Pengaruh Komposisi Tepung Kulit Pisang dan Volume Gliserol

gliserol 5 ml T1G3 yaitu sebesar 28. Sedangkan nilai elongasi terendah terdapat pada perlakuan dengan komposisi tepung kulit pisang sebanyak 5g dan volume gliserol 2 ml T3G1 yaitu sebesar 17,33. Terjadi perbedaan hasil nilai elongasi disebabkan karena komposisi tepung kulit pisang dan volume gliserol berpengaruh terhadap nilai elongasi. Hasil tersebut didukung dengan uji analisis varians dua jalur F hitung komposisi tepung kulit pisang F tabel 6,527 3,555 artinya signifikan yaitu komposisi tepung kulit pisang yang berbeda berpengaruh terhadap nilai elongasi bioplastik dan F hitung volume gliserol F tabel 7,317 3,555 artinya signifikan yaitu volume gliserol yang berbeda berpengaruh terhadap nilai elongasi bioplastik. Berdasarkan uji analisis anova diperoleh hasil yang signifikan dengan variasi komposisi tepung kulit pisang dan volume gliserol berpengaruh terhadap elongasi, sehingga dilakukan uji lanjut dengan Uji Duncan Multiple Range Test DMRT dengan taraf signifikasi 0,05 untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan. Berdasarkan grafik di atas, nilai elongasi terbaik pada perlakuan dengan komposisi tepung kulit pisang 4 gr dan volume gliserol 3 ml sebesar 17,33. Nilai elongasi berbanding terbalik terhadap komposisi tepung kulit pisang, dimana semakin besar komposisi tepung kulit pisang maka nilai elongasi semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh semakin menurunnya jarak ikatan intermolekulernya Salleh dalam Aris Rachman, 2009. Semakin besar volume gliserol maka nilai elongasi juga semakin besar. Yang berati bahwa semakin banyak gliserol yang ditambahkan, maka sifat bioplastik akan semakin elastis. Gliserol mampu mengurangi ikatan hidrogen internal dengan meningkatkan ruang kosong antar molekul yang akan diisi oleh gliserol, sehingga menurunkan kekakuan dan meningkatkan fleksibilitas film Bourtoom, 2006. Gliserol menjadi lebih efektif sebagai bahan pemlastik dibandingkan dengan sorbitol dan glukosa karena memiliki molekul yang lebih kecil dan jumlah gugus OH yang lebih banyak sehingga molekul yang lebih kecil akan membuat gliserol pada konsentrasi sama memiliki gugus OH lebih banyak yang akan berinteraksi dengan polimer Listianingrum dkk, 2010.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan komposisi tepung kulit pisang dan volume gliserol berpengaruh terhadap nilai kuat tarik dan elongasi pada bioplastik. Nilai kuat tarik tertinggi terdapat pada perlakuan dengan komposisi tepung kulit pisang sebanyak 4g dan volume gliserol 3 ml T3G1 yaitu sebesar 10,51 kgcm 2 . Sedangkan nilai elongasi terendah terdapat pada perlakuan dengan komposisi tepung kulit pisang sebanyak 5g dan volume gliserol 2 ml T3G1 yaitu sebesar 17,33. Perlakuan terbaik yaitu komposisi tepung kulit pisang sebanyak 4g dan volume gliserol 3 ml T3G1 dengan nilai kuat tarik 10,51 kgcm 2 dan nilai elongasi 17,33. DAFTAR PUSTAKA Akili, M. S, Ahmad. U, dan Suyatma N.A. 2012. Karakteristik Edible film dari Pektin Hasil Ekstraksi Kulit Pisang. Jurusan Keteknikan Pertanian. Vol. 26. No. 1. Averous, L. 2004. Biodegradable Multiphase System Based on Plasticized Starch: A Review, Journal of Macromolecular Science. United Kingdom. Bourtoom, T. 2006. Plasticizer Effect on the Propertes of Biodegradable Blend Film From Rice Starch-Chitosan. Songklanakarin Journal of Science and Tecnology.30 Suppl.1, 149-155. Darni, Y., A., Chici, I.D., Sri. 2008. Sintesa Bioplastik dari Pati Pisang dan Gelatin dengan Plasticizer Gliserol, Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II. Lampung: Universitas Lampung. Darni, Yuli, Utami, Herti, dan Arsiah, Siti Nur. 2009. Peningkatan Hidrofobisitas dan Sifat Fisik Plastik Biodegradabel Pati Tapioka dengan Penambahan Selulosa Residu Rumput Laut Euchema spinossum. Prosiding Seminar Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat. Lampung: Universitas Lampung. Dewati, Retno. 2008. Limbah Kulit Pisang Kepok Sebagai Bahan Baku Pembuatan Ethanol. Skripsi . UPN ”Veteran” Jatim. Koni, Theresia, N.I,dkk. 2013. Jurnal Pemanfaatan Kulit Pisang Hasil Fermentasi Rhyzopus oligosporus dalam Ransum Terhadap Pertumbuhan Ayam Pedaging. Kupang: Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana. Vol.14 No.3:365-370. Maneely, Tim. 2006. Glycerin Production and Utilization. University Idaho. McHugh, T.H. J.M., Krochta. 1994. Sorbitol vs Glycerol Plasticed Whey Protein Edible Film : Integrated Oxygen Permeability and Tensite Property Evaluation. J.Agic and food Chem. Vol. 2, No.4. 841. Munadjim. 1983. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Musita, Nanti. 2009. Kajian Kandungan dan Karakteristik Pati Resisten dari Beberapa Varietas Pisang. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. Bandar Lampung: Balai Riset dan Standadisasi Industri. Volume 14, No. 1. Pradipta, Made dan Mawarani, Lizda. 2012. Pembuatan dan Karakterisasi Poimer Ramah Lingkuna Berbahan Dasar Glukomanan Umbi Porang. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November ITS.

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa textilia )Menjadi Selai Sebagai Isian Roti Serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya

14 146 98

Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat

29 178 110

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN VARIASI PENAMBAHAN GLISEROL SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Dengan Variasi Penambahan Gliserol Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Bioplastik Ramah Ling

0 3 17

PENDAHULUAN Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Dengan Variasi Penambahan Gliserol Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Bioplastik Ramah Lingkungan.

1 4 4

DAFTAR PUSTAKA Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Dengan Variasi Penambahan Gliserol Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Bioplastik Ramah Lingkungan.

2 10 4

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN DASAR Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Cuka Organik Dengan Penambahan Acetobacter aceti Dengan Konsentrasi Yang Berbeda

0 1 15

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN DASAR Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Cuka Organik Dengan Penambahan Acetobacter aceti Dengan Konsentrasi Yang Berbed

0 1 10

PEMANFAATAN KULIT PISANG (Musa paradisiaca) SEBAGAI BAHAN DASAR NATA DE BANANA PEEL DENGAN PENAMBAHAN Pemanfaatan Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Dasar Nata De Banana Peel Dengan Penambahan Gula Aren Dan Gula Pasir.

3 15 16

PEMANFAATAN KULIT PISANG ( Pemanfaatan Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Dasar Nata De Banana Peel Dengan Penambahan Gula Aren Dan Gula Pasir.

0 0 12