PEMBELAJARAN TATA BOGA KUE SISTIK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB-D YPAC BANDUNG.

(1)

PEMBELAJARAN TATA BOGA KUE SISTIK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK

DI SLB-D YPAC BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

oleh

Lastarina Andanawari 0901325

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PEMBELAJARAN TATA BOGA KUE SISTIK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK

DI SLB-D YPAC BANDUNG

Oleh

Lastarina Andanawari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Lastarina Andanawari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

LASTARINA ANDANAWARI

PEMBELAJARAN TATA BOGA KUE SISTIK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK

DI SLB-D YPAC BANDUNG

DISETUJUI dan DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. Musjafak Assjari, M. Pd. NIP. 19550516 198101 1 001

Pembimbing II

dr. Euis Heryati, M. Kes. NIP. 19771013 200501 2 002

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M. Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN TATA BOGA KUE SISTIK BAGI

SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB-D YPAC BANDUNG Oleh: Lastarina Andanawari (0901325)

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-D YPAC Bandung, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang pembelajaran kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran kue sistik bagi siswa CP spastik dimulai dengan memilih siswa mana saja yang mampu mengikuti pembelajaran ini, namun tidak melalui asesmen khusus melainkan melalui pengamatan oleh guru dalam kegiatan siswa sehari-hari. Pelaksanaan pembelajaran kue sistik terdiri dari pembahasan mengenai teori pembuatan sistik dan praktikum yang dilakukan dengan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab, demonstrasi, praktik, dan strategi pembelajaran kooperatif karena tidak semua tahapan bisa dilakukan oleh siswa CP sendiri. Siswa CP memiliki kemampuan melakukan beberapa tahap pembuatan kue sistik yang bisa dilatih secara spesifik. Kesulitan utama guru adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk praktikum dan belum adanya dukungan orang tua untuk menerapkan pula kegiatan pembelajaran kue sistik di rumah. Usaha guru untuk mengatasi hal tersebut adalah mendesak sekolah untuk memberi waktu khusus praktikum dan terus berkomunikasi dengan orang tua agar mau menerapkan pembelajaran ini di rumah. Evaluasi pembelajaran menekankan pada penilaian proses dalam bentuk tes lisan mengenai teori pembuatan kue sistik dan tes kinerja saat siswa melakukan praktikum. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti memberi rekomendasi untuk sekolah yaitu mengadakan sosialisasi kepada orang tua perihal pembelajaran ini. Guru hendaknya menyusun program pembelajaran individual yang didasari hasil asesmen siswa dalam kegiatan pembuatan kue sistik dan siswa dilatih berdasarkan program tersebut secara lebih spesifik. Orang tua juga hendaknya mau menerapkan pembuatan kue sistik ini bersama dengan siswa di rumah secara rutin.


(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

ABSTRAK ……… v

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A.Latar Belakang Masalah ……….. 1

B.Fokus Masalah Penelitian………. 4

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………. 5

1. Tujuan Penelitian ………. 5

2. Kegunaan Penelitian ……… 6

D.Struktur Organisasi Skripsi ……… 7

BAB II LANDASAN TEORI……….. 9

A.Konsep Dasar Cerebral Palsy……… 9

1. Pengertian Anak Cerebral Palsy ………. 9

2. Klasifikasi Anak Cerebral Palsy ………. 10

3. Dampak Cerebral Palsy Spastik ……… 11

B.Pembelajaran Tata Boga Kue Sistik (Cheese Stick) ……… 14

1. Pembelajaran Tata Boga ………. 14

2. Kue Sistik (Cheese Stick) ……… 15


(6)

BAB III METODE PENELITIAN ……… 22

A.Lokasi dan Objek Penelitian ……… 22

1. Lokasi Penelitian ………. 22

2. Objek Penelitian……… 22

B.Metode Penelitian………. 23

C.Instrumen dan Responden Penelitian ……….. 24

1. Instrumen Penelitian ……… 24

2. Responden Penelitian ………... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ………. 25

E. Pengujian Keabsahan Data ……….. 28

F. Teknik Analisis Data ……… 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 31

A. Hasil Penelitian ……… 32

1. Perencanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ……… 32

2. Pelaksanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ……… 38

3. Kemampuan siswa Cerebral Palsy spastik dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik di SLB-D YPAC ………. 49

4. Kesulitan siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ………. 52

5. Usaha guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ………. 54

6. Evaluasi pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ……… 55


(7)

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 58

1. Perencanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ……… 58

2. Pelaksanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ……… 60

3. Kemampuan siswa Cerebral Palsy spastik dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik di SLB-D YPAC ………. 61

4. Kesulitan siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ………. 62

5. Usaha guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ……….. 63

6. Evaluasi pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC ……… 64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………. 65

A. Kesimpulan ………. 65

B. Rekomendasi ……….. 66

DAFTAR PUSTAKA ……… 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 70 RIWAYAT HIDUP


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pengumpulan Data Penelitian ……….. 27 Tabel 4.1. Materi Pokok Pembelajaran Kue Sistik ………... 38 Tabel 4.2. Format Penilaian Ujian Praktikum Tata Boga ………. 56


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Foto Kue Sistik……….. 17 Gambar 3.1. Tahapan Penelitian……… 24 Gambar 3.2. Triangulasi Sumber Data ……….. 29


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat-surat Penelitian ……… 70 Lampiran 2 : Agenda Penelitian, Pedoman Wawancara, Pedoman

Observasi, Catatan Lapangan, Transkrip Wawancara,

Studi Dokumen, Display Triangulasi ……… 76 Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian ………. 131


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak tunadaksa (ATD) terdiri dari anak-anak yang memiliki hambatan dalam perkembangan fisik dan motorik. Hambatan anak tunadaksa ini sangat beragam, baik berat atau ringannya hambatan, letak anggota tubuh yang berkelainan, maupun ada atau tidaknya hambaan kecerdasan. Keberagaman hambatan ATD inilah yang menjadikan kebutuhan pembelajarannya pun harus difokuskan pada karakteristik masing-masing anak, untuk mencapai tujuan perkembangan dan akademik.

Tidak hanya itu, kebutuhan dan tujuan pendidikan bagi ATD juga salah satunya adalah mempersiapkan masa depan anak. Connor (Widati, et al., 2010: 1) mengemukakan bahwa:

Sekurang-kurangnya ada 7 aspek yang perlu dikembangkan pada diri masing- masing anak tunadaksa melalui pendidikan, yaitu: (1) pengembangan intelektual dan akademik, (2) membantu perkembanggan fisik, (3) meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak, (4) mematangkan aspek sosial, (5) mematangkan moral dan spiritual, (6) meningkatkan ekspresi diri, dan (7) mempersiapkan masa depan anak.

Mempersiapkan masa depan anak ini diwujudkan melalui penyelenggaraan program keterampilan vokasional bagi siswa tunadaksa. Program keterampilan vokasional dimaksudkan agar siswa tunadaksa memiliki bekal keterampilan hidup yang bisa mereka andalkan ketika telah lulus dari sekolah.

Hal-hal yang berkaitan dengan pembekalan vokasional bagi ATD ini sangatlah penting, mengingat pentingnya pula ketercapaian tujuan pendidikan ATD yakni persiapan masa depan mereka. Maka dari itu, mata pelajaran vokasional di Sekolah Luar Biasa memiliki bobot yang lebih dibandingkan mata pelajaran lain. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik bisa memiliki keterampilan yang fungsional sebagai bekal mereka untuk hidup di masyarakat.

Permasalahan yang timbul adalah siswa-siswi tunadaksa yang telah lulus belum cukup bisa mengembangkan dirinya dengan mandiri. Tidak banyak lulusan


(12)

2

SLB-D yang bisa melanjutkan karir sesuai dengan keterampilan yang diajarkan di sekolah. Selain itu, di masyarakat pun belum banyak tersedia wadah bagi tunadaksa untuk mengembangkan bekal keterampilan yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan belum terciptanya optimalisasi persiapan vokasional bagi ATD.

Salah satu hambatan yang tergolong anak tunadaksa adalah anak Cerebral Palsy yang memiliki tingkat keparahan dari ringan hingga berat dan jenis kelainan motorik yang berbeda-beda. Kondisi dan potensi siswa Cerebral Palsy yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa sangat beragam. Siswa-siswi Cerebral Palsy yang masih memiliki potensi besar untuk berkembang di masyarakat perlu difasilitasi dengan optimal, salah satunya adalah melalui pembelajaran vokasional di sekolah. Berbagai jenis siswa Cerebral Palsy, baik yang menggunakan alat bantu gerak maupun tidak, membutuhkan pembelajaran vokasional yang disesuaikan dengan kondisinya agar mereka memiliki bekal keterampilan setelah menyelesaikan masa sekolah.

Pembelajaran vokasional bagi siswa tunadaksa khususnya Cerebral Palsy, salah satunya dilaksanakan oleh Sekolah Luar Biasa bagian D YPAC Bandung. Keterampilan vokasional yang dilaksanakan di SLB-D YPAC adalah tata boga bagi siswa SMPLB dan SMALB. Salah satu kegiatan pembelajaran tata boga di SLB-D YPAC adalah pembuatan kue sistik (cheese stick). Pembuatan kue sistik ini terdiri dari beberapa tahapan proses pengolahan masakan yang memerlukan keterampilan motorik kasar maupun halus. Beberapa proses tersebut adalah menakar, menuangkan, mengaduk, menguleni, mencetak, hingga menggoreng. Pemilihan kue sistik sebagai produk yang diajarkan dalam kegiatan tata boga di SLB-D YPAC ini disesuaikan dengan kondisi siswa dan peluang di masyarakat.

Kue sistik termasuk jenis kue yang tidak membutuhkan terlalu banyak macam bahan. Modal yang dibutuhkan dalam membuat kue sistik pun tidak terlalu besar. Selain itu, kue sistik adalah cemilan yang sudah umum dan dapat


(13)

3

siswa setelah lulus. Bekal keterampilan membuat kue sistik diharapkan bisa mengembangkan potensi siswa-siswi di masyarakat dengan cara memproduksi kue sistik untuk dijual di masyarakat. Keterampilan membuat kue sistik ini bukan hanya bekal keterampilan praktis tapi juga modal pengetahuan yang bermanfaat bagi siswa. Contohnya, bagi siswa Cerebral Palsy yang secara fisik cukup mampu melakukan proses pembuatan kue sistik, mereka bisa secara langsung terlibat dalam proses pembuatannya hingga menghasilkan produk yang layak jual. Sedangkan bagi siswa Cerebral Palsy yang kesulitan secara fisik namun masih memiliki kemampuan kognisi yang baik, kelak mereka bisa mengelola industri rumah tangga yang memproduksi cemilan berupa kue sistik.

Menurut guru pengajar keterampilan tata boga di SLB-D pada tahun 2013, proses pembuatan kue sistik tidak memerlukan tahapan yang rumit. Siswa Cerebral Palsy dianggap mampu mengikuti tahapan-tahapan pembuatan tersebut walaupun masih memerlukan bantuan dalam tahapan tertentu. Proses pengolahan adonan pun tidak perlu menggunakan alat yang berbahaya, yang diperlukan hanya kemampuan menguleni adonan dan kemampuan mencetak adonan menggunakan cetakan mie. Cara pengoprasian cetakan mie pun termasuk mudah dan bisa dilakukan oleh siswa Cerebral Palsy.

Kenyataan yang muncul di lapangan, pelaksanaan pembelajaran tata boga kue sistik di SLB-D YPAC ini tidak sepenuhnya dapat terlaksana dengan lancar. Tidak semua rombongan kelas di sekolah ini melaksanakan pembelajaran kue sistik secara rutin, padahal keterampilan membuat kue sistik ini penting untuk dilatihkan kepada siswa. Selain itu, kondisi fisik dan motorik siswa-siswi Cerebral Palsy di SLB-D YPAC cukup beragam. Kebanyakan dari mereka mengalami spasme pada tangannya, namun tingkat dan letak kekakuannya berbeda-beda. Maka dari itu, tidak setiap siswa mampu melakukan semua tahapan pembuatan kue sistik secara mandiri. Bagaimanapun, kondisi ini masih bisa dioptimalisasi melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Atas dasar itulah, perlu adanya penelitian lebih dalam mengenai pelaksanaan pembelajaran tata boga bagi siswa tundaksa khususnya siswa Cerebral Palsy spastik. Dampak motorik dari kekakuan alat gerak yang dialami


(14)

4

siswa Cerebral Palsy spastik adalah terbatasnya kekuatan otot dan kelenturan gerak saat melakukan tahapan pembuatan kue sistik. Walaupun begitu, beberapa siswa CP spastik di sekolah ini berpotensi untuk dibekali keterampilan pembuatan kue sistik. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian mengenai pembelajaran kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik. Penelitian juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran tata boga kue sistik mulai dari perencanaan hingga evaluasi, kemampuan siswa dalam pembuatan kue sistik, kesulitan yang dihadapi siswa dan guru pengajar, serta usaha yang sudah diwujudkan guru pengajar dalam mengatasi kesulitan tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, permasalahan yang ingin ditinjau oleh peneliti adalah “pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC Bandung”.

B. Fokus Masalah Penelitian

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC?”. Fokus masalah dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC?

3. Bagaimana kemampuan siswa Cerebral Palsy spastik dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik?

4. Apa kesulitan yang dihadapi siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik?

5. Bagaimana usaha guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran tata boga kue sistik tersebut?


(15)

5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran objektif mengenai penerapan program vokasional bagi siswa tunadaksa di Sekolah Luar Biasa bagian D, yang salah satunya adalah pembelajaran tata boga membuat kue sistik di SLB-D YPAC Bandung. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pihak-pihak penyelenggara pembelajaran vokasional bagi siswa tunadaksa, khususnya bagi pihak SLB-D YPAC Bandung.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai perencanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC. b. Untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran tata

boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC. c. Untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan siswa Cerebral

Palsy spastik dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik di SLB-D YPAC.

d. Untuk memperoleh gambaran mengenai kesulitan yang dihadapi siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik di SLB-D YPAC.

e. Untuk memperoleh gambaran mengenai usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi tersebut.

f. Untuk memperoleh gambaran mengenai evaluasi pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC.


(16)

6

2. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah:

a. Sebagai karya ilmiah dalam perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan khusus yang berkaitan dengan pembelajaran vokasional. b. Untuk memperkaya pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan

tata boga bagi siswa berkebutuhan khusus terutama siswa Cerebral Palsy spastik.

Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah:

a. Bagi guru-guru terutama guru SLB-D, hasil dari penelitian ini bisa dijadikan salah satu wawasan mengenai pembelajaran tata boga bagi siswa Cerebral Palsy spastik.

b. Bagi pihak sekolah, gambaran pembelajaran tata boga kue sistik yang diperoleh melalui penelitian ini juga bisa memberikan masukan poditif mengenai pelaksanaan pembelajaran tata boga di SLB-D YPAC. Melalui hasil penelitian ini, pihak sekolah bisa mempertahankan penerapan pembelajaran tata boga yang sudah baik dan meningkatkan lagi aspek-aspek yang dianggap masih bisa lebih dioptimalkan.

c. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman keilmuan yang berharga sebagai salah satu sarana untuk mengkaji berbagai teori ilmu pendidikan khusus yang diperoleh selama masa kuliah. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian mengenai hal yang relevan.


(17)

7

D. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Fokus Masalah Penelitian C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian 2. Kegunaan Penelitian D. Struktur Organisasi Skripsi BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Cerebral Palsy 1. Pengertian Anak Cerebral Palsy 2. Klasifikasi Anak Cerebral Palsy 3. Dampak Cerebral Palsy Spastik

B. Pembelajaran Tata Boga Kue Sistik (Cheese Stick) 1. Pembelajaran Tata Boga

2. Kue Sistik (Cheese Stick)

C. Pembelajaran Tata Boga Kue Sistik bagi Siswa Cerebral Palsy Spastik

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian 2. Objek Penelitian B. Metode Penelitian

C. Instrumen dan Responden Penelitian 1. Instrumen Penelitian

2. Responden Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Pengujian Keabsahan Data F. Teknik Analisis Data


(18)

8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) yang berlokasi di Jalan Mustang nomor 46 Bandung. Peneliti memilih SLB-D YPAC sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan SLB-D yang menjadi sekolah sumber (resourch center) dalam penyelenggaraan pendidikan bagi siswa tunadaksa. Sesuai dengan profil SLB-D YPAC, tujuan sekolah ini adalah “membina, mendidik, dan memandirikan anak tunadaksa sehingga mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampian sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dalam mengadakan hubungan timbale balik dengan lingkungan social budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau pendidikan lanjutan”.

Jumlah siswa yang terdaftar di sekolah ini pada tahun ajaran 2012/2013 adalah kurang-lebih 88 orang yang terbagi ke dalam 15 rombongan belajar. Sistem pelayanan di SLB-D YPAC adalah sistem ruang sumber yaitu sekelompok anak didik belajar sesuai jadwalnya dengan memasuki ruang sumber belajar atau ruang mata pelajaran. Salah satu ruang/sarana belajar di sekolah ini adalah ruang khusus program keterampilan tata boga.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran tata boga dengan materi pembuatan kue sistik yang dipelajari oleh siswa Cerebral Palsy spastik. Kegiatan pembelajaran yang diteliti mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran tata boga kue sistik.


(20)

23

B.Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Bodgan & Taylor dalam Basrowi & Suwandi (2008:21) „mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati‟. Data penelitian yang diperoleh melalui penelitian kualitatif bukanlah berupa angka-angka melainkan naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan lain-lain. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dibandingkan hasil, digunakan untuk meneliti dalam kondisi yang alamiah, dan peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian.

Desain penelitian kualitatif bersifat sementara yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan dan bersifat fleksibel. Hal ini dikarenakan kenyataan-kenyataan di lapangan tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Selain itu, dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan akan terjadi perubahan-perubahan yang tidak dapat diramalkan.

Penelitian kualitatif dipandang sesuai untuk mengetahui gambaran pembelajaran tata boga kue sistik di SLB-D YPAC. Proses penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu 1) Tahap pra-lapangan, 2) Tahap kegiatan lapangan, dan 3) Tahap pasca-lapangan (Rahardjo, 2010). Tahapan-tahapan tersebut digambarkan dalam bagan berikut ini.


(21)

24

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

C.Instrumen dan Responden Penelitian 1. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai human instrument. “Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya” (Sugiyono, 2011: 222). Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen dianggap mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Selain itu, hanya human instrument yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya. Dalam pengumpulan data, baik itu wawancara ataupun observasi, peneliti juga memerlukan alat bantu seperti pedoman wawancara, pedoman observasi, lembar catatan lapangan, alat perekam, dan kamera.

Pra-lapangan

• 1. Penyusunan rancangan awal penelitian • 2. Pengurusan izin penelitian

• 3. Penjajakan lapangan dan penyempurnaan rancangan penelitian • 4. Pemilihan dan interaksi dengan informan/responden

• 5. Penyiapan piranti pembantu untuk kegiatan lapangan

Kegiatan

lapangan

• Menentukan jumlah dan waktu berinteraksi dengan sumber data • Melakukan proses pengumpulan data

• Pemeriksaan keabsahan data (triangulasi dan member-check)

Pasca-lapangan

• Melakukan analisis data melalui reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan


(22)

25

2. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik, yaitu:

a. Guru pengajar keterampilan tata boga

Guru pengajar keterampilan tata boga sebanyak satu orang yaitu ibu TT dipilih sebagai informan kunci dalam pengumpulan data melalui kegiatan wawancara. Ibu TT adalah satu-satunya guru yang dipercaya untuk mengajar keterampilan tata boga di SLB-D YPAC. Data-data mengenai pembelajaran tata boga kue sistik diharapkan bisa diperoleh melalui ibu TT yang secara langsung selalu terlibat dalam pembelajaran tata boga.

b. Siswa Cerebral Palsy spastic peserta pembelajaran tata boga

Jumlah siswa yang dijadikan responden wawancara berjumlah dua orang siswi Cerebral Palsy spastik. Siswa yang dipilih sebagai sumber data adalah siswa yang cukup komunikatif. Kedua orang siswi Cerebral Palsy spastik tersebut adalah AH (kelas XII SMALB dan kini telah lulus), dan SG (kelas IX SMPLB).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Observasi

Data penelitian dari lapangan diperoleh melalui pengamatan secara teliti dan detail. Hal-hal yang diamati di lapangan disesuaikan dengan apa yang telah disebutkan dalam pedoman observasi. Ketika peneliti menemukan hal baru yang tidak tercantum dalam pedoman observasi, hal ini tetap menjadi data tambahan untuk mendukung terkumpulnya data yang empiris.

Hal-hal yang diamati oleh peneliti selama proses observasi adalah persiapan yang dilakukan guru sebelum mengajar, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi


(23)

26

pengamatan proses pembuatan kue sistik; d) pengamatan kemampuan siswa CP spastik dalam pembelajaran kue sistik, dan e) pengamatan evaluasi pembelajaran. 2. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi-informasi yang tidak ditemukan melalui observasi, sekaligus untuk memperkuat data yang diperoleh melalui observasi. Wawancara ini dilakukan berdasarkan pedoman wawancara dan diajukan kepada beberapa responden.

Jenis prosedur wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung, pewawancara mengarahkan responden ke pokok masalah yang ingin diteliti. Dari segi sasaran wawancara/responden, peneliti menggunakan jenis wawancara perseorangan.

Data yang ingin diperoleh melalui wawancara adalah: a) bagaimana perencanaan pembelajaran membuat kue sistik yang dirancang oleh guru; b) bagaimana cara guru mengajarkan tahapan-tahapan pembuatan kue sistik; c) sejauh mana kemampuan siswa CP spastik dalam pembelajaran kue sistik; d) kesulitan apa yang ditemui dalam proses pembelajaran membuat kue sistik; e) upaya apa yang guru lakukan dalam mengatasi kesulitan tersebut; dan f) bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan menganalisis (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP pembelajaran tata boga kue sistik. RPP ini dianalisis untuk mendapatkan data yang dapat mendukung data observasi dan wawancara. Ketika peneliti menemukan dokumen lain, dokumen ini juga akan dianalisis untuk mendapatkan data tambahan.


(24)

27

Kisi-kisi pengumpulan data penelitian disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.1. Kisi-kisi Pengumpulan Data Penelitian

No. Pertanyaan Penelitian Aspek yang Diungkap Teknik Pengumpulan Data Sumber Data/Responden 1. Bagaimana

perencanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC?

a.Asesmen yang berkaitan dengan keterampilan membuat kue sistik b.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c.Alat dan sarana pembelajaran Observasi, wawancara, studi dokumentasi. Guru pengajar tata boga, RPP mata pelajaran tata boga dengan materi kue sistik.

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC?

a. Waktu pelaksanaan pembelajaran b. Materi ajar c. Metode pembelajaran d. Kegiatan pembelajaran e. Proses pembuatan kue sistik oleh siswa CP spastik Observasi, wawancara, studi dokumentasi. Guru pengajar tata boga, RPP mata pelajaran tata boga dengan materi kue sistik, dua orang siswa CP spastik

3. Bagaimana

kemampuan siswa Cerebral Palsy spastik dalam melaksanakan a. Tahapan pembuatan kue sistik apa saja yang mampu dilakukan siswa

Observasi dan wawancara

Guru pengajar tata boga, dua orang siswa CP spastik


(25)

28

dilakukan siswa CP spastik 4. Apa kesulitan siswa

dan guru dalam melaksanakan pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC?

a. Kesulitan dari pihak guru

pengajar tata boga b. Kesulitan yang

dihadapi siswa CP spastik

Wawancara Guru pengajar tata boga.

5. Bagaimana usaha guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran tata boga kue sistik tersebut?

Usaha dari pihak guru pengajar tata boga untuk mengatasi kesulitan yang dialami.

Wawancara Guru pengajar tata boga

6. Bagaimana evaluasi pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastikdi SLB-D YPAC? a. Bentuk evaluasi/penilaian pembelajaran b. Proses evaluasi/penilaian pembelajaran Observasi, wawancara, studi dokumentasi. Guru pengajar tata boga, RPP mata pelajaran tata boga dengan materi kue sistik.

E. Pengujian Keabsahan Data

Tahapan pengujian keabsahan data yang hendak dilakukan adalah: 1. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data penelitian ini adalah triangulasi sumber data. Hal ini dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil studi dokumentasi. c. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil studi dokumentasi.

Pengujian keabsahan data melalui triangulasi bisa digambarkan dalam bagan berikut:


(26)

29

Gambar 3.2. Triangulasi Sumber Data

Data-data yang memiliki kesamaan antara data hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dianggap data yang absah/valid.

2. Mengadakan Member-Check

Member-check adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data” (Sugiyono, 2009: 375). Proses ini dilakukan dengan pengecekan kembali data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data atau responden. Tujuan member-check adalah untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian data yang akan digunakan dalam penulisan laporan dengan apa yang dimaksudkan sumber data. Apabila data yang ada pada peneliti disepakati oleh sumber data, maka data itu valid.

Data hasil observasi

Data hasil studi dokumentasi Data hasil


(27)

30

F. Teknik Analisis Data

Langkah analisis data yang digunakan peneliti mengacu pada model analisis data interaktif menurut Miles & Huberman (Cokroaminoto, 2012). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Menurut Miles & Huberman (Cokroaminoto, 2012) diartikan sebagai “proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data „kasar‟ yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung”. Melalui reduksi data, peneliti memilih, menggolongkan, dan merangkum data, juga membuang yang tidak diperlukan. Tahapan reduksi data dilakukan peneliti yaitu melalui: 1) memilih dan meringkas dokumen yang relevan; 2) pengkodean; 3) pembuatan catatan objektif dan faktual; 4) membuat catatan reflektif.

2. Display Data

Dalam display data atau penyajian data, sekumpulan informasi atau data terpilih disusun dan disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian atau display data dimaksudkan agar data hasil reduksi dapat terorganisir dan tersusun sehingga semakin mudah dipahami. Pada tahapan ini, peneliti menyusun data yang relevan hingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan bermakna.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara verifikasi berupa pemikiran ulang saat proses penulisan, tinjauan ulang catatan lapangan, dan tinjauan kembali data-data yang terkumpul.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas fokus penelitian mengenai gambaran pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC Bandung. Berikut ini adalah pemaparan kesimpulan hasil penelitian:

1. Perencanaan pembelajaran kue sistik, khususnya bagi siswa CP belum menggunakan program pembelajaran individual. Padahal kondisi dan kemampuan dasar siswa dalam keterampilan membuat kue sistik sangat beragam dan tidak bisa disamakan.

2. Siswa CP spastik tidak mampu melaksanakan seluruh proses pembuatan kue sistik tanpa bantuan teman atau gurunya. Peserta pembelajaran kue sistik belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif.

3. Tahapan pembuatan kue sistik yang mampu dilakukan siswa CP adalah menuangkan dan mengayak tepung terigu, mengaduk bahan, dan memutar gagang mesin pencetak mie saat menggiling adonan. Siswa CP berpotensi untuk dilatih tahapan yang hanya dikuasainya ini secara spesifik.

4. Kesulitan utama yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran kue sistik bagi siswa CP adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk praktikum. Kesulitan lainnya adalah belum terciptanya kerja sama orang tua siswa untuk menerapkan kegiatan pembuatan kue sistik di rumah sebagai pemeliharaan pembelajaran yang diberikan di sekolah.

5. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kurangnya waktu pembelajaran untuk praktikum adalah meyakinkan pihak sekolah bahwa keterampilan ini layak dikembangkan. Akhirnya, pada tahun ajaran 2013/2014 ini sekolah


(29)

66

tes kinerja saat siswa praktikum. Indikator penilaian meliputi tahap-tahap pembutan sistik mulai dari persiapan alat dan bahan hingga menyajikan atau mengemas kue sistik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan rekomendasi bagi pihak sekolah, guru, dan orang tua dalam pemaparan berikut ini:

1. Bagi pihak sekolah

Pihak sekolah hendaknya menyelenggarakan penyuluhan mengenai pentingnya pemberian bekal keterampilan untuk siswa. Penyuluhan tersebut bisa pula diisi dengan demonstrasi pembuatan kue sistik, sehingga orang tua bisa menerapkannya di rumah bersama dengan siswa.

2. Bagi guru pengajar tata boga

a. Hendaknya guru pengajar mengadakan asesmen khusus bagi siswa CP berupa tes motorik yang berhubungan dengan tahapan kegiatan pembuatan kue sistik. Hasil asesmen bisa dijadikan acuan untuk menyusun program pembelajaran yang diindividualisasikan, sehingga setiap siswa memiliki catatan program dan kemajuan belajar masing-masing.

b. Pembelajaran kue sistik bisa diterapkan dengan cara pembagian tugas tahapan pembuatan kue sistik yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa yang lebih spesifik. Setiap siswa dilatih melakukan tahapan tertentu yang dikuasainya mulai dari porsi adonan paling sedikit hingga bertambah jumlahnya sampai siswa betul-betul cukup terampil.

3. Bagi orang tua siswa

Bagi orang tua siswa, khususnya orang tua siswa peserta pembelajaran kue sistik, hendaknya turut menerapkan kegiatan pembuatan kue sistik di rumah. Rumah dan keluarga adalah lingkungan terdekat dengan siswa, maka kegiatan pembuatan kue sistik yang dilakukan di rumah diharapkan bisa melatih dan memelihara keterampilan siswa dengan lebih efektif.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, I. (2009). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. [Online].

Tersedia:http://ivanagusta.files.wordpress.com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-data-kualitatif.pdf [16 April 2013]

Akoepunyo. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://akoepunyoblog.wordpress.com/2011/02/19/kumpulan-pengertian.html [7 Maret 2013]

Alwi, H., et al. (2008). Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi ke IV. Jakarta: Balai Pustaka.

Anonim. (2012). Cerebral Palsy. Dalam Kabar Pendidikan Luar Biasa. [Online]. Tersedia:http://kabarpendidikanluarbiasa.wordpress.com/2012/09/05/cereb ral-palsy/ [16 Juni 2013]

Anonim. Tanpa tahun. Klasifikasi Adonan I. Dalam Bahan Ajar D-3 Tata Boga UNESA.[Online].Tersedia:http://pdpt.unesa.ac.id/portofolio/handout/847/6 626/4klasifikasi-adonan-i [16 April 2013]

Anonim. (2013). Kue. Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kue [16 April 2013]

Anonim. (2012). Resep Kue Sistik Keju aka Cheese Stick. [Online] Tersedia: http://www.resepkue.web.id/kue-kering/resep-kue-sistik-keju-aka-cees-stick/105.html [16 April 2013]

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Cokroaminoto. (2012). Reduksi Data dalam Analisis Penelitian Kualitatif Menurut Miles & Huberman. Dalam Menulis Proposal Penelitian. [Online].Tersedia:http://www.menulisproposalpenelitian.com/2012/07/red uksi-data-dalam-analisis-penelitian.html [16 Juni 2013]

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Khusus. Jakarta: Depdiknas.


(31)

Esherick, J. (2009). Mendobrak Hambatan Pemuda dengan Keterbatasan Fisik. Sleman: KTSP.

Lewis, R. B. dan Doorlag, D. H. (2006). Teaching Special Students in General Education Classroom Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education, inc.

Minantyo, H. (2011). Dasar-dasar Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, J. L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslim, A. T. dan Sugiarmin, M. (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna Daksa. Bandung: Depdikbud.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007.

Putra, N. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: Indeks. Rahardjo, M. (2010). Desain dan Contoh Proses Penelitian Kualitatif. Dalam

Official Website of Mudjia Rahardjo. [Online]. Tersedia: http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/208-desain-dan-contoh-proses-penelitian-kualitatif.html [16 Juni 2013]

Rye, H. dan Skjǿrten, M. D. (eds.). (1989). Children with Severe Cerebral Palsy. Paris:UNESCO.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Singh, S. (2007). Dictionary of Special Education. New Delhi: Kanishka Publishers, Distributors.

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Srikar. (2011). Fried Cheese Stick 1393. [Online]. Tersedia:

www.xtimeline.com/evt/view.aspx?id=863224.html [16 April 2013]

Sugiarmin, M. (2006). Asesmen pada Anak Tuna Daksa. Bandung: Dirjen Dikti, Depdikbud.

Sugiyono. (2011). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(32)

Sunarsih. (2008). Wawasan Guru Tentang Belajar Pembelajaran Tata Boga Sebagai Dasar Acuan dalam Pelaksanaan Peran dan Tugasnya. Bandung: PKK FPTK UPI.

Tresnaningsih, T. (2008). “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam Pelajaran Keterampilan Tataboga pada Anak Cerebral Palsy”. Makalah Jurusan Pendidikan Luar Biasa UPI, Bandung.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya lmiah. Bandung: UPI Press.

Vaughn, S., et al. (2011). Teaching Students Who Are Exceptional, Diverse, and At Risk in the General Education Classroom Fifth Edition. Boston: Pearson.

Wardhani, I. G. A. K., Hernawati, T., dan Astati. (2007). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widati, S., et al. (2010). Sistem Pendidikan dan Pengajaran Anak Tunadaksa. Dalam Hand Out Mata Kuliah Pendidikan Anak Tunadaksa II. Bandung: Pendidikan Luar Biasa UPI.


(1)

30

F. Teknik Analisis Data

Langkah analisis data yang digunakan peneliti mengacu pada model analisis data interaktif menurut Miles & Huberman (Cokroaminoto, 2012). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Menurut Miles & Huberman (Cokroaminoto, 2012) diartikan sebagai

“proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data „kasar‟ yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung”. Melalui reduksi data, peneliti memilih, menggolongkan, dan merangkum data, juga membuang yang tidak diperlukan. Tahapan reduksi data dilakukan peneliti yaitu melalui: 1) memilih dan meringkas dokumen yang relevan; 2) pengkodean; 3) pembuatan catatan objektif dan faktual; 4) membuat catatan reflektif.

2. Display Data

Dalam display data atau penyajian data, sekumpulan informasi atau data terpilih disusun dan disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian atau display data dimaksudkan agar data hasil reduksi dapat terorganisir dan tersusun sehingga semakin mudah dipahami. Pada tahapan ini, peneliti menyusun data yang relevan hingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan bermakna.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara verifikasi berupa pemikiran ulang saat proses penulisan, tinjauan ulang catatan lapangan, dan tinjauan kembali data-data yang terkumpul.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas fokus penelitian mengenai gambaran pembelajaran tata boga kue sistik bagi siswa Cerebral Palsy spastik di SLB-D YPAC Bandung. Berikut ini adalah pemaparan kesimpulan hasil penelitian:

1. Perencanaan pembelajaran kue sistik, khususnya bagi siswa CP belum menggunakan program pembelajaran individual. Padahal kondisi dan kemampuan dasar siswa dalam keterampilan membuat kue sistik sangat beragam dan tidak bisa disamakan.

2. Siswa CP spastik tidak mampu melaksanakan seluruh proses pembuatan kue sistik tanpa bantuan teman atau gurunya. Peserta pembelajaran kue sistik belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif.

3. Tahapan pembuatan kue sistik yang mampu dilakukan siswa CP adalah menuangkan dan mengayak tepung terigu, mengaduk bahan, dan memutar gagang mesin pencetak mie saat menggiling adonan. Siswa CP berpotensi untuk dilatih tahapan yang hanya dikuasainya ini secara spesifik.

4. Kesulitan utama yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran kue sistik bagi siswa CP adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk praktikum. Kesulitan lainnya adalah belum terciptanya kerja sama orang tua siswa untuk menerapkan kegiatan pembuatan kue sistik di rumah sebagai pemeliharaan pembelajaran yang diberikan di sekolah.

5. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kurangnya waktu pembelajaran untuk praktikum adalah meyakinkan pihak sekolah bahwa keterampilan ini layak dikembangkan. Akhirnya, pada tahun ajaran 2013/2014 ini sekolah menyediakan satu hari khusus untuk praktikum tata boga dengan waktu sebanyak lima jam pelajaran.

6. Evaluasi atau penilaian pembelajaran kue sistik menekankan pada penilaian proses. Penilaian dilakukan dengan tes lisan untuk teori pembuatan sistik, dan


(3)

66

tes kinerja saat siswa praktikum. Indikator penilaian meliputi tahap-tahap pembutan sistik mulai dari persiapan alat dan bahan hingga menyajikan atau mengemas kue sistik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan rekomendasi bagi pihak sekolah, guru, dan orang tua dalam pemaparan berikut ini:

1. Bagi pihak sekolah

Pihak sekolah hendaknya menyelenggarakan penyuluhan mengenai pentingnya pemberian bekal keterampilan untuk siswa. Penyuluhan tersebut bisa pula diisi dengan demonstrasi pembuatan kue sistik, sehingga orang tua bisa menerapkannya di rumah bersama dengan siswa.

2. Bagi guru pengajar tata boga

a. Hendaknya guru pengajar mengadakan asesmen khusus bagi siswa CP berupa tes motorik yang berhubungan dengan tahapan kegiatan pembuatan kue sistik. Hasil asesmen bisa dijadikan acuan untuk menyusun program pembelajaran yang diindividualisasikan, sehingga setiap siswa memiliki catatan program dan kemajuan belajar masing-masing.

b. Pembelajaran kue sistik bisa diterapkan dengan cara pembagian tugas tahapan pembuatan kue sistik yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa yang lebih spesifik. Setiap siswa dilatih melakukan tahapan tertentu yang dikuasainya mulai dari porsi adonan paling sedikit hingga bertambah jumlahnya sampai siswa betul-betul cukup terampil.

3. Bagi orang tua siswa

Bagi orang tua siswa, khususnya orang tua siswa peserta pembelajaran kue sistik, hendaknya turut menerapkan kegiatan pembuatan kue sistik di rumah. Rumah dan keluarga adalah lingkungan terdekat dengan siswa, maka kegiatan pembuatan kue sistik yang dilakukan di rumah diharapkan bisa melatih dan memelihara keterampilan siswa dengan lebih efektif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, I. (2009). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. [Online].

Tersedia:http://ivanagusta.files.wordpress.com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-data-kualitatif.pdf [16 April 2013]

Akoepunyo. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://akoepunyoblog.wordpress.com/2011/02/19/kumpulan-pengertian.html [7 Maret 2013]

Alwi, H., et al. (2008). Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi ke IV. Jakarta: Balai Pustaka.

Anonim. (2012). Cerebral Palsy. Dalam Kabar Pendidikan Luar Biasa. [Online]. Tersedia:http://kabarpendidikanluarbiasa.wordpress.com/2012/09/05/cereb ral-palsy/ [16 Juni 2013]

Anonim. Tanpa tahun. Klasifikasi Adonan I. Dalam Bahan Ajar D-3 Tata Boga

UNESA.[Online].Tersedia:http://pdpt.unesa.ac.id/portofolio/handout/847/6

626/4klasifikasi-adonan-i [16 April 2013]

Anonim. (2013). Kue. Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kue [16 April 2013]

Anonim. (2012). Resep Kue Sistik Keju aka Cheese Stick. [Online] Tersedia: http://www.resepkue.web.id/kue-kering/resep-kue-sistik-keju-aka-cees-stick/105.html [16 April 2013]

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Cokroaminoto. (2012). Reduksi Data dalam Analisis Penelitian Kualitatif Menurut Miles & Huberman. Dalam Menulis Proposal Penelitian. [Online].Tersedia:http://www.menulisproposalpenelitian.com/2012/07/red uksi-data-dalam-analisis-penelitian.html [16 Juni 2013]

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Pelaksanaan Kurikulum

Pendidikan Khusus. Jakarta: Depdiknas.

Echols, J. M. dan Shadily, H. (2002). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.


(5)

Esherick, J. (2009). Mendobrak Hambatan Pemuda dengan Keterbatasan Fisik. Sleman: KTSP.

Lewis, R. B. dan Doorlag, D. H. (2006). Teaching Special Students in General

Education Classroom Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education,

inc.

Minantyo, H. (2011). Dasar-dasar Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, J. L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslim, A. T. dan Sugiarmin, M. (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna

Daksa. Bandung: Depdikbud.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007.

Putra, N. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: Indeks. Rahardjo, M. (2010). Desain dan Contoh Proses Penelitian Kualitatif. Dalam

Official Website of Mudjia Rahardjo. [Online]. Tersedia:

http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/208-desain-dan-contoh-proses-penelitian-kualitatif.html [16 Juni 2013]

Rye, H. dan Skjǿrten, M. D. (eds.). (1989). Children with Severe Cerebral Palsy. Paris:UNESCO.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Singh, S. (2007). Dictionary of Special Education. New Delhi: Kanishka Publishers, Distributors.

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Srikar. (2011). Fried Cheese Stick 1393. [Online]. Tersedia:

www.xtimeline.com/evt/view.aspx?id=863224.html [16 April 2013]

Sugiarmin, M. (2006). Asesmen pada Anak Tuna Daksa. Bandung: Dirjen Dikti, Depdikbud.

Sugiyono. (2011). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Sunarsih. (2008). Wawasan Guru Tentang Belajar Pembelajaran Tata Boga

Sebagai Dasar Acuan dalam Pelaksanaan Peran dan Tugasnya. Bandung:

PKK FPTK UPI.

Tresnaningsih, T. (2008). “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam Pelajaran Keterampilan Tataboga pada Anak Cerebral Palsy”. Makalah Jurusan Pendidikan Luar Biasa UPI, Bandung.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya lmiah. Bandung: UPI Press.

Vaughn, S., et al. (2011). Teaching Students Who Are Exceptional, Diverse, and

At Risk in the General Education Classroom Fifth Edition. Boston:

Pearson.

Wardhani, I. G. A. K., Hernawati, T., dan Astati. (2007). Pengantar Pendidikan

Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widati, S., et al. (2010). Sistem Pendidikan dan Pengajaran Anak Tunadaksa.

Dalam Hand Out Mata Kuliah Pendidikan Anak Tunadaksa II. Bandung:


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN PARALLEL BARS BAGI ANAK CEREBRAL PALSY YANG MENGALAMI HAMBATAN BERJALAN DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 3 31

PEMBELAJARAN BINA DIRI DALAM MELATIH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PEMBALUT PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG.

1 4 44

PENINGKATAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN MELALUI KETERAMPILAN KIRIGAMI PADA SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 7 41

KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG : Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG.

0 2 16

PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI PHOTOSCAPE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGEDIT FOTO PADA SISWA CEREBRAL PALSY DI SLB-D BANDUNG.

0 0 40

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC BANDUNG.

2 14 44

PENINGKATAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN MELALUI KETERAMPILAN KIRIGAMI PADA SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG - repository UPI S PLB 0901231 Title

0 1 4

PENGGUNAAN PARALLEL BARS BAGI ANAK CEREBRAL PALSY YANG MENGALAMI HAMBATAN BERJALAN DI SLB D YPAC BANDUNG - repository UPI S PLB 0901151 Title

0 0 3

PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANCINGKAN BAJU : Penelitian dengan Subjek Tunggal pada Anak Cerebral Palsy Spastik (X) di SLB D YPAC Bandung - repository UPI S PLB 1200661 Title

0 0 3

PENGARUH MEMAINKAN ALAT MUSIK XILOFON TERHADAP PENINGKATKAN KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG - repository UPI S PLB 1101898 Title

0 0 3