurut Agus Sartono (2002 : 124-125) juga menyatakan, bahwa:

“Dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan net profit margin maka dapat di cari earning power atau retrun on assets ratio (ROA).

Menurut Dwi Prastowo (2008 : 91)menyatakan, bahwa :

Return on total asset mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba”

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam, dapat berupa perbandingan antara laba yang berasal dari operasi atau usaha, laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva, laba bersih sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva ataukah perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.


(23)

2.1.5 Perputaran Aktiva Tetap dan dampaknya Terhadap Profitabilitas (ROA)

Untuk melihat perputaran aktiva tetap dalam suatu perusahaan dapat dilihat di neraca keuangan. Dalam neraca ini terdapat aktiva tetap yang memiliki substansi (wujud) fisik, di gunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak di maksudkan untuk di jual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Seperti tanah , gedung, kendaraan, mesin serta peralatan.

Menurut Dwi prastowo( 2008: 95) mengemukakan, bahwa:

“Perputaran aktiva tetap adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk membuat aktiva tetap produktif dengan menghasilkan penjualan.”

Menurut Beams ( 2000: 121) menyatakan, bahwa:

“perputaran aktiva tetap adalah Posisi aktiva Tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aktiva tetap bersih“.

Menurut Hanafi dan Halim (2009: 75-88) menyatakan, bahwa:

“Perputaran Aktiva Tetap, mengukur sejauh mana kemampuan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimilliki perusahaan.”

Menurut Sartono (2001: 62-68 ) menyatakan, bahwa:

“Fixed Assets Turnover (Perputaran Aktiva Tetap) yaitu, rasio antara penjualan dengan aktiva tetap yang mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap.”


(24)

Perusahaan harus merencanakan perputaran pada aktiva tetap dengan baik, dengan adanya kelancaran perputaran aktiva tetap maka akan mendapatkan tingkat profitabilitas yang baik juga.

Sedangkan Profitabilitas sendiri merupakan perbandingan antara laba operasi dengan jumlah seluruh aktiva perusahaan pada seluruh aktiva perusahan pada suatu periode.

Menurut Rudianto (2006:315) menyatakan, bahwa:

Profitabilitas adalah Ukuran penilaian kinerja perusahaan yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan yang di ambil manajemen perusahaan”.

Menurut Makmun (2002:35) menyatakan, bahwa:

“Rasio profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu”.

Dalam rasio profitabilitas ini dapat di katakan sampai sejauh mana keefektivan dari seluruh manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan.

Menurut Hanafi dan Halim (2009: 84) menyatakan, bahwa:

Return On Total Asset(ROA) yaitu Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.”


(25)

Menurut Lukman syamsuddin (2007: 63) menyatakan, bahwa:

return on investment atau retrun on total assest adalah merupakan pengukuran kemapuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik perusahaan.”

Menurut Agus Sartono (2002 : 124-125) menyatakan, bahwa:

“Dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan net profit margin maka dapat di cari earning power atau retrun on assets ratio

(ROA)”.

Menurut Prastowo (2008: 91)menyatakan, bahwa :

Return on total asset mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba”

Berdasarkan definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator kinerja yang di lakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang di tunjukan oleh laba yang di hasilkan perusahaan .secara garis besar laba yang di hasilkan perusahaan berasla dari penjualan dan yang terutama adalah investasi khususnya pada aktiva tetap yang di lakukan oleh perusahaan.


(26)

Hubunngan antara Perputaran aktiva tetap dengan Profitabilitas (ROA) adalah sebagai berikut:

Menurut Wild J. John, (2005 : 124-125) menyatakan, bahwa :

“Hubungan laba rugi disebut margin laba (profit margin) dan mengukur profitabilitas perusahaan relative terhadap penjualan. Hubungan antara aktiva dan penjualan disebut perputaran aktiva (asset turnover) dan mengukur efektivitas perusahaan untuk menghasilkan penjualan dengan menggunakan aktivanya. Pemisahan ini menyoroti pemisahan tiap komponen, baik margin laba maupun perputaran aktiva dalam menentukan pengembalian atas aktiva. Analisis tingkat pertama terpusat pada interaksi antara margin laba dengan pertukaran aktiva tingkat keduanya menyoroti faktor penting lain dalam penentuan margin laba”.

Menurut Agus sartono (2002 : 64) menyatakan, bahwa :

“Rasio profitabilitas merupakan kegiatan dari manajemen yang secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang didapat dalam hubungannya dengan penjualan, aktiva maupun investasi.”

2.1.6 Penelitian Terdahulu (Studi Empiris)

Untuk mempertegas penelitian yang penulis lakukan ,maka penulis akan membandingkan dengan beberapapenelitian terdahulu.untuk lebih jelasnya maka akan di jelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Studi Empiris dengan Penelitian Terdahulu

Penelitian dan Judul Variabel Kesimpulan

Harto Irawan (2007) Pengaruh Perputaran Aktiva tetap terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT.INTI

Variabel Bebas (x) Perputaran Aktiva tetap Variabel Terikat (y) : Profitabilitas (ROA)

Perputaran aktiva tetap tidak berpengaruh secara signifikan karena nilai nilai t hitung lbh kcil dari t tabel yaitu (1,195< 3,182)


(27)

Siti Rijah (2008 )

“Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham pada PT Ultra Jaya Milk industry and traiding Company, Tbk”

Variabel Bebas (x) Profitabilitas

Variabel Terikat (y) : Harga Saham

Terdapat pengaruh antara profit dengan harga saham 54,3% ,

dengan hubungan

keeratannya 0,673 dan bernilai positif

Melly yulianti (2008) “Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap Terhadap Tingkat Pengembalian Aktiva Pada PT Pindad”

Variabel Bebas (x) : Perputaran Aktiva Tetap Variabel Terikat (y) :

Tingkat Pengembalian Aktiva

Perputaran aktiva tetap berpengaruh terhadap tingkat pengembalian aktiva sebesar 80,28%

dengan tingkat

keeratannya 0,896 dan bernilai positif

Very Nugraha (2007) Pengaruh Harga pokok produksi terhadap tingkat profitabilitas dengan pendekatan ROA

Variabel Bebas (x) : Harga pokok produksi Variabel Terikat (y) : Profitabilitas dgn pendekatan ROA

Harga Pokok Produksi berpengaruh terhadap profitabilitas ROA sebesar 78,85% dengan tingkat keeratannya 0,888

Novi Megawatie (2008) Pengaruh investasi aktiva

tetap terhadap

profitabilitas

Variabel Bebas (x) : Investasi aktiva tetap Variabel Terikat (y) :Profitabilitas

Investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas sebesar 96,13 % dengan tingkat keeratannya 0,896

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.2.1 Kerangka Pemikiran

Dalam menentukan kerangka pemikiran dari usulan penelitian yang kita teliti maka kita harus mengetahui definisi dari masing-masing variabel baik itu variabel dependent maupun independent dan kita juga harus mencari teori yang menghubungkan antara kedua variabel tersebut.


(28)

Menurut Dwi prastowo( 2008: 95) mengemukakan, bahwa:

“Perputaran aktiva tetap adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk membuat aktiva tetap produktif dengan menghasilkan penjualan.”

Menurut Beams ( 2000: 121) mengemukakan, bahwa:

“ perputaran aktiva tetap adalah “Posisi aktiva Tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aktiva tetap bersih“.

Menurut Hanafi dan Halim (2008:80) mengemukakan, bahwa:

“Perputaran Aktiva Tetap, mengukur sejauh mana kemampuan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimilliki perusahaan.”

Menurut Sartono (2001: 62-68) mengemukakan, bahwa:

Fixed Assets Turnover (Perputaran Aktiva Tetap) yaitu, rasio antara penjualan dengan aktiva tetap yang mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap.”

Perusahaan harus merencanakan perputaran pada aktiva tetap dengan baik, dengan adanya kelancaran perputaran aktiva tetap maka akan mendapatkan tingkat profitabilitas yang baik juga.

Sedangkan Profitabilitas sendiri merupakan perbandingan antara laba operasi dengan jumlah seluruh aktiva perusahaan pada seluruh aktiva perusahan pada suatu periode.


(29)

Menurut Rudianto (2006:315) menyatakan, bahwa:

“Profitabilitas adalah Ukuran penilaian kinerja perusahaan yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan yang di ambil manajemen perusahaan”.

Menurut Makmun (2002:35) menyatakan, bahwa:

“Rasio profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu”.

Dalam rasio profitabilitas ini dapat di katakan sampai sejauh mana keefektifan dari seluruh manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Hanafi dan Halim (2009:84) sebagai berikut :

Return On Total Asset(ROA) yaitu Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.”

Berdasarkan definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator kinerja yang di lakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang di tunjukan oleh laba yang di hasilkan perusahaan .secara garis besar laba yang di hasilkan perusahaan berasla dari penjualan dan yang diantaranya adalah perputaran aktiva tetap yang di lakukan oleh perusahaan.


(30)

Hubunngan antara Perputaran aktiva tetap dengan Profitabilitas (ROA) adalah sebagai berikut:

Menurut Wild J. John (2005 : 124-125) menyatakan, bahwa :

Hubungan laba rugi disebut margin laba (profit margin) dan mengukur profitabilitas perusahaan relative terhadap penjualan. Hubungan antara aktiva dan penjualan disebut perputaran aktiva (asset turnover) dan mengukur efektivitas perusahaan untuk menghasilkan penjualan dengan menggunakan aktivanya. Pemisahan ini menyoroti pemisahan tiap komponen, baik margin laba maupun perputaran aktiva dalam menentukan pengembalian atas aktiva. Analisis tingkat pertama terpusat pada interaksi antara margin laba dengan pertukaran aktiva tingkat keduanya menyoroti faktor penting lain dalam penentuan margin laba.

Menurut Agus Sartono (2002 : 124-125) juga mengungkapkan, bahwa:

“Dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan net profit margin maka dapat di cari earning power atau retrun on assets ratio

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Perputaran Aktiva tetap

• Penjualan

• Aktiva Tetap Rata-Rata

(Dwi prastowo, 2008: 95)

Profitabilitas (ROA)

• Laba Bersih

• Total Aktiva

(Hanafi dan Halim (2000;84) John J Wild(2005 :


(31)

2.2.2 Hipotesis

Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis seperti penelitian eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Tetapi melalui penelitian eksploratif dan deskriptif justru menemukan hipotesis.

Dari penelitian di atas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian yaitu sebagai berikut:

”Perputaran Aktiva Tetap berdampak terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT.Industri Telekomunikasi, Tbk”.


(32)

32 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan, bahwa:

Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bias juga dilakukan hal-hal lain jika perlu.

Objek penelitian yang saya teliti adalah perputaran aktiva tetap dan Profitabilitas (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dengan datanya yaitu neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2000-2008 pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

3.2 Metode Penelitian

Dalam pemecahan masalah yang ada, suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus menerus. Sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian. Metodologi Penelitian adalah suatu teknik atau cara untuk mencari, mengungkapkan, memperoleh atau mencatat data, baik berupa data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan diperoleh suatu kebenaran data.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan metode kuantitatif.


(33)

33

Menurut Sugiyono (2002:11) mengemukakan, bahwa:

“Metode deskriptif analisis adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.”

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif untuk menganalisis atau menjelaskan tentang perputaran aktiva tetap dan perkembangan profitabilitas pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

Menurut Andi Supangat (2003:1) mengemukakan, bahwa:

”Metode kuantitatif diasumsikan sebagai informasi dalam bentuk pernyataan ”bilangan (jumlah)” yang didasarkan pada hasil perhitungan maupun hasil pengukuran dalam bentuk angka (bilangan).”

Dengan metode kuantitatif, penulis mencoba untuk menguji seberapa besar dampak perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas(ROA) dengan menggunakan uji statistik.

3.2.1 Disain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu adanya desain penelitian.

Menurut Husein Umar (2003:123) mengemukakan, bahwa:

“Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”


(34)

34

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan suatu cara bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian secara baik dan sistematis. Oleh karena itu, membuat desain penelitian sangat penting agar pembuatan sebuah karya tulis dapat terselesaikan secara cepat dan baik.

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain penelitian pada penelitian sebagai berikut :

1. Sumber masalah

Dalam bagian ini Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan


(35)

35

untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Perputaran Aktiva Tetap berdampak terhadap Profitabilitas (ROA) PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun instrumen penelitian

Setelah metode yang dipilih. Maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya dampak Perputaran aktiva tetap (Variabel X) dengan Profitabilitas (ROA) adalah (Variabel Y) digunakan regresi linear sederhana, sedangkan untuk untuk menguji adanya hubungan Perputaran


(36)

36

aktiva tetap (Variabel X) dengan Profitabilitas (ROA) (Variabel Y) digunakan korelasi Pearson Product Moment, dan untuk menguji peran Perputaran aktiva (Variabel X) dengan Profitabilitas (ROA) (Variabel Y) digunakan koefisien determinasi. Untuk pengujian hipotesis digunakan Uji t.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka Penulis tidak melakukan kesimpulan yang terlalu jauh dari data yang ada. Tetapi lebih kepada pengumpulan data dan menguraikannya secara menyeluruh serta diteliti sesuai dengan persoalan yang akan diperoleh, khususnya mengenai variabel dari suatu fenomena.

3.2.2 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta variaber-variabel yang terkait dengan penelitian. Sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Selain itu, operasionalisasi variabel juga dapat mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penilaian masalah yang diteliti.

Variabel dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).


(37)

37

Menurut Jonathan Sarwono (2006:54) mengemukakan, bahwa:

“Variabel independent (bebas) adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel independen (bebas).”

Sesuai dengan judul penulis yaitu “Analisis Perputaran Aktiva Tetap dan dampaknya terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk maka terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variable tersebut antara lain :

1. Variabel Independen (X)

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel independen (X) adalah perputaran Aktiva tetap”.

2. Variabel Dependen (Y)

Yaitu variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel independen (bebas)”.dalam kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, maka yang menjadi variabel dependen (Y) adalah “ profitabilitas (ROA).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala pengukuran rasio karena variabel X (perputaran Aktiva tetap) dan variabel Y (Profitabilitas) mempunyai nilai nol yang absolut dan bersifat mutlak.


(38)

38 TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran skala

Sumber data Perputaran

Aktiva tetap

(Variabel X)

“Perputaran aktiva tetap adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk membuat aktiva tetap produktif dengan

menghasilkan penjualan”. Dwi prastowo ( 2008: 95)

- Penjualan

- Aktiva Tetap Rata-rata

kali Rasio Neraca dan laporan laba rugi pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Tahun 2000-2008

profitabilitas

(Variabel Y)

“Return On Total

Asset(ROA) yaitu Rasio yang meng ukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang

tertentu.” Hanafi dan Halim

(2000:84)

- Laba Bersih sesudah pajak

- Total aktiva

% Rasio Neraca dan

laporan laba rugi pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Tahun 2000-2008 % 100 x aktiva total bersih laba ROA= rata2 Ak.tetap penjualan Ak.Tetap = perputaran


(39)

39 3.2.3 Metode Penarikan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:61) pengertian populasi yaitu sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi yang digunakan penulis pada penelitian ini yaitu keseluruhan data pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari awal berdiri yaitu tahun 1882 sampai tahun 2008.

2. Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat.

Menurut Sugiyono (2008:62)sampel adalah:

“Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Menurut Sugiyono (2008:62) pengertian teknik sampling adalah: “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”

Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Untuk teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan oleh penulis yang sesuai dengan judul yang diteliti adalah nonprobability sampling.


(40)

40

Menurut Sugiyono (2008:66)pengertian nonprobability sampling adalah:

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel.”

Jenis nonprobability sampling yang dipilih oleh penulis adalah sampling purposive. Menurut Sugiyono (2008:68) yang dimaksud dengan sampling purposive adalah:

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”

Sampel dalam penelitian ini adalah data Neraca dan laporan laba rugi tahun 2000-2008 pada PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

3.2.3 Jenis dan Metode Penentuan Data 3.2.3.1 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil secara langsung, data ini diperoleh melalui kegiatan observasi yaitu pengamatan langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian dan mengadakan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah perusahaan, yaitu berbagai referensi buku,


(41)

41

makalah, materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data baik yang akan diteliti oleh penulis

Data adalah salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah. Data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang di publikasikan.

3.2.3.2 Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan dua cara.

Adapun cara untuk memperoleh data tersebut adalah :

1. Studi lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan oleh penulis secara langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan beberapa cara antara lain, yaitu:

a. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung serta pencatatan terhadap objek penelitian ini untuk melengkapi data yang diperlukan serta membandingkan keterangan yang diperoleh sebelumnya dengan kenyataan yang ada dalam perusahaan.


(42)

42

Dalam penelitan ini penulis mengumpulkan data dengan melakukan observasi langsung ke PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk untuk mengetahui bagaimana fenomena yang terjadi dilapangan yang berkaitan dengan Perputaran aktiva tetap dan Profitabilitas (ROA) perusahaan. b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara lisan dengan pihak-pihak yang berkaitan, yaitu dengan staf PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang bersangkutan dengan keuangan perusahaan.

2. Studi kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengumpulkan teori-teori yang mendasari penelitian, yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan analisis terhadap data dan informasi yang didapatkan dari perusahaan. Dalam penelitian ini penulis mempelajari buku-buku, artikel, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Dalam melakukan pengolahan data, penulis menggunakan alat analisa data sebagai berikut:

1. Analisis Rasio keuangan menggunakan perputaran aktiva tetap dan return on asset

Menurut Dwi prastowo( 2008: 95) mengemukakan, bahwa:

“Perputaran aktiva tetap adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk membuat aktiva tetap produktif dengan menghasilkan penjualan.”


(43)

43 Menurut : Dwi prastowo( 2008: 95)

Menurut Hanafi dan Halim (2009: 84) menyatakan, bahwa:

Return On Total Asset(ROA) yaitu Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.”

Menurut : Hanafi dan Halim (2009;84)

2.Analisis Regresi linear sederhana

Analisis regresi menurut Sugiyono, digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud melakukan prediksi seberapa jauh nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dirubah. Regresi digunakan untuk analisa antara satu variabel dengan variabel yang lain secara konseptual mempunyai hubungan kausal atau fungsional. Dalam hal ini, penulis menggunakan regresi sederhana karena jumlah variabel independen (bebas) hanya satu.

Persamaan regresi sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Sumber : Sugiyono (2008: 261)

Y = a + bX

100% x Aktiva Total

Bersih Laba

Asset On

Return =

Tetap Aktiva rata -Rata

Penjualan Tetap

Aktiva


(44)

44

Untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber : Sugiyono (2008: 262)

Keterangan :

Y = Profitabilitas (ROA) X = Perputaran Aktiva Tetap n = Banyaknya sampel

a = Konstanta (nilai Y pada saat nol) b = Koefisien regresi

3.Korelasi (Person Product Moment)

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel, yaitu antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun korelasi yang digunakan dalam analisis ini korelasi Person product Moment, teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila kedua variabel terbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama. Rumus yang digunakan adalah rumus koefisien korelasi ( r ) yaitu:

(

)

( ) ( )(

)

( )

− −

= 2 2

2 X X n XY X Y X a

(

)(

)

(

)

2

2 X X n Y X XY n b

− − =


(45)

45 Sumber : Sugiyono (2008 : 228)

Keterangan:

r = Koefisien Korealasi n = Jumlah Data

X = Variabel Independen Perputaran Aktiva Tetap Y = Variabel Dependen Profitabilitas (ROA)

Angka korelasi beriktisar antara 0 sampai 1. besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Adapun penilaian koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber: Sugiyono (2008:231)

Korelasi dapat positif atau negatif. Korelasi positif menunjukan arah yang sama hubungannya antara variabel, artinya jika variabel X besar, maka variabel Y

Besarnya Nilai Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1.000 Sangat kuat

(

)

(

)

{

2 2

}

{

(

2

)

( )

2

}

− −

=

Y Y

n X X


(46)

46

semakin besar pula. Sebaliknya korelasi negatif menunjukkan arah yang berlawanan, artinya jika variabel X besar, maka variabel Y kecil.

Analisis korelasi person product moment digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya dampak Perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

4.Koefisien Determinasi

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase dampak variabel X terhadap variabel Y yaitu Analisis Perputaran aktiva tetap dan dampaknya terhadap profitabilitas (ROA). maka penulis akan menggunakan analisis koefisien determinasi yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu :

Sumber : Statistik untuk ekonomi dan bisnis;Andi Supangat;2006 Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson product moment

100% = Pengali yang menyatakan dalam persentase

Jika r2 = 100% berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependent, demikian sebaliknya jika r2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.2.5.2 Uji Hipotesis

1. Menentukan Hipotesis Statistik

Hipotesis ditetapkan yaitu Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha). Ho adalah penetapan dugaan tidak ada hubungan antara variabel X terhadap


(47)

47

variabel Y, sedangkan Ha adalah penetapan dugaan ada hubungan antara variabel X terhadap varibel Y penetapan dugaan tersebut dinyatakan sebagai berikut :

Ho : ρ = 0, Perputaran aktiva tetap tidak berdampak terhadap Profitabilitas (ROA)

Ha : ρ ≠ 0, Perputaran aktiva tetap berdampak terhadap Profitabilitas (ROA) 2. Menetapkan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5% (α = 0,05) dengan uji dua pihak dan derajat kebebasannya (dk = n-2). Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka signifikan menurut Jonathan Sarwono (2005:67) menyebutkan :

• Angka probabilitas (SIG) < 0,05 hubungan kedua variabel signifikan

• Angka probabilitas (SIG) > 0,05 hubungan kedua variabel tidak signifikan. Tingkat signifikannya 5% (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak dengan taraf kepercayaan 95% maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan adanya hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel tersebut.

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari koefisien korelasi, maka penulis menggunakan statistic uji “t” student dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sugiyono (2007 : 230) t hitung =

2 1

2

r n r

− −


(48)

Ketera t : nila r : koef n : jum Nilai t hitung t

tingkat kesalahan 5 ditetapkan tersebut penolakan yang diteta

a. jika nilai t hitung <

artinya antara vari

b. jika nilai t hitung >

artinya antara vari

Uji Signi

48 rangan :

ilai uji t

oefisien Korelasi Pearson Product Moment umlah sampel

tersebut selanjutnya dibandingkan dengan ni 5 % (α=0,05) uji dua pihak dan dari hipot t akan diuji berdasarkan daerah penerima etapkan sebagai berikut :

< t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, be

ariabel X dan variabel Y tidak ada hubunganny

> t tabel maka H0 ada d daerah penolakan, ber

ariabel X dan variabel Y ada hubungannya.

Gambar 3.1

nifikasi Koefisien Korelasi Dengan Uji Dua Pi

nilai t tabel dengan

otesis yang telah aan dan daerah

berarti Ha ditolak

nya.

erarti Ha diterima


(49)

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1882 PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk adalah suatu badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraph dibentuk pada masa pemerintahan kolonial belanda. Dari tahun 1906-1960 pemerintah kolonial belanda membentuk sebuah jawaban yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegraph dan Telepon ( Post, Telegraph en Telepone Diens/PTT).

Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) dan kemudian PN Postel dipecah menjadi perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara telekomunikasi (PN Telekomunikasi) pada atahun 1960-an dan dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1970-an PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional.

Pada tahun 1980-an PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional terpisah dari perumtel. Dan akhirnya keluarlah Undang-undang nomor 3/1989 tentang telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.


(50)

50

Pada awal tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no.25 tahun 1991. Penawaran umum perdana saham PT. Telkom ( Initial Public Offering / IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak itu saham PT. Telkom tercatat dan diperdagangkan di Brsa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchenge (LSE). Saham PT. Telkom juga di perdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Echcange.

Kerjasama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan Mitra PT. Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo), divisi regional III Jawa Barat dan Banten dengan mitra PT. Aria West Internasional (AriaWest), Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan mitra PT. Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI), Divisi Regional VI Kalimantan dengan mitra PT. Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra), dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia dengan mitra PT. Bukaka Singtel.

Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyaknya perusahaan domestik dan asing yang menawarkan jasa di bidang telekomunikasi, maka keluarlah undang-undang nomor 36/1999 tentang penghapusan monopoli penyelenggara telekomunikasi.

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk membeli 35 % saham telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekmunikasi di indonesia yang di tandai dengan penghapusan kepemilikan


(51)

51

bersama dan kepemilikan silang antara PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dengan Indosat. Dengan transaksi ini PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk menguasai 72,72 % saham Telkomsel. PT.Telkom membeli 90,32% saham Dayamitra dan Mengkonsolidasi Laporan Keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Sekitar tahun 2001.

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggan 15 Agustus 2002, kemudian pada tanggan 30 september 2003 membeli 15% dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk menjual 12,72% saham telkomsel kepada Singapore Telecome, dan dengan demikian PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk memiliki 65% Saham Telkomsel.

Sejak Agustus 2002 Terjadi duopoli penyelenggraan Telekomunikasi lokal. PT.Telkom menyediakan jasa telepon tetap kabel (Fixed Wire Line), jasa telepon tetap nirkabel (Fixed Wireless), jasa telepon bergerak (Mobile Service), data & internet serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.

Pada akhir September 2005 Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak perusahaan termasuk PT.Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di indonesia dengan EBITDA margin sebesar 72% merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Kepemilikan saham PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh publik 48,81%. Sebagian dimiliki


(52)

52

oleh investor asing sebesar 45,54% dan sisanya oleh investor lokal sebesar 3,27% dengan kapitalisasi pasar si Bursa Efek Indonesia (BEI)

Saat ini PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk telah berkembang sangat pesat dan maju menjadi salah satu perusahaan terbesar di indonesia sehingga pada tahun 2009 PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk sering mendapatkan penghargaan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Penghargaan Pada Tahun 2009

Categories Source Source

Perusahaan Telekomunikasi dengan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Terbaik

Indonesian Human Capital Study 2009

Nasional

Best of Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) 2009 Kelompok Industri Jasa Keuangan, Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi serta Perdagangan, Jasa dan Investasi

National Center for

Sustainability Reporting

(NCSR),

Indonesia-Netherlands Association, Institut Akuntan Manajemen Indonesia serta Kementrian Lingkungan Hidup RI

Nasional

BUMN Terbaik dalam Kategori Badan Non Keuangan Sektor Telekomunikasi

Investor Award 2009 Nasional

Perusahaan Idaman 2009 Majalah Warta Ekonomi N Nasional

Best of The Best Operator of The Year, Data Communication Service Provider of The Year, Broadband Service Provider of The Year, Mobile Service Provider of The Year untuk Telkomsel

Frost and Sullivan Telecoms Award 2009

Nasional

Rekor Dunia - Indonesia (MURI) untuk pembuatan RBT Angklung yang dimainkan oleh pemain angklung terbanyak, 4500 orang

Museum Rekor Indonesia Nasional

The Best e-Company Award 2009 Majalah Warta Ekonomi Nasional

Sertifikasi ISO 27001:2005 untuk Charging Flexi Trendy

Bureau Veritas Certification dari Inggris

45 Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award 2009) dan 18 Penghargaan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


(53)

53

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk TELKOM Carrier and Interconnection Service Division

TUV Rheinland Indonesia

Indonesian Customer Satisfaction Award 2009: Speedy sebagai Best Internet Service Provider Wireline / Fixed, SimPATI sebagai Best Prepaid Cellular Simcard, KartuHALO sebagai Best PostPaid Cellular Simcard, Telkomsel Flash sebagai Best Internet Service Provider Wireless / Mobile

Majalah Swa dan Frontier Consulting Group

Nasional

Indonesia's Most Admired Companies (IMAC) Award 2009, The Most Sustainable Corporate Image 2009

Most Sustainable Corporate Image 2009 Majalah Business Week dan Frontier Consulting Group

Nasional

Rinaldy Firmansyah CEO of The Year 2009, Perusahaan Terbaik dalam Kategori Emiten Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

Bisnis Indonesia Award 2009 Nasional

The Best Outsourcing Partnership – Asia Pasifik 2009 (Silver)

ContactCenterWorld.com Asia-Pasifik

The Best Operator CDMA Cellular Show 2009 Nasional

Service Quality Award 2009 Majalah Marketing

Indonesia dan Carre-CCSL

Nasional

The Good Corporate Governance Non Financial Sector

Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) dan Majalah Business Review

Nasional

Cellular GSM Service Point Majalah Marketing Nasional

Indonesian CSR Award 2008 Corporate Forum for

Community Development dan Menteri Sosial RI

Top Brand Award untuk Internet Service Provider (Speedy & Telkomnet Instant), Pre Paid CDMA (Flexi Trendy), Post Paid CDMA (Flexi Classy)

Majalah Marketing bekerja sama dengan Frontier

Nasional

The Best Operational Center (Gold), The Best Business Contribution (Gold), The Best Technology Innovation (Bronze), The Best Manager Above 100 Seat (Bronze)

Contact Center Award oleh ICCA (Indonesia Contact Center Association)

Nasional

Asia Best Companies 2009, Best Managed Company (Rank 2nd), Best Corporate


(54)

54

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk memiliki Visi dan Misi yang dijadikan pedoman dasar untuk terus maju membangun perusahaan yang terdepan, Berikut Visi dan Misinya :

1. Visi : To become a leading InfoCom player in the region

Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom

terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

2. Misi : Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.

Governance (Rank 6th) , Best Investor Relations (Rank 4th), Best Corporate Social Responsibility (Rank 2nd), Most Commited to a strong dividend policy (1st)


(55)

LOGO PT.T Logo baru PT positioning ”Life Con semua pelanggan u berada. Brand posit

expertise, empowering

Sekilas logo bulat d terdiri dari lingkaran merupakan cerminan “Life in Touch” dan yakni “the world is in

Untuk lebih mengen simbol tersebut.

55

Gambar 4.1

.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk mence onfident” dimana keahlian dan dedikasi akan untuk mendukung kehidupan mereka dim sitioning ini didukung oleh “service cultur ing, assured, progressive dan heart.

dengan siluet tangan terkesan simpel; Simp an biru yang ada di depan tangan berwarna k an dari “brand value” baru yang selanjutnya n diperkuat dengan tag line baru pengganti “

in your hand”.

enal logo ini, ada baiknya kita memaknai a

ncerminkan brand an diberikan bagi imanapun mereka

ture” baru yaitu:

plifikasi logo ini kuning. Logo ini ya disebut dengan i “committed 2U


(56)

simbol-56

a. Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment).

b. Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar.

c. Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat

d. Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.

e. Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan.

Selain simbol, warna-warna yang digunakan adalah :

a. Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang tinggi

b. Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan dinamis

c. Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.


(57)

57

4.1.2 Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Sumber : PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada Divisi Finance Center

Gambar 4.2

Strukur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk

4.1.3 Deskripsi Tugas

Berikut dibawah ini uraian tugas dari divisi finance center PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk:

A. Senior Gereral Management Finance Centre

1. finance centre dipimpin oleh suatu posisi yaitu Senior General Manager Finance Centre, yang selanjutnya disingkat SGM.Finance Centre.

2. Tugas pokok SGM. Finance Centre, adalah mengelola penyelenggaraan aktivitas operasi transaksi keuangan perusahaan, mengendalikan implementasi

SGM FINANCE CENTRE DEPUTY SGM

FINANCE CENTRE

SM GENERAL SUPPORT SM GENERAL

ACCOUNTING OPERATION SM TAX

OPERATION SM ANNUAL

BUDGET

OSM FINANCE CENTRE AREA


(58)

58

kebijakan keuangan perusahaan, dan mengkoordinasikan aktivitas operasional dukungan fungsi keuangan kepada seluruh unit organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.

3. SGM. Finance Centre bertanggungjawab atas hal-hal sbb :

a. Efektifitas penyelenggaraan dukungan operasional fungsi keuangan kepada seluruh unit organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk .

b. Dapat dikendalikan dan dikontrolnya seluruh transaksi dan aktivitas operasional keuangan sesuai dengan kebijakan keuangan perusahaan. c. Kelancaran proses penyusunan dan pemenuhan kebutuhan anggaran pada

seluruh aktivitas bisnis di seluruh unit organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk .

d. Validitas, keteatan, dan kelancaran pemenuhan kewajiban perpajakan. e. Kelancaran, ketepatan dan terkendalinya aktivitas pembayaran dan

transver yang menjadi tanggung jawabnya.

f. Terkendalinya transver harian atas penerimaan dari pendapatan usaha perusahaan.

g. Kelancaran, ketepatan dan terkontrolnya data dan catatan piutang perusahaan (account receivable)

h. Kelengkapan, validitas serta terpeliharanya seluruh dokumen dan bukti-bukti transaksi keuangan.

i. Optimalisasi Sumber Daya dalam penyelenggaraan kegiatan operasional fungsi keuangan.


(59)

59

4. SGM. Finance Centre diberikan kewenangan untuk :

a. Menetapkan pengaturan pelaksanaan operasi release anggaran sampai dengan jumlah tertentu.

b. Menetapkan redistribusi dan realokasi anggaran antar Finance cetntre area, dan mengontrol redistribusi dan realokasi anggaran dalam satu area yang dilaksanakan oleh OSM.Finance Centre Area.

c. Menetapkan pelaksanaan transaksi perpajakan.

d. Mengendalikan dan mengontrol sirkulasi cash dalam perusahaan (sesuai dengan pengaturan delegasi kewenangan perbendaharaan).

e. Memutuskan langkah-langkah operasional dalam pengelolaan data piutang.

f. Mengatur pendayagunaan Sumber Daya dalam lingkup Finance Centre. 5. Dalam menjalankan perannya, SGM. Finance Centre berinteraksi dengan :

a. VP. Finance Centre & Logistic Policy, dalam hal koordinasi implementasi kebijakan keuangan, perpajakan dan pemberian masukan/feed back.

b. VP. Management Accounting, dalam hal ini koordinasi penyusunan dan operasi anggaran.

c. VP Tax & Treasury Management, dalam hal koordinasi pengelolaan cash & bank.

d. VP. Financial accounting dalam hal pengelolaan dan pengendalian pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan.

e. Seluruh pimpinan unit organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dalam hal koordinasi pemenuhan dukungan operasi fungsi keuangan.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPFE, Yogyakarta.

Andi Supangat. 2006. Statistika untuk Ekonomi dan Bisnis. Pustaka Bandung: Bandung.

Dwi Prastowo, dan Rifka Julianty. 2005. Analisis Laporan Keuangan. AMP YKPN, Yogyakarta.

Hanafi dan Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

H. Greuning. 2005. Standar Pelaporan Keuangan Internasional, Pedoman praktisi. salemba Empat, Jakarta.

Husein Umar. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jonathan Sarwono. 2005. SPSS Teori dan Cara Menggunakan SPSS Versi 12 Edisi II. Dana Martha Sejahtera Utama, Bandung.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004. Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E, Weygandt, J., Warfield, Tery D. 2002. Akuntansi intermediate,

jilid 1, edisi kesepuluh, Erlangga, Jakarta.

Lukman Syamsudin. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo persada, Jakarta.

Munawir. 2004. Analisis Laporan keuangan. Liberty, Yogyakarta.

R. Agus Sartono. 2002.Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta, Bandung.

Soemarso SR. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. edisi lima: Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Edisi keempat: Alfabeta, Bandung.


(2)

Wareen, Reeve and Fess. 2005. Pengantar Akuntansi. Buku 1, edisi 21: Salemba Empat, Jakarta.

Wild, John J. Subramanyam, K.R.Halsey, Robert F. 2005. Analisis Laporan Keuangan, Buku 2,edisi 8,Salemba Empat, Jakarta.

Zaki Baridwan. 2002. Intermediate Accounting. BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta.

Penelitian Terdahulu (Skripsi)

Harto Irawan. 2007. Pengaruh Perputaran Aktiva tetap terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT.INTI.UNIKOM. Bandung.

Melly Yulianti. 2008. Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap Terhadap Tingkat Pengembalian Aktiva Pada PT. PINDAD. UNIKOM. Bandung.

Novie Megawatie. 2008. Pengaruh investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas pada PT.PLN. UNIKOM. Bandung.

Siti Rijah. 2008. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada PT. Ultrajaya Milk. UNIKOM. Bandung.

Very Nugraha. 2007. Pengaruh harga Pokok Produksi terhadap Tingkat Profitabilitas dangan Pendekatan ROA. UNIKOM. Bandung.


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum,wr.wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penyusunan Skripsi yang berjudul “ANALISIS PERPUTARAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS

(ROA) PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk”. Tak lupa pula

shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pendidikan strata I Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Pada kesempatan ini penulis dengan keikhlasan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,diantaranya: 1. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Ibu Prof.Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(4)

4. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si., selaku dosen wali kelas MN-2 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Dr.Rosgandika, Ir.DEA, Selaku Dosen Penguji I pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si., Selaku Dosen Penguji II Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Seluruh Staf Dosen jurusan manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

9. Ibu Euis Rosaeli, Selaku Manager Employee Relation HR 3 PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Bandung.

10. Ibunda dan Ayahanda tercinta serta kakak-kakaku yang selalu penulis sayangi tanpa batasan waktu, dan menjadi motivasi penulis untuk menjadi orang yang sukses dan benar suatu saat nanti.

11. Teman dan sahabatku Niko, Shofa, Ahmad, Syukri, Arfan, Alus, Panji, Hendrik dan anak kelas MN-2 Angkatan 2006.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

` Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini, baik dari segi isinya, sistematika penulisannya, maupun dari segi yang lainnya. Penulis juga menantikan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.


(5)

Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan isi dari Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi mereka yang menggunakannya.

Wassalamu’alaikum,wr.wb.

Bandung, Juli 2010 Penulis,

Heri Setiawan (21206082)


(6)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Perputaran Aktiva Tetap Dan Dampaknya Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Nama : Heri Setiawan

NIM : 21206082

Jenjang : Strata Satu (S1) Program Studi : Manajemen Fakultas : Ekonomi

Bandung, Juli 2010 Menyetujui,

Pembimbing

Isniar Budiarti, SE., M.Si. NIP. 4127.34.02.001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen

Prof.Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. Linna Ismawati, SE., M.Si. NIP.4127.34.02.015 NIP.4127.34.02.008