Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva Dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS HUBUNGAN EFEKTIVITAS MODAL KERJA,

PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN RASIO HUTANG

TERHADAP RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI OLEH:

RINA G. SILITONGA 070502174 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Rina G. Silitonga (2011). Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja Perputaran Total Aktiva, dan Rasio Utang terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE, MBA., dan Ibu Dr. Khaira Amalia F., MBA, AK., selaku Dosen Penguji. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dr.Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva, dan Rasio Utang terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Penulis menarik hipotesis bahwa Efektivitas Modal Kerja (WCTO) , Perputaran Total Aktiva (TATO), dan Rasio Utang (DAR) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Rentabilitas (ROI) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis Korelasi Pearson dengan tingkat signifikansi α = 5%. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik-t, dengan tingkat signifikansi α = 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Modal Kerja (WCTO) tidak berhubungan secara signifikan dengan Rentabilitas (ROI), Perputaran Total Aktiva (TATO) berhubungan secara positif dan signifikan terhadap Rentabilitas (ROI), dan Rasio Utang (DAR) berhubungan secara negatif dan signifikan terhadap Rentabilitas (ROI).

Kata Kunci: Efektivitas Modal Kerja (WCTO) , Perputaran Total Aktiva (TATO), Rasio Utang (DAR), dan Rentabilitas (ROI).


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia dan anugerahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan indah pada waktunya. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara materil maupun moril :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritongan, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketu Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran, kritik, serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini.


(4)

6. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE, MBA selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Khaira Amalia, SE, MBA, AK selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Chairuddin Nasution selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

9. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

10. Orangtuaku tercinta P.H. Silitonga dan H.M Napitupulu, abangku tersayang Sahat Perdana Silitonga, dan adikku tersayang Daniel Silitonga yang telah mencurahkan kasih sayang, motivasi, dan doa yang diberikan kepada penulis.

11. Stealermyheart, Maruli Tumpal Sihite, yang selalu memberikan cinta,

perhatian, pengertian, motivasi, dan doa sehingga penulis terpacu untuk selalu memberikan yang terbaik.

12. Teman- teman berbagi suka dan duka di Manajemen 2007, Yanti Sembiring, Rachmawaty, Venny “Berenk”, Esther “E-bo ” Nababan, Risda “Ca-e” Simatupang, Megawaty Seah, Paramytha Herda.


(5)

13. Teman-teman berbagi suka dan duka di Berdikari 37A/53, Decky “Choky” Sirait, Sevrina “Rincul” Pujinta Siregar, Donald “dedek” Hutagaol, Bg-Yos Trg.

14. Teman-teman ku yang selalu memberikan semangat dan doa dari kejauhan anak-anak SCIENTIST (Alumni 3IPA-1 SMA N 3, P.Siantar).

15. Semua teman-teman di Manajemen 2007, kakak senior di Manajemen : Lusiana Manalu-04, Dian Lumban Gaol-06, adik-adik junior di Manajemen, teman-teman di Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, dan di fakultas lain yang memberikan semangat dan dukungan doa.

16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, atas setiap bantuan materil maupun moril.

Penulis menyadari dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penyajian. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat memperbaiki isi skripsi ini.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Februari 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 8

D. Hipotesis ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

F. Metode Penelitian... 12

1. Batasan Operasional ... 12

2. Definisi Operasional... 12

3. Populasi dan Populasi Sasaran Penelitian ... 14

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

5. Jenis Data ... 19

6. Teknik Pengumpulan Data ... 20

7. Metode Analisis Data ... 20

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 24

B. Rentabilitas ... 26

C. Modal Kerja ... 29

1.Pengertian Modal Kerja ... 29

2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja ... 31

3.Sumber Modal Kerja ... 32

4.Perputaran Modal Kerja ... 33

D. Aktiva ... 34

1. Pengertian Aktiva ... 34

2. Unsur-unsur Aktiva ... 34

3. Perputaran Total Aktiva ... 36

E. Utang ... 37

1. Pengertian Utang ... 37

2. Penggolongan Utang ... 37


(7)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 40

B. Sejarah Umum Perusahaan ... 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Variabel yang Mempengaruhi Rentabilitas ... 49

B. Analisis Data Statistik ... 56

1. Analisis Hubungan Working Capital Turnover dengan ROI ... 57

2. Analisis Hubungan Total Asset Turnover dengan ROI ... 58

3. Analisis Hubungan Debt to Asset Ratio dengan ROI ... 60

C. Pengujian Hipotesis ... 61

1. Hubungan Working Capital Turnover dengan ROI ... 62

2. Hubungan Total Asset Turnover dengan ROI ... 63

3. Hubungan Debt to Asset Ratio dengan ROI ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Data Perputaran Modal Kerja, TATO, DAR, dan ROI pada

Beberapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Tahun 2009 ... 6

Tabel 1.2 Jumlah Populasi Sasaran Berdasarkan Karakteristik Yang Ditetapkan... 15

Tabel 1.3 Perusahaan-perusahaan yang Menjadi Data Penelitian... 16

Tabel 1.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 22

Tabel 3.1 Profil Perusahaan Manufaktur... 44

Tabel 4.1 Perputaran Modal Kerja, TATO, DAR pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2009 ... 49

Tabel 4.2 Hasil Nilai Koefisien Korelasi Working Capital Turnover dengan Return on Investment program SPSS versi 16.0 for windows ... 57

Tabel 4.3 Hasil Nilai Koefisien Korelasi Total Asset Turnover dengan Return on Investment program SPSS versi 16.0 for windows ... 59

Tabel 4.4 Hasil Nilai Koefisien Korelasi Debt to Asset Ratio dengan Return on Investment program SPSS versi 16.0 for windows ... 61


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Ekspor Non Migas Periode Januari-September 2010 ... 5 Gambar 1.2 Kerangka Konseptual ... 10


(10)

ABSTRAK

Rina G. Silitonga (2011). Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja Perputaran Total Aktiva, dan Rasio Utang terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE, MBA., dan Ibu Dr. Khaira Amalia F., MBA, AK., selaku Dosen Penguji. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dr.Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva, dan Rasio Utang terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Penulis menarik hipotesis bahwa Efektivitas Modal Kerja (WCTO) , Perputaran Total Aktiva (TATO), dan Rasio Utang (DAR) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Rentabilitas (ROI) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis Korelasi Pearson dengan tingkat signifikansi α = 5%. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik-t, dengan tingkat signifikansi α = 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Modal Kerja (WCTO) tidak berhubungan secara signifikan dengan Rentabilitas (ROI), Perputaran Total Aktiva (TATO) berhubungan secara positif dan signifikan terhadap Rentabilitas (ROI), dan Rasio Utang (DAR) berhubungan secara negatif dan signifikan terhadap Rentabilitas (ROI).

Kata Kunci: Efektivitas Modal Kerja (WCTO) , Perputaran Total Aktiva (TATO), Rasio Utang (DAR), dan Rentabilitas (ROI).


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya kinerja perusahaan dinilai dari tingkat perolehan laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, bertumbuh serta berkembang dalam persaingan usaha yang ketat. Namun, untuk mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus memiliki strategi yang terintegrasi dengan baik dan sesuai dengan karakter perusahaan. Manajemen perusahaan juga dituntut untuk dapat mengelola aktiva atau modalnya secara efektif dan efisien. Perusahaan yang mampu memilih strategi dengan tepat serta mampu mengelolanya akan dapat mempertahankan dan mengungguli persaingan dalam pertumbuhan dan perolehan laba serta mampu bertahan dalam siklus kehidupan bisnis dalam jangka waktu yang panjang.

Bagi perusahaan ukuran keberhasilan belum cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang diperoleh. Masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya (Riyanto,2001:37). Rentabilitas merupakan perbandingan antara laba yang dihasilkan perusahaan dengan aktiva yang digunakan untuk


(12)

menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas yang tinggi menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menjalankan operasinya, ini berarti bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang besar dalam menghasilkan laba. Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada (Harahap,2010:304). Salah satu jenis rasio rentabilitas adalah ROI (Return on Investment) yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir,2009:202).

Dalam menjalankan aktivitas operasinya, pengelolaan modal kerja yang baik pada perusahaan akan terlihat melalui rentabilitasnya yang berguna untuk menetapkan kinerja perusahaan yang profit oriented . Modal kerja merupakan dana yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional rutin misalnya membeli bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya lainnya. Pengelolaan modal kerja mempengaruhi posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana menganggur (idle fund), dimana dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif, sebaliknya kekurangan modal kerja akan menimbulkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba karena perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan.

Efektivitas modal kerja dapat dinilai dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya


(13)

penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Semakin tinggi perputaran modal kerja menunjukkan semakin efektif penggunaan modal kerja yang nantinya berdampak pada peningkatan rentabilitas.

Di samping itu perusahaan memerlukan sejumlah aktiva usaha untuk menghasilkan volume penjualan yang ingin dicapai, yang harus dioperasikan secara efisien. Untuk mengukur pendayagunaan aktiva usaha dalam menghasilkan penjualan dapat dinilai dengan rasio Total Asset Turnover (TATO). Dengan jumlah total aktiva tertentu, diharapkan dapat meningkatkan penjualan yang akhirnya dapat mempercepat Total Asset Turnover. TATO yang rendah menunjukkan perusahaan tidak menghasilkan cukup banyak volume bisnis. Perusahaan sebaiknya melakuka langkah-langkah untuk meningkatkan penjualan, menjual beberapa asset, atau kombinasi dari keduanya (Brigham dan Houston,2009:100).

Dana yang dioperasikan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dapat diperoleh dari internal maupun eksternal perusahaan. Sumber internal adalah dana yang berasal dari dalam perusahaan, dimana pemenuhan kebutuhan modal diambil dari dana yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri. Namun, seiring dengan perkembangan ekonomi serta tuntutan persaingan usaha, dana yang berasal dari dalam perusahaan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu perusahaan berusaha mencari tambahan dana yang berasal dari sumber eksternal yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur berupa utang atau melalui penerbitan saham.


(14)

Utang merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dimana pada saatnya harus dibayar kembali. Brigham dan Houston (2009:1010) menyatakan, jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari pemilik modal akan diperbesar, atau diungkit (leveraged). Perolehan dana yang berasal dari utang harus dapat dikelola dengan baik karena penggunaan utang mempunyai konsekuensi yang tinggi berupa kewajiban finansial dalam hal membayar angsuran pokok dan angsuran bunga. Utang yang terlalu besar akan menyebabkan tingginya beban yang berakibat pada penurunan laba dan pada akhirnya akan berdampak pada tingkat rentabilitas perusahaan.

Untuk menilai sejauh mana perusahaan mengelola utangnya adalah dengan menggunakan rasio utang (Debt to total asset). Rasio utang merupakan perbandingan total utang dengan total aktiva perusahaan atau dengan kata lain menunjukkan sejauh mana aktiva yang dimiliki perusahaan didanai dengan utang. Semakin tinggi Debt to Asset Ratio (DAR), semakin besar risiko keuangan (Horne dan Wachowicz,2005;210). Manajemen perusahaan harus dapat membuat kebijakan yang tepat dalam mengambil keputusan pendanaan untuk memperoleh aktiva yang digunakannya dalam beroperasi agar dapat menghasilkan laba yang maksimal.

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus nilai dari


(15)

pembelian bahan baku dilanjutkan dengan proses pengolahan bahan baku serta menjadi produk yang siap dijual dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut. Pemilihan pada kelompok industri manufaktur ini didasarkan pada alasan bahwa industri manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan kelompok industri yang lain, sehingga dengan asumsi semakin besar objek yang diamati maka akan semakin akurat hasil penelitian.

Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari situs peningkatan ekspor non migas periode Januari-September 2010, terutama didorong oleh industri manufaktur.

Gambar 1.1 Ekspor Non Migas Periode Januari-September 2010 Sumber :

Gambar 1.1 di atas menunjukkan bahwa ekspor produk manufaktur mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 34,2% setelah pada tahun 2009 mengalami kontraksi sebesar 25,5%. Hal ini terkait dengan pulihnya perekonomian dunia dari krisis global yg terlihat dari adanya peningkatan

Jan-Sep 2010 Jan-Sep 2009 68,9

Pertumbuhan (100%) Nilai Ekspor (Juta USD )

51,3

19,4 13,6

3,1

3,6 -11,4 15,7

25,9 42,0 -25,5


(16)

permintaan produk ekspor manufaktur Indonesia. Meningkatnya ekspor manufaktur tersebut didorong oleh menguatnya kinerja ekspor beberapa produk yang naik signifikan, yaitu produk karet, otomotif, serta alas kaki. Kinerja industri manufaktur yang mengalami peningkatan ini menunjukkan kebijakan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva dan pendanaan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan.

Dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia tahun 2009 terlihat adanya nilai tertinggi dan terendah dari Working

Capital Turn Over (WCTO), Total Assets Turn Over (TATO), dan Debt to Assets

Ratio (DAR), serta nilai ROI yang terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1

Data Perputaran Modal Kerja, TATO, DAR, dan ROI pada beberapa Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2009

Keterangan Perusahaan WCTO TATO DAR(%) ROI

(%) Nilai WCTO

tertinggi & terendah

Pan Brothers Tex Tbk (PBRX)

443,41 1,94 54,38 4,06 Nipress Tbk

(NIPS)

-219,72 0,89 51,98 1,17 Nilai TATO

tertinggi & terendah

Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS)

128,73 2,73 47,95 5,40 Surya Intrindo Makmur Tbk

(SIMM)

19,26 0,07 144,91 -13,75 Nilai DAR

tertinggi & terendah

Jakarta Kyoei Steel Works (JKSW)

2,07 0,76 240,98 2,48 Duta Pertiwi Nusantara Tbk

(DPNS)

1,16 0,65 0 5,00

Nilai RoI tertinggi & terendah

Mulia Industrindo Tbk (MLIA)

-0,62 0,98 126,22 44,53 Aneka Kemasindo Utama Tbk

(AKKU)

-0,25 0,08 24,33 -17,43 Sumber:


(17)

Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa tingginya perputaran modal kerja (WCTO) tidak selalu meningkatkan nilai Return on Investment (ROI). Hal ini berbeda dengan pendapat yang dikemukakan Horne dan Wachowicz (2005:16) bahwa pengelolaan yang efisien terhadap aktiva lancar dan pendanaan pendukungnya (modal kerja) dapat memaksimalkan tingkat laba. Demikian juga terjadi pada perputaran total aktiva, perusahaan dengan TATO yang rendah justru memiliki RoI yang tinggi. Fenomena ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston (2009:100), Horne dan Wachowicz (2005:222) yang menyatakan bahwa rasio perputaran aktiva yang tinggi menunujukkan tingginya volume bisnis dalam menghasilkan penjualan, yang mengarah pada peningkatan laba perusahaan.

Dengan demikian, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih lanjut fenomena yang ada. Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah “Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva, dan Rasio Utang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah Efektivitas Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total Aktiva (TATO), dan Rasio Utang (DAR) mempunyai hubungan yang siginifikan terhadap Rentabilitas pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?


(18)

C. Kerangka Konseptual

Perolehan laba mempengaruhi tingkat rentabilitas pada suatu perusahaan. Dalam artian, laba yang tinggi belum dapat dijadikan ukuran bahwa pengelolaan yang dilakukan perusahaan telah bekerja secara efisien. Maka suatu badan usaha dalam menjalankan usahanya diarahkan untuk mendapatkan tingkat rentabilitas yang optimal. Efisiensi kerja suatu perusahaan baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba, inilah yang disebut rentabilitas. Menurut Harahap (2010:304) rasio rentabilitas disebut juga dengan profitabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Terdapat berbagai macam cara dalam menghitung rentabilitas perusahaan. Salah satunya yaitu, laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, yang disebut dengan Return on

Investment (ROI).

Modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan, di samping itu modal kerja juga sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kontinuitas perusahaan. Efektivitas modal kerja dapat dihitung dengan Working Capital Turn Over, yaitu rasio antara penjualan dengan modal kerja. Dari rasio ini dapat diketahui apakah perusahaan beroperasi dengan modal kerja yang tinggi atau rendah. Horne dan Wachowicz (2005:16) menyatakan bahwa pengelolaan yang efisien terhadap aktiva lancar dan pendanaan pendukungnya (modal kerja) dapat memaksimalkan tingkat laba


(19)

Semakin tinggi Working Capital Turn Over maka semakin efektif kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Hal ini sejalan dengan pendapat Syamsuddin (2007:48), yaitu semakin tinggi perputaran (turnover) dana, semakin efisien perusahaan di dalam melaksanakan operasinya. Dalam artian memperoleh laba yang optimal dengan kemampuan mengelola modal kerjanya.

Penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan juga dapat dilihat dari pengelolaan asetnya. Dalam hal ini aset diperlukan untuk digunakan sebgai sarana (aktiva produksi) dalam memperoleh laba. Salah satu rasio untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya adalah Total

Asset Turn Over (TATO). Total Asset Turn Over menunjukkan tingkat

penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan. Brigham dan Houston (2009:100), Horne dan Wachowicz (2005:222) menyatakan bahwa rasio perputaran aktiva yang tinggi menunujukkan tingginya volume bisnis dalam menghasilkan penjualan, yang mengarah pada peningkatan laba perusahaan.

Utang dapat diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Penambahan pinjaman menimbulkan risiko yang lebih besar demikian pula potensi pengembalian menjadi lebih besar, karena semakin besar pengaruh keuangan maka potensi risiko dan hasil juga lebih besar. Semakin tinggi Debt to

Asset Ratio (DAR), semakin besar risiko keuangan (Horne dan


(20)

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2. Kerangka Konseptual

Sumber: Harahap (2004), Syamsuddin (2007), Brigham dan Houston (2009), dan Horne dan Wachowicz (2005), dimodifikasi.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono,2004:51).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

Efektivitas Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total Aktiva (TATO), dan Rasio Utang (DAR) mempunyai hubungan yang sinifikan terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Efektivitas Modal Kerja:

Working Capital Turn Over (X1)

Total Asset Turn Over (X2)

Debt to Asset Ratio (X3)

Rentabilitas:


(21)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan Efektivitas Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total Aktiva (TATO), dan Rasio Utang (DAR) terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:. a. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan wawasan, dan pola pikir peneliti, khususnya mengenai hubungan Working Capital Turnover, Total Assets Turnover, dan Debt

to Assets Ratio dengan Rentabilitas Perusahaan.

b. Bagi Pihak lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.


(22)

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasa operasional penelitian ini terbatas pada hubungan Working

Capital Turnover, Total Assets Turnover, dan Debt to Assets Ratio sebagai

variabel bebas dengan Rentabilitas (Return on Investment) sebagai variable terikat pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, dengan memakai laporan keuangan tahun 2008 sampai dengan 2009 yang telah diaudit. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi Pearson dengan alat bantu program SPPS versi 16.0 for windows.

2. Defenisi Operasional

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independent variable) 1) Efektivitas Modal Kerja (X1)

Efektivitas modal kerja ditunjukkan dengan Working

Capital Turnover (WCTO) yaitu rasio yang memperlihatkan

adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan. Menurut Riyanto (2001:335) rumus untuk menghitung Working

Capital Turnover (WCTO) sebagai berikut :

kali x s Liabilitie Current

Assets Current

Sales

WCTO 1

− =


(23)

2) Perputaran Total Aktiva (X2)

Total Assets Turnover (TATO) mengukur perputaran dari

semua aset yang dimiliki perusahaan. Total Assets Turnover dihitung dari pembagian antara penjualan dengan asetnya. Rasio ini menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Untuk menghitung rasio TATO dapat digunakan rumus (Horne dan Wachowicz, 2005:221) :

Total Assets Turnover = x kali

Assets Total

Sales

1

3) Rasio Utang (X3)

Rasio utang dapat diukur dengan menggunakan Debt to

Assets Ratio (DAR). Rasio ini mengukur berapa besar aktiva

perusahaan yang dibiayai oleh utang. Rumus untuk menghitung

Debt to Assets Ratio adalah sebagai berikut (Kasmir,2009:156):

Debt to Assets Ratio =

Assets Total

Debt Total

b. Variabel terikat (dependent variable) Rentabilitas (Y)

Menurut Harahap (2010:304), Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada (Harahap,2010:304). Salah satu jenis rasio rentabilitas adalah ROI


(24)

(Return on Investment) yang menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal perusahaan. Semakin tinggi nilainya, menunjukkan keefektivan pengelolaan modal perusahaan.

Return on Investment (ROI)= ×100

TotalAset Lababersih

% 3. Populasi dan Populasi Sasaran Penelitian

a. Popolasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro,2009:118). Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009, yaitu sebanyak 135 perusahaan.

b. Populasi Sasaran

Adapun kriteria (pertimbangan) yang digunakan dalam penentuan populasi sasaran adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.

2. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan lengkap setiap akhir tahun selama periode 2006-2009.

3. Perusahaan mempunyai utang (Debt) minimal satu dalam empat tahun penelitian.


(25)

Tabel 1.2

Jumlah Popolasi Sasaran Berdasarkan Karakteristik yang Ditetapkan

Sumber:

Berdasarkan karakteristik penarikan sampel tersebut, maka diperoleh populasi sasaran sebanyak 83 perusahaan. Adapun perusahaan-perusahaan yang menjadi data penelitian ini adalah sebagai berikut:

No. Karakteristik sampel Jumlah

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian

135

2. Perusahaan manufaktur yang tidak mempunyai laporan keuangan lengkap setiap akhir tahun selama periode 2008-2009.

(45)

3. Perusahaan manufaktur yang tidak mempunyai utang dalam laporan keuangan periode2006-2009.

(7)


(26)

Tabel 1.3

Perusahaan-perusahaan yang Menjadi Data Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Sub Sektor

1. ADES Akasha Wira International Tbk Makanan & Minuman 2. ADMG Polychem Indonesia Tbk Tekstil & Garmen 3. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Makanan & Minuman 4. AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk Plastik & Kemasan 5. APLI Asiaplast Industries Tbk Plastik & Kemasan

6. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk Keramik, Poerselen & Kaca 7. ASII Astra International Tbk Otomotif & Komponennya 8. AUTO Astra Otoparts Tbk Otomotif & Komponennya

9. BATA Sepatu Bata Tbk Alas Kaki

10. BIMA Primarindo Asia Infrastr. Tbk Alas Kaki

11. BRNA Berlina TBk Plastik & Kemasan 12. BRPT Barito Pacific Tbk Kimia

13. BUDI Budi Acid Jaya Tbk Kimia

14. CEKA Cahaya Kalbar Tbk Makanan & Minuman 15. CTBN Citra Tubindo Tbk Logam & Sejenisnya 16. DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk Kimia

17. DYNA Dynaplast Tbk Plastik & Kemasan 18. EKAD Ekadharma Internasional Tbk Kimia

19. ESTI Ever Shine Textile Inds. Tbk Tekstil & Garmen 20. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Pulp & kertas

21. GDYR Goodyear Indonesia Tbk Otomotif & Komponennya 22. GJTL Gajah Tunggal Tbk Otomotif & Komponennya


(27)

23. HMSP HM Sampoerna Tbk Rokok

24. IGAR Kageo Igar Jaya Tbk Plastik & Kemasan 25. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Kabel

26. INAF Indofarma (Persero) Tbk Farmasi

27. INAI Indal Alumunium Industri Tbk Logam & Sejenisnya 28. INCI Intanwijaya Internasional Tbk Kimia

29. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan & Minuman 30. INDR Indorama Syntetics Tbk Tekstil & Garmen

31. INDS Indospring Tbk Otomotif & Komponennya 32. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Semen

33. JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Logam & Sejenisnya

34. KAEF Kimia Farma Tbk Farmasi

35. KARW Karwell Indonesia Tbk Tekstil & Garmen 36. KBLM Kabelindo Murni Tbk Kabel

37. KBLV First Media Tbk Elektronika

38. KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk Peralatan Rumah Tangga 39. KICI Kedaung Indah Can Tbk Peralatan Rumah Tangga

40. KLBF Kalbe Farma Farmasi

41. LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Peralatan Rumah Tangga 42. LMSH Lionmesh Prima Logam & sejenisnya 43. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk Otomotif & Komponennya 44. MAIN Malindo Feedmill Tbk Pakan ternak

45. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Makanan & Minuman 46. MLIA Mulia Industrindo Tbk Keramik, Poerselen & Kaca

47. MRAT Mustika Ratu Tbk Kosmetik


(28)

49. MYOR Mayora Indah Tbk Makanan & Minuman 50. NIPS Nipress Tbk Otomotif & Komponennya 51. PAFI Panasia Filament Tbk Tekstil & Garmen

52. PBRX Pan Brothers Tex Tbk Tekstil & Garmen 53. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk Logam & Sejenisnya 54. POLY Polysindo Eka Perkasa Tbk Tekstil & Garmen

55. PRAS Prima Alloy Steel Tbk Otomotif & Komponennya 56. PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk Makanan & Minuman 57. PTSN Sat Nusapersada Tbk Elektronika

58. PYFA Pyridam Farma Farmasi

59. RDTX Roda Pipatex Tbk Tekstil & Garmen 60. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk Tekstil & Garmen 61. RMBA Bentoel Internasional Investama

Tbk

Rokok

62. SAIP Surabaya Agung Industri P. Tbk Pulp & Kertas 63. SCPI Schering Plough Indonesia Tbk Farmasi 64. SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk Alas Kaki 65. SIPD Sierad Produce Tbk Pakan ternak

66. SKLT Sekar Laut Tbk Makanan & Minuman 67. SMCB Holcim Indonesia Tbk Semen

68. SMGR Semen Gresik Tbk Semen

69. SMSM Selamat Sempurna Tbk Otomotif & Komponennya 70. SPMA Suparma Tbk Pulp & Kertas

71. SQMI Allbond Makmur Usaha Tbk Otomotif & Komponennya 72. SRSN Indo Acidatama Tbk Kimia


(29)

74. SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk Kayu & Pengolahannya 75. TBMS Tembaga Mulia Semanan Logam & Sejenisnya 76. TFCO Teijin Indonesia Fiber Tbk Tekstil & Garmen

77. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Keramik, Poerselen & Kaca 78. TPIA Tri Polyta Indonesia Tbk Kimia

79. TRST Trias Sentosa Tbk Plastik & Kemasan 80. TSPC Tempo Scan Pasific tbk Farmasi

81. ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk Makanan & Minuman 82. UNTX Unitex Tbk Tekstil & Garmen 83. YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Plastik & Kemasan Sumber:

4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011.

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder yang digunakan berupa data laporan keuangan perusahaan, antara lain neraca (balance


(30)

sheet), laporan laba rugi (income statements), Ratio, yang diperoleh dari

hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, media internet, buku-buku, dan surat kabar.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka berupa, jurnal, penelitian terdahulu, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder berupa laporan –laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif.

b. Penelitian pada mulanya menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh dari Efektivitas Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total AKtiva (TATO), dan Rasio Utang terhadap Rentabilitas (ROI). Karena tidak dapat memenuhi salah satu dari uji asumsi klasik yaitu Uji Autokorelasi, maka penelitian ini menggunakan analisis korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan


(31)

dari Efektivitas Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total AKtiva (TATO), dan Rasio Utang terhadap Rentabilitas (ROI).

c. Metode Analisis Korelasi Pearson

Analisis korelasi Pearson berguna untuk mengetahui hubungan dua variable yang berskala rasio yang menunjukkan hubungan yang linear (Situmorang et al, 2008:47). Korelasi ini sering juga disebut korelasi

Product Moment.

Rumus:

( )( )

[

]

( )

[

]

[

( )

]

= 2 2 2 2

2

Y Y

n X X

n

Y X XY

n r

Dimana:

r = Koefisien Korelasi Pearson X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat n = Jumlah data

Koefisien korelasi Pearson berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat ditulis -1 < r < 1. Tanda positif menunjukkan arah hubungan dua variable yang positif (searah) dan tanda negatif menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah). Selain itu untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan dari Korelasi Pearson yang diperoleh, maka dapat dilihat dari tingkt signifikansi yang dihasilkan. Apabila tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk


(32)

penelitian (α) = 5%, maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).

Tabel 1.4

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2007:183)

Bentuk pengujian yang digunakan adalah:

Ho : r = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang positif (negatif) dan signifikansi antara variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).

Ha : r ≠ 0, artinya terdapat hubungan yang positif (negatif) dan signifikansi antara variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika – r tabel < r hitung < r tabel , dengan α = 5 % Ha diterima jika – r tabel > r hitung > r tabel , dengan α = 5 % d. Pengujian Hipotesis


(33)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi yang diperoleh. Pengujian signifikansi menggunakan rumus sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:466):

t = r 2 1

2

r n

−−

Dimana: t = Nilai t hitung

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah data pengamatan

Bentuk pengujian yang digunakan adalah:

Ho : t = 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel- variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).

Ha : t ≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel- variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).

Pengujian selanjutnya akan dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan tingkat signifikansi α = 5 % dengan t hitung yang diperoleh. Jika t hitung > t tabel berarti Ho ditolak atau terdapat hubungan yang nyata (signifikan) antara variabel- variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y) dan sebaliknya.

Kriteria pengambilan keputusan pada Uji- t ini adalah: Ho diterima jika – t tabel < t hitung < t tabel , dengan α = 5 % Ha diterima jika – t tabel > t hitung > t tabel , dengan α = 5 %.


(34)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Bertha (2010), malakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio dengan Kemampulabaan Perusahaan Pada PTPN III (Persero) Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1. Receivable turnover berhubungan secara positif dan signifikan dengan Return on Investment (ROI) pada PTPN III (Persero) Medan. Hal ini dibuktikan dari besarnya nilai r = 0,821 dan nilai signifikansinya t hitung > t tabel (5,038>2,776).

2. Inventory Turnover tidak berhubungan secara signifikan dengan Return on Investment (ROI) pada PTPN III (Persero) Medan. Hal ini dibuktikan dari besarnya nilai r = 0,621 dan nilai signifikansinya t hitung < t tabel (2,021>2,776).

3. Total Asset Turnover tidak berhubungan secara signifikan dengan Return on Investment (ROI) pada PTPN III (Persero) Medan. Hal ini dibuktikan dari besarnya nilai r = 0,119 dan nilai signifikansinya t hitung < ttabel (0,241 < 2,776).

Halim (2010), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Rasio Utang terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia”.


(35)

Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara variabel Working Capital Turnover dan Debt to Asset Ratio dengan rentabilitas ekonomi pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1. Working Capital Turnover memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap rentabilitas ekonomi, meskipun tingkat signifikansinya tidak cukup tinggi. WCT hanya memiliki pengaruh sebesar 0,1 % terhadap rentabilitas ekonomi.

2. Debt to Asset Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

rentabilitas ekonomi. Meskipun demikian tingkat signifikansinya lebih besar daripada WCT, yaitu sebesar 2,5 % terhadap rentabilitas ekonomi.

Riadi (2006), melakukan penelitian dengan judul ‘”Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Plastics and Glass Products Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta Selama Tahun 2002-2005”. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rasio aktivitas (perputaran piutang, perputaran persedian, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva) berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa :

Variabel X3 (perputaran aktiva tetap) dan X4 (perputaran total aktiva) tidak mempengaruhi terhadap Y (rentabilitas ekonomi) pada perusahaan Plastik and Glass Products selama tahun 2002-2005. Sedangkan X1


(36)

(perputaran piutang) dan X2 (perputaran persediaan) berpengaruh secara negatif terhadap Y (rentabilitas ekonomis). Faktor perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai pengaruh sebesar 17,3684% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

B. Rentabilitas

Menurut Riyanto (2001:35), rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan demikian maka tingkat rentabilitas yang tinggi dapat mengakibatkan penerimaan yang tinggi pula. Mengukur efisiensi perusahaan berdasarkan jumlah keuntungan semata kurang tepat, sebab keuntungan yang tinggi belum tentu disertai tingkat rentabilitas yang tinggi pula. Untuk mengukur tingkat rentabilitas yang ada pada perusahaan dapat dilakukan dengan bermacam- macam cara, tergantung pada laba atau modal mana yang akan diperbandingkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas lebih penting dibandingkan laba, karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahan itu telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. (Riyanto, 2001:37)

Harahap (2010:304) mengemukakan bahwa rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan


(37)

mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. Salah satu jenis rasio rentabilitas adalah ROI (Return On Investment) yang menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal perusahaan. Semakin tinggi nilainya, menunjukkan keefektivan pengelolaan modal perusahaan.

Return On Investment (ROI)= ×100

Aset Total

bersih Laba

%

Return On Investment (ROI) merupakan rasio pengukur kinerja

yang baik karena rasio ini memperhitungkan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam aktivitas operasi suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Menurut (Riyanto,2001:39), Ada beberapa cara untuk meningkatkan Earning Power antara lain sebagai berikut:

1. Menaikkan Profit Margin yaitu dengan jalan menambah biaya usaha

(Operating Expenses) sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya

tambahan Sales sebesar-besarnya, atau dengan kata lain, tambahan Sales harus lebih besar daripada tambahan Operating Expenses.

2. Menaikkan Profit Margin dengan mengurangi pendapatan dari Sales sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan Operating


(38)

3. Menaikkan Turnover of Operating Assets dengan menambah modal usaha (Operating Assets) sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan Sales yang sebesar-besarnya.

4. Menaikkan Turnover of Operating Assets dengan mengurangi Sales sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan atau pengurangan Operating

Assets sebesar-besarnya.

Kegunaan dan Kelemahan Analisis Return On Investment (ROI): 1. Kegunaan dari Analisis Return On Investment (ROI) dapat

dikemukakan sebagai berikut:

a. Salah satu kegunaannya yang prinsipil adalah sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka manajemen dengan menggunakan teknik analisis ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal kerja, efesiensi produksi, dan efisiensi bagian penjualan.

b. Analisis ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang digunakan oleh perusahaan. c. Apabila perusahaan memiliki rasio industri maka dengan analisis

ROI ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau berada di atas rata-rata.

d. ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai


(39)

dasar untuk pengambilan keputusan apabila perusahaan melakukan ekspansi.

2. Kelemahan-kelemahan dari Analisis Return On Investment (ROI), yaitu:

a. Salah satu kelemahan yang prinsipil ialah kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa terkadang praktik akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda.

b. Kelemahan lain dari analisis ROI ini adalah adanya fluktuasi dari nilai uang atau daya belinya.

c. Dengan menggunakan analisis ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.

C. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk operasional harian perusahaan, misalnya untuk pembayaran upah buruh, gaji pegawai, membayar persekot pembelian persediaan, dan sebagainya. Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.


(40)

Menurut Keown (2004:644), modal kerja bersih merupakan selisih antara Asset lancar dan kewajiban lancar, menyediakan gambaran yang sangat berguna dalam menentukan kebijaksanaan pembiayaan jangka pendek. Jika modal kerja bersih rendah, keuntungan perusahaan cenderung meningkat, tetapi peningkatan keuntungan ini disaat yang sama juga meningkatkan resiko likuiditas perusahaan. Akibatnya kebijakan pembiayaan jangka pendek perusahaan berpengaruh pada modal kerja bersih.

Menurut Brigham dan Houston (2006:131), modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek (kas, sekuritas, persediaan, dan piutang). Sedangkan Riyanto (2001:57), mengemukakan tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu :

a. Konsep Kuantitatif

Konsep kuantitatif mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Atau sering juga disebut sebagai modal kerja kotor (Gross Working Capital).

b. Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi


(41)

perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau disebut modal kerja bersih (Net Working Capital).

c. Konsep Fungsional

Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (Income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.

Jadi pada dasarnya modal kerja meliputi kebijakan manajemen yang berupa:

1) Penentuan besarnya aktiva lancar yang harus dipertahankan atau berapa banyak sumber-sumber keuangan perusahaan yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar.

2) Kebijakan yang menyangkut hubungan antara berbagai jenis aktiva dan cara pembiayaannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Menurut Syahyunan (2004:40), Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhn modal kerja. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat, demikian pula sebaliknya. b. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan


(42)

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.

d. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal.

e. Sikap Perusahaan Terhadap Likuiditas dan Profitabilitas.

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.

3. Sumber Modal kerja

Menurut Munawir (2001:119-122) pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan terdiri dari:

a. Hasil operasi perusahaan

Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan.


(43)

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).

Dengan adanya surat berharga ini menyebabkan perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah bentuknya menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penghitungan surat berharga ini merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja.

c. Penjualan aktiva tidak lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya. Perubahan aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja.

d. Penjualan saham atau obligasi

Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya atau dengan menerbitkan obligasi.

4. Perputaran Modal kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnorver period) dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja saat sampai dimana kas kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya


(44)

(turnover rate-nya). Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. (Riyanto, 2002:62)

Menurut Riyanto (2001:335) rumus untuk menghitung Working

Capital Turnover (WCTO) sebagai berikut :

kali x s Liabilitie Current

Assets Current

Sales

WCTO 1

− =

D. Aktiva

1. Pengertian Aktiva

Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.

Menurut Riyanto (2001:331), rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.

2. Unsur-unsur Aktiva

a. Aktiva Lancar (current assets)

Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan, yang mana yang lebih lama.


(45)

b. Investasi/penyertaan (Investmen assets)

Investasi merupakan suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi. Investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki setahun atau kurang dimasukkan ke dalam kelompok aktiva lancar, sedangkan investasi selain investasi lancar digolongkan investasi jangka panjang.

c. Aktiva Tetap (Fixed Assets)

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap meliputi aktiva tidak dapat disusutkan dan yang disusutkan.

d. Aktiva tidak berwujud (Intangible Assets)

Aktiva tidak berwujud adalah aktiva tidak lancar dan tidak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hokum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain. Aktiva tidak berwujud antara lain dapat berbentuk, hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang, dan good will.


(46)

e. Aktiva lain-lain (Miscellaneous assets)

Aktiva lain-lain menggambarkan pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva tetap, dan juga tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar, investasi/penyertaan maupun aktiva tak berwujud, seperti aktiva tetap yang tidak digunakan, piutang kepada pemegang saham, beban yang ditangguhkan dan aktiva lancar lain-lainnya. Sugiyarso dan Winarni (2005:2-4)

3. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over)

Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Dengan demikian perputaran total aktiva dapat dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Sugiyarso dan Winarni (2005:117)

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:222), Total Asset Turnover menunjukkan efisiensi relative penggunaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio total asset

turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di

dalam menghasilkan penjualan. Perhitungan total asset turnover adalah sebagai berikut:

Total Asset Turn Over (TATO) = kali

Aktiva Total

Penjualan

1


(47)

E. Utang

1. Pengertian Utang

Utang merupakan kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. (Sugiyarso dan Winarni,2005:4)

Pengertian utang menurut Riyanto (2001:227), utang atau modal asing adalah modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di perusahaan, yang pada saatnya harus dibayar kembali.

Penggunaan utang diharapkan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Menurut Brigham et al (2006:101), ada dua alasan mengapa utang dapat meningkatkan pengembalian dari modal pemilik, yaitu:

1) beban dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan utang akan menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang tersedia bagi para investornya,

2) jika laba operasi yang dinyatakan sebagai persentase dari aktiva ternyata melebihi tingkat bunga atas pinjaman, maka sebuah perusahaan dapat menggunakan utang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas utang, dan masih memiliki sisa sebagai “bonus” bagi para pemegang sahamnya.

2. Penggolongan Utang a. Utang Jangka Pendek

Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:4-5), utang jangka pendek adalah kewajiban yang akan dilunasi sesuai dengan


(48)

permintaan kreditur atau yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Sedangkan menurut Riyanto (2001:227), utang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.

b. Utang Jangka Panjang

Riyanto (2001:238) mengemukakan modal asing atau utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Utang jangka panjang ini pada umunya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.

Utang jangka panjang biasanya terdiri dari utang hipotik dan utang obligasi. Utang hipotik adalah kewajiban kepada pihak luar yang dijamin dengan aktiva tetap, misalnya tanah atau rumah. Utang obligasi adalah kewajiban jangka panjang dari suatu perusahaan atau pemerintah yang disertai dengan sertifikat tanda berutang. (Sugiyarso dan Winarni, 2005:5)

3. Debt to Asset Ratio (DAR)

Brigham dan Houston (2009:1010) menyatakan, jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari


(49)

pemilik modal akan diperbesar, atau diungkit (leveraged)

Debt to Assets Ratio =

. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Assets Total

Debt Total

Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri yang sejenis.


(50)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

a. Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.


(51)

c. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

e. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II. f. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.

g. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

i. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

j. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

k.1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

l. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.


(52)

m. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

p. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

q. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

r. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

s. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

t. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

u. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).


(53)

v. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

w. 02 Maret 2009 : Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.

B. Sejarah Umum Perusahaan

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur terdiri dari 3 sektor dan 18 subsektor, yakni:

1. Industri Barang Konsumsi a. Makanan dan minuman b. Rokok

c. Farmasi

d. Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga e. Peralatan rumah tangga

2. Industri Dasar dan Kimia a. Semen

b. Keramik, porselen dan kaca c. Pulp dan kertas

d. Logam dan sejenisnya e. Kimia

f. Pakan ternak


(54)

h. Kayu dan pengolahannya 3. Aneka Industri

a. Otomotif b. Tekstil c. Alas kaki d. Kabel e. Elektronika

Tabel 3.1

Profil Perusahaan Manufaktur No. Kode Perusahaan Tanggal

Berdiri

Tanggal Listing

Bisnis 1. ADES Akasha Wira

International

06 Mar 1985 13 Jun 1994 Makanan & Minuman

2. ADMG Polychem Indonesia Tbk

25 Apr 1986 20 Okt 1993 Tekstil & Garmen

3. AISA Tiga Pilar

Sejahtera Food

26 Jan 1990 11 Juni 1997 Makanan & Minuman

4. AKKU Aneka Kemasindo

05 Apr 2001 01 Nov 2004 Plastik & Kemasan

5. APLI Asiaplast Industries Tbk

5 Agu 1992 1 Mei 200 Plastik & Kemasan

6. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

22 Feb 1993 17 Juli 2001 Keramik,

Poerselen & 7. ASII Astra

International

20 Feb 1957 4 Apr 1990 Otomotif & Komponennya 8. AUTO Astra Otoparts

Tbk

20 Sep 1991 15 Jun 1998 Otomotif & Komponennya

9. BATA Sepatu Bata

Tbk

15 Okt 1931 24 Mar 1982 Alas Kaki 10. BIMA Primarindo

Asia Infrastr.

01 Juli 1988 30 Agu 1994 Alas Kaki

11. BRNA Berlina TBk 18 Agu 1969 06 Nov 1989 Plastik & Kemasan

12. BRPT Barito Pacific Tbk


(55)

13. BUDI Budi Acid Jaya Tbk

15 Jan 1979 08 Mei 1985 Kimia 14. CEKA Cahaya Kalbar

Tbk

03 Feb 1968 09 Juli 1996 Makanan & Minuman

15. CTBN Citra Tubindo Tbk

23 Agu 1983 28 Nov 1989 Logam & Sejenisnya

16. DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk

18 Mar 1982 08 Agu 1990 Kimia

17. DYNA Dynaplast Tbk 16 Nov 1959 05 Agu 1991 Plastik & Kemasan

18. EKAD Ekadharma Internasional

27 Nov 1981 14 Agu 1990 Kimia

19. ESTI Ever Shine

Textile Inds.

11 Des 1973 13 Okt 1992 Tekstil & Garmen

20. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

13 Jun 1987 19 Des 1994 Pulp & kertas 21. GDYR Goodyear

Indonesia Tbk

11 Jan 1901 22 Des 1980 Otomotif & Komponennya 22. GJTL Gajah Tunggal

Tbk

24 Agu 1951 08 Mei 1990 Otomotif & Komponennya 23. HMSP HM Sampoerna

Tbk

19 Okt 1963 15 Agu 1990 Rokok 24. IGAR Kageo Igar Jaya

Tbk

30 Okt 1975 05 Nov 1990 Plastik & Kemasan

25. IKBI Sumi Indo

Kabel Tbk

23 Juli 1981 21 Jan 1991 Kabel 26. INAF Indofarma

(Persero) Tbk

02 Jan 1996 17 Apr 2001 Farmasi 27. INAI Indal

Alumunium

16 Juli 1971 05 Des 1994 Logam & Sejenisnya

28. INCI Intanwijaya Internasional

14 Nov 1981 24 Juli 1990 Kimia 29. INDF Indofood

Sukses Makmur

14 Agu 1990 14 Juli 1994 Makanan & Minuman

30. INDR Indorama Syntetics Tbk

03 Apr 1974 03 Agu 1990 Tekstil & Garmen

31. INDS Indospring Tbk 05 Mei 1978 10 Agu 1990 Otomotif & Komponennya 32. INTP Indocement

Tunggal

16 Jan 1985 05 Des 1989 Semen 33. JKSW Jakarta Kyoei

Steel Works

30 Apr 1975 06 Agu 1997 Logam & Sejenisnya

34. KAEF Kimia Farma Tbk


(56)

35. KARW Karwell Indonesia Tbk

18 Feb 1978 20 Des 1994 Tekstil & Garmen

36. KBLM Kabelindo Murni Tbk

11 Okt 1979 01 Jun 1992 Kabel 37. KBLV First Media Tbk 06 Jan 1994 25 Feb 2007 Elektronika 38. KDSI Kedawung

Setia Industrial

09 Jan 1973 29 Juli 1996 Peralatan Rumah Tangga 39. KICI Kedaung Indah

Can Tbk

11 Jan 1974 28 Okt 1993 Peralatan Rumah Tangga 40. KLBF Kalbe Farma 10 Sep 1966 30 Juli 1991 Farmasi

41. LMPI Langgeng Makmur Plastic

30 Nov 1972 17 Okt 1994 Peralatan Rumah Tangga 42. LMSH Lionmesh

Prima

14 Des 1982 04 Jun 1990 Logam & sejenisnya

43. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

11 Jan 1901 05 Feb 1990 Otomotif & Komponennya 44. MAIN Malindo

Feedmill Tbk

10 Jun 1997 10 Feb 2006 Pakan ternak 45. MLBI Multi Bintang

Indonesia Tbk

03 Jun 1929 15 Des 1981 Makanan & Minuman

46. MLIA Mulia

Industrindo Tbk

05 Nov 1986 17 Jan 1994 Keramik,

Poerselen & 47. MRAT Mustika Ratu

Tbk

14 Mar 1978 27 Juli 1995 Kosmetik 48. MYOH Myoh

Technology

15 Mar 200 27 Juli 2000 Elektronika 49. MYOR Mayora Indah

Tbk

17 Feb 1977 04 Juli 1990 Makanan & Minuman

50. NIPS Nipress Tbk 24 Apr 1975 24 Juli 1991 Otomotif & Komponenya 51. PAFI Panasia

Filament Tbk

01 Des 1988 22 Juli 1997 Tekstil & Garmen

52. PBRX Pan Brothers Tex Tbk

21 Agu 1980 16 Agu 1990 Tekstil & Garmen

53. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

26 Sep 1983 23 Sep 1996 Logam & Sejenisnya

54. POLY Polysindo Eka Perkasa Tbk

11 Jan 1901 12 Mar 1991 Tekstil & Garmen

55. PRAS Prima Alloy Steel Tbk

20 Feb 1984 12 Juli 1990 Otomotif & Komponennya 56. PSDN Prashida Aneka

Niaga Tbk

16 Apr 1974 18 Okt 1994 Makanan & Minuman


(1)

LAMPIRAN 1

EFEKTIVITAS MODAL KERJA (WCTO), TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), RASIO UTANG (DAR), DAN RENTABILITAS (ROI)

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009

2008 307804 274499 43499 231000 1.33 354781 0.87 4160 0.0117 1.17 22290 0.0628 6.28

2009 345576 270387 38918 231469 1.49 365636 0.95 5019 0.0137 1.37 21017 0.0575 5.75

MYOH 2006 2192 7704 4395 3309 0.66 9499 0.23 37 0.0039 0.39 -321 -0.0338 -3.38

2007 2303 7791 6050 1741 1.32 9511 0.24 0 0.0000 0.00 -1794 -0.1886 -18.86

2008 1749 6924 5232 1692 1.03 7547 0.23 0 0.0000 0.00 -1280 -0.1696 -16.96

2009 2047 6336 5077 1259 1.63 6931 0.30 0 0.0000 0.00 -515 -0.0743 -7.43

MYOR 2006 1971513 796223 203673 592550 3.33 1553377 1.27 278950 0.1796 17.96 93576 0.0602 6.02 2007 2828440 1043843 555773 488070 5.80 1893175 1.49 384650 0.2032 20.32 141589 0.0748 7.48 2008 3907674 1684853 769800 915053 4.27 2922998 1.34 987465 0.3378 33.78 196230 0.0671 6.71 2009 4777175 1750424 764230 986194 4.84 3246499 1.47 948039 0.2920 29.20 372158 0.1146 11.46

NIPS 2006 260153 100134 92729 7405 35.13 220228 1.18 115698 0.5254 52.54 7650 0.0347 3.47

2007 405749 173978 165412 8566 47.37 290246 1.40 173284 0.5970 59.70 5085 0.0175 1.75

2008 480458 180982 174852 6130 78.38 325008 1.48 172917 0.5320 53.20 1551 0.0048 0.48

2009 279929 168642 169916 -1274 -219.72 314478 0.89 163450 0.5198 51.98 3685 0.0117 1.17 PAFI 2006 355162 213823 197765 16058 22.12 664010 0.53 237161 0.3572 35.72 -42785 -0.0644 -6.44 2007 388569 209171 182420 26751 14.53 606248 0.64 185025 0.3052 30.52 -56097 -0.0925 -9.25 2008 327827 195901 223415 -27514 -11.91 581842 0.56 201249 0.3459 34.59 -145864 -0.2507 -25.07 2009 247056 110363 165831 -55468 -4.45 463572 0.53 174226 0.3758 37.58 -13656 -0.0295 -2.95 PBRX 2006 1426609 419654 403237 16417 86.90 553846 2.58 230430 0.4161 41.61 9748 0.0176 1.76 2007 1623451 660474 585149 75325 21.55 833093 1.95 404407 0.4854 48.54 24638 0.0296 2.96 2008 1758095 711367 700482 10885 161.52 952742 1.85 567631 0.5958 59.58 -41258 -0.0433 -4.33 2009 1593602 597167 593573 3594 443.41 819565 1.94 445684 0.5438 54.38 33282 0.0406 4.06 PICO 2006 249389 157541 169471 -11930 -20.90 270733 0.92 161695 0.5972 59.72 1879 0.0069 0.69


(2)

LAMPIRAN 1

EFEKTIVITAS MODAL KERJA (WCTO), TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), RASIO UTANG (DAR), DAN RENTABILITAS (ROI)

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009

2007 336161 241114 306726 -65612 -5.12 452880 0.74 212523 0.4693 46.93 8525 0.0188 1.88

2008 600191 351766 356828 -5062 -118.57 588564 1.02 295324 0.5018 50.18 12986 0.0221 2.21 2009 607171 308862 338623 -29761 -20.40 542660 1.12 287411 0.5296 52.96 12657 0.0233 2.33 POLY 2006 3060830 1298542 11070187 -9771645 -0.31 5848629 0.52 10401104 1.7784 177.84 -25429 -0.0043 -0.43 2007 3639104 1428603 11584678 -10156075 -0.36 5448182 0.67 10907526 2.0020 200.20 -892609 -0.1638 -16.38 2008 3740569 1235848 13034378 -11798530 -0.32 4912990 0.76 12577605 2.5601 256.01 -2120676 -0.4316 -43.16 2009 3511507 1423994 11650264 -10226270 -0.34 4569624 0.77 10941120 2.3943 239.43 1182788 0.2588 25.88 PRAS 2006 746121 436840 405158 31682 23.55 593160 1.26 258438 0.4357 43.57 -2761 -0.0047 -0.47

2007 658094 378230 360122 18108 36.34 542960 1.21 299564 0.5517 55.17 2774 0.0051 0.51

2008 410673 372439 368834 3605 113.92 555321 0.74 314420 0.5662 56.62 -14813 -0.0267 -2.67 2009 161201 241202 118540 122662 1.31 420714 0.38 257795 0.6128 61.28 -36216 -0.0861 -8.61 PSDN 2006 519849 144903 66671 78232 6.64 288084 1.80 131913 0.4579 45.79 11847 0.0411 4.11

2007 600060 162849 73224 89625 6.70 291723 2.06 142076 0.4870 48.70 -8646 -0.0296 -2.96

2008 713114 156676 56299 100377 7.10 286965 2.49 112837 0.3932 39.32 9448 0.0329 3.29

2009 592358 206217 131964 74253 7.98 353629 1.68 141845 0.4011 40.11 32450 0.0918 9.18

PTSN 2006 1411757 241963 386577 -144614 -9.76 619167 2.28 168238 0.2717 27.17 20550 0.0332 3.32

2007 1654386 433931 269398 164533 10.06 858361 1.93 11957 0.0139 1.39 23903 0.0278 2.78

2008 2161376 516085 400641 115444 18.72 964585 2.24 53505 0.0555 5.55 -5125 -0.0053 -0.53 2009 2006960 483575 421521 62054 32.34 899685 2.23 48867 0.0543 5.43 -36313 -0.0404 -4.04

PYFA 2006 61336 23344 13801 9543 6.43 83127 0.74 12113 0.1457 14.57 1729 0.0208 2.08

2007 86643 34875 24018 10857 7.98 95157 0.91 16396 0.1723 17.23 1743 0.0183 1.83

2008 119581 41291 25112 16179 7.39 98655 1.21 16726 0.1695 16.95 2309 0.0234 2.34


(3)

LAMPIRAN 1

EFEKTIVITAS MODAL KERJA (WCTO), TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), RASIO UTANG (DAR), DAN RENTABILITAS (ROI)

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009

RDTX 2006 140672 57772 67802 -10030 -14.03 533788 0.26 116814 0.2188 21.88 34577 0.0648 6.48

2007 142015 61938 75917 -13979 -10.16 583454 0.24 131620 0.2256 22.56 34822 0.0597 5.97

2008 205572 80772 107511 -26739 -7.69 580931 0.35 41208 0.0709 7.09 57110 0.0983 9.83

2009 236066 133733 69431 64302 3.67 651180 0.36 29 0.0000 0.00 102549 0.1575 15.75

RICY 2006 417809 323055 156682 166373 2.51 516488 0.81 185617 0.3594 35.94 38226 0.0740 7.40

2007 425584 376806 193983 182823 2.33 574677 0.74 189437 0.3296 32.96 41396 0.0720 7.20

2008 490783 456987 280730 176257 2.78 645757 0.76 255907 0.3963 39.63 -9375 -0.0145 -1.45

2009 507955 424190 237135 187055 2.72 599719 0.85 219036 0.3652 36.52 3572 0.0060 0.60

RMBA 2006 2996514 1693183 1053455 639728 4.68 2347942 1.28 488422 0.2080 20.80 145510 0.0620 6.20 2007 4586007 2976925 842737 2134188 2.15 3859160 1.19 1384625 0.3588 35.88 242917 0.0629 6.29 2008 5940801 3053065 1231919 1821146 3.26 4455532 1.33 1688912 0.3791 37.91 239138 0.0537 5.37 2009 6081726 2791034 1049582 1741452 3.49 4302659 1.41 1609993 0.3742 37.42 25165 0.0058 0.58 SAIP 2006 438659 168566 4061177 -3892611 -0.11 2202306 0.20 1461216 0.6635 66.35 18260 0.0083 0.83

2007 673176 232365 107007 125358 5.37 2661804 0.25 409 0.0002 0.02 203947 0.0766 7.66

2008 653101 222830 233011 -10181 -64.15 2523434 0.26 101749 0.0403 4.03 -434703 -0.1723 -17.23 2009 452652 212436 234513 -22077 -20.50 2413703 0.19 127576 0.0529 5.29 335564 0.1390 13.90 SCPI 2006 123757 61698 93688 -31990 -3.87 98874 1.25 86034 0.8701 87.01 -2492 -0.0252 -2.52

2007 170351 90822 118233 -27411 -6.21 128565 1.33 102000 0.7934 79.34 2569 0.0200 2.00

2008 204012 153243 172018 -18775 -10.87 199526 1.02 128810 0.6456 64.56 6621 0.0332 3.32 2009 284900 163155 174032 -10877 -26.19 206257 1.38 152173 0.7378 73.78 10789 0.0523 5.23 SIMM 2006 137624 86410 98333 -11923 -11.54 145922 0.94 46330 0.3175 31.75 -10526 -0.0721 -7.21

2007 132129 63434 56329 7105 18.60 117679 1.12 57151 0.4857 48.57 -4598 -0.0391 -3.91


(4)

LAMPIRAN 1

EFEKTIVITAS MODAL KERJA (WCTO), TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), RASIO UTANG (DAR), DAN RENTABILITAS (ROI)

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009

2009 4219 284 65 219 19.26 60038 0.07 87000 1.4491 144.91 -8253 -0.1375 -13.75

SIPD 2006 1111242 436225 115042 321183 3.46 1113796 1.00 953 0.0009 0.09 40594 0.0364 3.64

2007 1632454 650885 270544 380341 4.29 1295063 1.26 87421 0.0675 6.75 21196 0.0164 1.64

2008 2331686 752241 329378 422863 5.51 1384992 1.68 203729 0.1471 14.71 27254 0.0197 1.97 2009 3242551 859538 425313 434225 7.47 1641295 1.98 284542 0.1734 17.34 37215 0.0227 2.27

SKLT 2006 193928 64303 36919 27384 7.08 161879 1.20 26917 0.1663 16.63 4637 0.0286 2.86

2007 237050 81985 53552 28433 8.34 182697 1.30 31071 0.1701 17.01 5742 0.0314 3.14

2008 313125 100654 59029 41625 7.52 201003 1.56 39290 0.1955 19.55 4271 0.0212 2.12

2009 276312 87916 46512 41404 6.67 196186 1.41 41317 0.2106 21.06 12803 0.0653 6.53

SMCB 2006 2993197 1049572 855818 193754 15.45 7065846 0.42 4046801 0.5727 57.27 175945 0.0249 2.49 2007 3754906 1460971 1098383 362588 10.36 7208250 0.52 3876447 0.5378 53.78 169410 0.0235 2.35 2008 5341054 2097090 1269636 827454 6.45 8208985 0.65 4052622 0.4937 49.37 281507 0.0343 3.43 2009 5943881 1476338 1162542 313796 18.94 7265366 0.82 2114901 0.2911 29.11 912473 0.1256 12.56 SMGR 2006 8727858 4153263 1460083 2693180 3.24 7496419 1.16 340721 0.0455 4.55 1295520 0.1728 17.28 2007 9600801 5267912 1445874 3822038 2.51 8515227 1.13 251899 0.0296 2.96 1775408 0.2085 20.85 2008 12209846 7083422 2090589 4992833 2.45 10602964 1.15 250527 0.0236 2.36 2523544 0.2380 23.80 2009 14387850 8207041 2294842 5912199 2.43 12951308 1.11 198863 0.0154 1.54 3326488 0.2568 25.68 SMSM 2006 881116 412789 196960 215829 4.08 716686 1.23 116221 0.1622 16.22 66175 0.0923 9.23 2007 1064055 474854 277815 197039 5.40 830050 1.28 179953 0.2168 21.68 80325 0.0968 9.68 2008 1353586 555215 305411 249804 5.42 929753 1.46 189828 0.2042 20.42 91472 0.0984 9.84 2009 1374652 574890 362255 212635 6.46 941651 1.46 163718 0.1739 17.39 132850 0.1411 14.11 SPMA 2006 688434 277193 73443 203750 3.38 1381434 0.50 861776 0.6238 62.38 23293 0.0169 1.69


(5)

LAMPIRAN 1

EFEKTIVITAS MODAL KERJA (WCTO), TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), RASIO UTANG (DAR), DAN RENTABILITAS (ROI)

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009

2008 1037542 405862 136023 269839 3.85 1564902 0.66 778732 0.4976 49.76 -14302 -0.0091 -0.91 2009 1019726 348790 251561 97229 10.49 1432637 0.71 687202 0.4797 47.97 26932 0.0188 1.88

SQMI 2006 4924 41592 7735 33857 0.15 70754 0.07 4000 0.0565 5.65 -7903 -0.1117 -11.17

2007 4401 4549 5159 -610 -7.21 38474 0.11 4000 0.1040 10.40 -34768 -0.9037 -90.37

2008 0 1244 1490 -246 0.00 26170 0.00 0 0.0000 0.00 -12020 -0.4593 -45.93

2009 2665 3112 1361 1751 1.52 26569 0.10 0 0.0000 0.00 -2789 -0.1050 -10.50

SRSN 2006 269380 151340 113138 38202 7.05 330445 0.82 141345 0.4277 42.77 23384 0.0708 7.08

2007 268079 155095 104134 50961 5.26 334128 0.80 118525 0.3547 35.47 25695 0.0769 7.69

2008 313919 217871 158942 58929 5.33 392937 0.80 170373 0.4336 43.36 6797 0.0173 1.73

2009 352543 250869 146996 103873 3.39 413777 0.85 160439 0.3877 38.77 25380 0.0613 6.13

STTP 2006 555208 221724 82350 139374 3.98 467491 1.19 0 0.0000 0.00 14426 0.0309 3.09

2007 600330 20449 115605 -95156 -6.31 517448 1.16 45259 0.0875 8.75 15595 0.0301 3.01

2008 624401 271633 221491 50142 12.45 626750 1.00 114031 0.1819 18.19 4816 0.0077 0.77

2009 627115 185735 110001 75734 8.28 548720 1.14 32574 0.0594 5.94 41072 0.0749 7.49

SULI 2006 703992 458703 982680 -523977 -1.34 1520602 0.46 672575 0.4423 44.23 -53109 -0.0349 -3.49 2007 1073890 544831 474088 70743 15.18 1895845 0.57 937727 0.4946 49.46 27604 0.0146 1.46 2008 1097078 463236 897999 -434763 -2.52 2169945 0.51 1349295 0.6218 62.18 -262543 -0.1210 -12.10 2009 667300 467966 924678 -456712 -1.46 2009536 0.33 1137558 0.5661 56.61 -103815 -0.0517 -5.17 TBMS 2006 3913279 840903 837515 3388 1155.04 955814 4.09 502207 0.5254 52.54 24477 0.0256 2.56 2007 3800701 1072413 1075947 -3534 -1075.47 1183990 3.21 609564 0.5148 51.48 -1984 -0.0017 -0.17 2008 4405040 1061990 1098139 -36149 -121.86 1173325 3.75 734535 0.6260 62.60 -30862 -0.0263 -2.63 2009 2715245 886711 865619 21092 128.73 996065 2.73 477646 0.4795 47.95 53830 0.0540 5.40 TFCO 2006 285401 123865 231717 -107852 -2.65 279561 1.02 199819 0.7148 71.48 -51551 -0.1844 -18.44


(6)

LAMPIRAN 1

EFEKTIVITAS MODAL KERJA (WCTO), TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), RASIO UTANG (DAR), DAN RENTABILITAS (ROI)

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009

2007 305615 119398 248866 -129468 -2.36 266225 1.15 224823 0.8445 84.45 -32061 -0.1204 -12.04 2008 300895 86285 234350 -148065 -2.03 199177 1.51 222672 1.1180 111.80 -57777 -0.2901 -29.01 2009 246240 79802 188355 -108553 -2.27 185704 1.33 164915 0.8881 88.81 -17260 -0.0929 -9.29 TOTO 2006 828164 457708 361214 96494 8.58 908168 0.91 374681 0.4126 41.26 79705 0.0878 8.78

2007 885829 477811 354345 123466 7.17 913995 0.97 358802 0.3926 39.26 56377 0.0617 6.17

2008 1124347 617384 441308 176076 6.39 1031131 1.09 382178 0.3706 37.06 63287 0.0614 6.14 2009 980327 611488 296388 315100 3.11 1010892 0.97 219308 0.2169 21.69 182821 0.1809 18.09 TPIA 2006 3627094 1006467 318918 687549 5.28 2125352 1.71 734800 0.3457 34.57 177178 0.0834 8.34 2007 4306203 1538320 407400 1130920 3.81 2610482 1.65 530470 0.2032 20.32 485774 0.1861 18.61 2008 4988056 1353257 298842 1054415 4.73 2374666 2.10 627490 0.2642 26.42 -13755 -0.0058 -0.58 2009 4739684 1747655 555153 1192502 3.97 2747915 1.72 482655 0.1756 17.56 482884 0.1757 17.57 TRST 2006 1207058 592558 559300 33258 36.29 2020478 0.60 579993 0.2871 28.71 25942 0.0128 1.28 2007 1496541 724454 673338 51116 29.28 2138991 0.70 541160 0.2530 25.30 17747 0.0083 0.83 2008 1810920 723785 714076 9709 186.52 2158866 0.84 666307 0.3086 30.86 58025 0.0269 2.69 2009 1571511 565405 508853 56552 27.79 1921660 0.82 303054 0.1577 15.77 143882 0.0749 7.49 TSPC 2006 2729223 1596125 363627 1232498 2.21 2479251 1.10 31325 0.0126 1.26 272584 0.1099 10.99 2007 3124073 1863931 459696 1404235 2.22 2773135 1.13 25784 0.0093 0.93 278358 0.1004 10.04 2008 3633789 2055155 536505 1518650 2.39 2967057 1.22 35049 0.0118 1.18 320648 0.1081 10.81 2009 4497931 2354077 678728 1675349 2.68 3263103 1.38 70705 0.0217 2.17 359964 0.1103 11.03 ULTJ 2006 835230 421543 355876 65667 12.72 1249080 0.67 355529 0.2846 28.46 14732 0.0118 1.18 2007 1126800 551947 232731 319216 3.53 1362830 0.83 399856 0.2934 29.34 30317 0.0222 2.22 2008 1362607 804961 424217 380744 3.58 1718997 0.79 316960 0.1844 18.44 303712 0.1767 17.67 2009 1613928 813390 384342 429048 3.76 1732702 0.93 270391 0.1561 15.61 61153 0.0353 3.53


Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 55 90

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.

0 26 82

Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja Dan Hutang Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 21 95

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 48 83

Pengaruh rasio hutang dan perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 7 1

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Pengembalian Investasi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 11 1

Pengaruh Perputaran Total Aktiva (TATO) Dan Rasio Hutang (DR) Terhadap Tingkat Pengembalian Modal (ROE) Pada Perusahaan Industri Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009-2013)

0 5 1

Pengaruh Perputaran Total aktiva dan Rasio Hutang atas Modal Terhadap Pengembalian Modal Sendiri Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 6 78

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN TOTAL AKTIVA, PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PROFIT MARGIN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016 - UNWIDHA Repository

0 1 26