8
Berikut ini analisis bentuk kreatif kontras sebab-akibat secara umum. Pada data 12 gambar 4.12 terdapat tulisan
“Wanita menangis bukan karena lemah tapi karena gak ada duit buat mereka Shopping
”. Dalam kalimat pada data tersebut mengandung sebuah kontradiksi sebab-akibat.
Kreasinya meniru ngkapan yang sudah ada secara umum, yakni “wanita
menangis karena lemah”. Tetapi pada data tersebut terdapat penyebab yang berbeda, yakni
“wanita menangis karena gak ada duit buat mereka shoping”. Kalimat “Wanita menangis bukan karena lemah tapi karena
gak ada Duit buat mereka Shopping” merupakan sebuah bentuk kreatif
yang ditunjukkan dengan adanya kata-kata “gak ada duit” dan
“shopping”. Sehingga kalimat tersebut dapat diartikan “Wanita akan menangis jika mereka tidak memiliki cukup uang untuk berbelanja”.
3.1.4 Hubungan Sebab-Akibat Tidak Logis Logika Terbalik
Hubungan sebab-akibat tidak logis logika terbalik adalah cara mengkreasikan suatu bentuk kreatif yang berasal dari dua unsur atau lebih,
yang mempunyai hubungan sebab-akibat tidak logis. Maksudnya adalah unsur yang satu dengan lainnya tidak mempunyai kesamaan maksud dan
arti, namun tetap digabungkan dengan maksud menjadikan wacana bentuk kreatif tersebut menjadi menarik.
Berikut ini analisis bentuk kreatif sebab-akibat tidak logis. Pada data 16 gambar 4.16 terdapat tulisan
“Hooree….. ora duwe duit….”. Pada data tersebut terdapat sebuah kasus yang merupakan hubungan tidak logis.
Adanya kata “hooree....” yang biasanya digunakan dalam situasi riang
gembira, namun justru diikuti dengan kalimat “ora duwe duit...” yang
seharusnya merupakan kalimat yang menunjukkan suatu keadaan susah. Kalimat
“Hooree… Ora duwe duit…” menjadi sebuah bentuk kreatif karena adanya kata
“Hooree…”. Kata “hore” ini biasanya menunjukkan suatu keadaan yang riang gembira, tetapi dalam data ini kata
“hore” justru
9
mengikuti kalimat yang menunjukkan keadaan yang tidak menyenangkan yaitu
“Ora duwe duit tidak punya uang”.
3.1.5 Kreasi Perbandingan
Kreasi perbandingan adalah kreasi bentuk kreatif yang berasal dari dua atau lebih wacana yang digabungkan dengan cara membandingkan. Dalam
membandingkan ini biasanya menggunakan kata-kata pembanding, yakni „seperti‟, „bagai‟, „bagaikan‟, „layaknya‟, dan lain-lain.
Berikut ini analisis bentuk kreatif perbandingan. Pada data 18 gambar 4.18 terdapat tulisan
“Omonganmu koyo toko lor sar legi „LUWES‟ tenan”. Data tersebut merupakan kreasi perbandingan yang ditandai
dengan adanya kata “koyo seperti”. Selain itu, kalimat “Omonganmu
koyo toko lor sar legi „LUWES‟ tenan” merupakan sebuah bentuk kreatif
dengan penerapan bahasa Jawa dan penggunaan nama seuah tempat sebagai representasi makna yang sesungguhnya. Penjabarannya sebagai
berikut: “koyo” berarti “seperti”, “lor” berarti “utara”, “sar” berarti
“pasar”, “luwes” berarti “terampil”. Tetapi dalam konteks ini, kata “luwes” yang dimaksud adalah nama sebuah swalayantoko. Sehingga arti
keseluruhannya adalah
“Omonganmuperkataanmu seperti nama tokoswalayan yang ada di sebelah utara Pasar Legi, Luwes tenan pandai
berbicara pandai memutar- balikkan perkataan”.
3.2 Variasi Kata
Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan variasi kata adalah mengenai bentuk-bentuk ragam bahasa seperti singkatan dan akronim. Kebanyakan data
variasi kata yang ditemukan pada Display Picture Blacberry Messanger adalah data-data yang berupa singkatan maupun akronim. Berikut ini adalah anilisis
data variasi kata yang sudah peneliti temukan.
3.2.1 Singkatan