PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh

Fadhilah Aulia Rahmi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar siswa melalui motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 247 siswa dengan sampel 152 siswa yang ditentukan menggunakan rumus Slovin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji regresi linier dengan analisis jalur (Path Analisis). Hasil analisis menunjukan bahwa, 1.Ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan

mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa, 2. Ada pengaruh minat belajar terhadap motivasi belajar siswa, 3.Ada hubungan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan minat belajar siswa, 4.Ada pengaruh langsung persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu, 5.Ada pengaruh langsung Minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu, 6.Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu, 7.Ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa, 8.Ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa, 9.Ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar siswa secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa, 10.Ada pengaruh secara simultan antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru , minat belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa.

Kata kunci: persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru, minat belajar, motivasi belajar, hasil belajar IPS Terpadu.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis dilahirkan di Pringsewu, pada tanggal 20 November 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Drs. Eryon, M.Hum dan Ibu Harlinda.

Penulis dikenalkan pada pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar Negeri 1 Labuhan Ratu pada tahun 1998 dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Pendidikan dilanjutkan kejenjang berikutnya, yaitu Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2004 dan menyelesaikannya pada tahun 2007. Selanjutnya penulis mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2007 dan menyelesaikannya pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM). Pada bulan Januari 2013, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jakarta-Semarang-Solo-Bali-Yogyakarta-Bandung. Pada bulan Juli-September, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Batu Kebayan, Kecamatan Batu Ketulis, Kabupaten Lampung Barat dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP Negeri 1 Batu Ketulis.


(7)

bergerak dalam bidang kewirausahaan, yaitu Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung atau yang lebih dikenal dengan nama KOPMA UNILA.


(8)

Moto

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.”

(Al-Insyirah, 6-7)

“Man jadda wa jada = Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan berhasil” (Negeri 5 Menara)

“Manisnya Keberhasilan akan menghapus

pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.”

(Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni)

“Bila anda berani bermimpi tentang sukses brarti anda sudah memegang kunci kesuksesan hanya tinggal berusaha mencari lubang kuncinya untuk membuka gerbang kesuksesan.”

(John Savique Capone)

“Katakanlah: Ini hidupku. Aku penentu kebesaran hidupku. It is my decision and my action, or nothing at all!”

(Mario Teguh)

“Lakukan yang terbaik pada setiap saat yang kamu miliki.” (Fadhilah Aulia Rahmi)


(9)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dengan penuh syukur dan kerendahan hati, ku persembahkan

karya kecilku ini untuk:

Ayahku tercinta Drs. Eryon, M.Hum. & Ibuku tersayang

Harlinda

. Terimakasih atas setiap do’a, dukungan, kasih

sayang, perhatian dan senyuman yang kalian berikan dalam

setiap langkahku menuju keberhasilan.

Adik laki-lakiku tercinta, Faris Arief Rahman.

Terimakasih atas do’a, dukungan serta bantuannya selama ini.

Para pendidik yang selama ini membimbing dan memberikan

ilmu yang bermanfaat.


(10)

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang

Keterampialan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Siswa Melalui Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun kepribadiannya yang membuat Beliau luar biasa.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik do’a maupun dukungan dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.


(11)

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila . 7. Bapak Drs. Yon Rizal M.Si., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs. Tedi Rusman M.Si., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd. selaku penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

11.Bapak Drs. Irwan Qalbi, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 23 Bandar

Lampung,terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadikan SMP Negeri 23 Bandar Lampung sebagai subjek dalam penelitian skripsi ini.

12.Ibu Neben Iradah, S.Pd. selaku guru mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 23 Bandar Lampung, terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan


(12)

13.Siswa-Siswi SMP Negeri 23 Bandar Lampung, terimakasih atas kerjasaman dan kekompakkannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. 14.Keluargaku Tercinta, Bapak Drs. Eryon, M.Hum dan Ibu Harlinda. Terimakasih atas semua limpahan kasih sayang, do’a serta dukungannya. Semoga karya kecilku ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan kebanggaan pada kalian.

15.Adik Laki-lakiku Faris Arief Rahman, terimakasih atas dukungan serta bantuannya, semoga aku bisa menjadi uni yang baik dan membanggakan buatmu.

16.Akak-akakku tersayang, Tetty Purnama, Ana Rinjani, Levina Rizki N, Riza Marta Z, Nurul Amelia, Wulan Setiyowati, Dwi Rahmawati, dan Paulus Tendy. Terimakasih untuk kebersamaan ini yang sungguh berarti, terimakasih untuk canda tawa, bantuan, dukungan serta doa kalian selama ini ♥

17.Annisa Fitriani, Rahmatika Azizah, sahabat SMA terbaik dan tak terlupa, terimakasih atas doa dan dukungannya :*

18.Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan ’10; Fitri Ahadiyah, Teteh Nira (terimakasih bantuan kalian selama seminar proposal ) Reni, Ardi, Kusworo, Mak Chindy, Poppy, Rie, Asti, Nuy, Pemi, Vivien B, Kiki Zesica, Dwi Wulandini, Wulan O, Rizki A, Ayu Wulan, Vivien D, Arif, Anggi, Bachtiar, Lianti, Eka W, Putri, Ajeng, Ajat, Mela, Sofie, Rizka, Muti, Ali, Uni Rika, Vevy, Sinta, Novi, Eka Sri, Icha, Mba Eva, Hendra, Tia, Mbah Sri,


(13)

Sukses untuk kita semua 

19.Teman-teman KKN-PPL Desa Batu Kebayan, Lampung Barat, Abdul Kak Yudhi, Andri, Elva, Aya, Resty, Yuni, Wela, dan Seluruh guru dan siswa-siswi SMA SMP N 1 Batu Ketulis yang merupakan keluarga baru penulis saat melaksanakan kegiatan PPL.

20.Terimakasih untuk Kak Dani, Dwi dan Om Herdi yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

21.Untuk kakak tingkat 2007, 2008, 2009 dan adik-adik tingkat 2011, 2012 dan 2013.

22.Terimakasih untuk seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempuarnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 19 Mei 2014


(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN RIWAYAT HIDUP HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah... 1

B. Identifikasi masalah ... 9

C. Pembatasan masalah ... 10

D. Rumusan masalah ... 10

E. Tujuan penelitian ... 12

F. Kegunaan penelitian ... 13

G. Ruang lingkup penelitian ... 14

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 16

1. Teori Belajar ... 16

2. Hasil Belajar ... 21

3. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru ... 25

4. Minat Belajar ... 30

5. Motivasi Belajar ... 34

B. Penelitian Yang Relevan ... 40

C. Kerangka Pikir ... 41

D. Hipotesis ... 49 III. METODOLOGI PENELITIAN


(15)

2. Sampel ... 53

3. Teknik pengambilan sampel ... 54

C. Variabel Penelitian ... 55

1. Variabel Bebas (Eksogen) ... 55

2. Variabel Terikat (Endogen) ... 55

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 56

E. Teknik Pengumpulan Data ... 61

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 62

1. Uji Validitas Angket ... 62

2. Uji Reliabilitas Angket ... 64

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 67

1. Uji Normalitas ... 67

2. Uji Homogenitas ... 69

H. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi ... 69

1. Uji kelinieran ... 69

2. Uji Multikolinearitas ... 71

3. Uji Autokorelasi ... 71

4. Uji Heteroskedastisitas ... 73

I. Pengujian Hipotesis ... 75

1. Persyaratan Analisis Jalur ... 76

2. Langkah-langkah Analisis jalur ... 77

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 81

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP N 23 Bandar Lampung ... 81

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP N 23 Bandar Lampung ... 82

3. Situasi dan Kondisi SMP N 23 Bandar Lampung ... 84

4. Perpustkana Sekolah ... 85

5. Laboratorium ... 85

6. Pengenalan Keadaan Siswa dan Guru ... 86

7. Proses Belajar Mengajar SMP N 23 Bandar Lampung ... 86

B. Gambaran UmumResponden ... 88

C. Deskripsi Data ... 88

1.Peersepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... 89

2.Minat Belajar Siswa (X2) ... 91

3. Motivasi Belajar (Y) ... 94

4.Hasil Belajar (Z) ... 96

D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 102

1.Uji Normalitas Data ... 102

2.Uji Homogenitas ... 102

E. Uji Asumsi Klasik ... 104

1.Uji Liniearitas Garis Regresi ... 104

2.Uji Multikolinearitas ... 105

3.Uji Autokorelasi ... 106


(16)

G. Pengujian Hipotesis/Menguji Kebermaknaan Koefisisen Jalur ... 121

1.Uji t untuk pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 121

2.Uji F untuk Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 127

H. Interpretasi Analisis Statistik ... 129

I. Pembahasan ... 135

1.Hipotesis 1 ... 135

2.Hipotesis 2 ... 137

3.Hipotesis 3 ... 138

4.Hipotesis 4 ... 140

5.Hipotesis 5 ... 141

6.Hipotesis 6 ... 143

7.Hipotesis 7 ... 144

8.Hipotesis 8 ... 146

9.Hipotesis 9 ... 148

10.Hipotesis 10 ... 149

V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 155

B. Saran ... 158 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

TABEL

1. Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kls VIII ... 4

2. Penelitian yang Relevan ... 40

3. Data Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 ... 53

4. Perhiungan Jumlah Sampel Masing-masing Kelas ... 55

5. Indikator dan Sub Indikator Variabel ... 59

6. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket X1 ... 66

7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket X2 ... 66

8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Y ... 67

9. Fasilitas SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 84

10.Daftar siswa-siswi SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 86

11.Jadwal Belajar Kelas Pagi SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 87

12.Jadwal Belajar Kelas Siang SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 87

13.Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X1) ... 90

14.Kategori Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung (X1) ... 91

15.Distribusi Frekuensi Minat Belajar (X2) ... 92

16.Kategori Minat Belajar (X2)... 93

17.Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa (Y) ... 94

18.Kategori Motivasi Belajar Siswa (Y) ... 95

19.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Z) ... 97

20.Kategori Hasil Belajar (Z) ... 98

21.Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 103

22.Rekapitulasi Hasil Uji Heterokedastisitas ... 108

23.Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y ... 113

24.Pengaruh X1, X2, dan Y terhadap Z ... 116


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Pikir ... 49

2. Diagram Jalur Model Persamaan X1, X2, Y, dan Z ... 77

3. Struktural 1... 78

4. Struktural 2... 78

5. Model Diagram Jalur Berdasarkan Paradigma Penelitian ... 110

6. Model Persamaan Dua Jalur ... 110

7. Substruktur 1 ... 111

8. Substruktur 2 ... 112

9. Substruktur 1 ... 114

10.Substruktur 2 ... 118


(19)

I. PENDAHULUAN

Bab pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah , tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian

pendidikan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh darinya, masyarakat, bangsa

dan negara”.

Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap makhluk hidup. Pendidikan menjadikan manusia menjadi lebih baik dan lebih maju. Melalui pendidikan setiap orang akan mengalami perubahan dalam dirinya.

Pendidikan dapat dikelompokan berdasarkan sifat dan tujuannya. Jenis pendidikan berdasarkan sistem nasional terdiri dari pendidikan sekolah dan


(20)

pendidikan luar sekolah. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan angkatan bersenjata Republik Indonesia. Jenis pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat oleh jenjang dan struktur persekolah tetapi dapat berkesinambungan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang pencapaiannya dilakukan secara terencana, terarah dan sistematis. Upaya meningkatkan mutu lulusan pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari masalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal diperlukannya usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik maupun guru sebagai pendidik. Keberhasilan pendidikan disuatu tempat dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh para peserta didik. Hasil atau prestasi belajar dapat diopersionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, pendidikan keberhasilan dan semacamnya (Azwar, 2008:163).

Hasil belajar siswa merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam dunia pendidikan. Hasil belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas yang telah dilakukan, hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, hasil belajar yang dicapai oleh siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda dan untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang


(21)

mempengaruhi hasil belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang terdapat dari luar siswa (faktor ekstern).

Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

1. Faktor-faktor internal

a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan)

c. Kelelahan

2. Faktor-faktor eksternal

a. Keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antra anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)

b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum,relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)

c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, massa, media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

SMP Negeri 23 Bandar Lampung adalah salah satu sekolah menengah pertama yang beralamat di jalan Jendral Sudirman No.76 Rawa Laut.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 23 Bandar Lampung terlihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk itu hasil belajar siswa SMP Negeri 23 Bandar Lampung harus selalu ditingkatkan guna tercapainya tujuan SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang diinginkan.

Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai fasilitator. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam interaksi edukatif yang memiliki berbagai peranan, baik sebagai pengajar maupun


(22)

sebagai pendidik yang membimbing dan memberikan pengarahan serta menuntun siswa dalam mengajar.

Sebagai pengajar guru hendaknya berperan sebagai fasilitator yang dapat memberikan informasi yang mendalam bagi siswa, dan sebagai pendidik guru mampu meningkatkan semangat siswa, pandai melihat potensi dan mengembangkannya, mengubah sikap pesimis siswa menjadi optimis dan tentunya mampu meracik strategi dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus menguasai berbagai keterampilan mengajar agar proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP N 23 Bandar Lampung pada mata pelajaran IPS terpadu kelas VIII semester ganjil tahun 2013/2014, maka hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel :

Tabel 1. Hasil Ujian Mid Semester IPS Terpadu kelas VIII semester ganjil SMP N 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

No Kelas Nilai Jumlah

siswa

Keterangan

<75 ≥ 75 Nilai

Keluluasan ditemukan

bila, nilai yang

diperoleh ≥

75

1 VIII A 2 29 31

2 VIII B 15 17 32

3 VIII C 25 6 31

4 VIII D 27 4 31

5 VIII E 20 11 31

6 VIII F 27 6 33

7 VIII G 22 7 29

8 VIII H 12 17 29

Jumlah Siswa 158 89 247

% 60,73% 39,27% 100%

Sumber: SMP Negeri 23 Bandar Lampung

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai yang tinggi sampai nilai yang rendah. Hasil belajar yang diperoleh siswa


(23)

kelas VIII siswa SMP Negeri 23 Bandar Lampung dari siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 150 siswa atau sebesar 60,73%, dan siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 sebanyak 87 siswa atau sebesar 39,27% hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang masih tergolong rendah.

Di SMP Negeri 23 Bandar Lampung terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasil siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa di SMP Negeri 23 Bandar Lampung adalah 75. Siswa telah mencapai kriteria tersebut maka tidak perlu diadakan remedial, sebaliknya siswa belum mencapai kriteria nilai yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengadakan remedial. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah (2000: 18) apabila pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

Berhasil tidaknya pencapain tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar, dimana semua faktor terebut dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri siswa (internal) dan juga dapat berasal dari luar siswa (eksternal). Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji tiga faktor yang


(24)

diduga mampu mempengaruhi hasil belajar yaitu persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru, minat belajar, dan motivasi belajar peserta didik. Penguasaan keterampilan mengajar oleh guru sangat berpengaruh bagi peserta didik karena jika guru dapat menguasai keterampilan mengajar , maka ia dapat menyajikan materi dengan menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik yang secara otomatis membuat peserta didik menjadi tertarik dan antusias untuk memperhatikan pelajaran sehingga dapat memberikan dampak positif pada pencapaian hasil blajar.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP N 23 Bandar Lampung , untuk keterampilan guru dalam mengajar masih belum terlihat optimal. Hal ini terlihat dari metode dan media yang digunakan oleh guru. Guru di SMP N 23 Bandar Lampung masih aktif menggunakan metode ceramah dan media yang kurang bervariasi, meskipun terkadang guru menggunakan metode diskusi tetapi metode diskusi ini masih belum terlihat aktif dan cenderung membosankan, yang membuat peserta didik tampak pasif dan kurang bersemangat dalam proses belajar mengajar. Keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi, membuat banyaknya siswa yang acuh terhadap penjelasan guru, membuat suasana kelas menjadi gaduh, dan siswa saling menggangu antar teman menunjukan bahwa kerampilan guru dalam mengelola kelas belum maksimal.

Faktor kedua yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat belajar. Minat belajar dikatakan penting dalam kegiatan belajar mengajar karena mempunyai


(25)

pengaruh yang besar terhadap hasil belajar. Jika siswa memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, maka siswa tersebut akan mempelajari mata pelajaran tersebut dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, aktif bertanya kepada guru disaat proses belajar berlangsung, merasa senang mengikuti mata pelajaran tersebut bahkan siswa dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar yang membuat siswa itu tertantang untuk selalu mengikuti proses belajar mengajar. Namun sebaliknya jika siswa tidak memiliki minat pada mata pelajaran tertentu maka sulit bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. hal ini tentu saja dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Menurut Suryabrata (2001: 84) minat sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar. Jika siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut, sebaliknya jika seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka akan diharapkan hasil belajar akan lebih baik.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP N 23 Bandar Lampung, minat belajar siswa khususnya terhadap mata pelajaran ips terpadu masih terbilang rendah. Hal ini dapat terlihat selama proses belajar mengajar berlangsung, dimana hanya sebagian siswa yang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru yang bersangkutan. Siswa juga terlihat pasif selama proses belajar mengajar berlangsung, sehingga interaksi antar guru dan siswa juga sangat rendah.


(26)

Faktor yang ketiga adalah motivasi belajar. Motivasi belajar tidak kalah pentingnya dengan minat belajar karen motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar.

Menurut Anurrahman (2009: 180) siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan bertanya, membuat resume, memperaktekan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Jika motivasi belajar siswa rendah,maka motivasi menjadi masalah besar dalam pembelajaran, karena hal ini memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP N 23 Bandar Lampung, motivasi belajar siswa khususnya terhadap mata pelajaran ips terpadu masih terbilang rendah. hal ini dapat terlihat selama proses belajar mengajar berlangsung, dimana hanya sebagian siswa kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan kesungguh-sungguhan siswa dalam menyimak isi pelajaran. Siswa juga terlihat pasif selama proses belajar mengajar berlangsung dikarenakan motivasi yang dimiliki siswa rendah, dilihat dari keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, dan menyimpulkan pelajaran,sehingga interaksi antar guru dan siswa juga sangat rendah.


(27)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi

Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Minat Belajar Siswa Melalui Motivasi Belajar Tehadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang dapat menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah. 1. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 23 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Guru masih kurang memiliki keterampilan dalam memberikan pengajaran yang bervariasi sehingga anak kurang termotivasi untuk belajar.

3. Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru masih kurang bervariasi. 4. Kegaitan pembelajaran yang berpusat pada guru membuat siswa kurang

termotivasi untuk berkompetisi.

5. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa selama proses belajar mengajar.

6. Kurangnya partisipasi siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung dalam proses pembelajaran.

7. Metode mengajar guru yang kurang bervariasi sehingga berpengaruh terhadap antusias siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung dalam mengikuti pelajaran.


(28)

8. Masih rendahnya minat belajar siswa kelas VIII SMP N 23 Bandar Lampung.

9. Masih rendahnya motivasi belajar siswa kelas VIII SMP N 23 Bandar Lampung selama proses belajar mengajar.

10. Kurangnya pemberian motivasi belajar oleh guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dan sesuai dengan judulnya, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada aspek yaitu persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru (X1), minat belajar (X2),

motivasi belajar (Y) dan hasil belajar (Z). tujuan pembatasan ini adalah agar penelitian ini lebih terarah, sehingga didapatkan gambaran yang lebih jelas dengan data yang akurat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Apakah ada pengaruh minat belajar terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?


(29)

3. Apakah ada hubungan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhdapa minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?

4. Apakah ada pengaruh langsung persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?

5. Apakah ada pengaruh langsung minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?

6. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?

7. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?

8. Apakah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?

9. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014? 10. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru


(30)

Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui.

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

4. Untuk mengetahui pengaruh langsung persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. 5. Untuk mengetahui pengaruh langsung minat belajar terhadap hasil

belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

6. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

7. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi


(31)

belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

8. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

9. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

10. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar melalui motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat antara lain. 1. Manfaat teoritis

a. Merupakan sumbangan bagi pengembangan ilmu dalam bidang pendidikan dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi peneliti pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.

b. Merupakan sumbangan pemikiran bagi guru untuk menambah keterampilan mengajar guna menambah minat belajar siswa dalam belajar.

c. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.


(32)

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dan siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPS tepadu sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran untuk pihak sekolah agar meningkatkan kembali keterampilan mengajar bagi guru khususnya guru mata pelajaran IPS terpadu. agar siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal.

c. Memberikan informasi bagi siswa tentang pentinya minat belajar, waktu belajar yang rutin agar siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal khususnya pada mata pelajaran IPS terpadu.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai beirikut. 1. Subyek Penelitian

Ruang lingkup suyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 2. Obyek Penelitian

Ruang lingkup obyek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru (XΌ), minat belajar (X΍), Motivasi Belajar, dan hasil belajar IPS Terpadu (Z).

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMP Negeri 23 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian


(33)

5. Ilmu Penelitian

Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya bidang studi IPS terpadu.


(34)

II . TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bab kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan , kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneiliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. A. Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru, minat beajar, motivasi belajar, dan hasil belajar IPS Terpadu. Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan dengan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian.

1. Teori Belajar

1. Aliran Behavioristik (Tingkah Laku)

Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, di-amati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau


(35)

negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.

Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, me-mentingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar. Ada beberapa tokoh teori belajar behaviorisme. Tokoh-tokoh aliran behavioristik tersebut antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.

Teori Belajar Menurut Skinner

Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya


(36)

mempengaruhi munculnya perilaku menurut Slavin (2008:78). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.

2 Teori belajar Kerucut Edgar Dale

Edgar Dale berkeyakinan bahwa symbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit. Kerucut pengalaman merupakan awal untuk mem-berikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan komunikasi audiovisual. 1. Pengalaman Langsung

Dasar dari pengalaman kerucut Dale ini adalah merupakan peng-gambaran realitas secara langsung sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Ibarat ini seperti fondasi dari kerucut pengalaman ini, dimana dalam hal ini masih sangat konkrit. Dalam tahap ini pembelajaran dilakukan dengan cara memegang, merasakan atau mencium secara langsung materi pelajaran. Maksudnya seperti anak Taman Kanak-Kanak yang masih kecil dalam melakukan praktik menyiram bunga. Disini anak belajar dengan memegang secara langsung itu seperti apa, kemudian menyiramkannya kepada bunga. 2. Pengalaman Tiruan

Tingkat kedua dari kerucut ini sudah mulai mengurangi tingkat ke-konkritannya. Dalam tahap ini si pebelajar tidak hanya belajar dengan memegang, mencium atau merasakan tetapi sudah mulai aktif dalam berfikir. Contohnya seperti seorang pebelajar yang diinstruksikan membuat bangunan atau gedung. Disini pebelajar tidak membuat


(37)

gedung sebenarnya melainkan gedung dalam artian suatu model atau miniature dari gedung yang sebenarnya.

3. Hubungannya dengan Media Belajar

Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale.

Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa .

(http://erlinda-fachrunnisa.blogspot.com/2012/04/2menurut-pengalaman-kerucut-edgar-dale.html)

3 Teori belajar Vygotsky

Teori belajar sosiokultur atau yang juga dikenal sebagai teori belajar ko-kontruktivistik merupakan teori belajar yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu Zona Proksimal Development (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan mediasi. Di mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang lain untuk memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Teori yang juga disebut sebagai teori konstruksi sosial ini menekankan bahwa intelegensi manusia berasal dari masyarakat, lingkungan dan budayanya. Teori ini juga menegaskan


(38)

bahwa perolehan kognitif individu terjadi pertama kali melalui interpersonal (interaksi dengan lingkungan sosial) intrapersonal (internalisasi yang terjadi dalam diri sendiri). Vygotsky berpendapat bahwa menggunakan alat berfikir akan menyebabkan terjadinya perkembangan kognitif dalam diri seseorang.

Yuliani (2005: 44) secara spesifik menyimpulkan bahwa kegunaan alat berfikir menurut Vygotsky, sebagai berikut.

1. Membantu memecahkan masalah

Alat berfikir mampu membuat seseorang untuk memecahkan masalahya. Kerangka berfikir yang terbentuklah yang mampu menentukan keputusan yang diambil oleh seseorang untuk menyelesaikan permasalahan hidupnya.

2. Memudahkan dalam melakukan tindakan

Vygotsky berpendapat bahwa alat berfikirlah yang mampu membuat seseorang mampu memilih tindakan atau perbuatan yang seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan.

3. Memperluas kemampuan

Melalui alat berfikir setiap individu mampu memperluas wawasan berfikir dengan berbagai aktivitas untuk mencari dan menemukan pengetahuan yang ada di sekitarnya.

4. Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas kemampuannya

Semakin banyak stimulus yang diperoleh maka seseorang akan semakin intens menggunakan alat berfikirnya dan dia akan mampu melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitasnya. Inti dari teori be-lajar sosiokultur ini adalah penggunaan alat berfikir seseorang yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial budayanya. Lingkungan sosial budaya akan menyebabkan semakin kompleks-nya kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu.

Berdasarkan teori Vygotsky dalam Yuliani (2005: 46) menyimpulkan beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam proses pembelajaran, yaitu:

1) dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proksimalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang.

2) pembelajaran perlu dikaitkan dengan tingkat perkembangan poten-sialnya dari pada perkembangan aktualnya.


(39)

3) pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada kemampuan intramentalnya.

4) anak diberikan kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajarinya dengan pengetahuan prosedural untuk melakukan tugas-tugas dan memecahkan masalah

2. Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, yang tujuannya untuk mengetahui sesuatu. Belajar menjadikan kita yang pada awalnya belum tahu menjadi tahu dan dengan belajar pula kita dapat mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Belajar ini merupaka suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.

Sardiman (2007: 27) merumuskan bahwa pengertian hasil belajar adalah

“suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”. Sedangkan Sudjana dan Asep Jihad (2008: 15) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

“kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pengalaman

belajar”.

Berdasarkan pendapat diatas, yang dimaksud hasil belajar adalah suatu perubahan dalam diri manusia baik secara mental atau psikis yang


(40)

berlangsung melalui interaksi aktif dengan lingkungan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar mengajar.

Prinsip-prinsip belajar

Dalam belajar terdapat prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan, menurut Rochman Natawidjaja, dkk dalam Yatim Riyanto (2010: 70), ada 7 prinsip dalam belajar, prinsip tersebut antara lain.

1. Prinsip Efek Kepuasan (law of effect)

Berdasarkan prinsip ini, hasil belajar akan diperkuat apabila menghasilkan rasa senang atau puas dan sebaliknya hasil belajar akan diperlemah apabila menghasilkan perasaan tidak senang. Proses memperoleh keupasan itu pun akan diulang agar memperoleh kepuasan baru.

2. Prinsip Pengulanagan (law of exercise)

Prinsip ini mengandung arti bahwa hasil belajar dapat lebih sempurna apabila sering diulang sering dilatih.

3. prinsip kesiapan (law of radiness)

Prinsip ini menyatakan bahwa melalui proses belajar individu akan memperoleh tingkah laku baru apabila ia telah siap belajar. Kesiapan tersebut berkenaan dengan kematangan fisik, dan kesiapan psikologi. Ini berarti bahwa individu yang telah siap belajar, telah menunjukan dorongan yang kuat untuk memulai belajar dan memiliki tujun yang jelas. 4. prinsip kesan pertama (law of primacy)

Hasil belajar yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan. Ini berarti bahwa proses belajar yang keliru akan membentuk kebiasaan buruk , akan tetapi mewarnai belajar berikutnya, yang beruntun akan menghasilkan yang buruk pula.

5. Prinsip makna yang dalam (law of intensty)

Hasil belajar dapat merupakan penghayatan dengan makna yang dalam atau mekna yang dangkal saja. Hasil-hasil yang diharapkan tentu saja adalah mendalam.berdasarkan perinsip ini, belajar akan memberi makna yang dalam apabila diupayakan melalui kegiatan yang bersamangat. Pengalaman yang statis dan penyajian yang kurang menarik tidak akan memberi yang dalam bagi hasil belajar.

6. Prinsip bahan baru (law of recently)

Perinsip ini mengandung arti bahwa bahan yang baru dipelajari, akan mudah diingat. Sedangkan bahan yang telah lama dipelajari, akan terhalang oleh bahan yang baru. Perinsip ini berkenaan dengan konsep rintangan atau inhibisi dalam belajar. Individu akan mengalami kesulitan mengingat bahan-bahan yang lama, apabila terus menerus di beri bahan baru secara sporadis, sementara bahan lama tidak pernah diulangi kembali sehingga terlupakan.


(41)

Sebagai perluasan dari perinsip efek keupasan dan perinsip pengulangan, ditetapkan perinsip yang biasanya disebut prinsip kaitan antara efek dan pengulangan. Perinsip ini menunjukan ada keterkaitan bahan yang dipelajari dengan situasi belajar yang akan mempengaruhi berubahnya tingakah laku. Ini berarti bahwa hasil belajar yang memberikan kepuasan dan latihan yang erat kaitannya dengan kehidupan individu yang belajar akan meningkatkan hasil belajar.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu maupun faktor yang berasal dari luar diri individu.

Menurut Slameto (2003: 54) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

a. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor ini dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Faktor jasmaniah, yang melipuri kesehatan dan cacat tubuh.

2. Faktor pisikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3. Faktor kelelahan.

b. Faktor ekstren yaitu faktor yang ada diluar individu, terdiri dari :

1. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, susunan rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah yang meliputi metode belajar, kurikulum relasi guru dengan siswa, standar pelajaran di atas ukuran, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Selain faktor-faktor diatas, faktor pendukung keberhasilan dari proses belajar yang dikemukakan Anurrahman (2009: 177) adalah sebegai berikut.

1. Faktor Internal

a) Ciri khas/karakteristik siswa b) Sikap terhadap belajar c) Motivasi belajar d) Konsentrasi belajar e) Mengelolah bahan ajar f) menggali hasil belajar


(42)

g) rasa percaya diri h) kebiasaan belajar 2. faktor eksternal

a. faktor guru

b. Lingkungan sosial c. Kurikulum sekolah d. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan beberapa pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang telah diurakan diatas. Hasil belajar dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor inter adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaang meliputi minat, motivasi, perhatian, kesiapan belajar, kebiasaan belajar,konsep diri, kematangan, dam kelelahan. Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa meliputi faktor keluarga, faktor masyarakat, faktor sekolah, faktor guru, lingkungan, kurikulum sekolah dan sarana prasaran sekolah.

Tingkatan dari hasil belajar

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Tingkatan keberhasilan tersebut menurut Djamarah (2010: 107) adalah sebagai berikut: 1. Istimewa atau maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan

itu dapat dikuasai siswa.

2. Baik sekali atau optimal, apabila sebagaian besar (76% - 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

3. Baik atau minimal, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% - 75% saja dikuasai oleh siswa.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.


(43)

3. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru.

Persepsi (perception) merupakan yang berarti penglihatan, keyakinan dapat dilihat atau dimengerti. Persepsi terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu dapat memberikan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Persepsi seperti halnya memberikan pendapat mengenai sesuatu hal yang diamati dan menafsirkannya.

Menurut pendapat Slameto (2010: 102) menjelaskan bahwa “ persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannnya, hubungan ini dilakukan dengan indra

yaitu, pendengaran, peraba dan penciuman”.

Irwanto (2001: 71) menyatakan bahwa,Persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian dan penginterprestasian yang terjadi didalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsangan, (objek, kualitas, hubungan antara gejala maupun peristiwa) sampai suatu rangsangan tersebut disadari atau dimengerti sehingga individu mempunyai pengertian tentang dirinya sendiri dan lingkungannya.

(http://sambasalim.com/pendidikan/keterampilan-mengajar-guru.html). Berdasarkan kajian diatas, persepsi adalah suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan atau pendapat individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui alat indera. persepsi setiap orang berbeda anata yang satu dengan yang lain walupun


(44)

obyek yang dikaji sama dikarenakan perbedaan pada pikiran dan perasaan manusia secara individu.

Keterampilan Mengajar guru

Kemamupan atau keterampilan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atau apa yang dilakukan seseorang (Djamarah, 2002: 13). Menurut Alvin W. Howard dalam buku Slameto (2010: 32), mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing sesorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.”

Pengertian ini menunjuka bahwa guru harus berusaha membawa perubahan tingkah laku yang baik atau berkecenderungan langsung untuk mengubah tingkah laku siswanya. Itu suatu bukti bahwa guru harus memutuskan membuat atau merumuskan tujuan. Guru memikirkan bagaimana cara penyajian dalam proses belajar mengajar, bagaimana usaha guru dalam menciptakan kondisi-kondisi yang baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi edukatif.

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Keterampilan mengajar guru merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.


(45)

Guru memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar, untuk itu seseorang guru harus memiliki keterampilan dan menguasai keterampilan dasar dalam mengajar. Pengertian yang sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan mampu mengelola kelasnya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. (Hamalik,2002: 36).

Anurahman (2009: 189), Parkey dalam Anurahman mengemukakan bahwa guru tidak hanya sekedar sebagai guru di depan kelas, akan tetapi juga sebagai bagian dari organisasi yang turut serta menentukan kemajuan sekolah bahkan dimasyarakat.

Menurut Anurahman (2009: 189) dalam proses pembelajaran, kehadiran guru masih menempati posisi penting, meskipun ditengah pesatnya kemajuan teknologi yang telah merambah kedunia pendidikan. Dalam beberapa kajian diungkapkan bahwa secara umum sesungguhnya tugas dan tanggung jawab guru mencakup aspek yang luas, lebih dari sekedar melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Dalam ruang lingkup tugasnya, guru di tuntut untuk memiliki sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya. Menurut Anurrahman (2009: 189) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan semakin tingginya tuntutan terhadap keterampilan-keteramilan yang harus dikuasi dan dimiliki oleh guru. Fakto-fakto tersebut antara lain.

1. Karena cepatnya perkembangan dan perubahan yang terjadi saat ini terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi. Implikasi bagi guru adalah dimana guru harus memiliki keterampilan-keterampilan yang cukup untuk mampu memilih topik, aktivitas, dan cara kerja dari berbagai kemungkinan yang ada. Guru-guru juga harus mengembangakan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok.

2. Terjadinya perubahan pandangan didalam masyarakat yang memiliki implikasi pada upaya-upaya pengembangan pendekatan terhadpa siswa. Sebagai contoh banyak guru yang memberikan motivasi sebagai mendorong anak-anak bekerja keras disekolah agar nanti mereka memperoleh suatu pekerjaan yang baik,tidak lagi menarik bagi mereka.


(46)

Dalam konteks ini gagasan tentang keterampilan mengajar yang hanya menekankan transmisi pengetahuan dapat menjadi suatu gagasan yang miskin dan tidak menarik.

3. Adanya perkembangan teknologi baru yang mampu menyajikan berbagai informasi yang lebih cepat dan menarik. Perkembangan-perkembangan ini menguia fleksibilitas dan adaptabilitas guru untuk memodifikasi gaya mengajar mereka dalam mengakomodasi sekurang-kurangnya sebagian dari perkembangan baru tersebut yang memiliki suatu potensi untuk meningkatkan proses pembelajaran. Tuntutan terhadap penguasaan sejumlah keterampilan oleh guru harus lebih mendapat perhatian, utamanya bilamana pembelajaran yang dilakukan diarahkan lebih mendalam pada pengembangan aspek-aspek sikap (afektif).

Selanjutnya menurut Shulman dan Sockett (Anurahman, 2009: 190) guru yang baik harus menggunakan penelitian terhadap tindakan situasi kelas secara khusus. Penelitian dan tindakan-tindakan guru terhadap situasi harus mencakup tindakan-tindakan siswa sebagai sumber-sumber (agen) moral. Guru yang terampil memiliki kemampuan merancang dan mengimplementsikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termaksud didalamnya memanfaatkan sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas pembelajaran. Dengan demikian seorang guru perlu kemampuan khusus, kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang yang bukan guru. (http://www.scribd.com/doc/23657962/keterampialn-mengajar-seorang-guru). Diunduh tgl 20 november 2013.

Djamarah (2000: 99) mengungkapakan keterampilan dasar mengajar guru adalah keterampilan yang mutlak harus guru punyai dalam hal ini. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar ini diharapkan guru dapat mengoptimalkan peranannya di kelas. Beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasi oleh guru adalah sebagai berikut:


(47)

a) keterampilan memberi penguatan (reinforcement) b) keterampilan bertanya

c) keterampilan variasi d) keterampilan menjelaskan

e) keterampilan membuka dan menutup pelajaran f) keterampilan mengelola kelas

g) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil h) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Menurut Mulyana dalam Musfah Jejen (2011: 102) Hasil belajar mengajar bergantung pada keterampilan guru mengajar, dimana aspek-aspek yang ada di dalam keterampilan guru mengajar harus dikuasai oleh seorang guru agar tercapai hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan dan kecakapan guru dalam melihat dan membimbing aktivitas dan mengaplikasikan keterampilam-keterampilan dalam mengajar, sehingga dapat dengan mudah menguasai materi pelajaran, berkembang dengan ilmu dan norma serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Dengan demikian pengertian dari persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah tanggapan, pandangan, penilaian, pemahaman, dan sikap dari masing-masing siswa mengenai keterampilan mengajar guru dalam menyampaikan materi didalam kelas. Siswa sebagai pihak yang menerima materi dari guru, akan menilai baik atau tidaknya guru dalam menggunakan ketrampilan dalam mengajar. Walaupun sebenarnya siswa masih belum memahami secara teoritis mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan keterampilan guru dalam mengajar, tetapi dalam prakterknya siswa tersebut


(48)

sudah mampu memberikan penilaian tentang keterampilan mengajar guru. Tanggapan yang baik terhadap guru yang menguasai keterampilan mengajar secara tidak langsung akan berpengaruh pada diri siswa sehingga termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar. Demikian pula sebaiknya, siswa yang memiliki tanggapan negatif terhadap guru, maka siswa sulit untuk termotivasi dalam belajar, dan akan berdampak negatif pada hasil belajarnya.

4. Minat Belajar

Minat dalam arti sederhana merupakan kecenderungan dalam diri seseorang untuk tertarik atau menyenangi sesuatu. Minat juga merupakan ketertarikan kepada sesuatu yang mampu dijadikan dorongan untuk melakukan seusatu aktivitas sehingga mencapai hasil yang maksimal.

Hilgard memberikan rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “interest is persiting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh keupasan.(Slameto, 2010: 57).

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Djaali (2008: 121).


(49)

Minat yang besar dan keinginan yang kuat tergadap sesuatu merupakan modal besar untuk mencapai tujuan. Seperti yang diungkapkan oleh Crow dan Crow dalam buku Djaali (2008: 121) bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan dam pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Minat belajar adalah sesuatu yang berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Minat yang besar atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu merupakan modal besar untuk mencapai tujuan.

Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan apabila dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan tersebut. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa adanya minat tujuan belajar tidak akan tercapai (Romantika, 2010).

(http://eprints.uns.ac.id/10871/1/Unlock-a_%289%29.pdf) di akses tgl 20 november 2013

Minat berhubungan dengan kesiapan, seperti pendapat Hamalik (2001: 33) bahwa belajar dengan minat mendorong siswa agar belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan seusatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya.


(50)

Dalyono dalam Djamarah (2002: 157) menjelaskan bahwa minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya jika minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Slameto (2010: 57) menyatakan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajarin tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Siswa akan segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran tersebut. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Minat belajar berhubungan dengan perhatian , karna jika ada minat maka ada perhatian , sebaliknya jika tidak ada minat maka tidak ada perhatian. Seperti pendapat Slameto (2010: 180) suatu minat dapat diekspresikan melalu suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat juga dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Menurut Slameto (2010: 180) mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melalui tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

Sadirman (2008: 94) manyatakan bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar bila disertai dengan minat. Minat ini antara lain dapat dikembangkan dengan cara-cara sebagai berikut.

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.


(51)

c. Memberi kesempatan untuk memperoleh hasil yang baik d. Menggunakan berbagai macam bentuk belajar.

Fungsi Minat Dalam Belajar

The Liang Gie (1998: 28) mengemukakan bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara lebih terinci arti dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan belajar atau studi ialah:

1. minat melahirkan perhatian yang serta merta 2. minat memudahkan terciptanya konsentrasi 3. minat mencegah gangguan perhatian di luar

4. minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan 5. minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau suatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian dan keaktifan berbuat. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar karena bila bahan yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu dengan minatnya. Apabila minat siswa positif terhadap mata pelajaran IPS terpadu, maka siswa dengan sendirinya akan belajar dengan giat dan diharapkan siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya. Dan sebaliknya, tanpa minat yang tinggi siswa tidak akan mungkin melakukan sesuatu sehingga akan berpengaruh terhadap menurunnya hasil belajar.


(52)

Faktor- faktor yang mempengaruhi minat

Minat belajar merupakan suatu kecendrungan yang ditimbulkan dan dikembangkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar yaitu: 1. motivasi

Minat sesorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang

bersirat internal ataupun eksternal. “Minat merupakan perpaduan

keinginan dan kemampuan yang dapat dikembangkan jika ada motivasi. 2. bahan pelajaran dan sikap guru

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa. Sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik siswa akan dikesampingkannya, sebagaimana yang telah disinyalir oleh Slamet

bahwa: “Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar,

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,karena tidak

ada daya tarik baginya.”

3. pengalaman

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Singgih D. Gunarsa dan Ny Y.

Singgih D. Gunarsa bahwa: “Keberhasilan dalam suatu aktifitas atau

kegiatan menimbulkan perasaan yang menyenangkan atau menambah aktifitas. Sedangkan kegagalan justru menyebabkan kehilangan minat dan

pengurangan aktifitas.”

4. keluarga

Orang tua adalah arang yang terdekat dalam keluarga. Oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa seoarang siswa, oleh karena itu perhatian dan dukungan keluarga sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar seorang siswa.

5. cita-cita

Setiap manusia pasti mempunyai sebuah cita-cita, termasuk juga para siswa. Cita-cita dapat mempengaruhi minat belajar siswa, cita-cita dapat dikatakan perwujudan minat seseorang untuk meraih keinginannya untuk dikehidupan yang akan datang, cita-cita tersebut akan terus dikejarnya sampai dapat meraihnya, walaupun banyak berbagai rintangan.

(http://harisfauzihebat.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yamg-mempengaruhi-minat.html) diakses tgl 8 desember 2013.

5. Motivasi Belajar

Manusia memiliki tujuan dan harapan dari semua kegiatan yang dilakukan dalam hidupnya. Begitu juga dengan setiap siswa yang mengharapkan keberhasilan dalam belajarnya. Motivasi merupakan daya penggerak dalam


(53)

diri siswa untuk melakukan aktivitas yang mendukung keberhasilan

belajarnya. Motivasi berasal dari kata “motive” atau “motion” yang berasal

dari bahasa Inggris yang berarti penggerak.

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2012) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energy didalam system “neorophysiological” yang

ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau “feeling”, afeksi

seseorang. Hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang datang menentukan tingkah-laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenernya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Selanjutnya menurut Slameto (2003: 171) bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Maslow mengembangkan teori motivasi berdasarkan teori kebutuhan. Teori yang dikembangkan oleh Maslow ini pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai tujuh tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu.

a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs) adalah kebutuhan paling dasar.Seperti lapar, haus, istirahat, dan seks.

b. Kebutuhan rasa aman (safety needs) tidak dalam arti fisik semata akan tetapi juga mental, psikologi, dan intelektual. Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan kepastian keadaaan dan lingkungan yang dapat diramalkan,


(54)

ketidak pastian, ketidak adilan,keterancaman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada rasa individu.

c. Kebutuhan rasa cinta (love needs.), kebutuhan ini merupakan kebutuhan afeksi dan penelitian dengan orang lain.

d. Kebutuhan penghargaan, merupakan kebutuhan ras berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati oleh orang-orang lain. secara tidak langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat, dan lain sebagainya.

e. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan seseorang mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan yang nyata.

f. mengetahui dan mengerti, kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan keterangan-keterangan, dan untuk mengetahui sesuatu.

g. kebutuhan estetik. kebutuhan ini dikenalkan oleh maslow pada tahun 1970, kebutuhan ini dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya, Sardiman (2012: 75) mengemukakan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Ada bermacam-macam teori motivasi, salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang dikembangkan oleh Mc Clelland. Mc Clelland mengemukakan bahwa diantara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga macam kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berfaliasi, dan kebutuhan untuk memperoleh makanan. Mc Clelland mengungkapkan bahwa motivasi belajar merupakan motivasi yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian. Mc Clelland dkk. mengunkapkan ada tiga istilah penting dalam pengertian dari motivasi.


(55)

Tiga istilah penting disini adalah redintegration, cue, dan affective situation. Redintegration secara etimologis berarti membulatkan kembali atau membuat suatu kesatuan baru. Redintegration berarti membulatkan kembali proses psikologis dalam kesadaran sebagai akibat adanya rangsangan suatu peristiwa di dalam lingkungannya. Cue merupakan penyebab tergugahnya afeksi dalam diri individu. Affective situation, asumsi Mc Clelland bahwa setiap orang memiliki situasi efeksi yang merupakan dasar semua situasi motif.

Motivasi didalam kegiatan belajar mengajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.(Anurrahman, 2009: 180)

Sardiman (2012: 75) berpendapat, dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebgaai keseluruhan daya pergerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai. dan pengertian motivasi belajar adalah merupakan faktor pisikis yang bersifat non-intelektual.

Macam-macam motivasi

Jenis atau macam-macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. oleh karenanya macam-macam motivasi sangat bervariasi, antara lain.

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif-motif bawaan.

b. Motif yang dipelajari

2. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis. a. Motif atau kebutuhan organisasi.

b. Motif-motif darurat. c. Motif-motif objektif.

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

a. Motivasi jasmaniah, meliputi : refleks, insting otomatis, nafsu. b. Motivasi rohaniah, meliputi : kemauan.


(56)

4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

a.motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar.

b.motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsang dari luar (Sardiman, 2012: 86-90).

Siswa-siswi yang berusaha mencapai prestasi akademis yang baik karena adanya kebutuhan-kebutuhan tertentu diluar perbuatan itu sendiri yang ingin dipenuhi disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi ini diperlukan didalam sekolah, sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapula siswa yang berusaha mencapai prestasi akademis yang baik semata-mata karena ia ingin belajar disebut motivasi intrinsik. Kebanyakan pengajar menginginkan kelas penuh dengan siswa-siswi yang mempunyai motivasi intrinsik. Motivasi ini sering disebut motivasi murni. Tapi dalam kenyataannya seringkali tidak demikian. Karena itu pengajar harus menghadapi tantangan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, mengusahakan agar siswa mau mempelajari materi-materi yang diharapkan untuk dipelajarinya.

Ciri-ciri tentang motivasi

Menurut Sardiman (2012: 83) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut.

1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan.

3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya.

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.


(57)

Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Proses belajar mengajar sangat diperlukannya motivasi, dimana motivasi membuat hasil belajar menjadi optimal.

Menurut Sardiman (2012: 84) ada tiga fungsi motivasi dalam belajar,fungsi tersebut antara lain.

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Bentuk-bentuk motivasi di sekolah.

Ada beberapa bentuk dalam menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Sardiman (2012: 92), ada 11 cara untuk menumbuhkan motivasi. 1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi , tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin kita tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup tinggi.

5. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.


(1)

keberhasilan dalam belajar. Jika persepsi keterampilan mengajar guru baik maka motivasi belajar meningkat, hal tersebut juga mempengaruhi hasil beljar IPS Terpadu, begitu pula sebaliknya.

8. Ada pengaruh Minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. Minat belajar siswa dapat menciptakan proses belajar yang efektif. Jika minat belajar siswa tinggi maka motivasi belajar meningkat, hal tersebut juga mempengaruhi hasil beljar IPS Terpadu, begitu pula sebaliknya.

9. Ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan minat belajar. Jika persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar siswa baik, maka motivasi belajar siswa akan meningkat, begiru pula sebaliknya.

10.Ada pengaruh secara simultan antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru , minat belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan meniat belajar yang baik akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Jika persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar siswa baik, maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Hal tersebut juga akan menignkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa, begitu pula sebaliknya.


(2)

158

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Miant Belajar Siswa, dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP N 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. Maka peneliti memberi saran sebagai berikut.

1. Sebagai pengajar hendaknya guru meningkatkan kembali keterampialan mengajar yang dimiliki. Hal itu dikarenakan, keterampilan mengajar yang baik yang dimiliki guru akan membantu proses belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.

2. Sebagai peserta didik hendaknya meningkatkan minat belajar yang dimilikinya. Minat belajar yang tinggi dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

3. Hendaknya keterampilan mengajar yang dimiliki guru perlu ditingkatkan lagi. Hal itu dikarenakan, dengan meningkatkan keterampilan mengajar guru, maka proses belajar mengajar menjadi lebih menarik lagi dan membuat siswa tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar yang menimbulkan minat belajar bagi siswa, yang memacu siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. 4. Sebagai pengajar guru hendaknya perlu meningkatkan kembali

keterampilan mengajar yang dimilikinya sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, proses belajar mengajar menjadi lebih aktif akan meningkatkan hasil belajar menjadi lebih maksimal.


(3)

5. Siswa sebagai peserta didik perlu meningkatkan minat belajar dalam dirinya. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki minat belajar yang tinggi akan membuat siswa giat dalam belajar sehingga akan menghasil kan hasil belajar yang maksimal.

6. Siswa sebagai peserta didik juga harus meningkatkan motvasi belajar dalam dirinya. Hal ini dikarenakan, dengan mingktakan motivasi belajar maka siswa akan mendapatkan haisl belajar yang maksimal dalam proses pembelajaran di sekolah.

7. Sebagai pengajar hendaknya guru meningkatkan kembali keterampilan mengajar yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan akan meningkatkan motivsi belajar siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.

8. Siswa sebagai peserta didik hendaknya untuk menigkatkan minat belajar dalam proses pembelajaran di dalam sekolah. minat belajar yang tinggi akan menimbulkan motivasi pada siswa untuk belajar sehingga meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

9. Guru sebagai pengajar hendaknya meningkatkan keterampilan mengajar yang dimilikinya sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik yang minumbulkan minat siswa untuk belajar meningkat, minat belajar siswa yang tinggi dapat menimbulkan motivasi siswa untuk belajar yang mejadi tinggi.

10.Guru seabagai pengajar hendaknya meningkatkan keterampilan mengajar, dan meningkatkan minat belajar juga meningkatkan motivasi belajar siswa


(4)

160

agar proses pembelajaran siswa dapat lebih baik dan mendapatkan hasil belajar yang optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. A.M, Sardiman. 2012. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

A.M, Sardiman. 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Anurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Djaali, H. 2008. Pisikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rhineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Pisikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Pisikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Asswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ibrahim. R dan Nana Syaodih. 2003 . Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta . Jejen, Musfah. 2011. Peningkatan kompetensi guru. Jakarta: Kencana.

Riyanto, Yatim. 2010. Pradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi

Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Prenada Media Group.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Taktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Taktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning teori, riset dan Praktik. Bandung: PT. Nusa Dua.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekantan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekantan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2001. Pisikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yuliani Nurani Sujiono, dkk, III. (2005). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Pusat penerbitan Universitas Terbuka

http://eprints.uns.ac.id/10871/1/Unlock-a_%289%29.pdf

(http://erlinda-fachrunnisa.blogspot.com/2012/04/2menurut-pengalaman-kerucut-edgar-dale.html)

http://sambasalim.com/pendidikan/keterampilan-mengajar-guru.html. http://www.scribd.com/doc/23657962/keterampialn-mengajar-seorang-guru. http://kbbi.web.id/persepsi

http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

0 21 12

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

0 5 12

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 70

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 46 78

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 BUMI AGUNG LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 90

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP ISLAM PURBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 9 141

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT OLEH SISWA DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DISEKOLAH MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 103

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 7 105