1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menurut Djamarah 2002:22, “Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
manusia ”. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam
pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem
pendidikan yang integral. Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu penekanan dari
tujuan pendidikan, seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Dengan adanya Undang-Undang tersebut, maka dari waktu ke waktu
bidang pendidikan haruslah menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan penyediaan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah.
Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai
2 perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai
perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang
dimiliki. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui
proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah
dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam
proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan
pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah seharusnya
kualitas guru harus diperhatikan. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan kualitas guru
perlu dilakukan peningkatan mutu profesi seorang guru baik secara formal maupun secara informal. Peningkatan secara formal merupakan peningkatan
mutu melalui pendidikan dalam berbagai kursus, sekolah, maupun kuliah di perguruan tinggi atau lembaga lain yang berhubungan dengan bidang
profesinya. Disamping itu, secara informal guru dapat saja meningkatkan mutu profesinya dengan mendapatkan informasi dari media massa surat
3 kabar, majalah, radio, televisi dan lain-lain atu dari buku-buku yang sesuai
dengan bidang profesi yang bersangkutan. Dalam bidang profesi, seorang guru profesional berfungsi untuk
mengajar, mendidik, melatih, dan melaksanakan penelitian masalah-masalah pendidikan. Dalam bidang kemanusiaan, guru profesional berfungsi sebagai
pengganti orang tua khususnya didalam bidang peningkatan kemampuan intelektual peserta didik. Guru profesional menjadi fasilitator untuk membantu
peserta didik mentransformasikan potensi yang dimiliki peserta didik menjadi kemampuan serta keterampilan yang berkembang dan bermanfaat bagi
kemanusiaan. Kemudian dalam PP No. 19 Tahun. 2005 Pasal 28 menegaskan
mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai berikut: 1.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
dansertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a.
Kompetensi pedagogik; b.
Kompetensi kepribadian; c.
Kompetensi profesional; dan d.
Kompetensi sosial. Oemar Hamalik 2004:27 mengemukakan bahwa,
“Guru profesional merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan
memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar
”. Akan tetapi realita
4 yang ada di SMP NEGERI 1 Jatiroto, masih terdapat salah satu guru
pengampu IPS Ekonomi yang belum menempuh pendidikan S1, namun masa kerja pengalaman dalam mengajar sudah cukup lama, jam mengajarnya pun
juga tinggi, namum ada suatu kekawatiran karena guru yang terkait mempunyai jabatan sebagai KARUS Kurikulum, sehingga ada kemungkinan
dalam menyampaikan materi pelajaran tidak maksimal. Pengalaman mengajar juga menjadi salah satu faktor yang dapat
mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pengalaman mengajar yang dimiliki oleh seorang guru menjadi penentu pencapaian hasil belajar
yang akan diraih oleh siswa. Pengalaman mengajar yang cukup, dalam arti waktu yang telah dilalui oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
akan mendukung pencapaian prestasi belajar siswa yang maksimal sebagai tujuan yang akan diraih oleh sekolah. Pengalaman mengajar merupakan suatu
hal yang dijadikan perhatian yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang mempunyai pengalaman mengajar yang
memadai, secara positif akan mendukung siswa untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan guru. Sebaliknya jika pengalaman mengajar yang
dimiliki oleh guru tidak memadai, maka kurang mendukung keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi yang diinginkan.
Guru yang berpengalaman akan merasa lebih mudah dalam menghadapi masalah-masalah siswa dalam proses belajar mengajar yang
berkaitan dengan materi pelajaran, bahkan guru mampu memotivasi dan mendorong semangat belajar siswa serta mampu memberdayakan kemampuan
5 guru seoptimal mungkin.
Dalam beberapa hal, guru yang mempunyai masa kerja lebih lama akan lebih berpengalaman dalam melakukan pembelajaran
dibanding dengan guru yang masih relatif baru. Masalah lain yang ditemukan di SMP NEGERI 1 Jatiroto adalah,
adanya tenaga pengajar yang mengajar IPS Ekonomi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan kurang memiliki pengalaman dalam mengajar.
Tidak kompetennya seorang guru dalam penyampaian bahan ajar secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran. Karena proses
pembelajaran tidak hanya dapat tercapai dengan keberanian, melainkan faktor utamanya adalah kompetensi yang ada dalam pribadi seorang guru.
Keterbatasan pengetahuan guru dalam penyampaian materi baik dalam hal metode ataupun penunjang pokok pembelajaran lainnya akan berpengaruh
terhadap pembelajaran. Siswa merupakan sasaran pendidikan yang dibentuk melalui
bimbingan, keteladanan, bantuan, latihan, pengetahuan yang maksimal, kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorang guru. Maka
hanya dengan seorang guru profesional dan berpengalaman dalam mengajar hal tersebut dapat terwujud secara utuh, sehingga akan menciptakan kondisi
yang menimbulkan kesadaran dan keseriusan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, apa yang disampaikan seorang guru akan
berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Sebaliknya, jika hal di atas tidak terealisasi dengan baik, maka akan berakibat ketidak puasan siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
6 Melihat wacana di atas, sangat terlihat bahwa pengalaman mengajar
dan profesionalisme guru dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Atas dasar realita yang ada di lapangan, maka penulis ingin membuktikan apakah
masalah profesionalisme guru dan pengalaman mengajar itu benar-benar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dengan melakukan suatu
penelitian di SMP NEGERI 1 Jatiroto. Peneliti mengambil tempat penelitian di SMP NEGERI 1 Jatiroto karena kondisi di SMP tersebut masih terdapat
guru mata pelajaran IPS Ekonomi yang belum sepenuhnya memenuhi kriteria guru profesional, dengan mensyaratkan pengajar memiliki kualifikasi
pendidikan minimal S1 sesuai dengan bidangnya masing-masing. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul
“PENGARUH PENGALAMAN
MENGAJAR DAN
PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1
JATIROTO TAHUN AJARAN 20092010”.
B. Pembatasan Masalah