Kegiatan Pra-Konseling Pra-Bantuan Konseling a. Pengertian Umum Konseling

situations so as to maximize adverse environmental conditions 4 Decision-making knowledge and skills. Change : 1 Feeling 2 Values 3 Attitude 4 Thought 5 Action . Berdasarkan pengertian konseling, diperoleh suatu pemahaman bahwa konseling merupakan proses interaksi konselor aE konseli yang memiliki ciri yang khas, yang mengarah pada terjadinya perubahan dalam diri konseli, terkait dengan tingkah laku, danatau konstruk personal, danataukemampuan mengatasi situasi yang tidak didukung oleh lingkungan, danatau kerampilan dan kemampuan dalam membuat keputusan. Perubahan yang terjadi dalam diri konseli seiring dengan terjadinya perubahan pada perasaan, nilai-nilai, sikap, pikiran dan tindakan konseli sebagai wujud dan hasil dari konseling yang dijalaninya.

b. Kegiatan Pra-Konseling Pra-Bantuan

Pelayanan konseling tidak serta merta dapat dilaksanakan manakala konselor bertemu dengan konseli. Pelaksanaan konseling baru dapat dimulai jika konseli sudah ada pada kondisi terbuka, dan secara suka rela mau dibantu. Jika kondisi kerbukaan, dan kesukarelaan belumdapat diwujudkan pada diri konseli, maka terbuka peluang konseling yang dilaksanakan akan mengalami kegagalan. Sebab konseli yang masih tertutup, dirinya belum dan bahkan tidak rela kalau permasalahan baca: rahasia dikahui orang lain. Jika konseli dalam kondisi tertutup namun dipaksa untuk mengutarakan, maka dalam keadaan terpaksa ia akan menyampaikan suatu informasi yang dirasa dapat menyenangkan pihak konselor. Maka tidak heran jika didapati adanya konseli yang banyak bicara talk a lot , maupun sebaliknya konseli yang menunjukkan sikap enggan reluctance dan bahkan menolak resistance dalam proses konseling, semuanya itu dilakukan sebagai upaya konseli menyamarkan permasalahan dan bahkan menghindarkan masalahnya dari sentuhan konselor. Konseli dalam kondisi terpaksa akan memberikan informasi sekenanya, yang penting dapat segera pergi dari hadapan konselor. Informasi-informasi yang tidak menggambarkankondisi yang sebenarnya, dan selanjutnya dianggap sebagai data terkait dengan masalah yang dihadapikonseli akan berakibat pada penentuan diagnosis masalah yang tidak tepat dan akibat selanjutnya adalah pada pemberian treatment yang salah dan pada ujungnya konseling tidak menghasilkan buah. Oleh 3 karena itu untuk menghindarkan diri dari kesalahan yang fatal, sebelum konseling dilaksanakan perlu dilakukan wawancara pendahuluan intake-interview sebagai bentuk aktivitas pra-bantuan pra-konseling yang diarahkan pada terciptanya hubungan baik, terciptanya kondisi saling mempercayai antara konselor aE konseli, dan pada akhirnya pada diri konseli terwujud kerbukaan dan kesukarelaan untuk mau terlibat dalam pelayanan kegiatan konseling. Kegiatan pra-bantuan pra-konselingdapat dilaksanakan manakala pada diri konselor mampu menerapkan kerampilan-kerampilan dasar konseling, yang meliputi: 1 Attending, kerampilan ini sangat berguna dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Perilaku attending yang jitu akan memberikan kesan pada konseli bahwa konselor menghargainya sebagai pribadi. Konselor menaruh perhatian secara penuh kepada konseli, sehingga konseli sanggup mengembangkan harga diri serta melakukan ekspresi secara bebas. Kerampilan attending iimeliputi:  Penempatan posisi dan jarak duduk, mencakup posisi tempat duduk dalam kondisi seperti tidak dalam pengadilan, jarah tempat duduk tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.  Posisi badan, isyarat gerak tubuh dan ekspresi wajah, yang m eliputi posisi badan masih dalam wilayah pandang, cara duduk konselor wajar dan menggunakan gerak tangan seperlunya untuk menyertai komunikasi verval, responsive dlam mneggunakan wajahnsebagai tanda pemahaman atau penolakan, serta penggunaan gerak badan yang merupakan pertanda kebersamaan dengan konseli.  Kontak mata, diupayakan berlangsung dan ditujukan kepada konseli terutama saat berbicara. Kontak mata yang merupakan pandangan spontan ini memberikan kesan kepada konseli bahwa konselormempunyai minat yang penuh serta responsive terhadap konseli.  Mendengarkan, yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan terhadap pembicaraan konseli adalah:mendengarkan dan memahami seluruh pesan- pesan konseli, memelihara perhatian yang terpusat pada konseli, serta mengarhkan diri terhadap apa yang telah dinyatakan konseli. 2 Kerampilan mengundang pembicaraan terbuka aE kerampilan iniamat berperan pada permulaan wawancara, yaitu mempersilakan secara leluasa untuk berbicara, 4 menggerakkan konseli atau menimbulkan keinginan konseli berbicara dan mengutarakan masalahnya. Di samping itu kerampilan ini akan memberikan dorongan pada konseli mengutarakankonsep-konsep pikiran dan perasaannya. Karena itu, kerampilanini akan selalu diperlukan oleh konselor, khususnya dalam hal:  Memulai wawancara  Terjadinya penolakan konseli  Pengungkapan masalah  Mendapatkan kejelasan tentang spesifikasi masalah konseli  Mendapatkan ilustrasi atau contoh-contoh perilaku khusus yang belum dipahami konselor. Perlu dicatat di sini bahwa dalam mengajukan pertanyaan selain memperhatikan kepentingannya, jugapenggunaan bahasanya perlu disesuaikan dengan taraf perkembangan intelektual dan perasaan konseli. Hindarkan pertanyaan-pertanyaan tertutup dan pertanyaan mengapaa. Pertanyaan tertutup akan dijawab secara singkat dengan kata Yaa, atau Tidaka, sehingga konselor tidak banyak mendapatkan informasi. Pertanyaan mengapaa selain sulit untukdijawab, sebenarnya justru inilah yang perlu dikemukan konselor dengan berbagai teknik wawwancara.Konseli akan merasa mendapat kesempatan untuk mengungkapkan pembicaraan terbuka bila dimulai dengan: bagaimana, apa, dapatkah.... Untuk lebih menimbulkan dorongan konseli perlu disertai atending yang jitu, baik secara non verbal kontak mata, gerak tangan, anggukan maupun secara verbal ungkapan dan ucapan singkat. 3 Personalizing, 4 Initiating,

3. Pendekatan Trait and Factor a. Tujuan