Lastarina Andanawari, 2013 Pembelajaran Tata Boga Kue Sistik Bagi Siswa Cerebral Palsy Spastik Di SLB-D YPAC Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dilakukan siswa CP spastik
4. Apa kesulitan siswa
dan guru dalam melaksanakan
pembelajaran tata boga kue sistik bagi
siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D
YPAC? a. Kesulitan dari
pihak guru pengajar tata boga
b. Kesulitan yang dihadapi siswa CP
spastik Wawancara
Guru pengajar tata boga.
5. Bagaimana usaha
guru dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pembelajaran tata
boga kue sistik tersebut?
Usaha dari pihak guru pengajar tata
boga untuk mengatasi
kesulitan yang dialami.
Wawancara Guru pengajar
tata boga
6. Bagaimana evaluasi
pembelajaran tata boga kue sistik bagi
siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D
YPAC? a. Bentuk
evaluasipenilaian pembelajaran
b. Proses evaluasipenilaian
pembelajaran Observasi,
wawancara, studi
dokumentasi. Guru pengajar
tata boga, RPP mata pelajaran
tata boga dengan materi kue
sistik.
E. Pengujian Keabsahan Data
Tahapan pengujian keabsahan data yang hendak dilakukan adalah: 1.
Triangulasi Triangulasi dalam pengujian keabsahan data penelitian ini adalah triangulasi
sumber data. Hal ini dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:
a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil studi dokumentasi.
c. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil studi dokumentasi.
Pengujian keabsahan data melalui triangulasi bisa digambarkan dalam bagan berikut:
Lastarina Andanawari, 2013 Pembelajaran Tata Boga Kue Sistik Bagi Siswa Cerebral Palsy Spastik Di SLB-D YPAC Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2. Triangulasi Sumber Data Data-data yang memiliki kesamaan antara data hasil observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi dianggap data yang absahvalid. 2.
Mengadakan Member-Check Member-check
adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data
” Sugiyono, 2009: 375. Proses ini dilakukan dengan pengecekan kembali data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data atau responden. Tujuan member-check adalah untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian data yang akan digunakan dalam penulisan
laporan dengan apa yang dimaksudkan sumber data. Apabila data yang ada pada peneliti disepakati oleh sumber data, maka data itu valid.
Data hasil observasi
Data hasil studi
dokumentasi Data hasil
wawancara
Lastarina Andanawari, 2013 Pembelajaran Tata Boga Kue Sistik Bagi Siswa Cerebral Palsy Spastik Di SLB-D YPAC Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Analisis Data
Langkah analisis data yang digunakan peneliti mengacu pada model analisis data interaktif menurut Miles Huberman Cokroaminoto, 2012.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Reduksi Data Menurut Miles Huberman Cokroaminoto, 2012 diartikan sebagai
“proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
„kasar‟ yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang
berorientasi penelitian kualitatif berlangsung ”. Melalui reduksi data, peneliti
memilih, menggolongkan, dan merangkum data, juga membuang yang tidak diperlukan. Tahapan reduksi data dilakukan peneliti yaitu melalui: 1 memilih dan
meringkas dokumen yang relevan; 2 pengkodean; 3 pembuatan catatan objektif dan faktual; 4 membuat catatan reflektif.
2. Display Data
Dalam display data atau penyajian data, sekumpulan informasi atau data terpilih disusun dan disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian atau display
data dimaksudkan agar data hasil reduksi dapat terorganisir dan tersusun sehingga semakin mudah dipahami. Pada tahapan ini, peneliti menyusun data yang relevan
hingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan bermakna. 3.
Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara verifikasi berupa pemikiran
ulang saat proses penulisan, tinjauan ulang catatan lapangan, dan tinjauan kembali data-data yang terkumpul.
Lastarina Andanawari, 2013 Pembelajaran Tata Boga Kue Sistik Bagi Siswa Cerebral Palsy Spastik Di SLB-D YPAC Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas fokus penelitian mengenai gambaran pembelajaran tata boga kue sistik bagi
siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC Bandung. Berikut ini adalah pemaparan kesimpulan hasil penelitian:
1. Perencanaan pembelajaran kue sistik, khususnya bagi siswa CP belum menggunakan program pembelajaran individual. Padahal kondisi dan
kemampuan dasar siswa dalam keterampilan membuat kue sistik sangat beragam dan tidak bisa disamakan.
2. Siswa CP spastik tidak mampu melaksanakan seluruh proses pembuatan kue sistik tanpa bantuan teman atau gurunya. Peserta pembelajaran kue sistik
belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif. 3. Tahapan pembuatan kue sistik yang mampu dilakukan siswa CP adalah
menuangkan dan mengayak tepung terigu, mengaduk bahan, dan memutar gagang mesin pencetak mie saat menggiling adonan. Siswa CP berpotensi
untuk dilatih tahapan yang hanya dikuasainya ini secara spesifik. 4. Kesulitan utama yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran kue
sistik bagi siswa CP adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk praktikum. Kesulitan lainnya adalah belum terciptanya kerja sama orang tua siswa untuk
menerapkan kegiatan pembuatan kue sistik di rumah sebagai pemeliharaan pembelajaran yang diberikan di sekolah.
5. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kurangnya waktu pembelajaran untuk praktikum adalah meyakinkan pihak sekolah bahwa keterampilan ini
layak dikembangkan. Akhirnya, pada tahun ajaran 20132014 ini sekolah menyediakan satu hari khusus untuk praktikum tata boga dengan waktu
sebanyak lima jam pelajaran. 6. Evaluasi atau penilaian pembelajaran kue sistik menekankan pada penilaian
proses. Penilaian dilakukan dengan tes lisan untuk teori pembuatan sistik, dan