4. RTH Sempadan Pantai I PENYEDI AAN RTH DI KAWASAN PERKOTAAN

Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan Bab II Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 29 Fasilitas dan kegiatan yang diijinkan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a Tidak bertentangan dengan Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; b Tidak menyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem pantai, termasuk gangguan terhadap kualitas visual; c Pola tanam vegetasi bertujuan untuk mencegah terjadinya abrasi, erosi, melindungi dari ancaman gelombang pasang, wildlife habitat dan meredam angin kencang; d Pemilihan vegetasi mengutamakan vegetasi yang berasal dari daerah setempat. Formasi Hutan Mangrove sangat baik sebagai peredam ombak dan dapat membantu proses pengendapan lumpur. Beberapa jenis tumbuhan di ekosistem mangrove antara lain: Avicenia spp, Sonneratia spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp, Lumnitzera spp, Excoecaria spp, Xylocarpus spp, Aegiceras sp, dan Nypa sp. Khusus untuk RTH sempadan pantai yang telah mengalami intrusi air laut atau merupakan daerah payau dan asin, pemilihan vegetasi diutamakan dari daerah setempat yang telah mengalami penyesuaian dengan kondisi tersebut. Asam Landi Pichelebium dulce dan Mahoni S witenia mahagoni relatif lebih tahan jika dibandingkan Kesumba, Tanjung, Kiputri, Angsana, Trengguli, dan Kuku. Gambar 2.14 Contoh Penanaman Vegetasi pada RTH Sempadan Pantai

g.5. RTH Sumber Air Baku Mata Air

RTH sumber air meliputi sungai, danau waduk, dan mata air. Untuk danau dan waduk, RTH terletak pada garis sempadan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 50 lima puluh meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Untuk mata air, RTH terletak pada garis sempadan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 200 dua ratus meter di sekitar mata air. Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan Bab II Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 30 Gambar 2.15 Contoh Penanaman Pada RTH Sumber Air Baku dan Mata Air g.6. RTH Pemakaman Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan. Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah sebagai berikut: a ukuran makam 1 m x 2 m; b jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m; c tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan perkerasan; d pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat; e batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan pohon pelindung disalah satu sisinya; f batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung; g ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70 dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80 dari luas ruang hijaunya.