BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076
Jahiel R. Sidabutar L2A001084
111
5.3.2.
Saluran Pasok dan Saluran Buang
Untuk menghubungkan antara tambak dan sumber air baik dari laut maupun sungai diperlukan saluran-saluran yang menuju tambak maupun keluar tambak.
Saluran yang digunakan terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier. Untuk tugas akhir ini, perencanaan hanya sebatas pada saluran primer dan
sekunder saja. Sebagai saluran primer sebagai sumber utama saluran pasok irigasi tambak,
digunakan aliran Sungai Tenggang dan sebagai saluran pembuangan air drainase dari petak tambak digunakan Sungai Sringin. Air dari saluran primer dialirkan ke
saluran-saluran sekunder meggunakan pengaruh pasang air laut melalui bangunan inlet sedangkan buangan air pergantian air dari petak tambak dialirkan secara
gravitasi masuk ke saluran pematusan melalui bangunan outlet dan akhirnya masuk ke Sungai Sringin.
5.3.2.1 Saluran Pasok
Saluran pasok berfungsi untuk memberikan air pasok ke tambak. Saluran pasok yang direncanakan hanya pada saluran sekunder saja karena saluran pasok
primer yang digunakan adalah saluran Sungai Tenggang sesuai dimensi yang ada. Dasar saluran pasok sekunder dibuat dengan kemiringan 0,0002 miring kearah
hilir saluran.. Dari perhitungan data pasang surut di Bab IV, telah diketahui bahwa elevasi
dasar saluran terletak yaitu ketinggian +0 cm pada hulu saluran yaitu Sungai Tenggang dan elevasi pelataran tambak yaitu +60 cm. Kemiringan tanggul adalah
1:1 dan elevasi puncak tanggul di saluran pasok sekunder +3,00 m. Lebar dasar saluran sekunder untuk saluran pasok menggunakan ketentuan
dari Balai Sumber Daya Air Payau Jepara tahun 1984. Tabel hubungan antara lebar saluran utama, perbedaan pasang surut dan luas areal pertambakan diberikan
pada Tabel 5.2
BAB V PERENCANAAN
Hendri Setiawan L2A001076
Jahiel R. Sidabutar L2A001084
112
Tabel 5.2. Hubungan Antara Lebar Saluran Utama, Perbedaan Pasang Surut dan luas Areal Pertambakan
Perbedaan Pasang Surut m
Luas Areal Ha
Lebar Saluran Utama m
Kurang dari 1,5 Kurang dari 1,5
Lebih dari 1,5 Lebih dari 1,5
20 atau kurang Lebih dari 20
20 atau kurang
Lebih dari 20
5 6
7 8
sumber : Balai Budi Daya Air Payau, Jepara, 1984
Dari ketentuan tersebut diatas, dengan perbedaaan pasang surut di lokasi study adalah kurang dari 1,5 m, maka lebar dasar saluran sekunder saluran pasok
dapat ditentukan sbb:
Tabel 5.3. Lebar Saluran Masing-Masing Saluran Sekunder
Saluran Luas Areal Total
2
m
Lebar Saluran m
RK I RK II
RK III RK IV
RK V RK VI
RK VII 30.7
20.1 11.1
69.3 20.0
70.4 28.9
6 6
5 6
5 6
6
5.3.2.2 Saluran Buang