PIDANA PENCABUTAN UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN PROFESI DI

pert anggungj awaban hukum pidana t erhadap penerbit dan pencet ak sebagaimana diat ur dalam Pasal 61 dan 62 KUHP.

C. PIDANA PENCABUTAN UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN PROFESI DI

BIDANG PERS DAN IMPLIKASINYA Pidana pencabut an unt uk melakukan pekerj aan prof esi t idak diat ur secara eksplisit dalam KUHP. Pasal 10 huruf b nomor 1 KUHP memuat “ pidana pencabut an hak-hak t ert ent u” sebagai pidana t ambahan. Pengert ian pencabut an hak-hak t ert ent u t ersebut t idak dij elaskan lebih lanj ut dan t idak memuat secara khusus t ent ang pencabut an unt uk melakukan pekerj aan prof esi. Karena t idak diat ur secara eksplisit , maka pencabut an hak unt uk menj alani prof esi at au pekerj aan t ert ent u t idak dapat dij at uhkan berdasarkan ket ent uan Pasal 10 KUHP. Pencabut an unt uk mej alani pekerj aan prof esi t ert ent u dapat dij at uhkan kepada pelaku t indak pidana apabila diat ur dalam perat uran perundang-undangan lain yang dihubungkan dengan pidana t ambahan dalam Pasal 10 KUHP. RUU KUHP mengat ur lebih rinci t ent ang pidana t ambahan dan lebih banyak j enisnya dibandingkan dengan ket ent uan yang ada dalam KUHP, sebagaimana dimuat dalam Pasal 67 Ayat 1. Pasal 67 1 Pidana t ambahan t erdiri at as : a. pencabutan hak tertentu; b. perampasan barang t ert ent u dan at au t agihan; c. pengumuman put usan hakim; d. pembayaran gant i kerugian; dan e. pemenuhan kewaj iban adat set empat dan at au kewaj iban menurut hukum yang hidup dalam masyarakat . 2 Pidana t ambahan dapat dij at uhkan bersama-sama dengan pidana pokok, sebagai pidana yang berdiri sendiri at au dapat dij at uhkan bersama-sama dengan pidana t ambahan yang lain. 3 Pidana t ambahan ber upa pemenuhan kewaj iban adat set empat dan at au kewaj iban menurut hukum yang hidup dalam masyarakat at au pencabut an hak yang diperoleh korporasi dapat dij at uhkan walaupun t idak t ercant um dalam perumusan t indak pidana. 4 Pidana t ambahan unt uk percobaan dan pembant uan adalah sama Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 8 dengan pidana t ambahan unt uk t indak pidananya. Pasal 68 Ket ent uan mengenai t at a cara pelaksanaan pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 65, Pasal 66, dan Pasal 67 diat ur dengan Undang- Undang. Selanj ut nya ket ent uan pidana t ambahan diat ur lebih lanj ut secara rinci hak-hak yang dapat dicabut baik unt uk selamanya maupun unt uk sement ara wakt u dalam Pasal 91 sampai dengan Pasal 94 RUU KUHP. Paragraf 12 Pidana Tambahan Pasal 91 1 Hak-hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat 1 huruf a t erpidana yang dapat dicabut adalah : a. hak memegang j abat an pada umumnya at au j abat an t ert ent u; b. hak menj adi anggot a Tent ara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; c. hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku; d. hak menj adi penasihat hukum at au pengurus at as penet apan pengadilan; e. hak menj adi wal i, wali pengawas, pengampu, at au pengampu pengawas, at as orang yang bukan anaknya sendir i; f . hak menj alankan kekuasaan bapak, menj alankan perwalian at au pengampu at as anaknya sendiri; dan at au g. hak menj alankan profesi tertentu. 2 Jika t erpidana adalah korporasi, maka hak yang dicabut adalah segala hak yang diperoleh korporasi. Pasal 92 Kecuali dit ent ukan l ain dalam perat uran perundang-undangan, pencabut an hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat 1 huruf a dan huruf b, hanya dapat dilakukan j ika pembuat dipidana karena: a. melakukan t indak pidana j abat an at au t indak pidana yang melanggar kewaj iban khusus suat u j abat an; at au b. menyalahgunakan kewenangan, kesempat an, at au sarana yang diberikan kepada t erpidana karena j abat annya. Pasal 93 Kekuasaan bapak, wali, wali pengawas, pengampu, dan pengampu pengawas, baik at as anaknya sendiri maupun at as anak orang lain, dapat dicabut j ika yang bersangkut an dipidana karena: a. dengan sengaj a melakukan t indak pidana bersama-sama dengan anak yang belum cukup umur yang berada dalam kekuasaannya; at au b. melakukan t indak pidana t erhadap anak yang belum cukup umur Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 9 yang berada dal am kekuasaannya sebagaimana dimaksud dal am Buku Kedua. Pasal 94 1 Jika pidana pencabut an hak dij at uhkan, maka waj ib dit ent ukan lamanya pencabut an sebagai berikut : a. dalam hal dij at uhkan pidana mat i at au pidana seumur hidup, pencabut an hak unt uk selamanya; b. dalam hal dij at uhkan pidana penj ara, pidana t ut upan, at au pidana pengawasan unt uk wakt u t ert ent u, pencabut an hak pal ing singkat 2 dua t ahun dan paling lama 5 lima t ahun lebih lama dari pidana pokok yang dij at uhkan; c. dalam hal pidana denda, pencabut an hak paling singkat 2 dua t ahun dan paling lama 5 lima t ahun. 2 Jika pidana pencabut an hak dij at uhkan pada korporasi, maka hakim bebas dalam menent ukan lama pencabut an hak t ersebut . 3 Pidana pencabut an hak mulai berlaku pada t anggal put usan hakim dapat dilaksanakan. Berdasarkan ket ent uan t ersebut , RUU KUHP t elah memasukkan ket ent uan pencabut an hak unt uk menj alankan prof esi t ert ent u yang semula diat ur dalam berbagai perat uran perundang-undangan. Pidana t ambahan berupa pencabut an hak unt uk menj alankan prof esi diancamkan dalam berbagai pasal dalam Buku II t ent ang Tindak Pidana. Pencant uman ancaman sanksi pidana t ambahan t ersebut sebagai syarat agar sanksi pidana t ambahan berupa pencabut an hak unt uk menj alani pekerj aan prof esi t ert ent u dapat dij at uhkan. Siapa yang berwenang unt uk mencabut hak seseorang unt uk menj alani prof esi t ert ent u? Apakah hakim, pemerint ah, at au organisasi prof esi? Ada dua alasan pencabut an unt uk menj alani prof esi t ert ent u, yait u sebagai sanksi pidana karena menyalahgunakan prof esi unt uk melakukan t indak pidana dan sebagai sanksi administ rat if karena melanggar at au t idak lagi memenuhi syarat administ rat if yang diat ur dalam hukum administ rasi. Penj at uhan sanksi pidana t ambahan berupa pencabut an hak unt uk menj alani prof esi t ert ent u dilakukan oleh hakim, sedangkan penj at uhan sanksi administ rasi dilakukan oleh organisasi prof esi yang bersangkut an at au dilakukan oleh hakim dengan alasan melanggar Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 10 hukum administ rasi bukan hukum pidana. Termasuk sanksi administ rat if adalah melanggar kode et ik prof esi yang berakibat dij at uhkan sanksi berupa dikeluarkan dari organisasi prof esi at au dicabut lisensinya yang berart i t idak boleh lagi menj alani prof esi t ert ent u. Penj at uhan sanksi kepada orang yang menj alani pekerj aan prof esi t ert ent u dilakukan karena adanya pelanggaran prof esi yang kemudian j uga melanggar hukum. Ada perbedaan ant ara melanggar prof esi dan melanggar hukum, karena melanggar prof esi t idak secara ot omat ik melanggar hukum dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh orang yang menj alani prof esi selalu didahului adanya pelanggaran prof esi. Dalam hal-hal t ert ent u, pelanggaran hukum secara ot omat ik melanggar prof esi. Mengenai pelanggaran prof esi, saya t elah membahas dalam diskusi publik di Medan dalam makalah berj udul “ Paradgma Penyusunan RUU KUHP dan Kebebasan Berekspresi Pers” diselenggarakan oleh LBH Pers 27 Juni 2006. Int i pandangan hukum saya, bahwa hukum pidana t idak melarang orang menj alankan pekerj aan prof esi yang dilakukan secara prof esional. Larangan dalam hukum pidana t idak dit uj ukan unt uk prof esi t ert ent u. Hukum pidana menggunakan t erminologi yang bersif at umum dan dit uj ukan kepada siapa saj a yang menj adi subj ek hukum pidana, orang dan korporasi. Seseorang yang sedang menj alankan pekerj aan prof esinya secara prof esional t idak dapat dikenakan sanksi pidana. Seseorang dikat akan menj alankan pekerj aan prof esinya secara prof esional apabila: 1. sesuai dengan et ika prof esi yang dimuat dalam Kode Et ik Prof esi yang dit et apkan oleh organisasi prof esi; 2. perbuat an yang dilakukan sesuai dengan ilmu penget ahuan t ert ent u sebagai dasar unt uk menj alankan prof esinya yang Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 11 dirumuskan dalam norma st andar prof esi yang dit et apkan oleh organisasi prof esi; 3. sesuai dengan hukum at au t idak bert ent angan dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku. Orang yang menj alakan pekerj aan prof esi secara secara prof esional t ersebut memperoleh j aminan perlindungan hukum dan sekaligus memperoleh kekebalan hukum. Art inya t idak dapat digugat karena melanggar hukum perdat a at au hukum administ rasi, t idak dapat dij at uhi sanksi pidana administ rasi, dan t ent u saj a t idak dapat diaj ukan ke pengadilan karena melanggar pasal-pasal KUHP. Sesuai dengan prinsip hukum dalam hukum pidana, j ika suat u perbuat an melanggar norma hukum ganda hukum pidana dan hukum administ rasi, maka penggunaan hukum pidana dan sanksi pidana dit empat kan sebagai senj at a pamungkas dalam menyelesaikan pelanggaran hukum pidana yang t erkait dengan hukum administ rasi. Kedudukan hukum pidana dan sanksi pidana dikenal sebagai ul t i mum r emedi um. Hal yang harus dicermat i, pelanggaran dalam menj alankan prof esi bisa j adi hanya melanggar et ika prof esi saj a, t idak melanggar at au bert ent angan dengan st andar prof esi. Demikian sebaliknya, melanggar st andar prof esi t et api t idak melanggar et ika prof esi. Perbuat an melawan hukum at au pelanggaran hukum, baik di bidang hukum perdat a, hukum administ rasi, dan hukum pidana bagi orang yang menj alankan pekerj aan prof esi t erj adi selalu didahului dengan adanya pelanggaran et ika prof esi dan at au pelanggaran st andar prof esi yang diet apkan. Oleh sebab it u, perbuat annya disebut sebagai mal prakt ek. Sungguhpun demikian, bisa saj a t erj adi pelanggaran hukum pidana t erj adi t anpa didahului at au t idak perlu dihubungkan dengan pelanggaran et ika prof esi dan at au pelanggaran prof esi, karena pelanggaran hukum pidana t erj adi secara ot omat ik melanggar Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 12 et ika prof esi dan melanggar st andar prof esi. Perbuat an pidana sepert i ini dikenal dengan penyalahgunaan prof esi. Karena perbuat an t ersebut j uga melanggar kode et ik dan st andar prof esi, maka perbuat an t ersebut dapat dimasukkan kat egori mal prakt ek. Sanksi bagi orang yang menj alakan pekerj aan prof esi beragam sesuai dengan j enis pelanggarannya dan ket ent uan hukum yang dilanggar, yakni 1. Murni Pelanggaran Hukum berdiri sendiri: a. Sengaj a melanggar hukum pidana dalam menj alankan prof esinya menyalahgunakan prof esi. b. Sengaj a melanggar hukum administ rasi at au hukum perdat a dalam menj alankan prakt ek prof esinya. Pelanggaran hukum pidana t ersebut sesungguhnya j uga melanggar kode et ik prof esi dan st andar prof esi. Yang berwenang unt uk menj at uhkan sanksi pidana dan sanksi administ rasi at au perdat a adalah hakim. 2. Melanggar hukum yang dihubungkan dengan pelanggaran kode et ik prof esi dan at au st andar prof esi: a. Melanggar kode et ik prof esi dan at au st andar prof esi dan pelanggaran t ersebut sebagai perbuat an melawan hukum dalam hukum pidana mal prakt ek b. Melanggar kode et ik prof esi dan at au st andar prof esi dan pelanggaran t ersebut sebagai perbuat an melawan hukum dalam hukum admist rasi at au hukum perdat a. Pelanggaran hukum t ersebut t erj adi bergant ung kepada ada t idaknya pelanggaran kode et ik prof esi dan at au st andar prof esi. Yang berwenang unt uk menj at uhkan sanksi pidana dan sanksi administ rasi at au perdat a adalah hakim. Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 13 3. Melanggar st andar prof esi Menaj alankan prof esi yang t idak sesuai dengan st andar prof esi, diselesaikan melalui int ernal organisasi prof esi yang bersangkut an. 4. Melanggar kode et ik prof esi Menj alankan prof esi yang melanggar kode et ik prof esi, diselesaikan melalui int ernal organisasi prof esi yang bersangkut an. Dari uraian t ersebut di at as j elas kiranya bahwa unt uk dapat dikenakan sanksi pidana dalam menj alankan pekerj aan prof esi didahului dengan adanya pelanggaran kode et ik prof esi dan at au st andar prof esi, maka t anpa adanya pelanggaran et ika prof esi dan at au st andar prof esi t idak dapat dit et apkan sebagai melakukan perbuat an melawan hukum dalam hukum pidana. Namun demikian, j ika seseorang sengaj a melakukan perbuat an pidana yang dilakukan dengan cara menyalahgunakan prof esinya, maka yang bersangkut an dapat dinyat akan melawan hukum at au melanggar hukum pidana t anpa dikait kan dengan ada-t idaknya pelanggaran et ika prof esi dan at au st andar prof esi. Ancaman sanksi pencabut an unt uk menj alani prof esi t ert ent u dapat dij at uhkan dari yang ringan sampai dengan yang t erberat , berupa peringat an akan dicabut nya lisensi unt uk menj alani prof esi t ert ent u, larangan menj alani prof esi dibat asi oleh wakt u t ert ent u, larangan yang t idak dibat asi oleh wakt u t ert ent u t et api bisa diubah kondisional, at au larangan yang t idak dibat asi oleh wakt u t ert ent u bersif at t et ap permanen. Ancaman at au penj at uhan sanksi pencabut an hak unt uk menj alani pekerj aan prof esi membawa pengaruh kepada kalangan prof esi. Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 14 Pengaruh t ersebut dibedakan menj adi dua, yait u pengaruh posit if dan pengaruh negat if . Pengaruh posit if , yait u a. Berhat i-hat i dalam menj alani pekerj aan prof esi dan mendorong memaksa anggot a prof esi unt uk ment aat i kode et ik prof esi dan menj alani prof esi sesuai dengan st andar prof esi. b. Cit ra baik, nama baik dan kehormat an organisasi prof esi t et ap t erj aga. c. Menj aga cit ra prof esionalit as organisasi prof esi dan anggot anya dari melakukan perbuat an t ercela dan t idak prof esional. d. Bobot kualit as hasil pekerj aan prof esi akan meningkat at au lebih baik sert a dipercaya oleh masyarakat . e. Organisasi prof esi akan melakukan evaluasi diri dan mengef ekt if kan kont rol secara int ernal unt uk menj aga anggot anya dari t unt ut an pidana. f . Anggot a prof esi yang memiliki komit men t erhadap prof esinya dan berkualit as dapat mengembangkan prof esinya secara maksimal, karena memperoleh j aminan perlindungan hukum. g. Memberikan j aminan perlindungan masyarakat dari perbuat an yang merugikan yang dilakukan oleh kalangan prof esi. Sedangkan pengaruh negat if t erhadap kalangan prof esi: a. Dampak psikologis kepada anggot a prof esi dalam menj alani pekerj aan prof esi b. Sikap ragu-ragu, hawat ir dan perasaan t akut dalam menj alani prof esi dan bayang-bayang ancaman sanksi dan kehilangan pekerj aan. Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 15 c. Kualit as hasil pekerj aan prof esi akan menurun karena kalangan prof esi t idak dapat menj alankan t ugasnya secara maksimal hawat ir berbuat kesalahan. h. Ancaman sanksi dan penj at uhan sanksi pencabut an hak unt uk menj alani prof esi t ert ent u akan mengganggu dalam menj alani prof esi yang dij amin oleh konst it usi dan undang-undang. i. Melahirkan sikap secara kolekt if unt uk membela anggot a prof esi yang dij at uhi sanksi karena merasa senasib. d. Terj adinya bias dalam penegakan hukum pidana t erkait dengan orang menj alankan prof esi dan cenderung mengorbankan orang yang menj alankan prof esi. Bias penegakan hukum pidana yang t erkait dengan pers ant ara lain: i. Prakt ek penaf siran hukum pidana yang berhubungan dengan orang yang melaksanakan prof esi wart awan dit af sirkan sama dengan t indak pidana yang dilakukan oleh orang yang t idak dalam sedang menj alani prof esi. ii. Penaf siran melawan hukum dalam menj alani pekerj aan prof esi dipisahkan dan t idak dikait kan dengan pelanggaran prof esi. iii. Penguasaan mat eri hukum pidana dan hukum yang t erkait dengan prof esi oleh kalangan aparat penegakan hukum rendah, t idak sama dan cenderung dit af sirkan yang t idak sesuai dengan dokt rin hukum pidana. iv. Beberapa issu hukum mengenai pasal-pasal RUU KUHP yang dapat dikenakan orang yang melaksanakan pekerj aan prof esi di bidang pers ant ara lain: Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 16 NO PASAL SUBSTANSI KEPENTINGA HUKUM YANG HENDAK DILINDUNGI 1 2 3 4 01 209 dan 210 Penyebaran ajaran komunisme, Marxisme-Leninisme Ideologi Pancasila 02 212 Peniadaan penggantian ideologi Pancasila Ideologi Negara 03 218 Pertahanan negara KetahananKemanan Negara 04 226 dan 227 Pengkhianatan terhadap negara dan pembocoran rahasia negara KetahananKeamanan Negara 05 262 dan 263 Penghinaan terhadap Presiden dan Wakil Presiden Kehormatan dan nama baik Presiden dan Wakil Presiden 06 264 Pidana tambahan Pemberatan pidana 07 269, 270, dan 271 Penghinaan terhadap kepala negara sahabat Kehormatan dan nama baik Kepala Negara Sahabat 08 284 dan 285 Penghinaan terhadap pemerintah Kehormatan dan nama baik Pemerintah 09 287 Penghinaan terhadap golongan penduduk Kehormatan dan nama baik Kelompok Penduduk 10 288 dan 289 Penghasutan untuk melawan penguasa umum Ketertiban Umum 11 290 dan 291 Penghasutan untuk melakukan tindak pidana Ketertiban Umum 12 307 dan 308 Penyiaran berita bohong dan berita yang tidak pasti Kebenaran informasi dan ketertiban umum 13 336 dan 339 Penghinaan terhadap agama Kehormatan dan nama baik serta kemurnian ajaran agama 14 340 Penghasutan untuk meniadakan keyakinan terhadap agama Ketaatan terhadap Tuhan Yang Maha EsaAnti Ateisme 15 400 dan 401 Penghinaan terhadap kekuasaan umum dan lembaga negara, Kehormatan dan nama baik penguasan umum dan lembaga negara 16 469 - 473 Pornografi Nilai kesusilaan masyarakat publik 17 481,482 dan 483 Mempertunjukkan pencegah kehamilan dan pengguguran kandungan, Kesusilaan Publik 18 511 Pencemaran Kehormatan dan nama baik seseorang 19 512 Fitnah Kehormatan dan nama baik seseorang 20 514 dan 515 Penghinaan ringan Kehormatan dan nama baik seseorang 21 518 Persangkaan palsu Kehormatan dan nama baik seseorang 22 520 Pencemaran orang mati Kehormatan dan nama baik seseorang 23 522 - 525 Tindak pidana pembocoran rahasia Keamanan dan Pelaksanaan Tugas Negara 24 723, 724, dan 725 Tindak pidana penerbitan dan percetakan Penyalahgunaan penerbatan dan percetakan Mudzakkir, Perlindungan Hukum Pers dalam RUU KUHP: 17

D. KLAUSUL PERLINDUNGAN PROFESI DI BIDANG PERS DALAM RUU