PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

AMBAR WIDYA LESTARI

Pendidikan merupakan hal yang perlu diperhatikan karena dengan pendidikan suatu bangsa akan menjadi lebih maju. Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu kegiatan pembelajaran di sekolah. Pada kegiatan pembelajaran di sekolah dihadapkan oleh masalah rendahnya hasil bdan prestasi belajar siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun internal. Salah satu faktor eksternal yang dapat menentukan hasil belajar siswa adalah variasi mengajar guru, sedangkan salah satu faktor internalnya adalah cara belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013.

2. Pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013.

3. Pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 SMP Negeri 7 Bandarlampung, yaitu berjumlah 180 siswa. Pengambilan sampel yang berjumlah 124 siswa dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling dengan menggunakan rumus Slovin. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifiktif dengan pendekatan ex post facto dan survei.


(2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

1. Persepsi siswa tentang variasi mengajar guru berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,350 termasuk kategori tingkat hubungan yang kuat dengan R Square(R2) sebesar 0,122 atau 12,2% hasil belajar IPS Terpadu siswa

dipengaruhi persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan 87,8% sisanya dipengaruhi faktor lain. Serta terlihat dari hasil pengolahan data menggunakan regresi linier maka diperoleh t hitung sebesar 4,125 > t tabel sebesar 1,97 (hasil

intervolasi) dan probabilitasnya (sig.) ternyata 0.000 < 0.05 hal ini berarti H0

ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain, persepsi siswa tentang variasi

mengajar guru berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPS Terpadu.

2. Cara belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu. Hal tersebut dapat dilihat perhitungan koefisien korelasi sebesar0,499 termasuk kategori tingkat hubungan yang kuat dengan R Square(R2) sebesar 0,249 atau 24,9% hasil belajar IPS Terpadu siswa dipengaruhi cara belajar siswa dan 75,1% sisanya dipengaruhi faktor lain. Serta terlihat dari pengolahan data menggunakan regresi linier t hitung untuk cara belajar siswa sebesar 6,358 > t tabel

sebesar 1,97 (hasil intervolasi) dan probabilitasnya (sig.) ternyata 0.000 < 0.05 hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

3. Persepsi siswa terhadap variasi mengajar guru dan cara belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil perhitungan Koefisien korelasi multiple diperoleh R= 0,581 berarti tingkat hubungan antara persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa termasuk kategori kuat dengan R Square(R2) diperoleh sebesar 0,338 atau 33,8% hasil belajar IPS Terpadu dipengaruhi persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa. Dan dapat terlihat terlihat bahwa F hitung sebesar 30, 907 > F tabel = 3,07 atau Sig. 0,000 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak. Dengan kata lain ada pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013.


(3)

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru

Dan Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7

Bandarlampung Tahun Pelajaran

2012/2013

Oleh

Ambar Widya Lestari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru Dan Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP N 7

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Nama Mahasiwa : Ambar Widya Lestari

NPM : 0913031002

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Yon Rizal, M. Si Drs. Nurdin, M. Si NIP 19600818 198603 1 005 NIP 19600808 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Nurdin, M.Si.


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M. Si. ………

Penguji : Drs. Darwi Bangun, M. Pd. ………

Sekretaris : Drs. Nurdin, M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd NIP 19620203 1988111 001


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

Nama : Ambar Widya Lestari NPM : 0913031002

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Alamat : Jalan Imam Bonjol Gang. Nangka Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandarlampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, April 2013

Ambar Widya Lestari 0913031002


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandarlampung. Penulis adalah anak pertama dari pasangan Bapak Sarjito dan Ibu Siti Aminah.

Pendidikan Formal yang pernah ditempuh:

Taman Kanak-Kanak (TK) HANDAYANI DIKBUD yang diselesaikan pada tahun 1997.

Sekolah Dasar (SD) Negeri 8 Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2003.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2006.

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur PMKA.


(8)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Q.S. Al Insyiraah : 5-6)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (Q.S. Al Baqarah :286)

“Harapkanlah yang besar, bercitalah besar! Berkata seperti orang besar dan bertindak dengan energi yang besar”.

(Setia Furqon Kholid)”

“Bermimpilah setinggi-tingginya dan berusaha untuk wujudkan mimpi mu”. (Ambar Widya Lestari)


(9)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Q.S. Al Insyiraah : 5-6)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (Q.S. Al Baqarah :286)

“Harapkanlah yang besar, bercitalah besar! Berkata seperti orang besar dan bertindak dengan energi yang besar”.

(Setia Furqon Kholid)”

“Bermimpilah setinggi-tingginya dan berusaha untuk wujudkan mimpi mu”. (Ambar Widya Lestari)


(10)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas izin dan ridha-Nya lah Skripsi ini dapat terselesaikan

Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW Karya ku ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta, Abi Sarjito dan Umi Siti Aminah tersayang yang telah membesarkanku dan mendoakan yang terbaik buatku

Buat adikku Diah Emi Kadarwati dan juga keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku

Buat dosen Pembimbing Akademik, dosen pembimbing skripsi, dan dosen-dosen ku yang aku hormati dan sudah seperti orang tuaku, terimakasih karena dengan sabar selalu membimbing, memberikan

nasehat, dan ilmu pada ku

Sahabatku Smedenty yang selama ini menemaniku dan mendukungku Sahabatku Anita, Ayu, Inayah, Risa dan Mba sevti


(11)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru ... 11

2. Cara Belajar Siswa ... 14

3. Hasil Belajar Siswa ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 23

C. Kerangka Pikir ... 23


(12)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Variabel Penelitian ... 30

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel .... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 37

1. Pengujian Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 39

G. Uji Persyaratan Analisis Statistik Parametrik ... 41

1. Syarat Pengujian Statistik Parametrik ... 41

2. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 42

H. Teknik Pengujian Hipotesis ... 46

1. Regresi Linear Sederhana ... 46

2. Regresi Linear Multiple ... 47

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 7 Bandarlampung ... 49

2. Profil Sekolah ... 50

3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ... 50

4. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 52

5. Sarana dan Prasarana Sekolah ... 52

B. Gambaran Umum Responden... 53

C. Deskripsi Data ... 53

D. Uji Persyaratan Analisis Stasistik Parametrik ... 61

1. Uji Normalitas Data ... 61

2. Uji Homogenitas Sampel ... 66

E. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 67

1. Uji Linearitas Garis regresi... 67

2. Uji Multikolineaeritas ... 70

3. Uji Autokorelasi ... 71

4. Uji Heterokedastisitas ... 72

F. Teknik Pengujian Hipotesis ... 74

1. Regresi Linear Sederhana ... 74

2. Regresi Linier Multiple ... 79

G. Pembahasan ... 82

1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru (X1) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 82

2. Pengaruh Cara Belajar Siswa (X2) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 85

3. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru (X1) dan Cara Belajar Siswa (X2) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 87


(13)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 91 B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Mata

Pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 4 Tabel 2. Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil IPS Terpadu

Siswa Kelas VIII Dikelompokkan Berdasarkan KKM ... 5 Tabel 3. Jumlah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung

Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 28 Tabel 4. Perhitungan sampel untuk masing-masing kelas ... 30 Tabel 5. Definisi Operasional Variabel ... 33 Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Persepsi Siswa

Tentang Variasi Mengajar Guru (X1) ... 38 Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Cara Belajar Siswa (X2) ... 38 Tabel 8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket

Untuk Variabel Persepsi Siswa Tentang Variasi

Mengajar Guru(X1) ... 40 Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel

Cara Belajar Siswa(X2) ... 40 Tabel 10. Daftar Analisis Varians (ANAVA) ... 43 Tabel 11. Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah ... 52 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Siswa Tentang


(15)

Tabel 13. Kategori Variabel Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar

Guru (X1) ... 55

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Cara Belajar Siswa (X2) ... 57

Tabel 15. Kategori Variabel Cara Belajar Siswa (X2) ... 57

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa (Y) ... 59

Tabel 17. Kategori Variabel Hasil Belajar Siswa (Y) ... 59

Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru (X1) ... 61

Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Cara Belajar Siswa (X2) ... 63

Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa (Y) ... 64

Tabel 21. Hasil Uji Homogenitas ... 66

Tabel 22. Hasil Uji Kelinieran Garis Untuk Variabel Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru (X1) ... 68

Tabel 23. Hasil Uji Kelinieran Garis Untuk Variabel Cara Belajar Siswa (X2) ... 69

Tabel 24. Kesimpulan Hasil Uji Linieritas Garis Regresi... 69

Tabel 25. Hasil Uji Multikolineritas ... 70

Tabel 26. Hasil Uji Autokorelasi ... 72

Tabel 27. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 73

Tabel 28. Hasil Analisis Dengan Pendekatan Rank Spearman ... 73

Tabel 29. Korelasi Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 74

Tabel 30. Kooefisien Regresi Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 75

Tabel 31. Korelasi Cara Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 77


(16)

Tabel 32. Kooefisien Regresi Cara Belajar Siswa terhadap Hasil

Belajar IPS Terpadu ... 77 Tabel 33. Korelasi Regresi Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar

Guru (X1) dan Cara Belajar Siswa (X2) terhadap

Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 79 Tabel 34. ANOVA untuk Uji Hipotesis Pengaruh Persepsi Siswa

tentang Variasi Mengajar Guru (X1) dan Cara Belajar

Siswa (X2) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 80

Tabel 35. Koefisien Regresi Persepsi Siswa tentang Variasi

Mengajar Guru (X1) dan Cara Belajar Siswa (X2) terhadap


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.Gambar di atas menunjukkan pengaruh persepsi siswa

tentang variasi mengajar guru (X1) dan cara belajar siswa (X2) terhadap hasil belajar.(Y ... 25 Gambar 2. Output pada normal Q-Q Plot of Persepsi Siswa Tentang

Variasi Mengajar Guru (X1) ... 62 Gambar 3. Output pada Normal Q-Q Plot of Cara Belajar Siswa (X2) ... 63 Gambar 4. Output pada Normal Q-Q Plot of Hasil Belajar


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya (Hasbullah, 2005: 1). Menurut Oemar Hamalik (2008: 3) pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan

menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat.

Pendidikan merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena dengan pendidikan suatu bangsa akan menjadi lebih maju. Terciptanya suatu bangsa kearah yang lebih maju dengan memperbaiki mutu pendidikan. Mutu pendidikan sebagian besar ditentukan oleh mutu kegiatan pembelajaran. Pada proses pembelajaran di sekolah, guru adalah sumber yang menempati posisi utama dan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan . Sehingga dengan peran guru tersebut dapat menjadikan mutu pendidikan lebih baik lagi.


(19)

2

Peranan guru di sekolah sangat dominan. Dia dapat menentukan segala sesuatu yang dianggapnya tepat untuk disajikan kepada murid-muridnya. Dia yang menyiapkan tugas-tugas, memberikan latihan-latihan, dan penilaian. Jadi , guru memegang peran yang paling utama di kelas (Oemar Hamalik, 2001: 45). Dan agar siswa-siswanya dapat lebih memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, sebaiknya guru mengadakan variasi-variasi dalam pembelajaran, sehingga diharapkan tidak ada kejenuhan di dalam proses belajar mengajar. Setiap orang tentunya tidak menginginkan adanya kejenuhan sama halnya dengan siswa yang waktunya banyak untuk belajar di sekolah, mereka cenderung mengalami

kejenuhan belajar. Dengan demikian guru yang mempunyai peran penting di kelas tentunya dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan agar siswa lebih bersemangat dalam belajar. Penggunaan berbagai metode belajar dan media belajar serta gaya mengajar guru yang bervariasi dapat menghilangkan kejenuhan tersebut.

Kurikulum KTSP yang digunakan saat ini, mata pelajaran IPS Terpadu di SMP merupakan penggabungan dari empat mata pelajaran dasar, yaitu Ekonomi, Geografi, Sosiologi dan Sejarah. Pembelajaran IPS Terpadu menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung, karena sangat berkaitan dengan kegiatan nyata sehari-hari. Karena itu, guru perlu membantu siswa untuk mengembangkan sejumlah keterampilan, supaya siswa mampu mengerti dan memahami keadaan sekitar. Ketika guru mengembangkan keterampilan mengajarnya, gurupun harus mengadakan variasi di dalam proses belajar mengajar agar tujuan belajar dapat tercapai.


(20)

3

Untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pembelajaran, bukan hanya guru saja yang berperan namun guru dan siswa harus bekerja sama sehingga hasil belajar yang baik dapat terwujud. Siswapun dalam proses belajar mengajar mempunyai cara belajar yang berbeda-beda, ada yang menerapkan cara belajar yang efektif dan ada yang belum efektif. Semuanya itu tergantung dari diri siswa masing-masing, karena dengan menerapkan cara belajar yang efektif tentunya dapat meningkatkan hasil belajar. Cara belajar yang efektif seperti membuat jadwal belajar, melaksanakan jadwal tersebut dengan disiplin , membuat catatan, dan membaca serta mengulang kembali pelajaran yang disampaikan guru di sekolah.

Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa untuk secara efektif dapat mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media belajar. Hal ini berarti bahwa guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya sangat diharapka guru dapat memberikan fasilitas yang memadai sehingga siswa dapat belajar secara efektif (Slameto, 2010: 98).

Semua siswa pasti mengharapkan hasil belajar yang baik, namun kenyataannya masih banyak siswa yang belum memahami cara belajar efektif. Hal demikian sangat disayangkan sekali, sehingga peran orang tua dan guru sangatlah penting untuk menginformasikan kepada anak atau siswa mereka tentang belajar yang baik.


(21)

4

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 diperoleh data tentang hasil belajar IPS Terpadu siswa sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013

Sumber : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 7 Bandarlampung

Berdasarkan data hasil ulangan tengah semester ganjil di atas, maka siswa dapat dikategorikan ke dalam kriteria tuntas dan belum tuntas belajar. Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) adalah sebesar 70. Nilai KKM ini telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu sesuai dengan penilaian guru terhadap kemampuan yang dimiliki siswa dan juga berdasarkan tingkat kesulitan mata pelajaran. Berikut ini data hasil ulangan tengah semester ganjil kelas VIII berdasarkan penggolongan tuntas (≥ 70) dan belum tuntas (< 70).

No Kelas Interval Frekuensi Persentase (%)

1. 27 – 34 12 7 %

2. 35 – 42 24 13 %

3. 43 – 50 18 10 %

4. 51 – 58 32 18 %

5. 59 – 66 38 21 %

6. 67 – 74 31 17 %

7. 75 – 82 21 12 %

8. 83 – 90 4 2 %


(22)

5

Tabel 2. Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Dikelompokkan Berdasarkan KKM

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 < 70 136 76 %

2 ≥ 70 44 24 %

Jumlah 180 100 %

Berdasarkan tabel di atas, hasil belajar IPS Terpadu siswa masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang memperoleh nilai di atas

Kriteria Ketuntatasan Minimum (KKM) sebanyak 44 siswa dari 180 siswa dengan persentase sebesar 76%. Sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 136 siswa dari 180 siswa dengan persentase 76%.

Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2006: 107) tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

1.Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal :apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3. Baik/minimal :apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d. 75% saja dkuasai oleh siswa

4. Kurang :apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Melihat pendapat Djamarah dan Zain di atas bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 masih banyak yang belum berhasil menguasai pelajaran. Dan banyak nya siswa yang belum mendapatkan hasil belajar yang baik, merupakan tantangan bagi guru. Guru sebagai pendidik di sekolah tentunya mempunyai peran penting terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Sebelum mengajar di kelas biasanya guru terlebih dahulu mempersiapkan media ataupun bahan ajar, guna tercapainya tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran diduga ditentukan oleh variasi mengajar guru, keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar sangat penting agar tidak


(23)

6

membosankan siswa dan dapat memusatkan perhatian siswa. Guru yang belum mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan mempengaruhi siswa dalam menangkap materi pelajaran, sehingga dapat berpengaruh pula terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 10 Desember 2012 kepada siswa, guru di dalam mengajar masih kurang bervariasi, hal tersebut dapat terlihat dari media yang digunakan hanya buku sumber dan sesekali saja

menggunakan media slide. Hal ini didukung pendapat Djamarah dan Zain (2006: 169) bahwa ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media di dalam

pembelajaran, yaitu media pandangan, media dengar dan media taktil.

Metode belajar yang diterapkan juga masih kurang bervariasi, saat ini metode yang digunakan guru bidang studi IPS Terpadu masih didominasi metode ceramah dan metode diskusi. Hal ini didukung pendapat Djamarah dan Zain (2006: 46) Dalam kegiatan belajar mengajar , guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik.

Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa berikutnya adalah cara belajar siswa. Setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda dengan lainnya, dan kemampuan anak dalam menangkap materi pelajaranpun tergantung dari cara belajarnya. Kebanyakan siswa belum memahami cara belajar yang efektif.


(24)

7

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada 15 siswa, 11 siswa mengatakan tidak mempunyai jadwal belajar dirumah dan 4 siswa lainnya mempunyai jadwal belajar namun tidak teratur dan disiplin menjalankan jadwal tersebut. Dan mereka pun jarang mengulang kembali pelajaran yang telah

disampaikan pada saat belajar di rumah. Hal ini didukung oleh pendapat Slameto (2010: 82) Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pengkaji merumuskan judul sebagai berikut:

“Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru Dan Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kurangnya variasi mengajar guru menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam belajar.

2. Media dan bahan belajar yang digunakan masih kurang optimal. 3. Siswa belum memahami cara belajar yang efektif.

4. Siswa belajar hanya saat akan ujian saja.


(25)

8

C. Pembatasan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru dan Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara

belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7


(26)

9

2. Untuk mengetahu pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013.

3, Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian tersebut di atas, maka kegunaan penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima di bangku kuliah.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.

b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik.

c. Bagi guru dan calon guru sebagai sumbangan pemikiran dalam penggunaan variasi mengajar yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.


(27)

10

d. Sebagai bahan referensi untuk perpustakaan dan bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah persepsi siwa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa serta hasil belajar IPS Terpadu.

2. Ruang Lingkup Subyek Penelitian

Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester ganjil. 3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini adalah SMP Negeri 7 Bandarlampung. 4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini adalah tahun pelajaran 2012/2013. 5. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru

Kata persepsi berasal dari bahasa Inggris “perception” yang berarti penglihatan atau tanggapan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia persepsi diberi pengertian adalah (1) tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan), (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal dari panca inderanya. Secara umu persepsi merupakan pengenalan, penilaian, dan tanggapan seseorang terhadap objek.

Menurut Slameto (2010: 102) persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, peraba, perasa dan penciuman. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan seseorang terhadap suatu objek berdasarkan panca inderanya.

Setiap orang menyukai variasi dalam hidup, mengapa demikian karna variasi dapat menghindari dari kebosanan serta kejenuhan. Sama halnya dengan proses belajar mengajar, di dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan untuk menghindari kebosanan siswa dan dapat berdampak pada hasil belajarnya.


(29)

12

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 160) keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya

mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa. Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya atau secara integrasi, maka akan

meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan dan kemauan belajar. Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukkan adanya perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti dan ada perubahan dalam polainteraksi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses daripada produk.

Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan siswa (Slameto, 2010: 92).

Guru mempunyai peran yang penting di dalam kelas, tanpa guru kegiatan belajar di kelas tidak dapat berjalan dengan baik. Sebagai guru tentulah pasti harus menciptakan suasana belajar yang kondusif dan juga harus dapat menciptakan kreativitas anak didiknya. Kreativitas anak didik dapatlah tercipta jika guru tepat dalam pemilihan dan penentuan metode belajar. Banyak variasi tentang metode belajar yang bisa digunakan, janganlah sampai metode yang digunakan hanya terpaku pada satu atau dua metode saja.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 82) Macam-macam metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu:

1. Metode proyek 2. Metode Eksperimen 3. Metode Tugas dan Resitasi 4. Metode Diskusi

5. Metode Sosiodrama 6. Metode Demonstrasi 7. Metode Problem Solving 8. Metode Karyawisata


(30)

13

Siswa yang cenderung bosan terhadap materi yang disampaikan guru , hal tersebut tidak memberikan efek yang baik bagi proses belajar mengajar dan hasil belajar. Hal tersebut juga dapat menjadikan semangat belajar siswa menurun, dan akhirnya siswa mengalihkan perhatian nya ke hal lain seperti, mencoret-coret bukunya atau mengobrol dengan teman sebangkunya.

Adapun tujuan dalam mengadakan variasi mengajar adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses

belajar mengajar.

2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi. 3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.

4. Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual

5. Mendorong anak didik untuk belajar (Djamarah dan Zain, 2006: 161-165) Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut:

1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment

proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.

3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan yang diterima dari siswa.

Kemudian variasi mengajar terbagi ke dalam tiga komponen-komponen, yaitu: 1. Variasi gaya mengajar

Variasi ini pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa, variasi tersebut dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar.

2. Variasi media dan bahan ajaran

Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandangan, media dengar, dan media taktil. Bila guru dalam menggunakan media

bervariasi dari satu ke yang lain, atau variasi bahan ajaran dalam satu komponen media, akan banyak sekali memerlukan penyesuaian indra anak didik, membuat perhatian anak didik menjadi lebih tinggi, memberi motivasi untuk belajar, mendorong berpikir dan meningkatkan kemampuan belajar.


(31)

14

3. Variasi Interaksi

Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu: (a) anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru, (b) anak didik

mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, di mana guru berbicara kepada anak didik (Djamarah dan Zain, 2006: 166-171).

Komponen variasi mengajar tersebut harus selalu diperhatikan, variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan serta variasi nteraksi penggunaannya harus secara terintegrasi agar dapat meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi belajar siswa. Gurupun harus cermat dalam penggunaan variasi mengajar tersebut. Seperti variasi media sebaiknya media yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan instruksioanalnya dan hal tersebut dapat menambah semangat siswa dalam belajar karena media yang digunakan bervariasi.

Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Sardiman (2005: 206) bahwa dalam Pembicaraan suatu bahasan kadang-kadang diperlukan beberapa macam media tergantung dari tujuan instruksional dan luas serta jenis bahannya.

2. Cara Belajar Siswa

Belajar merupakan suatu proses yang dialami setiap siswa, dan tentunya setiap siswa menginginkan hasil dari proses belajarnya mendapatkan nilai yang tinggi. Berhasil atau tidaknya proses belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh siswa tersebut dan bagaimana siswa itu belajar. Di dalam proses belajar, siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda tentunya.

Menurut Slameto (2010: 32) cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus dilalui dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan


(32)

15

untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Banyak anak didik gagal atau tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Sedangkan menurut Dalyono (2005: 57-58) cara belajar seseorang juga mempengaruhi hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

Tentunya setiap siswa harus mengetahui cara belajar yang efektif , hal tersebut dapat berguna untuk meningkatkan hasil belajarnya dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru. Peran guru sangat diperlukan untuk membantu siswa apabila menemukan kesulitan dalam belajar. Menurut Slameto (2010: 73) hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien.

Menurut Slameto (2010: 73-87) belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk memperhatikan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

1. Kondisi internal

Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri. Menurut Maslow dalam Slameto (2010: 73-87) ada tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis b. Kebutuhan akan keamanan

c. Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta d. Kebutuhan akan status

e. Kebutuhan self-actualisation


(33)

16

g. Kebutuhan estetik 2. Kebutuhan eksternal

Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar pribadi manusia, misalnya kebersihan rumah, penerangan serta keadaan lingkungan fisik.

3. Strategi belajar

Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang

semaksimal mungkin.

Menurut Oemar Hamalik (2001: 30) tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

1. pengetahuan 2. pengertian 3. kebiasaan 4. keterampilan 5. apresiasi 6. emosional 7. hubungan sosiall 8. jasmani

9. etis/budi pekerti 10. sikap

Kebiasaan termasuk ke dalam salah satu aspek yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 82-88) kebiasaan belajar yang mempengaruhi cara belajar adalah:

1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaan 2. Membaca dan membuat catatan 3. Mengulangi bahan pelajaran 4. Konsentrasi

5. Mengerjakan tugas

Berdasarkan pendapat Slameto di atas kebiasaan belajar mempengaruhi cara belajar siswa. Dengan menerapkan kebiasaan belajar yang baik, siswa akan terbiasa dengan cara belajarnya yang kemudian akan mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik.

Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaan

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seseorang siswa mempunyai


(34)

17

jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur/disiplin. Adapun cara membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut:

a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain.

b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari

c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapka jenis-jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harusdipelajari.

d. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil belajar.

e. Berhematlah dengan waktu.

Cara lain untuk membuat jadwal adalah sebagai berikut: Setiap hari ada 24 jam, 24 jam ini digunakan untuk:

a. tidur = ± 8 jam

b. makan, mandi, olahraga = ± 3 jam c. urusan pribadi dan lain-lain = ± 2 jam d. sisanya (a, b, c) untuk belajar = ± 11 jam

Supaya berhasil dalam belajar, jadwal yang sudah dibuat, haruslah dilaksanakan secara teratur, disiplin dan efisen (Slameto, 2010: 82-83)

Setiap siswa sebaiknya memiliki jadwal belajar dan akan lebih baik lagi bila jadwal belajar itu dijalankan dengan teratur dan disiplin. Dengan membuat jadwal belajar , waktu yang dimiliki tidak akan terbuang sia-sia dan terorganisir dengan baik. Setiap detik, menit bahkan jam sekalipun sangat berguna bila terbuang begitu saja tanpa kegiatan yang positiv dapat merugikan diri sendiri.

Membaca dan Membuat Catatan

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Agar dapat berjalan dengan baik maka perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar.

Sebelum membaca perlu meninjau/ menyelidiki dulu tentang gambaran/ garis besar dari bab/ buku yang akan dibaca, sesudah itu mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi bab atau buku yang akan dibaca, dengan harapan itu akan terjawab sesudah membaca, sesudah itu barulah membaca. Sesudah membaca selesai, dilanjutkan menghafalkan (dengan bermakna) pokok-pokok yang penting, terus mencatat pokok-pokok itu untuk membuat ringkasan atau kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari, atau menulis jawaban-jawabanpertanyaan, baik yang dibuat sendiri atau yang ada dalam buku. Kegiatan terakhir adalah

mengulang atau mengingat kembali tentang bahan yang sudah dipelajari (Slameto, 2010: 84).


(35)

18

Membaca adalah jendela dunia, dengan membaca kita bisa mengetahui hal-hal baru. Sebagai seorang pelajar, kegiatan membaca adalah kegiatan yang baik tentunya dengan membaca bacaan yang dapat menambah wawasan siswa. Bukan hanya sekedar membaca saja namun setiap kalimat dari buku yang dibaca harus dipahami maknanya.

Menurut Slameto (2010: 85) selain kebiasaan baik, ada juga kebiasaan belajar yang jelek/buruk, kebiasaan itu antara lain: membaca sambil menggerakkan bibir/bersuara, dengan menunjuk kata yang dibaca, mundur kembali/mengulang-ulang, melihat satu kata demi satu kata, sambil tiduran, sambil makan makanan kecil, sambil ngobrol, sambil mendengarkan siaran radio atau TV dengan suara keras, sambil melamun dan lain-lain. Kebiasaan –kebiasaan itu perlu segera ditinggalkan dan diganti dengan kebiasaan yang baik.

Mengulangi Bahan Pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan (review) bahan yang belum begitu dikuasai sertamerta mudah terlupakan akan tetap tertanan dalam otak seseorang. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga dari mempelajari soal jawab yang pernah dibuatnya (Slameto, 2010: 85-86).

Daya ingat siswa pastinya berbeda-beda, ada yang mempunyai kemampuan mengingatnya tinggi ataupun sebaliknya. Agar materi yang sudah disampaikan guru di sekolah dapat lebih dipahami kembali, siswa dapat mengulangi bahan pelajaran tersebut di rumah yaitu dengan membaca kembali buku pelajaran tersebut atau dari buku catatan yang dibuat sendiri oleh siswa.


(36)

19

Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Berkonsentrasi dengan baik perlulah diusahakan hal-hal sebagai berikut: siswa hendaknya berminat atau mempunyai motivasi tinggi, ada tempat belajar tertentu dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga kesehatan dan memperhatikan kelelahan (Slameto, 2010: 86-87).

Belajar tanpa berkonsentrasi dapat menyebabkan materi yang terekam di otak hanya sebagian kecil saja. Banyak hal yang dapat mempengaruhi konsentrasi siswa pada saat belajar, jadi ada baiknya sebelum belajar siswa memperhatikan keadaan sekitar seperti membersihkan meja belajar terlebih dahulu atau belajar dengan suasana tenang dan tidak gaduh sehingga belajar dengan berkonsentrasi penuh dan materi pelajaraan dapat mudah dipahami.

Mengerjakan Tugas

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ ulangan, atau ujian yang

diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/ mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri (Slameto, 2010: 87-88).

Dengan banyak mengerjakan tugas, siswa akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena secara tidak langsung siswa mengulas kembali materi yang sudah di sampaikan dan membuka kembali catatannya untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut.

Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Djamarah (2008: 82) cara belajar yang baik yang diuraikan dalam kiat belajar sendiri seperti, mempunyai fasilitas dan perabot belajar, mengatur waktu belajar, mengulangi bahan pelajaran, menghafal


(37)

20

bahan pelajaran, membaca buku, membuat ringkasan dan ikhtisar, mengerjakan tugas, memanfaatkan perpustakaan.

Cara belajar siswa yang baik jika diterapkan dengan disiplin tentunya dapat berdampak positiv, asalkan ada kemauan yang kuat di dalam diri dan bersungguh-sungguh untuk menjalankannya. Jika cara belajar siswa yang diterapkan sudah baik, tentunya hasil belajar yang baik akan didapatkan.

3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tidak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari segi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3).

Sedangkan menurut Mulyasa (2008: 208-209) penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung.

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan, (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang

diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan yang diinginkan. Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau opembentukan kompetensi peserta didik. Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan penilaian kenikan kelas.

Berdasarkan pendapat di atas, penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi peserta didik. Sampai ditingkat keberhasilan yang manakah siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan


(38)

21

itu akan menjadi masalah bagi siswa tersebut,. apakah belajar yang ia lakukan saat ini sudah cukup baik dan efektif atau belum.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 107) tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

1.Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal :apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3. Baik/minimal :apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d. 75% saja dkuasai oleh siswa

4. Kurang :apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Siswa yang mendapatkan hasil belajar yang baik ataupun kurang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya dari dalam namun faktor dari luarpun dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Sedangkan menurut Slameto (2010: 54-71) faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar dibagi dalam dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern

Faktor intern adalh faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern meliputi :

a. Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah yang mempengarugi hasil belajar siswa terdiri dari: (1). Faktor kesehatan

(2) Faktor cacat tubuh b. Faktor Psikologis

Ada tujuh faktor yang termasuk ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan ada dua yaitu, kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelemahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan menghasilkan sesuatu hilang.


(39)

22

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor Sekolah

Faktorsekolah yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat terlihat bahwa terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Cara belajar siswa termasuk ke dalam faktor intern sedangkan variasi mengajar guru yang berhubungan dengan metode mengajar guru adalah faktor ekstern yaitu faktor sekolah. Kedua faktor tersebut, baik intern maupun ekstern sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.


(40)

23

B. Penelitian yang Relevan

No. Nama Judul

1. Eti Inrayuni (2011) Pengaruh Cara Belajar Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS MAN 1 METRO Tahun Pelajaran 2010/2011. Dengan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa “Ada pengaruh cara belajar dan lingkungan keluarga terhada hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS MAN 1 METRO Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan F hitung = 20,728 > F tabel = 3,948. 2. Misfi Laila Rohmi (2010) Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar

Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNILA angkatan 2007 non reguler Tahun Akademik 2008/2009. Dengan hasil yang diperoleh kadar determinasi sebesar 52,3%. 3. Febti Listiana Damayanti

(2009)

Pengaruh Motivasi, Cara Belajar dan Sikap siswa atas Cara Guru Mengajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Semester Ganjil Siswa Kelas VII SMP N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2008/2009.Dengan hasil yang diperoleh F hitung = 32,945>F tabel 2,711.

4. Liwarni Edadari (2011) Pengaruh Persepsi Siswa Tentang

Penguasaan Materi dan Variasi Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Arjuna Bandarlampung 2010/2011. Dengan hasil yang diperoleh t hitung = 12, 631> t tabel = 3,238 dengan dk (n-2) a= 0,05.

C. Kerangka Pikir

Di dalam menjalani proses belajar, semua pihak yang terlibat pasti menginginkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang baik berarti dapat mencerminkan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai. Guru adalah salah salah satu pihak yang terlibat di dalam proses belajar di sekolah. Peran guru di sekolah sangat


(41)

24

dominan, Guru dipandang orang yang paling mengetahui karena guru adalah yang paling pandai. Di dalam proses pembelajaran, guru mengarahkan siswa agar dapat belajar dengan baik. Keterampilan mengajar guru sangat diperlukan pada saat proses belajar, guna mendapatkan hasil yang baik. Salah satu keterampilan guru pada saat proses belajar adalah keterampilan mengadakan variasi.

Variasi yang dimaksud adalah variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam

menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa. Ketiga komponen tersebut saling berhubungan, dan jika diterapkan dalam prose belajar dapat meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan

keinginan dan kemauan belajar. Variasi mengajar guru termasuk ke dalam faktor ekstern yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Sedangkan cara belajar adalah faktor intern yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Setiap siswa dalam proses belajar, memiliki cara belajar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan siswa. Cara belajar siswa tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar di sekolah. Banyak siswa yang belum paham tentang cara belajar yang efektif, ketidakpahaman tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Dari kebiasaan siswa yang baik akan berpengaruh pula pada cara belajar yang baik seperti membuat jadwal belajar, membuat catatan,


(42)

25

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berfikir penelitian ini dapat disederhanakn:

Gambar 1: Gambar di atas menunjukkan pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru (X1) dan cara belajar siswa (X2) terhadap hasil belajar siswa (Y)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh Cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Persepsi siswa tentang

Variasi Mengajar Guru (X1)

Hasil Belajar Siswa (Y)

Cara Belajar Siswa (X2)


(43)

26

3. Ada pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013.


(44)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriftif verifikatif dengan pendekatan ex- post facto dan survey. Metode deskriftif adalah penelitian yang pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2003: 157). Sedangkan tujuan penelitian verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu populasi.

Pendekatan Ex post facto digunakan untuk menjajaki kemungkinan adanya hubungan kasual (sebab-akibat) antara variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti (Sudjarwo, 2009: 85). Sedangkan pendekatan survey menurut Sugiyono (2011: 12) yaitu pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan) tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, te st, wawancara terstruktur dan sebagainya.


(45)

28

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 180 siswa yang terbagi dalam 5 kelas.

Tabel 3. Jumlah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kelas Jumlah

1. VIII A 35

2. VIII B 36

3. VIII C 36

4. VIII D 37

5. VIII E 36

Jumlah 180

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk


(46)

29

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif(mewakili) (Sugiyono, 2011: 118).

Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah rumus Slovin. Cara menentukan ukuran sampel didasarkan atas asumsi bahwa populasi berdistribusi normal (Sudjarwo, 2009: 269). Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:

N n =

1 + Ne² Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = tingkat signifikan

berdasarkan rumus di atas, apabila sampel error sebesar 0,05, maka besarnya sampel (n) adalah:

180 n =

1 + 180(0,05)²

= 124, 13 atau dibulatkan 124 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan proportional simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011: 132).


(47)

30

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Nazir , 2000: 82), hal ini dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel

Jumlah sampel tiap kelas = X Jumlah siswa tiap kelas Jumlah populasi

Tabel 4. Perhitungan sampel untuk masing-masing kelas

Kelas Perhitungan Pembulatan

VIII A 24

VIII B 25

VIII C 25

VIII D 25

VIII E 25

Jumlah 124

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen atau Variabel bebas

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2011:


(48)

31

61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau (bebas) adalah persepsi siswa tentang variasi mengajar guru (X1) dan cara belajar siswa (X2)

2. Variabel dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 61). Dalam penelitian ini ang menjadi variabel dependen atau variabel terikat adalah Hasil belajar IPS Terpadu siswa (Y).

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Definis Konseptual Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Terpadu siswa.

a. Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru (X1)

Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa

(Djamarah dan Zain, 2006: 160).

b. Cara belajar Siswa(X2)

Menurut Slameto (2003: 32) cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus dilalui dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


(49)

32

c. Hasil belajar Siswa(Y)

Menurut Mulyasa (2008: 208-209) penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung. Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik.

2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sudjarwo (2009: 174) mendefinisikan secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur , dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru (X1)

Variasi mengajar guru kaitanya dengan keterampilan guru dalam penyampaian materi pelajaran yang harus disesuaikan dengan metode belajar agar tidak terjadi kejenuhan belajar siswa.

b. Cara belajar Siswa(X2)

Cara belajar siswa merupakan langkah yang ditempuh siswa dalam belajar, setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda.

c. Hasil belajar Siswa(Y)

Hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang telah ditempuh siswa. Hasil belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun dari luar siswa.


(50)

33

Berikut ini adalah tabel yang memuat definisi operasional variabel yang disertai dengan indikator-indikator dan skala pengukurannya:

Tabel 5. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Indukator Sub Indikator Skala

Pengukuran 1. Persepsi Siswa

Tentang Variasi Mengajar Guru (X1)

1. Variasi gaya mengajar

2. Variasi media dan bahan ajar

3. Variasi Interaksi

1. Variasi dalam suara: nada, volume, kecepatan 2. Pemfokusan perhatian siswa 3. Pemberian waktu 4. Kontak pandang

5. Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan

6. Perpindahan posisi guru 1. Media dan bahanajar yang digunakan 1. Pola interaksi yang diterapkan di kelas

Interval dengan Rating Scale


(51)

34

No. Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Pengukuran 2. Cara Belajar

Siswa (X2)

1. Persiapan belajar 2. Pembuatan jadwal belajar 3. Membaca dan membuat catatan 4. Konsentrasi belajar 5.Mengerjakan tugas dan ujian

1. Persiapan mental

2. Persiapan fisik 1.Merencanakan waktu-waktu untuk belajar 2. Membuat jadwal belajar 3. Teratur dan disiplin melaksanakannya 1.Intensitas membaca buku pelajaran 2. Membuat ringkasan pokok-pokok penting dari buku yang dibaca

1. Usaha untuk memusatkan pikiran ketika belajar

1. Usaha dalam mengerjakan tugas 2. Persiapan menghadapi ujian 3. Usaha menyelesaikan soal ujian Interval dengan Rating Scale


(52)

35

No Variabel Indikator Sub Indikator Skala Pengukuran 3. Hasil Belajar

IPS Terpadu (Y) Hasil Belajar IPS Terpadu semester ganjil siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 Besarnya nilai yang diperoleh dari mata pelajaran IPS Terpadu semester ganjil siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013

Interval

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Menurut Ngalim Purwanto dalam Sudjarwo (2009: 161) observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis

mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini dilakukan pada saat penelitian pendahuluan.

2. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indek prestasi, jumlah anak, pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk dan sebagainya (Sudjarwo, 2009: 161). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data seperti hasil ujian mid semester ganjil siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013.


(53)

36

3. Wawancara

Wawancara adalah semacam dialog atau tanya jawab antara pewawancara dengan responden dengan tujuan memperoleh jawaban-jawaban yang

dikehendaki(Sudjarwo, 2009: 265). Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dilakukan peneliti pada saat melakukan penelitian pendahuluan di SMP Negeri 7

Bandarlampung, dan dilakukan dengan bertanya langsung kepada responden.

4. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2011: 199). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013. Untuk menunjang data interval, kuesioner menggunakan Rating Scale.


(54)

37

F. Uji Persyaratan Instrumen

1. Pengujian Validitas

Instrumen dikatakan valid (sahih) apabila instrumen tersebut bisa mengukur apa yang hendak diukur. Timbul pertanyaan “apakah setiap butir pertanyaan dalam instrumen tersebut sudah valid atau tidak? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan (disebut X) dengan skor totalnya (disebut Y) ( Rusman, 2011: 51). Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi product moment sebagai berikut:

N ∑ XY – (∑ X)(∑ Y) rxy =

{N∑X² - (∑X)²} {N∑Y² - (∑Y)²} Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah sampel yang diteliti

X = Skor total X

Y = Skor total Y (Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika harga r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = n-2 maka, alat ukur tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga r hitung < r tabel maka alat ukur tersebut tidak valid.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel X1, X2,

dan Y kepada 20 responden, kemudian dihitung mengunakan perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokan dengan Tabel r Product Moment dengan 0,05adalah 0.444, maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut.


(55)

38

Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru (X1)

No r hitung r tabel Kesimpulan Keterangan

1 0,644 0,444 rhitung >rtabel Valid

2 0,642 0,444 rhitung >rtabel Valid

3 0,529 0,444 rhitung >rtabel Valid

4 0,551 0,444 rhitung >rtabel Valid

5 0,599 0,444 rhitung >rtabel Valid

6 0,750 0,444 rhitung >rtabel Valid

7 0,642 0,444 rhitung >rtabel Valid

8 0,650 0,444 rhitung >rtabel Valid

9 0,612 0,444 rhitung >rtabel Valid

10 0,752 0,444 rhitung >rtabel Valid

11 0,813 0,444 rhitung >rtabel Valid

12 0,701 0,444 rhitung >rtabel Valid

13 0,691 0,444 rhitung >rtabel Valid

14 0,544 0,444 rhitung >rtabel Valid

15 0,676 0,444 rhitung >rtabel Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan

sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 15 soal tersebut dianggap valid. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 15 soal.

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Cara Belajar Siswa (X2)

No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

1 0,599 0,444 rhitung>rtabel Valid

2 0,635 0,444 rhitung>rtabel Valid

3 0,619 0,444 rhitung>rtabel Valid

4 0,138 0,444 rhitung<rtabel Tidak Valid

5 0,742 0,444 rhitung>rtabel Valid

6 0,743 0,444 rhitung>rtabel Valid

7 0,627 0,444 rhitung>rtabel Valid

8 0,777 0,444 rhitung>rtabel Valid

9 0,587 0,444 rhitung>rtabel Valid

10 0,532 0,444 rhitung>rtabel Valid

11 0,124 0,444 rhitung<rtabel Tidak Valid

12 0,630 0,444 rhitung>rtabel Valid

13 0,594 0,444 rhitung>rtabel Valid


(56)

39

No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

15 0,561 0,444 rhitung>rtabel Valid

16 0,778 0,444 rhitung>rtabel Valid

17 0,632 0,444 rhitung>rtabel Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan

sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 2 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 15 soal.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur tersebut dapat dipercaya stsu dapat diandalkan (Sudjarwo, 2009: 241). Dalam penelitian ini untuk menguji tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha dengan bantuan Perangkat Lunak SPSS, yaitu:

n ∑σb2 r11 = 1

n – 1 σ12

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

∑σ12 = jumlah varians skor tiap-tiap item

Σ12 = varians total

(Arikunto, 2011: 109)

Kemudian hasilnya dibandingkan dengan interprestasi nilai besarnya: 1. antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi

2. antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi 3. antara 0,400 sampai dengan 0,699 = cukup 4. antara 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah


(57)

40

Kriteria uji apabila r hitung > r tabel, dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat

pengukuran tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel, maka alat pengukuran

tersebut tidak reliabel.

Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 15 item pernyataan.

Tabel 8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru(X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.903 15

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013

Berdasarkan perhitungan dengan perangkat lunak SPSS, diperoleh hasil rhitung>rtabel yaitu 0,903 > 0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan

adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,903, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.

Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 15 item pernyataan.

Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel Cara Belajar Siswa(X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(58)

41

Berdasarkan perhitungan dengan perangkat lunak SPSS, diperoleh hasil rhitung>rtabel yaitu 0,904 > 0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan

adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,904, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.

G.Uji Persyaratan Analisis Statistik Parametrik

1. Syarat Pengujian Statistik Parametrik

Menurut Sugiyono (2011: 210-211) , penggunaan statistik parametrik harus memenuhi asumsi yang utama adalah data yang dianalisis harus berdistribusi normal dan homogen, kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.

a. Uji Normalitas

Menurut Gunawan Sudarmanto (2005: 102), persyaratan dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yangdigunakan sebagai alat pengumpulan data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogrov-Smirnov.

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran ini, maka harus dibandingkan dengan tingkat Alpha yang ditetapkan sebelum nya. Ketetapan α sebesar 0.05 (5 %), maka kriteria pengujianya sebagai berikut.

1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05 berarti sampel


(59)

42

2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 berarti

sampel ber distribusi normal (Sudarmanto, 2005: 105-108). b. Uji Homogenitas

Tujuan uji homogenitas sampel adalah untuk mengetahui apakah data sampel yang diambil dari populasi itu bervarians homogen ataukah tidak (Tedi Rusman, 2011: 63). Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Data populasi ber varians homogen.

Ha : Data populasi tidak ber varians homogen

Kriteria Pengujian Sebagai berikut.

Kriteria yang digunakan yaitu Ho diterima apabila nilai Significantcy > dari tingkat alpha yang ditetapkan (5%) dan Ho di tolak apabila nilai

Significantcy < dari alpha yang ditetapkan. Apabila nilai Significantcy > alpha yang ditetapkan, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen(Sudarmanto, 2005:125)

2. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda

Menurut Sudarmanto (2005: 124), untuk menggunakan regresi linear ganda sebagai alat analisis perlu dilakukan uji persyaratan terlebih dahulu, apabila persyaratan tersebut terpenuhi, maka regresi linear ganda dapat digunakan. Beberapa persyaratan yang perlu diujikan sebelumnya adalah sebagai berikut. a. Uji Lineritas Garis Regresi

Menurut Sudarmanto (2005: , uji linearitas garis regresi digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang akan digunakan.


(60)

43

Uji keberatian dan keliniearan dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi benar-benar linier dan berarti, maka perlu adanya suatu pengujian keliniearan dan keberartian dengan menggunakan Analisis Varians yaitu sebagai berikut.

Tabel 10. Daftar Analisis Varians (ANAVA)

Sumber Dk JK KT F Keterangan

Total N ∑y2 ∑y2

Koefisien (a) Regresi (b/a) Sisa 1 1 n-2 JK(a) JK(b/a) JK (s) JK(a) S2reg = JK (b/a)

S2res =JK(s) n - 2

S2 reg S2 sis

Untuk Menguji Keberartian

Tuna Cocok k-2 JK(TC) S2TC = JK(TC) k – 2

S2TC S2G

Untuk Menguji kelinieran regresi

Galat N JK (G) S2

G=

1. Kriteria uji keberartian

Jika Fhitung > Ftabel dk pembilang 1 dan dk penyebut n-2 dan alpha tertentu

maka regresi berarti, sebaliknya tidak berarti. 2. Kriteria uji kelinieran

Jika Fhitung < Ftabel dengan dk pembilang k-2 dan dk penyebut n-k maka

regresi linear, sebaliknya tidak linear. b. Uji Multikolinearitas

Menurut Gunawan Sudarmanto (2005: 136), uji asumsi tentang multikolinearitas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada


(61)

44

dengan variabel bebas (independen) lainnya. Lebih lanjut Gunawan Sudarmanto (2005: 138), menyatakan ada atau tidaknya korelasi

antarvariabel independen dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi product moment dari Pearson.

N ∑ XY –(∑ X)(∑Y) Rxy =

{N ∑ X2 - (∑ X)2}{N ∑ Y2 –(∑ Y)2 } Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara gejala X dan gejala Y

X = skor gejala X Y = skor gejala Y N =jumlah sample

Dengan df = N – 1 – 1 dengan tingkat alpha yang ditetapkan, kriteria uji apabila rhitung < rtabel, maka tidak terjadi multikorelasi antarvariabel

independen, apabila rhitung > rtabel, maka terjadi multikorelasi antarvariabel

independen (Sudarmanto, 2005: 141). c. Autokorelasi

Menurut Gunawan Sudarmanto (2005: 142), pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi diantara data

pengamatan atau tidak. Lebih lanjut Gunawan Sudarmanto (2005: 142-143)) menyatakan adanya autokerelasi dapat mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak minimum dan uji t tidak dapat digunakan, karena akan

memberikan kesimpulan yang salah. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin- Watson. Ukuran yang

digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin- Watson mendekati angka 2, dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tidak memiliki autokorelasi.

Rumus uji Durbin – Watson yaitu sebagai berikut: d = ∑2t (Ut – Ut –1)2 / ∑1t Ut2


(62)

45

d. Heteroskedastisitas

Menurut Gunawan Sudarmanto (2005: 147), uji heteroskedastisitas

dilakukan untuk mengetahui apakah variasi residul absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Menurut Gujarati dalam Gunawan

Sudarmanto (2005: 148), menyatakan pndekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu rank korelasi dari Spearman.

Pengujian rank korelasi Spearman koefisien rank dari Spearman didefinisikan sebagai berikut:

∑ di2

rs = 1- 6

N (N2 – 1)

Dimana d1 = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada 2 karakteristik

yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

n = banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.

Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk deteksi heteroskedastisitas sebagai berikut: asumsikan

Yi = β0 + β1X1 + Ui

Langkah I cocokkan regresi terhadap data mengenai Y residual ei

Langkah II dengan mengabaikan tanda ei dan Xi sesuai dengan urutan

yang meningkat atau menurun dan menghitung koefisien rank korelasi Spearman

∑d12

rs = 1- 6


(63)

46

Langkah III dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi Ps adalah 0 dan N > 8 tingkat penting (signifikansi)

dari rs yang disampel depan di uji dengan pengujian t

rs N – 2

sebagai berikut: t= 1 – rs2

Dengan derajat kebebasan = N – 2 Kriteria pengujian:

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis kita bisa meneria adanya

heteroskadastisitas, kalau tidak kita bisa menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs dapat dihitung antara e1 dan tiap

variabel X secara terpisahdan dapat diuji tingkat penting secara statistik, dengan pengujian t (Gujarati, 2000: 177).

H. Teknik Pengujian Hipotesis

1. Regresi Linear Sederhana

Pengujian Hipotesis pertama dan kedua

Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua yaitu pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu dan pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu digunakan statistik t dengan model regresi linier sederhana yaitu:

Ŷ = a + bX Keterangan:

(∑ Y)(∑ X2) – (∑ X)(∑ XY) a = n ∑ X2 – (∑ X)2


(64)

47

n ∑ XY – (∑ X)(∑ Y)

b = n ∑ X2 – (∑ X)2

Keterangan:

Ŷ = Subyek dalam variabel yang diprediksikan a = Nilai intercept (konstanta) harga Y jika X = 0

b = Koefisien arah regresi penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan

nilai peningkatan atau penurunan variabel Y

X = Subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu

Rumus untuk menguji hipotesis statistik menggunakan statistik t, yaitu: b

t = Sb Keterangan:

t0 = Nilai teoritis observasi

b = Koefisien arah regresi Sb= Standar deviasi

Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

Jika t0 > ttabel maka H0 ditolak dan jika t0 < ttabel maka H0 diterima. ttabel

diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang (1 –α) dan dk = n-2 (Sudjana, 2002: 325).

2. Regresi Linear Multiple

Pengujian Hipotesis secara simultan (serentak/ bersama-sama) Untuk hipotesis ketiga yaitu untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar IPS Terpadu digunakan rumus model regresi linier multiple, yaitu:


(65)

48

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ... bn Xn

Ŷ = Nilai ramalan untuk variabel Y a = konstanta (koefisien a)

b1b2b3 = koefisien arah regresi

X1X2X3 = Variabel bebas

Kemudian dilanjutkan dengan uji F untuk melihat ada tidaknya pengaruh ganda antara X1, X2, X3 terhadap Y, dilanjutkan dengan uji F.

JKreg / k

F = JK res / (n – k – 1)

JKreg = b1X1Y + b2 X2 Y2 + b3 X3 Y3...+ bn Xn Y

JKres = ∑Y2 – JKreg

Dengan kriteria pengujian Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel demikian juga

sebaliknya. Dengan untuk dk pembilang = k dan dk penyebut (n –k – 1) dan taraf signifikansi 0.05% ( Sudjana, 2002: 354).


(66)

91

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang variasi mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika persepsi siswa tentang variasi mengajar guru positif, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika persepsi siswa tentang variasi mengajar guru negatif, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika siswa memahami dan menjalankan cara belajar efektif, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika siswa tidak memahami dan tidak menjalankan cara belajar efektif, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.


(1)

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ... bn Xn

Ŷ = Nilai ramalan untuk variabel Y a = konstanta (koefisien a)

b1b2b3 = koefisien arah regresi

X1X2X3 = Variabel bebas

Kemudian dilanjutkan dengan uji F untuk melihat ada tidaknya pengaruh ganda antara X1, X2, X3 terhadap Y, dilanjutkan dengan uji F.

JKreg / k

F = JK res / (n – k – 1)

JKreg = b1X1Y + b2 X2 Y2 + b3 X3 Y3...+ bn Xn Y

JKres = ∑Y2 – JKreg

Dengan kriteria pengujian Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel demikian juga

sebaliknya. Dengan untuk dk pembilang = k dan dk penyebut (n –k – 1) dan taraf signifikansi 0.05% ( Sudjana, 2002: 354).


(2)

91

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang variasi mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika persepsi siswa tentang variasi mengajar guru positif, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika persepsi siswa tentang variasi mengajar guru negatif, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika siswa memahami dan menjalankan cara belajar efektif, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika siswa tidak memahami dan tidak menjalankan cara belajar efektif, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.


(3)

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang variasi mengajar guru dan cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika persepsi siswa tentang variasi mengajar guru positif dan cara belajar dijalankan secara efektif, maka hasil belajar siswa akan meningkat.

Sebaliknya, jika persepsi siswa tentang variasi mengajar guru negatif dan cara belajar tidak dijalankan secara efektif, maka hasil belajar yang diperoleh siswa pun akan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru dan Cara Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Guru hendaknya dalam proses belajar mengajar menggunakan variasi mengajar, sehingga dapat meningkatkan semangat siswa dan menghindari kejenuhan dalam proses belajar karena menggunakan metode dan media belajar yang tidak bervariasi. Guru dapat menerapakan berbagai metode pembelajaran seperti, metode demonstrasi, metode karyawisata, metode sosiodrama, metode problem solving, metode proyek dll. Banyak manfaat yang dapat diambil dari penggunaan variasi mengajar, salah satunya dapat memotivasi belajar siswa dan dapat membentuk sikap positif siswa terhadap sekolah.


(4)

93

2. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya memiliki persepsi yang positif tentang variasi mengajar guru. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki persepsi yang positif tentang variasi mengajar guru, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika persepsi tentang variasi mengajar guru negatif, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik.

3. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat memahami tentang cara belajar yang baik. Siswa harus aktif mencari informasi tentang cara belajar yang baik, dengan rajin-rajin membaca buku atau bertanya kepada guru ataupun

orangtua. Kemudian siswa harus disiplin dan teratur manjalankan cara belajar tersebut agar hasil belajar dapat meningkat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Edadari, Liwarni. 2011. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi

dan Variasi Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XII IPS Semester Ganjil SMA Arjuna

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. FKIP:

Universitas Lampung.

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Inrayuni, Eti. 2011. Pengaruh Cara Belajar dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS MAN 1 Metro Tahun

Pelajaran 2010/2011. Sripsi. FKIP: Universitas Lampung.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja Grafindo Jakarta.


(6)

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda Dengan SPSS.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sudjarwo. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: Mandar Maju.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengeruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH CARA BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 81

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 80

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR, DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 79

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 86

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 21 91

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 83

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 70

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 BUMI AGUNG LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 90

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 80