Pengaturan Pendampingan Bagi ABH

19 Pidana pembatasan kebebasan diberlakukan dalam hal Anak melakukan tindak pidana berat atau tindak pidana yang disertai dengan kekerasan dan Anak dijatuhi pidana penjara di LPKA apabila keadaan dan perbuatan Anak akan membahayakan masyarakat. 41 Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak paling lama 12 satu perdua dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa serta minimum khusus pidana penjara tidak berlaku terhadap Anak. 42

6. Pengaturan Pendampingan Bagi ABH

UU SPPA memberikan perintah tegas terkait pendampingan bagi ABH. Dalam Bab Ketentuan Umum UU SPPA, Pendamping adalah orang yang dipercaya oleh Anak untuk mendampinginya selama proses peradilan pidana berlangsung. 43 Namun dalam materi UU SPPA, dapat diamati bahwa tugas pendampingan ini tidak terpisahkan dengan tugas pendampingan baik dari Orang TuaWali atau orang yang dipercayai Anak, Pembimbing Kemasyarakatan, Advokat atau Pemberi bantuan hukum lainnya, Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial 44 Anak sendiri selain berhak memperoleh pendampingan orang tuaWali dan orang yang dipercaya oleh Anak, juga berhak memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif. 45 Pasal 5 UU SPPA menyebutkan bahwa Sistem Peradilan Pidana Anak wajib mengutamakan pendekatan Keadilan Restoratif, yang salah satu poinnya adalah pendampingan selama proses pelaksanaan pidana atau tindakan dan setelah menjalani pidana atau tindakan. 46 Keadilan restoratif yang diwujudkan dengan selalu melakukan upaya Diversi, Selama proses Diversi berlangsung sampai dengan kesepakatan Diversi dilaksanakan, Pembimbing Kemasyarakatan wajib melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap Anak. 47 Selain dalam tahapan Diversi yang merupakan salah satu pokok penting dalam UU SPPA, pendampingan juga menjadi pokok penting dalam setiap tingkat pemeriksaan. Dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak wajib diberikan bantuan hukum dan didampingi oleh Pembimbing Kemasyarakatan atau pendamping lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, hal ini tegas disebutkan dalam Pasal 23 UU SPPA. Ketentuan tentang hak dari Anak untuk mendapatkan bantuan hukum memang dipertegas dengan kewajiban yang diperintahkan oleh UU SPPA agar Anak mendapatkan bantuan hukum tersebut. Namun, permasalahan muncul ketika merujuk Pasal 56 ayat 1 KUHAP, yang dalam penjelasannya mengamanatkan bahwa penunjukan penasihat hukum disesuaikan dengan perkembangan dan keadaan 41 Lihat Pasal 79 UU SPPA 42 Lihat Pasal 81 UU SPPA 43 Lihat Pasal 1 angka 18 UU SPPA 44 Lihat Pasal 3 UU SPPA, ketentuan menunjukkan bahwa pendampingan pada Anak adalah hak dari Anak, dari pendampingan oleh pendamping, Pendampingan hukum oleh Advokat atau Pemberi bantuan hukum lainnya sampai dengan Pendampingan selepas dan selama persidangan oleh tenaga social. 45 Lihat Pasal 3 huruf c UU SPPA 46 Lihat Pasal 5 UU SPPA 47 Lihat Pasal 14 ayat 2 UU SPPA 20 tersedianya tenaga bantuan hukum, ini akan menjadi catatan penting, terkhusus UU SPPA juga tidak menyebutkan pengecualian tersebut. Bahkan sebelum dilakukannya pemeriksaan yaitu dalam tahapan penangkapan dan dilakukannya Penahanan untuk kepentingan pemeriksaan, Pejabat yang melakukan penangkapan atau penahanan wajib memberitahukan kepada Anak dan orang tuaWali mengenai hak memperoleh bantuan hukum. 48 Dalam hal pejabat tidak memberitahukan kepada Anak dan orang tuaWali mengenai hak memperoleh bantuan hukum, penangkapan atau penahanan terhadap Anak batal demi hukum. 49 Dalam tahapan persidangan, Setelah hakim membuka persidangan dan menyatakan sidang tertutup untuk umum, Anak dipanggil masuk beserta orang tuaWali, Advokat atau pemberi bantuan hukum lainnya, dan Pembimbing Kemasyarakatan. 50 Selama persidangan berlangsung hakim wajib memerintahkan orang tuaWali atau pendamping, Advokat atau pemberi bantuan hukum lainnya, dan Pembimbing Kemasyarakatan untuk mendampingi Anak. 51 Apabila orang tuaWali danatau pendamping tidak hadir, sidang tetap dilanjutkan dengan didampingi Advokat atau pemberi bantuan hukum lainnya danatau Pembimbing Kemasyarakatan. 52 Apabila dari semua pendamping yang ditunjuk tidak ada yang hadir namun hakim tetap melanjutkan persidangan, maka sidang Anak batal demi hukum. 53 Tugas pendampingan juga tetap diberikan pada anak pada saat menjalankan masa penahanan di LPAS dan pada saat menjalankan pemidanaan di LPKA. Selain bagi anak yang berkonflik dengan hukum, Anak Korban atau Anak Saksi juga wajib didampingi oleh orang tua danatau orang yang dipercaya oleh Anak Korban danatau Anak Saksi, atau Pekerja Sosial. Berdasarkan Pasal 23 UU SPPA, dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak Korban atau Anak Saksi wajib didampingi oleh orang tua danatau orang yang dipercaya oleh Anak Korban danatau Anak Saksi, atau Pekerja Sosial. 54

7. Posisi Penelitian Kemasyarakatan dalam Sistem Peradilan Pidana Anak