KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG : Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG.

(1)

KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG

(Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh :

JUNI SAFITRI 0907049

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK

CEREBRAL PALSY DALAM

MENGGUNAKAN KURSI RODA DI

SLB-D YPAC BANDUNG

Oleh Juni Safitri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan

© Juni Safitri 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Juni Safitri, 2014

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Kemandirian Mobilitas Anak Cerebral Palsy

dalam Menggunakan Kursi Roda di SLB-D YPAC Bandung”. Penelitian ini berawal dari permasalahan bagaimana kemandirian mobilitas anak cerebral palsy

dalam menggunakan kursi roda. Dimana kemampuan mobilitas anak cerebral palsy ini dirasa menjadi salah satu kemampuan dan faktor terpenting dalam membangun kemandiriannya untuk menjalani kehidupan dimasa yang akan datang, sehingga dapat menjadi individu yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Mobilitas merupakan salah satu kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh setiap individu, walau pun kemampuan dan kebutuhan mobilitas setiap orang berbeda-beda. Termasuk untuk anak cerebral palsy yang memiliki hambatan dalam berjalan sehingga membutuhkan alat bantu berjalan seperti kursi roda untuk membantu kegiatan mobilitasnya sehari-hari. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka masalah pokok yang ingin diungkap dalam penelitian yaitu bagaimana kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang objektif mengenai kemandirian mobilitas anak

cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mengamati kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda dan menyajikan data berupa deskripsi, menganalisis dan menginterpretasi data. Adapun data-data yang diperoleh yaitu melalui teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi.Hasil penelitian ini menyatakan sejauh mana tingkat kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dan peran serta orang tua dalam mendukung kemandirian mobilitas anak. Hasil penelitian mengatakan bahwa sebenarnya anak mampu menggunakan kursi roda, namun pandangan dan ke khawatiran orang tua yang berlebih yang mengakibatkan anak menjadi kurang mandiri dalam kegiatan mobilitasnya.


(4)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-D YPAC Bandung, yaitu di Jalan Mustang No. 46 Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Provinsi Jawa Barat Telp. 0222014878

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih selama enam bulan, yaitu pada bulan Agustus 2013 - Januari 2014.

3. Subjek Penelitian

Subyek peneliti terdiri dari 3 orang siswa cerebral palsy pengguna kursi roda tingkat SMALB dan 3 orang tua siswa. Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang bersedia memberikan informasi yang berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah:

a. Siswa 1 (IL)

Siswa tersebut merupakan siswa laki-laki yang berusia 20 tahun, yang duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut menggunakan kursi roda setiap harinya.

b. Siswa 2 (YD)

Siswa tersebut merupakan siswa laki-laki yang berusia 21 tahun, yang duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut menggunakan kursi roda setiap harinya.

c. Siswa 3 (NS)

Siswa tersebut merupakan siswa perempuan yang berusia 18 tahun, yang duduk di kelas 3 SMALB. Kegiatan mobilitas siswa tersebut menggunakan kursi roda setiap harinya.


(5)

Subjek peneliti orang tua 1 ini adalah ibu dari IL yang berinisial YN. Ibu tersebut setiap harinya datang ke sekolah dan membantu kegiatan IL, termasuk kegiatan IL dalam melakukan mobilitas menggunakan kursi roda.

e. Orang tua 2 (Orang tua YD)

Subjek peneliti orang tua 2 ini adalah ibu dari YD yang berinisial HN. Ibu HN sudah tidak mengantar lagi YD lagi kesekolah. Dan hanya sesekali datang kesekolah jika ada acara tertentu saja.

f. Orang tua 3 (Orang tua NS)

Subjek peneliti orang tua 3 ini adalah ibu dari NS yang berinisial SA. Ibu NS ini pun tidak mengantarkan NS kesekolah, namun menugaskan salah seorang kerabatnya untuk membantu NS dalam kegiatan mobilitasnya di sekolah.

B. Metode Penelitian

Untuk memecahkan masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini, diharapkan dapat memiliki tekhnik pengumpulan data yang sesuai untuk memecahkan permasalahannya.

Adapun beberapa pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu “Pada dasarnya metode pendekatan dalam penelitian terbagi menjadi tiga golongan, yaitu pendekatan deskriptif, historis, dan eksperimental” (Arikunto, 1996:65)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan kata lain, penelitian bertujuan untuk memberikan uraian deskriptif tentang sejauh mana kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung. Berbagai data yang didapat dari temuan di lapangan akan dianalisis dan kemudian disimpulkan dalam bentuk kesimpulan deskriptif.


(6)

Sudjana (1992:64) menjelaskan bahwa “metode deskriptif adalah metode penelitian yang berupaya memecahkan masalah atau menjawab berbagai pertanyaan dari masalah yang sedang dihadapi tersebut pada masa sekarang”. Musthafa (Alwasilah, 2002:27) mengemukakan bahwa: “Pendekatan kualitatif sendiri diartikan sebagai pendekatan penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena sosial dari prespektif para partisipan melalui pelibatan ke dalam kehidupan aktor-aktor yang terlibat”.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/laporan dengan tujuan utama membuat penggambaran langsung tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri (human resource) yang menjadi instrumen untuk mengumpulkan informasi atau data dalam penelitian, sedangkan instrument lainnya (non human resource) berguna sebagai pelengkap.

C. Tahap Penelitian

Tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai dari tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan pra-lapangan, sampai tahap pemeriksaan keabsahan data mengikuti apa yang disampaikan oleh Moleong (2007:127).

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Kegiatan ini merupakan tahap awal dari serangkaian proses penelitian. Intinya berupa penyusunan rancangan penelitian yang diajukan dalam bentuk proposal pembuatan skripsi peneliti kepada Dewan Skripsi Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah disetujui kemudian diseminarkan. Melengkapi dan menyempurnakan rancangan penelitian, peneliti melaksanakan konsultasi dan


(7)

bimbingan dengan Dosen Pembimbing. Setelah itu peneliti menyusun rencana untuk terjun ke lapangan yang sesuai dengan latar penelitian.

b. Memilih Latar Penelitian

Proses pemilihan latar penelitian ini diawali dengan informasi yang ditemukan mengenai “Kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung”. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mendapatkan deskripsi mengenai bagaimanakan kemandirian anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung.

c. Mengurus Perizinan Penelitian

Pengurusan perizinan yang bersifat administratif dilakukan dengan memulai dari tingkat Jurusan, Fakultas, dan Universitas. Setelah itu peneliti mendapat surat rekomendasi untuk disampaikan pada Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung yang dilanjutkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan berakhir kepada Kepala SLB-D YPAC Bandung.

d. Menyiapkan Peralatan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk memperlancar, memperjelas, dan mempermudah kegiatan pengumpulan data yang diperoleh di lapangan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari pedoman wawancara dan pedoman observasi.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri 1) Pembatasan latar dan penelitian

Pemahaman latar penelitian menjadi sangat penting, sehingga strategi untuk mengumpulkan data menjadi efektif. Adapun latar penelitian ini dibatasi pada lokasi SLB-D YPAC Bandung.


(8)

Dalam melakukan penelitian, peneliti juga sangat memperhatikan penampilan. Karena lokasi penelitian ini disekolah, maka peneliti juga berusaha untuk tampil dengan sopan dan formal.

3) Pengenalan hubungan peneliti dilapangan

Penelitian ini bersifat pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka peneliti berusaha agar hubungan dengan lingkungan yang ada di lokasi penelitian tetap penuh keakraban tanpa harus mempengaruhi berbagai kondisi dan perilaku alami yang ada dilokasi penelitian.

4) Jumlah waktu studi

Peneliti mengalokasikan waktu penelitian dilapangan kurang lebih selama dua bulan, diharapkan dengan jumlah waktu yang sangat terbatas ini berbagai data penelitian dapat terkumpul dengan baik.

b. Memasuki Lapangan 1) Keakraban hubungan

Keakraban hubungan peneliti dengan lingkungan sosial dilokasi penelitian selalu berusaha dijaga dengan baik oleh peneliti, agar mempermudah peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan.

2) Memperjelas bahasa

Memperjelas bahasa ini menjadi sangat penting karena ternyata subjek penelitian lebih nyaman menggunakan bahasa kesehariannya.

3) Peranan peneliti

Peranan peneliti dalam aktivitas yang ada dilokasi penelitian tidak besar, karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung tanpa berperan serta, sehingga sebisa mungkin peneliti menghindari peran serta langsung, karena dikhawatirkan hal tersebut akan mempengaruhi kondisi dan perilaku yang terjadi di lokasi penelitian.

c. Berpartisipasi sambil mengumpulkan data 1) Pengarahan batas studi

Pengarahan batas studi dilakukan dengan memperhatikan batasan studi berdasarkan fokus masalah yang akan diteliti, pengarahan batas studi ini


(9)

menjadi penting, agar pada saat berada dilokasi penelitian tidak terjebak masalah-masalah yang berada di luar fokus masalah penelitian.

2) Mencatat data

Dilakukan pada saat dan sesudah berlangsung pengumpulan data, baik pada saat kegiatan wawancara maupun pada saat dan sesudah kegiatan observasi berlangsung.

Data yang dicatat antara lain adalah wawancara dan observasi, dalam penelitian ini data yang dicatat dalam wawancara dan observasi bersumber dari subjek anak dan orang tua.

D. Instrument dan Tekhnik Pengumpulan Data

Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah peneliti sebagai instrument utama penelitian (human instrument). Ada dua pendapat ahli yang dijadikan acuan sehingga peneliti sendiri merupakan instrument utama dalam penelitiannya, yaitu Nasution (1998:55-56) menyatakan bahwa :

Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi terhadap segala stimulasi dari lingkungan yang diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian, peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai dan dapat mengumpulkan aneka data, suatu situasi yang melibatkan interaksi antara manusia tidak dapat dipakai dengan pengetahuan semata-mata, akan tetapi diperlukan penghayatan yang mendalam.

Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan data, yaitu: a. Wawancara

Wawancara yang dilakukan bersifat tak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada orangtua murid yang berhubungan dengan kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam


(10)

menggunakan kursi roda. Data yang dikumpulkan melalui wawancara bersifat verbal, artinya wawancara direkam dalam voice record agar data yang diperoleh lebih lengkap dan terperinci. Walaupun dalam penelitian ini digunakan wawancara tak-terstruktur, namun sebelum melakukan wawancara peneliti tetap menyiapkan kisi-kisi wawancara.

b. Observasi

Tekhnik observasi yang dipergunakan adalah dengan menggunakan observasi langsung non partisipatori, atau dengan cara pengamatan langsung tanpa melibatkan diri secara langsung pada kegiatan dilokasi penelitian. Pengamatan dilakukan secara tersembunyi (convert). Nasution (1998:62) menjelaskan bahwa “observasi dengan pengamatan tersembunyi bertujuan untuk memperoleh data yang valid dan reliable dan dapat dipercaya karena tidak dibuat-buat”. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan observasi dalam keadaan alamiah dan subjek penelitian pun tidak merasa bahwa dia sedang diamati, sehingga hasil yang didapatkan diharapkan dapat mengambarkan kemandirian mobilisasi anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di area sekolah yang sebenarnya terjadi.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dimaksudkan untuk mendukung dan mempertegas data hasil observasi dan wawancara terutama mengenai kemandirian anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda. Data dari studi dokumentasi yang digunakan merupakan gambar kegiatan mobilisasi anak dalam menggunakan kursi roda anak yang diambil melalui camera digital.

E. Pengujian Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan untuk menilai keshahihan atau kevalidan dari data-data yang diperoleh dalam proses pengumpulan data. Untuk


(11)

itu, dalam melakukan pemeriksaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada kriteria yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan hasil observasi, lalu dicek dengan menggunakan hasil wawancara, dsb. Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi dengan cara sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data di

crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan, karena data akhir yang didapat adalah hasil perbandingan dari berbagai metode pengambilan datanya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tekhnik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Data hasil

observasi


(12)

Bagan 3.1

Tekhnik Triangulasi dengan Sumber

2. Menggunakan bahan referensi

Untuk membuktikan apakah suatu data sesuai dengan fakta yang terjadi yakni dibutuhkan bahan referensi yang lebih nyata. Misalnya dengan menggunakan alat-alat pendukung seperti camera, video, dll. Peneliti menggunakan camera sebgai bahan referensi yang menghasilkan dokumentasi yang merekam kegiatan selama penelitian berlangsung.

F. Analisi Data

Pada tahapan ini setelah data terkumpul, peneliti perlu menganalisis data untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang disampaikan oleh Miles & Huberman dalam Sugiyono (2010:91) yaitu: ”aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

Data studi

dokumentasi

Data hasil

wawancara


(13)

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verifikasion.

1. Reduksi Data. Data yang diperoleh berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan

crosscheck atau cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan.

2. Penyajian Data. Berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Menarik kesimpulan dan verifikasi. Sejak awal pengumpulan data, peneliti

mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni sebagai validitas dari data itu sendiri.


(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat ditemukan hasil penelitian. Hasil dari penelitian yang diperoleh merupakan jawaban dari fokus masalah, adapun hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC ;

Setelah melakukan penelitian di lapangan terlihat kemampuan anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda masih dirasa sangat kurang, sehingga perlu adanya latihan dalam menggunakan kursi roda, selain itu faktor dukungan dan kepercayaan akan kemampuan anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda harus lebih disadari oleh para orang tua untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menggunakan kursi roda.

2. Kesulitan yang dialami dalam penggunaan kursi roda terhadap kemandirian mobilitas anak cerebral palsy di SLB-D YPAC Bandung ;

Semua anak yang memiliki hambatan motorik memerlukan alat bantu berjalan untuk membantu mobilitasnya. Kursi roda merupakan salah satu alternatif alat bantu berjalan yang banyak digunakan. Berdasarkan hasil penelitian kesulitan yang dialami dalam penggunaan kursi roda yaitu bentuk kursi roda yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan penggunanya.

3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan anak cerebral palsy dalam penggunaan kursi roda terhadap kemandiriannya;


(15)

Cara orang tua untuk mengatasi kesulitan anak berbeda-beda, ada yang dalam bentuk kata-kata motivasi maupun keinginan untuk memfasilitas kursi roda yang sesuai dengan kebutuhan anak.Semua itu bertujuan untuk membantu anak lebih mandiri dalam bermobilisasi.

4. Kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda dalam wilayah sekolah SLB-D YPAC Bandung;

Pada kasus yang peneliti temukan dilapangan kemandirian mobilitas bukan hanya bergantung pada kemampuan anak dalam menggunakan kursi roda, selain itu untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan dari keluarga juga lingkungan disekitarnya. Dan orang tua pun harus senantiasa memupuk kepercayaan diri dan memberi kepercayaan anak untuk melakukan kegiatan mobilisasinya sendiri dalam menggunakan kursi roda.

B. Implikasi

Dari kesimpulan penelitian di atas, penulis memberikan implikasi agar pada tahap selanjutnya anak untuk terus dilatih kemandiriannya dalam menggunakan kursi roda dan diberi kepercayaan dan dukungan penuh terutama dari orang tua supaya anak lebih mandiri dan percaya diri dalam menggunakan kursi roda. Selain itu kerjasama antara orang tua dan guru serta pihak lain yang terlibat agar mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan anak dalam meningkatkan kemandirian mobilitasnya. Motivasi, dukungan dan kepercayaan yang ditanamakan oleh orang tua diharapkan dapat menjadi pendorong dan pondasi untuk membangun kemandirian anak kedepannya.

Penelitian ini belum sepenuhnya berhasil mengungkap tentang kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung dikarenkan terbatasnya waktu yang dimiliki peneliti. Kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian serupa


(16)

diharapkan dapat mengungkap hal-hal yang belum diungkapkan di dalam penelitian ini.

C. Penutup

Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT atas ijin-mu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun yang disajikan oleh penulis ini masih jauh dari kata sempurna, tapi besar harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pihak jurusan pendidikan khusus dan orang lain. Diakhiri dengan ucap syukur kehadiratmu ALLAH SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Amin


(1)

itu, dalam melakukan pemeriksaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada kriteria yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan hasil observasi, lalu dicek dengan menggunakan hasil wawancara, dsb. Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi dengan cara sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan, karena data akhir yang didapat adalah hasil perbandingan dari berbagai metode pengambilan datanya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tekhnik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Data hasil

observasi


(2)

Bagan 3.1

Tekhnik Triangulasi dengan Sumber

2. Menggunakan bahan referensi

Untuk membuktikan apakah suatu data sesuai dengan fakta yang terjadi yakni dibutuhkan bahan referensi yang lebih nyata. Misalnya dengan menggunakan alat-alat pendukung seperti camera, video, dll. Peneliti menggunakan camera sebgai bahan referensi yang menghasilkan dokumentasi yang merekam kegiatan selama penelitian berlangsung.

F. Analisi Data

Pada tahapan ini setelah data terkumpul, peneliti perlu menganalisis data untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang disampaikan oleh Miles &

Huberman dalam Sugiyono (2010:91) yaitu: ”aktivitas analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

Data studi

dokumentasi

Data hasil

wawancara


(3)

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verifikasion.

1. Reduksi Data. Data yang diperoleh berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan crosscheck atau cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan.

2. Penyajian Data. Berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Menarik kesimpulan dan verifikasi. Sejak awal pengumpulan data, peneliti

mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni sebagai validitas dari data itu sendiri.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat ditemukan hasil penelitian. Hasil dari penelitian yang diperoleh merupakan jawaban dari fokus masalah, adapun hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di

SLB-D YPAC ;

Setelah melakukan penelitian di lapangan terlihat kemampuan anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda masih dirasa sangat kurang, sehingga perlu adanya latihan dalam menggunakan kursi roda, selain itu faktor dukungan dan kepercayaan akan kemampuan anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda harus lebih disadari oleh para orang tua untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menggunakan kursi roda.

2. Kesulitan yang dialami dalam penggunaan kursi roda terhadap

kemandirian mobilitas anak cerebral palsy di SLB-D YPAC Bandung ; Semua anak yang memiliki hambatan motorik memerlukan alat bantu berjalan untuk membantu mobilitasnya. Kursi roda merupakan salah satu alternatif alat bantu berjalan yang banyak digunakan. Berdasarkan hasil penelitian kesulitan yang dialami dalam penggunaan kursi roda yaitu bentuk kursi roda yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan penggunanya.

3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan anak cerebral palsy dalam penggunaan kursi roda terhadap kemandiriannya;


(5)

Cara orang tua untuk mengatasi kesulitan anak berbeda-beda, ada yang dalam bentuk kata-kata motivasi maupun keinginan untuk memfasilitas kursi roda yang sesuai dengan kebutuhan anak.Semua itu bertujuan untuk membantu anak lebih mandiri dalam bermobilisasi.

4. Kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi

roda dalam wilayah sekolah SLB-D YPAC Bandung;

Pada kasus yang peneliti temukan dilapangan kemandirian mobilitas bukan hanya bergantung pada kemampuan anak dalam menggunakan kursi roda, selain itu untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan dari keluarga juga lingkungan disekitarnya. Dan orang tua pun harus senantiasa memupuk kepercayaan diri dan memberi kepercayaan anak untuk melakukan kegiatan mobilisasinya sendiri dalam menggunakan kursi roda.

B. Implikasi

Dari kesimpulan penelitian di atas, penulis memberikan implikasi agar pada tahap selanjutnya anak untuk terus dilatih kemandiriannya dalam menggunakan kursi roda dan diberi kepercayaan dan dukungan penuh terutama dari orang tua supaya anak lebih mandiri dan percaya diri dalam menggunakan kursi roda. Selain itu kerjasama antara orang tua dan guru serta pihak lain yang terlibat agar mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan anak dalam meningkatkan kemandirian mobilitasnya. Motivasi, dukungan dan kepercayaan yang ditanamakan oleh orang tua diharapkan dapat menjadi pendorong dan pondasi untuk membangun kemandirian anak kedepannya.

Penelitian ini belum sepenuhnya berhasil mengungkap tentang kemandirian mobilitas anak cerebral palsy dalam menggunakan kursi roda di SLB-D YPAC Bandung dikarenkan terbatasnya waktu yang dimiliki peneliti. Kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian serupa


(6)

diharapkan dapat mengungkap hal-hal yang belum diungkapkan di dalam penelitian ini.

C. Penutup

Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT atas ijin-mu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun yang disajikan oleh penulis ini masih jauh dari kata sempurna, tapi besar harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pihak jurusan pendidikan khusus dan orang lain. Diakhiri dengan ucap syukur kehadiratmu ALLAH SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Amin


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU YANG MEMILIKI ANAK CEREBRAL PALSY DI YPAC SURAKARTA DENGAN IBU YANG Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Di YPAC Surakarta Dengan Ibu Yang Memiliki Anak Retardasi Mental Di SLB C YP S

0 6 15

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU YANG MEMILIKI ANAK CEREBRAL PALSY DI YPAC SURAKARTA DENGAN IBU YANG Perbedaan Tingkat Depresi Antara Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Di YPAC Surakarta Dengan Ibu Yang Memiliki Anak Retardasi Mental Di SLB C YP S

0 4 17

PENGGUNAAN PARALLEL BARS BAGI ANAK CEREBRAL PALSY YANG MENGALAMI HAMBATAN BERJALAN DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 3 31

PEMBELAJARAN BINA DIRI DALAM MELATIH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PEMBALUT PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG.

1 4 44

PENINGKATAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN MELALUI KETERAMPILAN KIRIGAMI PADA SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 7 41

PEMBELAJARAN TATA BOGA KUE SISTIK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB-D YPAC BANDUNG.

1 3 32

PENERAPAN LATIHAN GRAPHOMOTOR DALAM MENINGKATKAN KEMAPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSYDI SLB-D YPAC BANDUNG.

6 49 30

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC BANDUNG.

2 14 44

PENGARUH METODE SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 0 44

PENGGUNAAN PARALLEL BARS BAGI ANAK CEREBRAL PALSY YANG MENGALAMI HAMBATAN BERJALAN DI SLB D YPAC BANDUNG - repository UPI S PLB 0901151 Title

0 0 3