PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT

BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Wulan Setiyowati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru melalui minat belajar siswa tehadap hasil belajar IPS Terpadu. Populasi mencakup seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 255 siswa dengan sampel 153 siswa yang ditentukan dengan menggunakan rumus Cochran. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur (Path Analysis).

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

1. Ada pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Minat Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Ada pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru terhadap

Minat Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Ada hubungan antara Penggunaan Media Pembelajaran dengan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru.

4. Ada pengaruh langsung Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(2)

6. Ada pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 7. Ada pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS

Terpadu melalui Minat Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

8. Ada pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu melalui Minat Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

9. Ada pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru secara bersama-sama terhadap Minat Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 10.Ada pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran, Persepsi Siswa Tentang

Metode Mengajar Guru, dan Minat Belajar Siswa secara bersama-sama terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

Kata Kunci: hasil belajar, media pembelajaran, metode mengajar guru, minat belajar.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 25 Desember 1991, sebagai anak kelima dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Suyono dan Ibu Sumiyati.

Penulis dikenalkan pada pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar Negeri 1 Penengahan pada tahun 1998 dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Pendidikan dilanjutkan kejenjang berikutnya, yaitu Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan menyelesaikannya pada tahun 2007. Selanjutnya penulis mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada tahun 2007 dan menyelesaikannya pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri Lokal (UML). Pada bulan Januari 2013, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jakarta-Semarang-Solo-Bali-Yogyakarta-Bandung. Pada bulan Juli-September, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Negeri Ratu Tenumbang,


(8)

Di tingkat universitas, sebagai bukti ketertarikan penulis pada dunia wirausaha, penulis memutuskan untuk bergabung pada salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dalam bidang kewirausahaan, yaitu Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung atau yang lebih dikenal dengan nama KOPMA UNILA.


(9)

MOTO

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang

siapa yang bertwakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan segala keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya.

Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Qs. At Thalaq:2-3)

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk

berhasil”

(Wulan Setiyowati)

“Apapun yang Anda bisa lakukan atau bermimpi untuk bisa melakukannya, mulailah sekarang juga. Keberanian memulai akan menggugah unsur jenius dalam

diri kita, menggugah kekuatan dan keajaiban untuk bisa menyelesaikan apa yang telah kita mulai tadi”.


(10)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayahnyalah skripsi ini dapat terselesaikan

Kupersembahkan karya kecil ku ini sebagai tanda bukti dan cinta yang tulus kepada

Ayahandaku tersayang Suyono & Ibundaku tercinta Sumiyati. Terimakasih atas setiap do’a, dukungan, kasih sayang, motivasi, dan perhatian yang kalian

berikan dalam setiap langkah menuju keberhasilanku.

Kakak-kakakku tercinta Yoni Malis, S.P., Dedi Aprianto, A.Md., Jemmi Febriyadi, dan kakak perempuanku Puji Rahayu, S.Pd.,

Terimakasih atas do’a, dukungan serta bantuannya selama ini. Para Pendidik yang ku hormati


(11)

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Melalui Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun kepribadiannya yang membuat Beliau luar biasa.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik do’a maupun dukungan dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.


(12)

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila dan selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan, dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak Drs. Tedi Rusman M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan, dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Ibu Dr. Pujiati, S.Pd., M.Pd. selaku penguji yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10.Bapak Sudjasman S.H., selaku Kepala SMP Negeri 8 Bandar Lampung, terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadikan SMP Negeri 8 Bandar Lampung sebagai subjek dalam penelitian skripsi ini.

11.Ibu Hj. Dian Dwikora, S.Pd dan Ibu Dra. Sri Rahayu, M.M., selaku guru mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 8 Bandar Lampung, terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan motivasi serta informasinya yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini.


(13)

13.Kedua Orangtua ku Tercinta, Bapak Suyono dan Ibu Sumiyati. Terimakasih atas semua limpahan cinta kasih sayang, do’a, serta dukungannya. Semoga karya kecilku ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan kebanggaan untuk kalian.

14.Kakak-kakakku Yoni Malis, S.P., Dedi Aprianto, A.Md., Jemmi Febriyadi, Puji Rahayu, S.Pd., Devi Susana, S.Pd., Yuli Susanti, A.Md.Kep., Iin Rahma Dewi, dan Awang Dodi Kardeli, S.Pd.I., M.Pd., terimakasih atas doa, dukungan serta bantuannya, semoga aku bisa menjadi adik yang baik dan membanggakan untuk kalian semua.

15.Keponakan-Keponakan ku tersayang Zahra Aulia Putri, Zhafif Fawwaz Ali, Lakeisha Aida Kayana, dan Nalini Atiqah Malis yang selalu memberikan keceriaan disetiap hariku.

16.Akak duyung tersayang Tetty Purnama (Oma), Nurul Amelia (Icu), Fadhilah Aulia Rahmi (Uni saudara kembarku), Ana Rinjani (Nay), Levina Rizki Narulita (Empoo), Riza Marta Zorina (Ngah), Dwi Rahmawati (Tink), dan Paulus Tendy (Koko). Terimakasih untuk kebersamaan dan persahabatan ini, terimakasih untuk canda tawa, bantuan, dukungan, semangat, serta doa kalian selama ini ♥

17.Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan ’10; Renni, Putri, Eka W., Wulan O., Mba sri, Lianti, Rie embul, Teh nira, Mak cindy, Poppy, Suki, Asti, Enciia, Mak leni, Mba nuning, Nuy, Ayu wulan, Pemi, Ardi, Kusworo,


(14)

persatu. Sukses untuk kita semua 

18.Teman-teman KKN-PPL Desa Negeri Ratu Tenumbang, Pesisir Selatan dan siswa-siswi SMP Negeri 3 Pesisir Selatan yang merupakan keluarga baru penulis saat melaksanakan kegiatan PPL.

19.Terimakasih untuk seseorang yang selalu sabar untukku, menyayangiku dengan tulus, memberikan doa, semangat, dan dukungan hingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik..♥masyng.

20.Terimakasih untuk Kak Wardani dan Om Herdi yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

21.Untuk kakak tingkat 2007, 2008, 2009 dan adik-adik tingkat 2011, 2012 dan 2013.

22.Terimakasih untuk seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 22 Mei 2014


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN RIWAYAT HIDUP HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Identifikasi masalah ... 8

C. Pembatasan masalah ... 9

D. Rumusan masalah ... 9

E. Tujuan penelitian ... 10

F. Kegunaan penelitian ... 12

G. Ruang lingkup penelitian ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 14

1. Hasil Belajar IPS Terpadu ... 14

2. Penggunaan Media Pembelajaran ... 22

3. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 31

4. Minat Belajar ... 37

B. Penelitian Yang Relevan ... 41

C. Kerangka Pikir ... 42


(16)

1. Populasi ... 49

2. Sampel ... 49

3. Teknik pengambilan sampel ... 51

C. Variabel Penelitian ... 52

1. Variabel Bebas (Eksogen) ... 52

2. Variabel Terikat (Endogen) ... 52

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ... 56

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 57

1. Uji Validitas Angket ... 57

2. Uji Reliabilitas Angket ... 59

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Homogenitas ... 63

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 64

1. Uji Kelinieran ... 64

2. Uji Multikolinearitas ... 65

3. Uji Autokorelasi ... 66

4. Uji Heteroskedastisitas ... 68

I. Pengujian Hipotesis ... 70

1. Persyaratan Analisis Jalur ... 70

2. Langkah-langkah Analisis jalur ... 71

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 75

1.Sejarah Berdirinya SMP Negeri 8 Bandar Lampung ... 75

2.Visi, Misi,dan Tujuan SMP Negeri 8 Bandar Lampung ... 78

3.Situasi dan Kondisi Sekolah ... 80

B. Gambaran Umum Responden ... 82

C. Deskripsi Data ... 83

1. Penggunaan Media Pembelajaran (X1) ... 84

2.Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X2) ... 86

3.Minat Belajar Siswa (Y) ... 88

4.Hasil Belajar (Z) ... 89

D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 92

1.Uji Normalitas Data ... 93

2.Uji Homogenitas ... 94

E. Uji Asumsi Klasik ... 95

1.Uji Liniearitas Garis Regresi ... 95

2.Uji Multikolinearitas ... 97

3.Uji Autokorelasi ... 98


(17)

G. Pengujian Hipotesis/Menguji Kebermaknaan Koefisisen Jalur ... 112

1.Uji t untuk Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 112

2.Uji F untuk pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 120

H. Interpretasi Analisis Statistik ... 122

I. Pembahasan ... 128

1.Hipotesis 1 ... 128

2.Hipotesis 2 ... 130

3.Hipotesis 3 ... 132

4.Hipotesis 4 ... 134

5.Hipotesis 5 ... 136

6.Hipotesis 6 ... 138

7.Hipotesis 7 ... 140

8.Hipotesis 8 ... 142

9.Hipotesis 9 ... 143

10.Hipotesis 10 ... 145

J. Keterbatasan Penelitian ... 151

V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 152

B. Saran ... 155 DAFTAR PUSTAKA


(18)

DAFTAR TABEL

TABEL

1. Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa ... 3

2. Penelitian yang Relevan ... 41

3. Data Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 ... 49

4. Perhitungan Jumlah Sampel Kelas ... 51

5. Indikator dan Sub Indikator Variabel ... 54

6. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket X1 ... 60

7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket X2 ... 61

8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Y ... 61

9. Fasilitas SMP Negeri 8 Bandar Lampung ... 81

10.Jenjang Pendidikan dan Status Pendidik ... 81

11.Jumlah Pendidik Permata Pelajaran dan Statusnya ... 82

12.Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran (X1) ... 84

13.Kategori Penggunaan Media Pembelajaran (X1) ... 85

14.Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X2) ... 86

15.Kategori Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X2) ... 87

16.Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa (Y) ... 88

17.Kategori Minat Belajar Siswa (Y)... 89

18.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Terpadu (Z) ... 90

19.Kategori Hasil Belajar IPS Terpadu (Z)... 91

20.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data... 93

21.Hasil Perhitungan Uji Homogenitas... 94

22.Hasil Perhitungan Uji Linearitas Z*X1 ... 95

23.Hasil Perhitungan Uji Linearitas Z*X2 ... 96

24.Hasil Perhitungan Uji Linearitas Z*Y... 96

25.Hasil Perhitungan Uji Multikolinearitas ... 97

26.Hasil Analisis dengan Menggunakan Uji Durbin-Watson ... 98

27.Hasil Analisis dengan Pendekatan Rank Spearman ... 100

28.Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y ... 104

29.Korelasi antara X1 dan X2... 105

30.Pengaruh X1, X2, dan Y terhadap Z ... 108


(19)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

1. Kerangka Pikir ... 45

2. Diagram Jalur Model Persamaan X1, X2, Y, dan Z ... 71

3. Substruktur 1 ... 72

4. Substruktur 2 ... 72

5. Model Diagram Jalur Berdasarkan Paradigma Penelitian ... 101

6. Model Persamaan Dua Jalur... 102

7. Substruktur 1 ... 103

8. Substruktur 2 ... 103

9. Substruktur 1 ... 106

10.Substruktur 2 ... 109

11.Diagram Jalur Lengkap ... 111

12.Pengaruh Tidak Langsung X1 terhadap Z melalui Y... 118


(20)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Selain itu, yang dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Karena melalui pendidikan dapat tercipta generasi yang cerdas, berwawasan, terampil, dan berkualitas yang diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang dapat memberi perubahan bangsa menuju bangsa yang lebih baik. Pendidikan sebagai usaha terencana diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Saat ini pendidikan telah menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting, karena pada hakekatnya merupakan usaha untuk membimbing kemampuan individu untuk mengembangkan minat dan bakatnya secara utuh baik yang ditempuh dalam jalur formal maupun non formal.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 dalam Made Pidarta (2012: 10-11) menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara”.


(21)

Sedangkan tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan berupaya untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus senantiasa berperan aktif dalam menciptakan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Sebagai salah satu upaya dalam menciptakan sumber daya manusia yang baik yaitu harus dilaksanakan proses pembelajaran yang efektif, terencana, dan sistematis. Efektif atau tidaknya proses pembelajaran di sekolah dapat terlihat dari pencapaian hasil belajar sebagai tolak ukurnya. Akan tetapi, peningkatan kualitas pendidikan di sekolah menemui berbagai kendala dari pencapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar sangat penting sekali sebagai indikator keberhasilan baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru, hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai pedoman penilaian terhadap keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Hal ini senada dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010: 107) yang menyatakan bahwa siswa dinyatakan berhasil dalam belajarnya apabila siswa tersebut menguasai bahan pelajaran minimal 65%. Sedangkan bagi siswa, hasil belajar merupakan informasi yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif atau perubahan yang bersifat negatif.


(22)

Keberhasilan pembelajaran siswa dapat dilihat dari nilai hasil belajar yang diperolehnya dalam kurun waktu tertentu. Nilai tersebut merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan dan juga dapat digunakan untuk menilai kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai Ujian Mid Semester Ganjil Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2013/2014

No. Kelas Nilai Jumlah Siswa

<72 >72

1. VIII A 10 15 25

2. VIII B 11 13 24

3. VIII C 5 18 23

4. VIII D 16 7 23

5. VIII E 6 17 23

6. VIII F 11 13 24

7. VIII G 20 3 23

8. VIII H 20 2 22

9. VIII I 16 7 23

10. VIII J 6 17 23

11. VIII K 19 3 22

Jumlah Siswa 140 115 255

Persentase (%)

54.90 45.09 100

Sumber: Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VIII

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai mid semester pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72 sebanyak 115 siswa dari 255 siswa atau sebanyak 45,09%. Sedangkan sebanyak 140 siswa dari 255 siswa atau sebanyak


(23)

54,90% siswa belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada mid semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 masih belum optimal.

Berhasil atau tidaknya pencapaian hasil belajar yang diperoleh siswa bergantung dari bagaimana proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dalam pendidikan di sekolah proses pembelajaranlah yang menjadi faktor cukup penting. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Menurut Slameto (2010:54-72) faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni: a) Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis

1) Intelegensi 2) Bakat 3) Minat 4) Motif

5) Kematangan. 6) Kesiapan c) Faktor kelelahan

1) Faktor kelelahan jasmani 2) Faktor kelelahan rohani

2) Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)

Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni: a) Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik. 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah

4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah

1) Metode mengajar 2) Kurikulum

3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah


(24)

6) Media pelajaran 7) Waktu sekolah

8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung

10)Metode belajar 11) Tugas rumah c) Faktor masyarakat

1) Kesiapan siswa dalam masyarakat 2) Mass media

3) Teman bergaul

4) Bentuk kehidupan masyarakat

Faktor pertama yang diduga mempengaruhi hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Bandar Lampung adalah penggunaan media pembelajaran. Media digunakan sebagai alat bantu penyampai informasi atau penyalur pesan dari guru kepada siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan, media yang digunakan kurang inovatif dan kreatif, guru hanya menggunakan papan tulis dan buku pelajaran sebagai media. Hal ini

mengakibatkan siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran. Seharusnya media yang digunakan guru tidak terbatas agar siswa lebih tertarik pada materi yang dijelaskan.

Menurut Arsyad (2007:26) menyatakan bahwa ada banyak sekali manfaat yang didapatkan apabila guru menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah penyajian materi akan lebih mudah diterima dan dipahami, selain itu siswa tidak mudah jenuh. Media yang digunakan dapat berupa media yang sederhana seperti gambar, artikel, atau menggunakan karton yang di kreasikan maupun menggunakan media berbasis ICT (Information and Communication Technology) seperti internet, laptop/notebook, dan LCD (Liquid Crystal Display) yang dapat digunakan untuk diskusi presentasi serta browsing


(25)

sehingga dapat membantu guru dan murid untuk sama-sama mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.

Faktor kedua yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa adalah persepsi siswa tentang metode mengajar guru. Metode mengajar guru menurut

Suryosubroto (2002:148) adalah kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Persepsi siswa tentang metode mengajar guru baik persepsi yang bersifat positif atau negatif dianggap penting karena dari persepsi inilah akan muncul respon siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Metode mengajar guru dapat menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal bila seorang guru mampu menguasai dan menerapkan suatu metode mengajar dengan baik dan efektif.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan, saat ini metode mengajar yang lebih sering digunakan adalah metode ceramah meskipun menggunakan juga metode tanya jawab tetapi itu hanya di gunakan jika guru menanyakan adakah materi yang kurang jelas atau tidak. Dalam hal ini siswa hanya menerima materi saja tanpa ada interaksi yang baik antara guru dan siswa. Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi menyebabkan siswa cenderung pasif, kurang bersemangat, jenuh, merasa bosan dan kurang

memperhatikan guru dalam menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kurang optimal. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2010:96) yaitu waktu guru mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode


(26)

maka akan membosankan, siswa tidak tertarik perhatiannya pada pelajaran. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.

Faktor ketiga yang diduga mempengaruhi hasil belajar adalah minat belajar siswa. Menurut pendapat Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, selain itu dapat juga ditunjukkan melalui partisipasi siswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan, minat belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Bandar Lampung dapat tergolong kurang maksimal, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar mereka masih belum optimal dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar masih tergolong kurang.

Keberhasilan belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan yang dimilikinya tetapi juga ditentukan oleh minat belajar siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Media

Pembelajaran dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Melalui Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”.


(27)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Kurangnya partisipasi siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung dalam proses pembelajaran;

2. Kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan efektif;

3. Kurangnya perhatian siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung terhadap media pembelajaran yang digunakan;

4. Metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang bervariasi sehingga berpengaruh terhadap keaktifan dan antusias siswa dalam proses

pembelajaran;

5. Guru kurang memahami macam-macam metode mengajar yang dapat digunakan;

6. Sebagian besar minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung masih rendah;

7. Guru kurang mengembangkan dan meningkatkan minat siswa untuk lebih giat belajar; dan

8. Kurang optimalnya hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung.


(28)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan media pembelajaran (X1), persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X2), minat belajar siswa (Y), dan hasil belajar (Z) pada mata pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2013/2014?

2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

3. Apakah ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan persepsi siswa tentang metode mengajar guru?

4. Apakah ada pengaruh langsung penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

5. Apakah ada pengaruh langsung persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?


(29)

6. Apakah ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2013/2014?

7. Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

8. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

9. Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru secara bersama-sama terhadap minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2013/2014?

10.Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran, persepsi siswa tentang metode mengajar guru, dan minat belajar siswa secara simultan terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(30)

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan persepsi siswa tentang metode mengajar guru.

4. Untuk mengetahui pengaruh langsung penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

5. Untuk mengetahui pengaruh langsung persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

6. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

7. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

8. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

9. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru secara bersama-sama terhadap minat belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(31)

10.Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran, persepsi siswa tentang metode mengajar guru, dan minat belajar siswa secara simultan terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian tersebut di atas, maka kegunaan penelitian ini sebagai berikut.

1. Kegunaan Teoritis

a. Menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Siswa

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu serta agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan metode mengajar, penggunaan media dalam proses belajar mengajar, serta upaya-upaya yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.

c. Bagi Pihak Sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang efektif.


(32)

d. Bagi berbagai pihak dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau referensi dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut.

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup yang akan diteliti adalah penggunaan media pembelajaran (X1), persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X2), minat belajar siswa (Y), dan hasil belajar IPS Terpadu (Z).

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah SMP Negeri 8 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014. 5. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Sosial yang difokuskan pada mata pelajaran IPS Terpadu.


(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan

kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar IPS Terpadu

Hasil belajar merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses yang nantinya berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar menjadi cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan diakhiri dengan evaluasi. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2010:2). Sedangkan menurut Trianto


(34)

(2010:16) belajar merupakan proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Selanjutnya menurut Slameto (2010:2) belajar adalah ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kemudian menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006:295) belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisir pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan (Djamarah dan Zain, 2010:10)

Menurut Hamalik (2010:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh dengan menggunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indera, otak, atau bagian tubuh yang lainnya.

Menurut Aunurrahman (2009:34) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Djamarah ( 2002:13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil


(35)

dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya meyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa belajar adalah pengalaman seseorang yang didapat dari interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan perubahan tingkah laku yang baru. Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu

pengetahuan maupun keterampilan atau kecakapan. Belajar dapat dilakukan oleh siapapun, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua, dan akan berlangsung seumur hidup. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Slameto (2010:3) mengungkapkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu sebagai berikut.

1) Perubahan terjadi secara sadar.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku pada diri seseorang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Di dalam belajar terdapat prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan, Slameto (2010:27-28) mengungkapkan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.


(36)

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif; d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery; c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.

3. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;

b. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Menurut Dalyono (2005:51-54) mengemukakan prinsip-prinsip dalam belajar adalah sebagai berikut.

1. Kematangan Jasmani dan Rohani

Salah satu prinsip utama dalam belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya.

2. Memiliki Kesiapan

Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental, maupun perlengkapan belajar. 3. Memahami Tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya.

4. Memiliki Kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. 5. Ulangan dan Latihan

Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar dapat meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar untuk dilupakan.


(37)

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk skor setelah mengikuti evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya

(Djamarah, 2000: 25). Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan

pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan mental siswa. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapot, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni. a) Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis

1) Intelegensi 2) Bakat 3) Minat 4) Motif

5) Kematangan. 6) Kesiapan c) Faktor kelelahan

1) Faktor kelelahan jasmani 2) Faktor kelelahan rohani

2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)


(38)

a) Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik. 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah

4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah

1) Metode mengajar 2) Kurikulum

3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah

6) Alat pelajaran 7) Waktu sekolah

8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung

10)Metode belajar 11)Tugas rumah c) Faktor masyarakat

1) Kesiapan siswa dalam masyarakat 2) Mass media

3) Teman bergaul

4) Bentuk kehidupan masyarakat

Djaali (2008:99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain sebagai berikut.

1. Faktor internal: faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar.

2. Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan.

Darsono (2000: 26-27) menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut.

1. Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar merupakan kondisi awal kegiatan belajar baik kesiapan fisik maupun kesiapan psikologis.

2. Motivasi

Motivasi merupakan motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang


(39)

yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.

3. Keaktifan Siswa

Siswa yang melakukan belajar adalah siswa yang harus aktif dan tidak boleh pasif. Dengan bantuan guru dan siswa harus mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.

4. Mengalami Sendiri

Siswa hendaknya tidak hanya tahu secara teoritis, tetapi juga secara praktis sehingga akan diperoleh pemahaman yang mendalam.

5. Pengulangan

Agar materi semakin mudah di ingat perlu diadakan latihan yang berarti siswa mengulang materi yang dipelajari

6. Balikan dan Pengulangan

Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun guru.

Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil untuk melakukan sesuatu perbuatan belajar.

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan

minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, latihan-latihan, tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya.

Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar menurut Djamarah (2010: 105-106) adalah menunjukkan hal-hal sebagai berikut.

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.


(40)

Keberhasilan proses pembelajaran dibagi menjadi beberapa tingkat atau taraf, yaitu.

1. Istimewa/ maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

2. Baik sekali/ optimal, apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%) bahan pelajaran dapat dikusai anak didik.

3. Baik/ maksimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 60% sampai dengan 75%.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai anak didik kurang dari 60%. (Djamarah dan Zain, 2010: 107)

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar merupakan hasil dari evaluasi pembelajaran, yang mana keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan memperlihatkan adanya perubahan dalam pengetahuan maupun tingkah laku setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat dikatakan kurang baik apabila pencapaian bahan pelajaran kurang dari 65%. Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan

kompetensi peserta didik.

Pengertian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebagai berikut.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studisosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial (Diah Harianti, 2006: 7).

Tujuan pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs sendiri sebagai berikut. 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.


(41)

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa mata pelajaran IPS Terpadu adalah pelajaran yang diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar pelajaran IPS Terpadu dapat digunakan dalam mengaplikasikan antara materi dengan kegiatan sehari-hari. IPS lebih menekankan aspek pendidikannya dengan transfer konsep karena siswa/peserta didik diharapkan mampu memahami sejumlah konsep dan mengambangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya

berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Hasil belajar IPS Terpadu adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam mempelajari, memahami, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat dan fenomena sosial.

2. Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang dapat menentukan hasil belajar siswa. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Menurut Anderson media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Sedangkan menurut Arsyad media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran (Sukiman, 2012:28)


(42)

Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Djamarah dan Zain, 2010:120). Sedangkan menurut pendapat Arifin dan Setiyawan (2012:124) menyatakan bahwa peran media pengajaran merupakan perantara untuk memudahkan proses belajar-mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) dari sumber (guru) menuju penerima (siswa), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, dan pikiran siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Arsyad (2007:28) media pendidikan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.

2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: televisi, radio), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder) Media mempunyai arti yang penting dalam proses belajar mengajar. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan oleh guru dapat


(43)

dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna materi dengan menggunakan media daripada tanpa bantuan media. Menurut Sukiman (2012:35) ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.

Ciri-ciri tersebut antara lain.

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. 2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari atau berbukan-bulan dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu yang leih singkat. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.

3. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat memberikan kemudahan bagi seorang guru dan bagi siswa. Bagi seorang guru media dapat memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi pelajaran, sedangkan bagi seorang siswa media dapat membantu proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan sehingga lebih mudah dimengerti oleh siswa. Namun tidak semua media tepat dan cocok untuk semua materi yang akan diajarkan dan tidak semua media dapat tepat dan efektif digunakan oleh setiap guru yang akan menyajikan materi pelajaran.


(44)

Menurut Arifin dan Setiyawan (2012:129) menyatakan bahwa kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut.

1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional dan mendukung isi bahan pengajaran.

2. Keterampilan guru menggunakannya. Secanggih apapun sebuah media apabila tidak mampu mneggunakannya makaa media tersebut tidak memilki arti. 3. Kemudahan memperolehnya, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,

setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru.

4. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

5. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.

Djamarah dan Zain (2010:126) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut. 1. Tujuan pemilihan.

2. Karakteristik media pengajaran. 3. Alternatif pilihan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pemilihan media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemampuan guru, serta kondisi siswa. Bila hal itu diperhatikan maka penggunaan media pun menjadi lebih baik. Dengan demikian, seorang guru dituntut untuk mampu memilih salah satu media yang tepat dan efektif untuk digunakan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.

1. Media Grafis

Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.


(45)

Jenis dari media grafis antara lain: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, dan lain-lain.

2. Media Audio

Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera

pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Beberapa jenis media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa. 3. Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan visual. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi ada pula yang hanya visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: film bingkai, film rangkai, overhead projektor (OHP), microfilm, televisi, LCD, dan lain-lain (Sardiman, dkk, 2008:29) Menurut Djamarah dan Zain (2010:124) media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam. a. Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan cassette recorder.

b. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti slides dan gambar atau lukisan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.

c. Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini dibagi lagi menjadi dua yaitu audiovisual diam dan audiovisual gerak. Media audiovisual dibagi lagi menjadi empat yaitu audiovisual diam, audiovisual gerak, audiovisual murni, dan audiovisual tidak murni.

2. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam. a. Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. b. Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat

Media ini didalam penggunaanya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, dan film rangkai yang arus mengunakan tempat yang tertutup dan gelap.

c. Media untuk Pengajaran Visual

Media ini penggunaanya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

3. Dilihat dari Bahan Pembuatannya, media dibagi dalam. a. Media Sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.


(46)

b. Media Kompleks

Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa banyak bentuk dan jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dan penggunaanya dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, dari media yang paling sederhana seperti buku

pelajaran, lembar kerja siswa, lembar kegiatan, dan lain-lain hingga media yang canggih seperti OHP (Over Head Projektor), slide powerpoint, LCD (Liquid Crystal Display), internet, dan lain-lain.

Media sebagai penyalur pesan atau penyalur informasi memiliki fungsi, peranan, dan kegunaan yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan efektivitas pencapaian hasil belajar. Menurut Sukiman (2012:38), khususnya media visual, mengemukakan bahwa media pendidikan memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Sedangkan menurut Kemp dan Dayton dalam Sukiman (2012:38), media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi, dan memberi instruksi.

Djamarah dan Zain (2010:134) merumuskan fungsi media pembelajaran menjadi 6 kategori yaitu.

1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk

mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari

keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.


(47)

3. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran.

4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

Ketika fungsi-fungsi media pembelajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah peranannya. Djamarah dan Zain (2010:135) mengemukakan peranan dari media pembelajaran sebagai berikut.

1. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.

2. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.

3. Media sebagai bahan konkret berisiskan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok.

Menurut pendapat Arifin dan Setiyawan (2012:128) peranan media dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut.

1. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran.

2. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya.

3. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok.

Selain memiliki fungsi sebuah media pembelajaran juga memiliki kegunaan dalam proses belajar mengajar. Menurut Sukiman (2012:43) mengemukakan kegunaan/manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu. 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat


(48)

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memunginkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan gur tidak kehabisan tenaga, apalagi kalu guru mengajar pada setiap mata pelajaran.

4. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan fungsi, peranan, dan kegunaan media di atas dapat diketahui bahwa diharapkan pemahaman guru terhadap media menjadi jelas sehingga pemanfaatan media dapat efektif. Media sebagai alat bantu dapat berperan dalam mewakili ketidakmampuan guru dalam menjelaskan bahan atau materi. Dengan itu muncul nilai praktis dari media yang dapat bermanfaat bagi siswa guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Sudjana dalam Djamarah dan Zain (2010:137) nilai-nilai praktis media pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. 2. Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar. 3. Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga

hasil belajar bertambah mantap.

4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.

6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan memantau berkembangnya kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.

8. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

9. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru.


(49)

Menurut Arifin dan Setiyawan (2012:129) menyatakan media dalam suatu kegiatan pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut.

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa.

2. Media disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas.

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

4. Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan siswa. 5. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

6. Media mampu membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.

Media pembelajaran sebagai komponen pembelajaran perlu dipilih sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara efektif. Ada yang perlu diperhatikan oleh seorang guru bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai acuan untuk menggunakan media. Adanya prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran diharapkan agar guru dapat menentukan media yang akan digunakan secara tepat sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga adanya prinsip-prinsip tersebut dimaksudkan agar pada saat media digunakan dalam proses pembelajaran media tersebut tidak menjadi penghalang. Jadi penggunaan media harus tepat agar media sebagai alat bantu dapat

mempermudah dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Djamarah dan Zain (2010:127) mengemukakan prinsip-prinsip penggunanaan media pembelajaran sebagai berikut.

1. Menentukan jenis media dengan tepat artinya guru sebaiknya memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.


(50)

2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.

3. Menyajikan media dengan tepat artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.

4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan.

Mengingat pentingnya peranan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, setiap guru hendaknya agar dapat menggunakan media dalam

menyampaikan suatu mata pelajaran. Media sebagai penyalur pesan ini bertujuan agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat lebih maksimal dan optimal. Selain itu dengan adanya penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan semangat dan minat siswa untuk belajar serta menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan dan tidak jenuh. Dengan adanya minat belajar siswa yang tinggi maka hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih optimal dan bisa dikatakan bahwa mutu pembelajaran di sekolah tinggi.

3. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

Persepsi merupakan kemampuan individu dalam memberikan kesan, pendapat, dan penilaian terhadap suatu objek. Persepsi merupakan keadaan penyesuaian dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Menurut Slameto (2010:102) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar,


(51)

peraba, perasa, dan pencium. Selanjutnya Dalyono (2005:227) menyatakan bahwa persepsi merupakan kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal

perangsang sesuatu sehingga berkesan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan. Kemudian Walgito (2005:53) berpendapat bahwa persepsi adalah proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan suatu proses stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut juga proses sensorik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Apa yang ada di dalam individu, pikiran, dan pengalaman akan ikut berpengaruh dalam proses persepsi. Seseorang yang mengalami atau mengamati suatu objek maupun lingkungannya akan memberikan penilaian atau pendapat terhadap objek tersebut.

Menurut Slameto (2010:102) bagi seorang guru mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut-paut dengan persepsi sangat penting, karena. 1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa, atau hubungan diketahui, makin

baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat;

2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru atau yang tidak relevan; dan

3. Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru.

Selanjutnya Slameto (2010:103) mengungkapkan beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui

siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif, yaitu.


(52)

1. Persepsi itu relatif bukan absolute; 2. Persepsi itu selektif;

3. Persepsi itu mempunyai tatanan;

4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan); dan 5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang

atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Menurut Slameto (2010:65) metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Sanjaya (2006:145) metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru

menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Menurut Hamalik (2010:44-47) mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah. Mengajar juga adalah mewariskan budaya kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. DeQueliy dan Gazali dalam Slameto (2010:30) mengatakan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.

Menurut Suryasubrata (2002:148) metode mengajar adalah kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Roestiyah dalam Djamarah dan Zain (2010:74) mengemukakan bahwa guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu


(53)

adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Menurut pendapat Djamarah dan Zain (2010:46) seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa metode mengajar adalah sutau cara atau jalan dalam meyajikan dan menanamkan bahan pelajaran yang digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaanya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya

menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaanya.

Djamarah dan Zain (2010:78) mengemukakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut.

1. Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang

kehidupan yang berbeda. Pebedaan dan persamaan setiap anak didik dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek biologis, intelektual, dan psikologis. 2. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran adalah tujuan intermedier yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Metode yang guru pilih harus sejalan


(54)

dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.

3. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Maka guru dalam hal inni tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.

4. Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.

5. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Dalam memilih metode mengajar yang akan digunakan ada guru guru yang sukar dalam memilih tetapi juga ada guru dapat dengan tepat memilih namun pada saat

pelaksanaanya menemui kendala. Kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalamanmengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi pengunaan dan pemilihan metode mengajar. Metode mengajar yang digunakan harus sesuai dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, keadaan peserta didik, dan kepribadian serta kemampuan seorang guru. Penggunaan metode yang baik dan tepat akan memberikan kemudahan bagi seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan bagi siswa akan memberikan kemudahan dalam menyerap materi yang diberikan oleh guru dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar para siswa.

Guru diharapkan tidak hanya menggunakan satu metode saja tetapi lebih dari satu metode. Hal ini dikarenakan guru merumuskan lebih dari satu tujuan

pembelajaran. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain.


(55)

Macam-macam metode mengajar yang dapat digunakan menurut Djamarah dan Zain (2010:82) adalah sebagai berikut.

1. Metode Proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

2. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari.

3. Metode Tugas dan Resitasi

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. 4. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah acara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau

pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. 5. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.

6. Metode Demontrasi

Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajarandengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

7. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode penyelesaian masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

8. Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajarai/menyelidiki sesuatu contohnya study-tour.

9. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa ke guru.

10.Metode Latihan

Metode latihan disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untukmenanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.

11.Metode Ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.


(56)

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar mengajar anak didik di dalam kelas, salah satu kegiatan guru yang harus dilakukan adalah pemilihan dan penentuan metode apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi penggunaan metode mengajar sangat menentukan kualitas hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa persespi siswa tentang metode mengajar guru adalah pandangan, tanggapan, pendapat, penilaian, dan sikap masing-masing siswa terhadap metode mengajar yang digunakan guru dalam penyampaian materi di dalam kelas. Persepsi yang dibahas dalam penelitian ini berupa persepsi yang bersifat positif maupun negatif tentang metode mengajar guru. Persepsi yang baik tentang metode mengajar guru secara tidak langsung akan meningkatkan minat belajar siswa dan berdampak pula terhadap tingginya hasil belajar siswa. Sebaliknya, persepsi yang negatif tentang metode mengajar guru secara tidak langsung akan menurunkan minat belajar siswa dan berdampak pula terhadap rendahnya hasil belajar siswa.

4. Minat Belajar Siswa

Minat adalah rasa ketertarikan seseorang kepada suatu hal hingga ia membeikan perhatian lebih kepada objek yang diminati. Melalui minat timbullah dorongan atau motivasi seseorang untuk melakukan suatu hal. Menurut pendapat Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat


(57)

atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Selanjutnya Menurut Hamalik (2010 :33) bahwa belajar dengan minat mendorong siswa agar belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan seusatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan

dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya.

Menurut Sardiman (2008:76) minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk mencapai tujuan.

Menurut Djaali (2008:121) menyatakan bahwa minat belajar adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa minat adalah kecenderungan memperhatikan suatu subyek yang lebih disukai daripada subyek lainnya. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan

perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari sittu diperoleh kepuasan. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu


(1)

tersebut juga mempengaruhi meningkatnya hasil belajar IPS Terpadu siswa, begitu pula sebaliknya.

8. Ada pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui Minat Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Jika persepsi siswa tentang metode mengajar guru positif, maka minat belajar siswa akan meningkat, hal tersebut juga mempengaruhi meningkatnya hasil belajar IPS Terpadu siswa, begitu pula sebaliknya.

9. Ada pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru secara bersama-sama terhadap Minat Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Jika penggunaan media pembelajaran maksimal dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru positif, maka minat belajar siswa akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

10.Ada pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran, Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, dan Minat Belajar Siswa secara bersama-sama terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Jika penggunaan media pembelajaran maksimal dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru positif, maka minat belajar siswa akan meningkat, hal tersebut juga mempengaruhi meningkatnya hasil belajar IPS Terpadu siswa, begitu pula sebaliknya.


(2)

155

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Penggunaan Media

Pembelajaran dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Melalui Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Guru dan siswa hendaknya dapat meningkatkan penggunaan media pembelajaran. Dengan cara menggunakan media yang inovatif dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan media pembelajaran secara maksimal maka minat belajar siswa akan lebih meningkat.

2. Guru sebagai pengajar, hendaknya menggunakan metode mengajar yang bervariasi, tepat, dan sesuai sehingga proses belajar mengajar tidak

menjenuhkan untuk siswa melainkan menyenangkan. Jika metode mengajar lebih bervariasi maka siswa akan lebih aktif, antusias, dan minat belajar siswa. Sedangkan siswa sebagai peserta didik, hendaknya mempunyai persepsi yang positif terhadap metode mengajar guru sehingga dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan baik dan meningkatkan minat belajar.

3. Penggunaan Media pembelajaran dan persepsi siswa tentang metode mengajar perlu ditingkatkan. Hal ini dikarenakan hal tersebut merupakan satu


(3)

4. Guru dan siswa hendaknya dapat meningkatkan penggunaan media

pembelajaran secara inovatif dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan media pembelajaran proses

pembelajaran akan lebih efektif dan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.

5. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya mempunyai persepsi yang baik tentang metode mengajar guru sehingga dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik dan hasil belajar pun akan menjadi maksimal.

6. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat meningkatkan minat belajar yang ada dalam dirinya. Hal itu dikeranakan, dengan meningkatkan minat belajar maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika siswa tidak meningkatkan minat belajar, maka hasil belajar yang didapat kurang baik.

7. Guru dan siswa hendaknya dapat meningkatkan penggunaan media

pembelajaran yang inovatif dan kreatif secara optimal dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, akan meningkatkan minat belajar siswa sehingga hasil belajar siswa yang di capai akan maksimal.

8. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya mempunyai persepsi yang positif tentang metode mengajar guru. Persepsi yang positif akan menimbulkan minat belajar dalam meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

9. Guru sebagai pengajar hendaknya meningkatkan penggunaan media pembelajaran dan siswa hendaknya meningkatkan persepsi yang positif


(4)

157

tentang metode mengajar guru. Kedua hal tersebut sangat berpengaruh dalam menciptakan pemebalajaran yang efektif sehingga meningkatkan minat belajar siswa.

10.Guru sebagai pengajar, hendaknya untuk memperhatikan penggunaan media pembelajaran, meningkatkan metode mengajar yang bervariasi sehinnga menimbulkan persepsi siswa yang baik, dan meningkatkan minat belajar siswa agar proses pembelajaran siswa lebih baik, dan hasil belajar yang didapat akan optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin & Setiyawan.2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif Dengan ICT. Yogyakarta: Skripta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

Basrowi, Ahmad Kasinu. 2007. Metodologi Penelitian Sosial Konsep,

Prosedur,dan Aplikasi. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.

Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press Djaali. H. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000 Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Harianti. Diah. 2006. Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan:Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak

Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta.

Rahim, Farida. 2007. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Riduwan. 2012. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analisys. Bandung: Alfabeta.


(6)

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, Arief S, Dkk. 2008. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,

dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2011. Penentuan besarnya sampel penelitian

menggunakan rumus cochran.(Online)

(http://blog.unila.ac.id/radengunawans) Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: PT Pusaka Insan Madani.

Supiyanti, Linda. 2012. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2011/2012: Universitas Lampung

Suryasubrata. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Susanti, Nelda.2012. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS

Terpadu Siswa Kelas IX SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2011/2012. Universitas Lampung.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Tri Sakung, Nikki. 2011. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Media Pembelajaran, dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap

Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA PGRI

1 Punggur Tahun Pelajaran 2010/2011: Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 75

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1 12 12

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 80

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 70

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY TENONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 56

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 25 83

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 BUMI AGUNG LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 90

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT OLEH SISWA DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DISEKOLAH MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 103

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101