Hasil uji glukosa sesuai dengan hasil perhitungan  nilai  yang signifikan  yaitu 0,000,05,  antara  interaksi  konsentrasi  starter  dan  lama  fermentasi.  Berarti  Ho
ditolak  sehingga  ada  pengaruh  terhadap  pemberian  starter  dan  lama  fermentasi terhadap  kadar  glukosa  yoghurt  siwalan.  Reaksi  dalam  fermentasi  berbeda-beda
tergantung  pada  jenis  gula  yang  digunakan  dan  produk  yang  dihasilkan.  Secara singkat,  glukosa  dengan  senyawa  kimia  C
6
H
12
O
6
yang  merupakan  gula  paling sederhana,  melalui  fermentasi  akan  menghasilakn  etanol  dengan  senyawa  kimia
C
2
H
5
OH Effendi, 2012. Hal-hal  yang  mempengaruhi  kadar  glukosa  diantaranya  adalah  konsentrasi
starter,    suhu,  lama  fermentasi,  volume  substrat,  dan  pH.  Hal  ini  sesuai  dengan penelitian  dewi,  dkk  2004.  Buah  siwalan  merupakan  sumber  karbohidrat  berupa
sukrosa,glukosa dan air,kadar protein dan lemaknya sangat rendah dibawah 1 serta sedikit  serat  Widjanarko,  2010.  Karena  salah  satu  karbohidrat  yang  terkandung
dalam  buah  siwalan  adalah  sukrosa  dimana  sifat  kimia  dari  sukrosa  adalah    dalam suasana  asam  dan  suhu  tinggi  akan  mengalami  inverse  menjadi  glukosa  dan
fruktosa.  oleh karena itu butuh waktu yang lama untuk merombak sampai terbentuk asam    laktat.  Sehingga  menurut  hasil  penelitian  perlakuan  S
3
L
3
glukosanya  lebih tinggi  karena  bakteri  belum  maksimal  untuk  memecah  sukrosa  sampai  terbentuk
asam laktat.
3. Analisis Organoleptik dan Daya Terima Masyarakat
Tabel. 2. Hasil Uji Organoleptik dan Daya Terima
Perlakuan Penilaian
Warna Aroma
Rasa Kekentalan
Daya Terima
S
1
L
1
Putih Pucat Sedap
Asam manis Kurang kental
Suka
S
2
L
1
Putih Pucat Sedap
Asam manis Kurang kental
Suka
S
3
L
1
Putih Kekuningan
Sedap Asam manis
Kurang kental Suka
S
1
L
2
Putih Pucat Sedap
Asam manis Kurang kental
Kurang Suka
S
2
L
2
Putih Pucat Kurang
Sedap Asam manis
Kurang kental Kurang Suka
S
3
L
2
Putih Pucat Kurang
Sedap Asam manis
Kurang kental Kurang Suka
S
1
L
3
Putih Pucat Sedap
Asam manis Kurang kental
Suka
S
2
L
3
Putih Pucat Kurang
Sedap Asam manis
Kurang kental Suka
S
3
L
3
Putih Pucat kurang
Sedap Asam manis
Kurang kental Suka
a. Kekentalan
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa semua perlakuan kurang kental. Hal ini disebabkan dalam proses pengadukan kurang maksimal sehingga larutan tidak
homogen.  Perbedaan  konsentrasi  starter  memberikan  pengaruh  terhadap  tekstur yoghurt,  hal  ini  disebabkan  karena  terjadi  penurunan  pH  sehingga  yoghurt
menjadi  kental  atau  semi  solid.  Padatan  total  dalam  susu  juga  berperan  untuk pembentukan tekstur dan aroma yoghurt yang baik Widodo, 2003.
b. Warna
Dari  hasil  uji  organoleptik  menunjukkan  bahwa  semua  perlakuan  berwarna putih  pucat.  Hal  ini  karena  dalam  penelitian  tidak  menggunakan  pewarna
tambahan,  karena  pewarna  tambahan  dapat  mengurangi  keaslian  dari  buah siwalan,  sehingga  warna  yang  terjadi  bisa  putih,  putih  pucat,  putih  kekuningan,
dan kuning.
c. Aroma
Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap 20 panelis diperoleh aroma pada perlakuan  S
1
L
1,
S
2
L
2,
S
3
L
1,
dan  S
1
L
3
mempunyai  aroma  yang  sedap  sedangkan perlakuan  S
2
L
3,
S
3
L
3,
S
2
L
3,
dan  S
3
L
3
mempunyai  aroma  kurang  sedap.  Aroma pada yoghurt berasal dari bahan dasar yang digunakan yaitu buah siwalan tanpa
penambahan  bahan  aroma  apapun.  Semakin  lama  fermentasi  maka  aroma  yang dihasilkan semakin kurang sedap.
d. Rasa
Hasil  dari  pengujian  organoleptik  menunjukkan  bahwa  rata-rata  panelis mengatakan  bahwa  rasa  yang  dihasilkan  yoghurt  siwalan    adalah    asam    manis.
Bakteri  Lactobacillus  bulgaricus  yang  berfungsi  sebagai  pengubah  rasa  dapat berfermentasi dengan baik sehingga rasa yang ditimbulkan menjadi asam manis..
Selain  itu,  rasa  juga  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  yaitu    suhu,  konsentrasi starter dan lama fermentasi Bahar, 2008.
e. Daya Terima
Dari  pengujian  organoleptik  menunjukkan  bahwa  daya  terima  panelis menunjukkan bahwa yoghurt siwalan pada perlakuan S
1
L
1,
S
2
L
1,
S
3
L
1,
S
1
L
3,
S
2
L
3,
dan  S
3
L
3
di  sukai  oleh  panelis sedangkan  pada  perlakuan  S
1
L
3,
S
2
L
3,
dan  S
3
L
3
tidak  suka.  Hal  ini  bisa  disebabkan  karena  rasa  maupun  aroma  dari  yoghurt tersebut  masih  asli  tanpa  penambahan  bahan  perasa  apapun.  Tetapi  yoghurt
siwalan dapat menjadi alternatif bagi orang yang tidak menyukai susu.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan konsentrasi starter dan lama fermentasi yang berbeda dalam pembuatan