Pengaruh Struktur Aktiva Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal PT. Aqua Golden Missippi Tbk Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
1. Karya tulis (skripsi) saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di Universitas Komputer
Indonesia maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung, Februari 2011 Yang membuat pernyataan
Judhitia Suba Sampebulu’ NIM: 21106069
(2)
! "
# !
!
$ %
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
118
Struktur Organisasi PT. Aqua Golden Mississipi Tbk.
Rapat Umum Pemengang Saham/RUPS
Dewan Komisaris
Direksi
Presiden Direktur
Staf Ahli
Bidang Standarisasi Mutu
Bidang Pengendalian Mutu
Bidang Produksi
Bidang Teknik
Pengembangan Usaha dan Ekspor
Bidang Human Resources
Bidang Keuangan
Bidang Umum Direktur
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
133
Regression
Descriptive Statistics
61,8429 7,21107 7
,4017 ,09338 7
17,2274 4,94389 7
Y X1 X2
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .981 .134 .981 1.000 .284 .134 .284 1.000
. .000 .388
.000 . .268
.388 .268 .
7 7 7
7 7 7
7 7 7
Y X1 X2 Y X1 X2 Y X1 X2 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Y X1 X2
Variables Entered/Removedb
X2, X1a . Enter
Model 1 Variables Entered Variables Removed Method All requested variables entered.
a.
Dependent Variable: Y b.
Model Summaryb
,992a ,985 ,977 1,09163 1,909
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
ANOVAb
307,230 2 153,615 128,908 ,000a
4,767 4 1,192
311,997 6 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
(24)
134
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
33,997 2,225 15,280 ,000
79,196 4,978 1,026 15,910 ,000
-,230 ,094 -,158 -2,447 ,071
(Constant) X1 X2 Model 1
B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: Y a.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
7 ,0000000 ,89131495 ,309 ,309 -,251 ,817 ,516 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b. Coefficientsa .919 1.088 .919 1.088 X1 X2 Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Y a.
(25)
135 Regression Standardized Residual
2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 Fr eq ue nc y 4 3 2 1 0 Histogram
Dependent Variable: Y
Mean =-1.65E-15 Std. Dev. =0.816
N =7
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P r o b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
(26)
136 Uji Heteroskedastisitas Partial Corr Correlations .107 .819 7 -.500 .253 7 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N X1 X2 Spearman's rho absolut_error
Regression Standardized Predicted Value
3 2 1 0 -1 R e g re s s io n S tu d e n ti ze d D e le te d ( P re s s ) R e s id u a l 8 6 4 2 0 -2 Scatterplot
Dependent Variable: Y
Correlations 1.000 .992 . .000 0 4 .992 1.000 .000 . 4 0 Correlation Significance (2-tailed) df Correlation Significance (2-tailed) df X1 Y Control Variables X2 X1 Y
(27)
137
Partial Corr
Correlations
1,000 -,774
. ,071
0 4
-,774 1,000
,071 .
4 0
Correlation
Significance (2-tailed) df
Correlation
Significance (2-tailed) df
X2
Y Control Variables X1
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
143
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Judhitia Suba Sampebulu’
Tempat tanggal lahir : Toraja Utara, 22 Juni 1987
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kuningan Raya No. 12 Antapani
Bandung 40921
DATA PENDIDIKAN
• TK Kristen Rantepao, Kab. Toraja Utara Lulus Tahun 1993 • SD Kristen V Rantepao , Kab. Toraja Utara Lulus Tahun 1999 • SLTP Negeri 1 Rantepao, Kab. Toraja Utara Lulus Tahun 2002 • SMA Katolik Rantepao, Kab. Toraja Utara Lulus Tahun 2005 • Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
(34)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI). ”
Skripsi ini disusun oleh penulis dengan maksud untuk memenuhi
persyaratan dalam menempuh ujian sidang Sarjana (S1) di Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia.
Mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman dari
penulis, maka penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari
berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan serta penambahan
pengetahuan bagi penulis khususnya, dan bagi pihak lain yang membutuhkan pada
umumnya.
Dalam menyusun skripsi ini penulis banyak mengalami
kesulitan-kesulitan, namun berkat motivasi dan dorongan dari semua pihak akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, sebagai
dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk memberikan bimbingan, serta mengarahkan penulis sehingga skripsi ini
(35)
vii
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan ini juga penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., sebagai Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus sebagai penguji dalam
sidang skripsi.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Surtikanti, SE., M.Si., sebagai dosen wali penulis kelas Ak-2 Akuntansi
Angkatan 2006 yang telah banyak memberikan petunjuk, pengarahan, dan
masukan dalam penyusunan skripsi ini, sekaligus dosen penguji yang telah
memberikan ilmunya selama sidang skripsi.
5.
Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Si, Ak., sebagai dosen penguji yang memberikan saran dan kritik kepada penulis.6. Seluruh staff dosen dan karyawan Universitas Komputer Indonesia.
7. Papa dan Mama yang telah memberikan doa yang tiada henti, dorongan,
materi yang tak ternilai, semangat serta kasih sayang yang tulus dan
bimbingannya yang begitu besar untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kakak dan Adik-adikku tersayang, Aga, Jelly dan Rara yang senantiasa
menjadi semangat dan motivasi penulis.
9. Nenek Aga dan Nenek Alo, terima kasih atas doa dan kasih sayang yang
(36)
viii
10.Om Juna dan Tante Omi, terima kasih atas doa dan dukungannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan kuliah dengan baik.
11.Schili’ dan keluarga besar, terima kasih atas doa, dukungan serta
bantuannya.
12.Teman-teman rumah, Anni, Anti, Karin, Emma, Meli, Sam, Rio, Lili,
terima kasih atas semua kerjasama, doa dan dukungan kalian semua.
13.Teman-teman kelas Ak-2, Arti, Rinddy, Ocky, Septian, Eky, Kiki, Ocha,
Rezki, Apip, dan Rika yang telah memberikan semangat dan motivasi
serta membantu penulis, terima kasih buat kebersamaannya, kalian
teman-teman terbaikku.
14.Teman-teman kost-an, KMTB (Keluarga Mahasiswa Toraja Bandung)
dan PPGT (Persekutuan Pemuda Gereja Toraja) yang telah memberikan
motivasi dan semangat.
15.Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerja samanya baik
secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelesaian skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis, semoga Tuhan membalas segala budi dari semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan semoga skripsi ini
berguna dan dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.
Bandung, Februari 2011
(37)
112 BPFE Yogyakarta.
Andi Supangat. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif. Inferensial. dan Nonparametik. Edisi 1. Kencana : Jakarta.
Brigham, Eugene and Joel F. Houston. 2005. Fundamental of Financial Management. Jakarta : Erlangga.
Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Damodar N. Gujarati, 2005 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill, New York.
Hariyanti, Puji. 2008. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang go public di BEJ. Skripsi Universitas Brawijaya, Malang.
Horngren, Harrison, Bamber, 2006, Akuntansi, PT. Indeks Kelompok Gramedia
Jonathan Sarwono. 2006. Teori & Praktek Riset Pemasaran dengan SPSS. Yogyakarta : Andi Publisher.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield, 2005, Intermediate Accounting, John Wiley & Sons,Inc, United State of America.
Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : EKONISIA.
Masyhuri dan M. Zainudin. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. PT. Refika Aditama: Bandung.
Munawir, S. 2005. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Moch Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rismawaty. 2007. Stabilitas Penjualan Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan
Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal ( Studi Empiris Pada Sektor
(38)
113
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprayogi, Risdianto. 2007. Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas Dan Tingkat
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (Pada Perusahaan
Plastik Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta).
Susan Irawati.2006. Manajermen Keuangan.Bandung: PUSTAKA.
Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONISIA.
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan Pengawasan dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Utami, Wahyuni Dewi. 2005. Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan pada Industri Perdagangan Besar Barang Produksi dan Eceran yang terdaftar di BEJ. Universitas Brawijaya, Malang.
Weston, J.F dan Copeland. 2008. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Weston, J. Fred & Eugene F. Brigham. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh, Jilid Dua. Jakarta: Erlangga
www.idx.co.id
www.skripsi.umm.ac.id
www.studentresearch.umm.ac.id
(39)
ix
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN MOTTO
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9
1.2.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.4Kegunaan Penelitian... 11
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 11
(40)
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 15
2.1.1 Pengertian Struktur Aktiva ... 15
2.1.2 Pengertian Pertumbuhan Penjualan ... 16
2.1.3 Pengertian Modal ... 17
2.1.3.1 Sumber Modal ... 17
2.1.3.2 Jenis-Jenis Modal ... 18
2.1.4 Pengertian Struktur Modal ... 21
2.1.4.1 Struktur Modal Yang Optimal ... 22
2.1.5 Hubungan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal ... 23
2.1.6 Hubungan Pertumbuhan Penjualan terhadap
Struktur Modal ... 24
2.1.7 Hubungan Struktur Aktiva dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Struktur Modal ... 26
2.2 Kerangka Pemikiran ... 27
2.3 Hipotesis ... 34
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 36
(41)
xi
3.2.3.1 Populasi ... 44
3.2.3.2 Sampel ... 44
3.2.3.3 Teknik Sampling ... 45
3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.4.1 Sumber Data ... 46
3.2.4.2 Teknik Pegumpulan Data ... 46
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 47
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 47
3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 63
4.1.1 Gambaran Umum PT. Aqua Golden Mississippi ... 63
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk... 63
4.1.1.2 Struktur Organisasi PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk... 64
4.1.1.3 Uraian Tugas Struktur Organisasi pada
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. ... 65
4.1.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan PT. Aqua
(42)
xii
4.2.1.2 Analisis Pertumbuhan Penjualan ... 73
4.2.1.3 Analisis Struktur Modal ... 77
4.2.2 Analisis Kuantitatif ... 80
4.2.2.1 Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Struktur Modal ... 80
4.2.2.2 Uji Hipotesis ... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 107
5.2 Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 112
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114
(43)
xiii
TABEL 1.1 Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan PT. Aqua
Golden Mississippi Tbk. Tahun 2003-2009 ... 7
TABEL 1.2 Waktu Penelitian ... 13
TABEL 2.1 Matrik Penelitian Terdahulu... 32
TABEL 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 43
TABEL 3.2 Interpretasi Koefisien Kolerasi... 56
TABEL 4.1 Struktur Aktiva Tahun 2003-2009 ... 69
TABEL 4.2 Pertumbuhan Penjualan Tahun 2003-2009 ... 74
TABEL 4.3 Struktur Modal Tahun 2003-2009 ... 77
TABEL 4.4 Perhitungan Regresi Linear Berganda ... 80
TABEL 4.5 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi ... 84
TABEL 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 86
TABEL 4.7 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ... 87
(44)
xiv
Penjualan dengan Struktur Modal ... 91
TABEL 4.11 Koefisien Korelasi Parsial Struktur Aktiva dengan Struktur
Modal pada saat Pertumbuhan Penjualan Konstan ... 92
TABEL 4.12 Koefisien Korelasi Parsial Pertumbuhan Penjualan dengan
Struktur Modal pada saat Struktur Aktiva Konstan ... 93
TABEL 4.13 Koefisien Determinasi Bersama-sama ... 95
TABEL 4.14 Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi secara
(45)
xv
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 34
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 41
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 61
Gambar 4.1 Grafik Struktur Aktiva ... 70
Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Penjualan ... 74
Gambar 4.3 Grafik Struktur Modal ... 78
Gambar 4.4 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji
Simultan ... 98
Gambar 4.5 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji
Parsial (pengaruh Struktur Aktiva) ... 101
Gambar 4.6 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji
(46)
xvi
Lampiran 1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian ... 114
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 115
Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 116
Lampiran 4 Struktur Organisasi PT. Aqua Golden Mississippi Tbk ... 118
Lampiran 5 Laporan Neraca PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
Tahun 2003-2004 ... 119
Lampiran 6 Laporan Laba Rugi PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
Tahun 2003-2004 ... 122
Lampiran 7 Laporan Neraca PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
Tahun 2004-2005... 123
Lampiran 8 Laporan Laba Rugi PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
Tahun 2004-2005 ... 126
Lampiran 9 Laporan Neraca PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
(47)
xvii
Lampiran 11 Laporan Neraca PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
Tahun 2007-2009 ... 130
Lampiran 12 Laporan Laba Rugi PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
Tahun 2007-2009 ... 132
Lampiran 13 Hasil Output SPSS for Windows Version 15.00 ... 133
Lampiran 14 Tabel “F” ... 138
Lampiran 15 Tabel “t” Student ... 139
(48)
The Influence Of Asset Structure And Selling Growth Toward Capital Structure Of PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. At
Indonesia Stock Exchange (IDX) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
NAMA : JUDHITIA SUBA SAMPEBULU’ NIM : 21106069
DAER
A
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(49)
107
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa :
1. Struktur aktiva pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2003 sampai
dengan 2009 cenderung mengalami penurunan. Namun pada tahun 2007
mengalami peningkatan. Stuktur aktiva yang diperoleh dari perbandingan
aktiva tetap dengan total aktiva cenderung mengalami penurunan dengan nilai
rata-rata yang dicapai dari tahun 2003-2009 adalah 0,3841 . Hal itu disebabkan
karena adanya pengeluaran (expenditure) untuk pemeliharaan (maintenance), perbaikan (repair/betterment), penggantian komponen (replacement), turun
mesin (overhaul) dan penyusutan atau amortisasi pada aktivanya.
Pemeliharaan (maintenance) merupakan tindakan atau aktivitas yang
ditujukan “hanya” untuk membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana
mestinya dan pengeluaran yang timbul hendaknya di bebankan (dijadikan
biaya) pada periode yang sama. Perbaikan (repair) diperhitungkan sebagai
aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan (maintenance).
Dikatakan perbaikan (repair) apabila untuk membuat aktiva tersebut berfungsi
sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas
(50)
belum diperlukan suatu penggantian. Penggantian komponen (replacement)
ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau lebih dari suatu
aktiva tetap. Turun mesin(overhaul) terjadi pada aktiva tetap yang bekerjanya
menggunakan mesin. Misalnya: mobil, kendaraan, mesin produksi, peralatan
produksi. Dikatakan mengalami turun mesin apabila untuk membuatnya
berfungsi lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap hampir
seluruh komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian
dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan
terjadi sekaligus tindakan: pemeliharaan, perbaikan, penggantian komponen.
Turun mesin (overhaul) biasanya terjadi disaat-saat aktiva tersebut mengalami
penurunan fungsi (kapasitas) yang sangat signifikan akibat penggunaan yang
sudah relatif lama. Penyusutan terjadi pada setiap aktiva tetap dimana kualitas
dari aktiva tersebut mengalami penurunan tiap tahun yang disebabkan adanya
masa manfaat/umur ekonomis aktiva tetap, sehingga nilai aktiva tetap juga
mengalami penurunan.
2. Pertumbuhan penjualan yang diperoleh PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun selama periode tahun
2003-2009 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17,83% setiap tahunnya. Fluktuasi
dapat dilihat dari kondisi pasar, dimana pasar sebagai kelompok pembeli atau
pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi
kegiatan penjualan. Adapun faktor – faktor kondisi pasar yang perlu
diperhatikan adalah daya beli, kualitas produk, harga bahan baku, frekuensi
(51)
mengalami peningkatan maka pertumbuhan penjualannya pun mengalami
peningkatan, sebaliknya jika dari faktor-faktor tersebut mengalami penurunan
maka pertumbuhan penjualannya pun akan mengalami penurunan. Kenaikan
penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu meningkat sebesar 23,76%
dari tahun 2003, sebaliknya kenaikan penjualan terendah terjadi pada tahun
2006 yaitu hanya meningkat sebesar 7,78% dari tahun 2005
3. Struktur modal yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk cenderung
mengalami penurunan dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009
dengan rata-rata sebesar 60,22% setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena
perusahaan lebih cenderung memakai modal sendiri dalam pembiayaan
perusahaan daripada utang jangka panjang. Namun utang jangka panjang yang
dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009. Demikian juga dengan modal
sendiri PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009.
Struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 98,5%
terhadap struktur modal. Secara parsial struktur aktiva berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal, dimana kebanyakan perusahaan industri dimana
sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan
pemenuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri sedangkan
(52)
semakin tinggi struktur aktiva (yang berarti semakin besar jumlah aktiva
tetap), maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (penggunaan
utang jangka panjang semakin sedikit). Namun pertumbuhan penjualan tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan penjualan yang
pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang jangka panjang. Semakin
besar pertumbuhan penjualan, maka semakin besar pula utang yang digunakan
oleh perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil tingkat pertumbuhan penjualan,
maka semakin sedikit pula utang yang diambil perusahaan.
5.2 Saran
Dari beberapa kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat
penulis berikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Agar perusahaan memiliki struktur aktiva yang baik, caranya adalah
dengan melakukan penilaian kembali pada aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan tersebut sehingga tidak berisiko tinggi bagi perusahaan dalam
menghadapi masalah penyusutan aktivanya.
2. Agar perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang baik,
maka perusahaan harus memperhatikan kondisi penjualan. Penjualan akan
meningkat jika permintaan akan aktiva tinggi, sehingga mengakibatkan
perusahaan memerlukan biaya. Biaya tersebut diperoleh dari utang jangka
panjang atau modal sendiri. Namun jika tingkat pertumbuhan penjualan
mengalami penurunan hal tersebut karena biaya produksi tinggi sehingga
(53)
3. Agar perusahaan memiliki struktur modal yang baik maka perusahaan
harus memperhatikan struktur modal. Struktur modal dikatakan baik jika
jumlah utang jangka panjang lebih sedikit dibandingkan modal sendirinya.
Sehingga dapat dikatakan aktiva perusahaannya dibiayai oleh modal
sendiri yang dimiliki perusahaan tersebut.
4. Penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel independen yaitu struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan. Kedua variabel tersebut hanya
menjelaskan sebesar 98,5 % variabel struktur modal, sedangkan sisanya
yaitu 1,5% akan dijelaskan oleh variabel yang lain yang tidak dibahas
dalam penelitian ini. Dengan demikian masih ada variabel lain di luar
penelitian yang bisa dijadikan variabel independen. Untuk hasil penelitian
yang lebih baik, peneliti selanjutnya hendaknya bisa melakukan
(54)
63
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. 4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau
menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia
melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Pebruari 1973.
Kegiatan fisik perusahaan dimulai pada bulan Agustus 1973, ditandai
dengan pembangunan pabrik di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus1974 dan produk komersil
dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter
setahun. Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml yang kemudian
disusul dengan kemasan AQUA 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari
kaca.
Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa sulit karena masih
rendahnya tingkat permintaan masyarakat terhadap produk AQUA. Dengan
berbagai upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyarakat, sehingga
penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil dicapai pada
tahun 1978. Saat itu merupakan titik awal perkembangan pesat produk AQUA
(55)
Semula produk AQUA ditujukan untuk masyarakat golongan menengah
atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Namun, saat berbagai
jenis kemasan baru : 1500ml, 500ml, 220ml, dari kemasan plastik mulai
diproduksi sejak 1981, maka produk AQUA dapat terjangkau oleh masyarakat
luas, karena mudahnya transportasi dan harga terjangkau.
Pada tahun 1981, AQUA memutuskan untuk mengganti bahan baku yang
semula dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self
flowing spring).
4.1.1.2 Struktur OrganisasiPT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Adapun mengenai struktur orgnisasi PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
adalah sebagai berikut :
a. Rapat Umum Pemegang Saham/RUPS
b. Dewan Komisaris
c. Direksi
1. Presiden Direktur
2. Direktur
d. Sekretaris Perusahaan
e. Staf Ahli
1. Bidang Standarisai Mutu
2. Bidang Pengendalian Mutu
3. Bidang Teknik
4. Bidang Pengembangan Usaha dan Ekspor
(56)
6. Bidang Produksi
7. Bidang Keuangan
8. Bidang Umum
4.1.1.3 Uraian Tugas Struktur Organisasi pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Berikut uraian pekerjaan berdasarkan struktur organisasi:
a. Rapat Umum Pemegang Saham / RUPS
Bertindak sebagai pemilik modal yang mempunyai wewenang tertinggi dalam
perusahaan dan bertugas mengangkat dan meminta pertanggungjawaban
direksi.
b. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direktur Perseroan Terbatas
(PT).
c. Direksi
1. Presiden Direktur
Tugas utama direksi adalah memimpin dan mengelola perseroan sesuai
dengan tujuan perseroan dan memanfaatkan, mempertahankan dan
mengelola aset perseroan demi kepentingan bisnis. pireksi berhak
mewakili perseroan di dalam maupun di luar pengadilan yang
berhubungan dengan semua hal dan permasalahan, yang mengikat
perseroan dan pihak-pihak lain kepada perseroan, dan untuk melakukan
(57)
kepemilikan, tetapi masih dalam batas-batas seperti yang ditentukan
dalam Anggaran Dasar Perseroan.
2. Direktur
Direktur bertugas sebagai pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab
atas opersional perusahaan yang membawahi beberapa difisi, selaian itu
direktur juga nantinya akan melaporkan kegiatan perusahaan kepada
presiden direktur dan komisaris perusahaan.
d. Sekretaris Perusahaan
• Bertindak sebagai seorang sekretaris, mendampingi dan membantu direktur dalam menjalankan tugasnya.
• Membangun kerangka komuniaksi yang sinergis antara direktur dan para stafnya, serta dengan departemen-departemen.
e. Staf Ahli
1. Bidang Standarisasi Mutu
Bertanggung jawab atas standarisasi mutu produk yang akan dipasarkan.
Produk yang akan dipasarkan/dijual harus memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan.
2. Bidang Pengendalian Mutu
Bertanggung jawab atas pengendalian mutu produk-produk yang akan
dipasarkan atau dijual.
3. Bidang Teknik
• Merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengatur kegiatan operasional perusahaan secara efektif dan efisien.
(58)
• Mengarahkan produktivitas maksimum dan mempertahankan lingkungan kerja yang positif dan profesional.
• Memastikan adanya prosedur operasional yang sesuai dengan proses pengendalian yang tepar dan efisien.
4. Bidang Pengembangan Usaha dan Ekspor
Bertanggung jawab atas pengembangan produk-produk dan kegiatan
pengembangan pasar untuk meningkatkan likuiditas pasar dan daya saing
5. Bidang Human Resources
• Mengelola urusan kepegawaian, kesejahteraan pegawai, tata administrasi perusahaan dan kearsipan.
• Pembinaan kepegawaian dengan penyusunan program pendidikan dan pelatihan untuk mempertahankan kinerja, kualitas serta keterampilan
kepegawaian.
• Melakukan tugas pengaturan sistematika rekruitmen pegawai. 6. Bidang Produksi
Bertanggung jawab dalam memproduksi produk-produk yang ditujukan
untuk mendukung dan membantu dalam mengelola dan menjalankan
kegiatan perusahaan.
7. Bidang Keuangan
Bertanggung jawab atas keseluruhan fungsi akuntansi dan perpajakan,
dan anggaran serta pengelolaan keuangan untuk memperoleh hasil yang
optimal sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat
(59)
8. Bidang Umum
Bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dan kelancaran
pemenuhan kebutuhan dan fasilitas, seperti: sarana perkantoran,
infrastruktur, serta jasa dikelola secara efisien sehingga menjamin
kelancaran dan keamanan kegiatan opersional perusahaan.
4.1.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Perusahaan bergerak dalam industri pengolahan dan pembotolan air
minum dalam kemasan. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada
tahun 1974.
Salah satu kegiatan PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. yang melibatkan
masyarakat:
• Konservasi Lingkungan
Program yang dinamakan “Hutan Sekolah” dirancang untuk
melibatkan sekolah-sekolah supaya ikut serta dalam upaya
pelestarian lingkungan.
• Air Bersih Hidup Sehat
Program air bersih hidup sehat merupakan program yang dirancang
oleh Perseroan untuk berkontribusi dalam upaya perbaikan
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kesehatan lingkungan.
• Pendidikan
Sejak akhir tahun 2007 Perseroan berpartisipasi dalam
mengembangkan program pendidikan di sekitar lokasi Pabrik
(60)
mengutamakan pola transparansi dan kemitraan, baik melalui
capacity building (perencanaan, pelaksanaan, pelaporan) dan
pendanaan. Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, baik dari
sisi kebijakan pemerintah maupun Perseroan maka disusunlah
Program Bantuan Sekolah. Program ini memperkaya dalam bentuk
dukungan pendidikan dari Perseroan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Analisis Kualitatif 4.2.1.1Analisis Struktur Aktiva
Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat
dijadikan jaminan (collateral value of assets). Pada penelitian ini variabel
struktur aktiva diperoleh dari perbandingan aktiva tetap dengan total aktiva pada
periode yang sama. Berdasarkan hasil pengolahan terhadap data sekunder yang
terkumpul diperoleh gambaran struktur aktiva pada PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk. sebagai berikut:
Tabel 4.1 Struktur Aktiva Tahun 2003-2009
(Dalam milyar rupiah) Tahun (a) Aktiva Tetap (b) Total Aktiva (c) Struktur Aktiva (d=b/c)
2003 312,181 523,301 0,5966
2004 290,537 671,108 0,4329
2005 288,102 730,586 0,3943
2006 286,106 795,244 0,3598
2007 326,743 891,530 0,3665
2008 342,956 1,003,488 0,3418
2009 366,718 1,147,206 0,3197
(61)
Berdasarkan penjelasan di atas struktur aktiva yang diperoleh PT. Aqua
Golden Mississippi Tbk cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun
selama periode tahun 2003-2009 dengan rata-rata sebesar 0,3841 setiap
tahunnya. Bila diperhatikan dari struktur aktivanya, nilai struktur aktiva tertinggi
terjadi pada tahun 2003 yaitu meningkat sebesar 0,5966. Sebaliknya mulai
struktur aktiva terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu 0,3197 seperti terlihat
pada grafik berikut:
Gambar 4.1 Grafik Struktur Aktiva
Penjelasan untuk grafik stuktur aktivasebagai berikut:
1. Pada tahun 2003 stuktur aktiva berada pada level 0,5966. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor internal yang ada di perusahaan dimana faktor
dominan yang paling mempengaruhi adalah nilai aktiva tetap dan total
aktiva yang dimiliki perusahaan, dimana nilai aktiva tetap yang besar
maka struktur aktiva pun akan besar dan nilai total aktiva yang kecil
maka nilai struktur aktiva besar.
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(62)
2. Pada tahun 2004, struktur aktiva berada dinilai 0,4329 yang mengalami
penurunan 0,1637. Penurunan struktur aktiva ini dipengaruhi oleh
menurunnya nilai total aktiva dari tahun sebelumnya yang disebabkan
akumulasi untuk aktiva tetap mengalami peningkatan, sehingga aktiva
tetap yang dihasilkan menurun.
3. Tahun 2005, struktur aktiva mengalami penurunan kembali sebesar
0,0386 dari tahun 2004 menjadi 0,3943. Penurunan struktur aktiva ini
dipengaruhi oleh peningkatan total aktiva yang disebabkan peningkatan
kas dan setara kas, sehingga total aktiva meningkat.
4. Tahun 2006, pada tahun ini perusahaan masih mengalami penurunan dari
tahun 2005 sebesar 0,0345 menjadi 0,3598. Penurunan struktur aktiva ini
dipengaruhi oleh peningkatan total aktiva yang disebabkan peningkatan
piutang, sehingga total aktiva meningkat.
5. Pada tahun 2007, terjadi peningkatan struktur aktiva dari 0,3598 menjadi
0,3665. Peningkatan struktur aktivaini dipengaruhi oleh mesin baru yang
dibeli perusahaan, sehingga aktiva tetap yang dimiliki perusahaan
meningkat.
6. Pada tahun 2008, terjadi penurunan kembali nilai struktur aktiva menjadi
0,3418. Penurunan struktur aktiva ini dipengaruhi oleh peningkatan total
aktiva yang disebabkan peningkatan jumlah persediaan barang
(inventory) sehingga total aktiva meningkat.
7. Pada tahun 2009, terjadi kembali penurunan nilai struktur aktiva menjadi
(63)
aktiva dimana jumlah aktiva lancar meningkat sehingga total aktiva
meningkat.
Pada grafik terlihat dengan jelas bagaimana total aktiva yang dimiliki PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk. meningkat terus dari tahun ke tahun, sementara
aktiva tetapnya cenderung menurun, sehingga struktur aktiva yang dihasilkan
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. cenderung mengalami penurunan dengan
nilai rata-rata yang dicapai dari tahun 2003-2009 adalah 0,3841. Hal itu
disebabkan karena adanya pengeluaran (expenditure) untuk pemeliharaan
(maintenance), perbaikan (repair/betterment), penggantian komponen
(replacement), turun mesin (overhaul) dan penyusutan atau amortisasi pada
aktivanya. Pemeliharaan (maintenance) merupakan tindakan atau aktivitas yang
ditujukan “hanya” untuk membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana
mestinya dan pengeluaran yang timbul hendaknya di bebankan (dijadikan biaya)
pada periode yang sama. Perbaikan (repair) diperhitungkan sebagai aktivitas
yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan (maintenance). Dikatakan
perbaikan (repair) apabila untuk membuat aktiva tersebut berfungsi
sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas
bagian/sparepart/komponen yang mengalami penurunan fungsi, akan tetapi
belum diperlukan suatu penggantian. Penggantian komponen (replacement)
ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau lebih dari suatu
aktiva tetap. Turun mesin (overhaul) terjadi pada aktiva tetap yang bekerjanya
menggunakan mesin. Misalnya: mobil, kendaraan, mesin produksi, peralatan
(64)
berfungsi lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap hampir
seluruh komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian
dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan
terjadi sekaligus tindakan: pemeliharaan, perbaikan, penggantian komponen.
Turun mesin (overhaul) biasanya terjadi disaat-saat aktiva tersebut mengalami
penurunan fungsi (kapasitas) yang sangat signifikan akibat penggunaan yang
sudah relatif lama. Penyusutan terjadi pada setiap aktiva tetap dimana kualitas
dari aktiva tersebut mengalami penurunan tiap tahun yang disebabkan adanya
masa manfaat/umur ekonomis aktiva tetap, sehingga nilai aktiva tetap juga
mengalami penurunan.
Kondisi yang terus menerus mengalami penurunan akan berdampak
kurang efektif dalam pengalokasian struktur aktiva. Hal tersebut didukung oleh
teori menurut Agus Sartono (2008:175) yang menyatakan bahwa semakin tinggi struktur aktiva perusahaan menunjukkan semakin tinggi kemampuan dari perusahaan tersebut untuk dapat menjamin utang jangka panjang yang dipinjamnya.
4.2.1.2Analisis Pertumbuhan Penjualan
Berdasarkan hasil pengolahan terhadap data sekunder yang terkumpul diperoleh
gambaran pertumbuhan penjualan pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
(65)
Tabel 4.2
Pertumbuhan Penjualan Tahun 2003-2009
(Dalam milyar rupiah) Tahun
(a)
Penjualan (b)
Pertumbuhan Penjualan (c=bt-bt-1/bt-1 x 100%)
2002 903,486 -
2003 1,077,222 19,23%
2004 1,333,147 23,76%
2005 1,536,156 15,23%
2006 1,655,614 7,78%
2007 1,952,156 16,67%
2008 2,331,533 19,38 %
2009 2,733,713 18,55%
Rata-Rata 17,83%
Berdasarkan penjelasan di atas pertumbuhan penjualan yang diperoleh
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun
selama periode tahun 2003-2009 dengan rata-rata sebesar 17,83% setiap
tahunnya. Bila diperhatikan dari pertumbuhannya, kenaikan penjualan tertinggi
terjadi pada tahun 2004 yaitu meningkat sebesar 23,76% dari tahun 2003.
Sebaliknya kenaikan penjualan terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu hanya
meningkat sebesar 7,78% dari tahun 2005 seperti terlihat pada grafik berikut:
Gambar 4.2
Grafik Pertumbuhan Penjualan
0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Penjualan Pertumbuhan (Axis Kanan)
(66)
Penjelasan untuk grafik pertumbuhan penjualansebagai berikut:
1. Pada tahun 2003 pertumbuhan penjualan berada pada level 19,23%. Hal
ini dipengaruhi oleh faktor internal yang ada di perusahaan dimana faktor
dominan yang paling mempengaruhi adalah nilai penjualan yang
dilakukan perusahaan. Apabila penjualan meningkat setiap tahunnya,
maka pertumbuhan penjualan pun akan meningkat.
2. Pada tahun 2004, pertumbuhan penjualan mengalami peningkatan dari
19,23% menjadi 23,76%. Peningkatan pertumbuhan penjualan ini
dipengaruhi oleh daya beli konsumen terhadap produksi perusahaan,
sehingga penjualan perusahaan meningkat.
3. Tahun 2005, pertumbuhan penjualan mengalami penurunan sebesar
8,53% dari tahun 2004 menjadi 15,23%. Penurunan pertumbuhan
penjualan ini dipengaruhi oleh persaingan dari perusahaan lain, sehingga
terjadi penurunan penjualan.
4. Tahun 2006, masih mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
menjadi 7,78%. Penurunan ini terjadi akibat perusahaan belum bisa
mengatasi persaingan dengan perusahaan lain, sehingga penjualan
perusahaan masih mengalami penurunan.
5. Pada tahun 2007, terjadi peningkatan pertumbuhan penjualan sebesar
8,89% menjadi 16,67%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kualitas yang
ditingkatkan perusahaan pada hasil produksi, sehingga konsumen
kembali membeli produk perusahaan dan penjualan pun kembali
(67)
6. Pada tahun 2008, terjadi peningkatan kembali nilai pertumbuhan
penjualan menjadi 19,38%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh perusahaan
berhasil membuka pangsa pasar baru, sehingga penjualan meningkat.
7. Pada tahun 2009, terjadi penurunan nilai pertumbuhan penjualan menjadi
18,55%. Penurunan ini dipengaruhi frekuensi pembelian yang menurun
dari tahun sebelumnya sehingga nilai pertumbuhan penjualan menurun di
tahun 2009.
Pertumbuhan penjualan dari tahun 2003-2009 masih mengalami fluktuasi
akibat dari penjualan yang tidak konsisten setiap tahunnya sehingga
menghasilkan pertumbuhan penjualan yang naik turun dengan rata-rata sebesar
17,83% setiap tahunnya.
Fluktuasi yang cenderung menurun dapat dilihat dari kondisi pasar,
dimana pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor – faktor
kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah daya beli, kualitas produk, harga
bahan baku, frekuensi pembelian, dan keinginan serta kebutuhan. Jika dari
faktor-faktor tersebut mengalami peningkatan maka pertumbuhan penjualannya
pun mengalami peningkatan, sebaliknya jika dari faktor-faktor tersebut
mengalami penurunan maka pertumbuhan penjualannya pun akan mengalami
penurunan.
Hal tersebut didukung oleh teori menurut Weston dan Copeland
(68)
meningkatkan pendapatan perusahaan, sebaliknya jika penjualan dan laba menurun maka akan menurunkan pendapatan perusahaan.
4.2.1.3Analisis Struktur Modal
Struktur modal adalah kombinasi yang spesifik antara utang jangka
panjang dan modal sendiri yang digunakan dalam membiayai perusahaan.
Struktur modal diperoleh dengan membandingkan utang jangka panjang
terhadap modal sendiri. Berikut disajikan perkembangan struktur modal PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk. selama periode tahun 2003-2009.
Tabel 4.3 Struktur Modal Tahun 2003-2009
(Dalam milyar rupiah) Tahun
(a)
Utang Jangka Panjang (b)
Modal Sendiri (c)
Struktur Modal (d=b/c x 100%)
2003 205,962 269,723 76.36%
2004 223,539 354,497 63.06%
2005 257,954 405,323 63.64%
2006 269,501 447,225 60.26%
2007 297,935 507,270 58.73%
2008 327,984 581,580 56.40%
2009 357,693 656,915 54.45%
Rata-rata 277,224 460,362 60.22%
Untuk mengetahui mengetahui struktur modal PT. Aqua Golden
(69)
Gambar 4.3 Grafik Struktur Modal
Penjelasan untuk grafik struktur modal sebagai berikut:
1. Pada tahun 2003 stuktur modal berada pada level 76,36%. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor internal yang ada di perusahaan dimana faktor
dominan yang paling mempengaruhi adalah nilai utang jangka panjang
dan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin besar utang jangka
panjang maka semakin besar struktur modal, dan semakin kecil modal
sendiri maka semakin kecil struktur modal.
2. Tahun 2004 struktur modal mengalami penurunan dari 76,36% menjadi
63,06%. Penurunan ini terjadi akibat jumlah ekuitas mengalami
peningkatan, sehingga struktur perusahaan menurun dari tahun
sebelumnya.
3. Tahun 2005 struktur modal mengalami peningkatan dari 63,06%
menjadi 63,64%. Peningkatan ini disebabkan peningkatan utang bank,
sehingga utang jangka panjang yang dimiliki perusahaan meningkat.
0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(70)
4. Tahun 2006 terjadi kembali penurunan dari 63,64% menjadi 60,26%.
Penurunan ini dikarenakan perusahaan lebih banyak menggunakan modal
sendiri.
5. Tahun 2007 struktur modal kembali menurun sebesar 1,53% menjadi
58,73%. Penurunan ini terjadi akibat jumlah ekuitas mengalami
peningkatan, sehingga tidak menggunakan penggunaan utang jangka
panjang dalam pembiayaannya.
6. Tahun 2008 struktur modal kembali menurun sebesar 2,33% menjadi
56,40%. Penurunan ini diakibatkan jumlah modal sendiri lebih besar
dibandingkan dengan utang jangka panjang. Sehingga sebagian besar
aktiva perusahaannya dibiayai oleh modal sendiri
7. Tahun 2009 struktur modal kembali menurun sebesar 1.95% menjadi
54,45%. Penurunan ini diakibatkan karena perusahaan dalam
menjalankan usahanya lebih cenderung menggunakan modal sendiri
dalam pembiayaannya daripada utang jangka panjang.
Pada grafik terlihat dengan jelas bagaimana utang jangka panjang yang
dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk meningkat terus dari tahun ke tahun.
Demikian juga dengan modal sendiri yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi
Tbk meningkat terus dari tahun ke tahun. Sementara struktur modalnya terus
mengalami penurunan hingga tahun 2009 dengan rata-rata 60,22% setiap
tahunnya. Hal itu disebabkan karena perusahaan lebih cenderung memakai modal
sendiri dalam pembiayaan perusahaan daripada utang jangka panjang. Modal
(71)
dalam perusahaan akan berkurang untuk membiaya aktiva tetap sehingga
struktur modalnya menurun.
Kondisi yang terus menerus mengalami penurunan mengakibatkan tidak
tercapainya struktur modal yang optimal. Hal tersebut didukung oleh teori
menurut Bambang Riyanto (2008:294) yang menyatakan bahwa struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimalkan harga saham atau nilai
perusahaan dan sekaligus juga meminimumkan biaya modal rata-ratanya.
Struktur modal yang optimal berhubungan dengan kepentingan pembelanjaan
mengenai perimbangan yang optimal antara pengambilan dana dari pinjaman
jangka panjang dengan dana yang berasal dari penambahan modal sendiri.
Tujuan dari manajemen struktur modal adalah untuk memadukan sumber
dana permanen yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan
nilai perusahaan. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai struktur modal
yang optimal supaya dapat memaksimalkan nilai perusahaan tersebut sehingga
sasaran pokok bagi manajer keuangan adalah mencari struktur modal yang
optimal.
4.2.2 Analisis Kuantitatif
4.2.2.1Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal
Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal PT. Aqua Golden Mississippi
(72)
pertumbuhan penjualan merupakan variabel bebas (X) dan variabel tidak bebas
(Y) adalah struktur modal.
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk model matematis hubungan antara dua variabel tersebut adalah
persamaan regresi linear berganda, yaitu sebagai berikut:
Nilai nilai a, b1 dan b2 dapat dicari dengan menyelesaikan persamaan
dengan rumus berikut:
Tabel 4.4 Tabel 4.4
Data Perhitungan Regresi Linier Berganda
Tahun X1 X2 Y X1Y X2Y X1X2 X12 X22 Y2
2003 0,5966 19,230 76,361 45,554 1468,377 11,472 0,356 369,774 5830,935 2004 0,4329 23,758 63,058 27,299 1498,126 10,285 0,187 564,436 3976,321 2005 0,3943 15,228 63,642 25,097 969,121 6,005 0,156 231,886 4050,252 2006 0,3598 7,776 60,261 21,680 468,613 2,798 0,129 60,473 3631,354 2007 0,3665 16,675 58,733 21,524 979,369 6,111 0,134 278,052 3449,582 2008 0,3418 19,375 56,395 19,274 1092,685 6,622 0,117 375,407 3180,445 2009 0,3197 18,550 54,450 17,406 1010,055 5,930 0,102 344,102 2964,848
∑ 2,8115 120,592 432,900 177,834 7486,345 49,222 1,182 2224,130 27083,737 n=7
Nilai yang akan digunakan dalam menghitung koefisien regresi dan
korelasi menggunakan rumus sebagai berikut:
∑X1 = 2,8115 ∑X1X2 = 49,222
Y = a + +
∑y = na + b1∑X1 + b2∑X2
∑X1y = a∑X1 + b1∑X1 2
+b2∑X1X2
∑X2y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X2 2
(73)
∑X2 = 120,592 ∑X12 = 1,182
∑Y = 432,900 ∑X22 = 2224,130
∑X1Y = 177,834 ∑Y2 = 27083,737
∑X2Y = 7486,345
Menggunakan nilai tersebut di atas selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan koefisien regresi sebagai berikut:
Hasil perhitungan nilai a, b1 dan b2 diperoleh dalam bentuk persamaan
sebagai berikut:
432,900 = 7 a+ 2,811 b1+ 120,592 b2 …….(1) 177,834 = 2,811 a+ 1,182 b1+ 49,222 b2 …….(2) 7486,345 = 120,592 a+ 49,222 b + 2224,130 b2 …….(3)
Hasil persamaan (1) dan (2) digabungkan dan untuk penyelesaian
persamaan regresi dilakukan pengalian dengan sebuah nilai agara diperoleh
solusi yang lebih sederhana dimana (1) dikalikan 2,811 dan persamaan (2)
dikalikan 7
432,900 = 7 a + 2,811 b1 +120,592 b2 x 2,811
177,834 = 2,811 a + 1,182 b1 + 49,222 b2 x 7
diperoleh
1217,098 = 19,680 a + 7,905 b1 + 339,044 b2
1244,835 = 19,860 a + 8,271 b1 + 344,555 b2
-27,737 = 0,000 a + -0,366 b1 + -5,511 b2 ...(4)
Hasil persamaan (1) dan (3) digabungkan dan untuk penyelesaian persamaan
(74)
sederhana persamaan (1) dikalikan 120,592 dan persamaan (3)
dikalikan 7:
432,900 = 7 a + 2,811 b1 + 120,592 b2 x 120,592 7486,345 = 120,592 a + 49,222 b1 + 2224,130 b2 x 7 diperoleh
52204,232 = 844,143 a + 339,044 b1 + 14542,140 b2 52404,418 = 844,143 a + 344,555 b1 + 15568,913 b2
-200,186 = 0,000 a + -5,511 b1 + -1026,503 b2 ...(5)
Hasil persamaan (4) dan (5) digabungkan:
-27,737 = 0,000 a + -0,366 b1 + -5,511 b2 ...(4)
-200,186 = 0,000 a + -5,511 b1 + -1026,503 b2 ...(5)
Untuk penyelesaian persamaan tersebut, dilakukan pengalian dengan
sebuah nilai agar diperoleh solusi yang lebih sederhana dimana persamaan (4)
dikalikan 551,051 dan persamaan (5) dikalikan 0,366
152,8469873 = 2,018211694 b1 + 30,366 b2
73,318 = 2,018211694 b1 + 375,955 b2
79,529 = 0 b1 + -345,589 b2
Nilai b2 dimasukkan ke dalam persamaan (4)
-27,737 = -0,366 b1 + -5,511 × -0,23012714 -27,737 = -0,366 b1 + 1,268
-29,005 = -0,366 b1
b1 = 79,1963312 b2 = 79,529 : -345,589 b2 = -0,23012714
(75)
Nilai b1 dan b2 dimasukkan ke dalam persamaan (1)
432,900 = 7 a + 2,811 x 79,1963312+ 120,592 x -0,23012714
432,900 = 7 a + 222,660378 + -27,7514721
7 a = 237,9910
a = 237,9910 : 7
a = 33,998719
Jadi diperoleh koefisien regresi sebagai berikut :
a = 33,997
b1 = 79,196
b2 = -0,230
Hasil perhitungan perhitungan koefisien regresi linier berganda di atas
sama dengan perhitungan menggunakan bantuan program SPSS 15 for windows
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Koefisien Regresi
Melalui hasil pengolahan data seperti diuraikan pada tabel 4.5 maka
dapat dibentuk model prediksi variabel struktur aktiva dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal sebagai berikut: Coefficientsa
33,997 2,225 15,280
79,196 4,978 1,026 15,910
-,230 ,094 -,158 -2,447
(Constant) X1 X2 Model 1
B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t
Dependent Variable: Y a.
(76)
Y = 33,997 + 79,196 X1 – 0,230 X2
Berdasarkan persamaan prediksi diatas, maka dapat diinterpretasikan
koefisien regresi dari masing-masing variabel independen sebagai berikut:
• Setiap kenaikan struktur aktiva sebesar satu satuan diprediksi akan meningkatkan struktur modal perusahaan sebesar 79,196 dengan
asumsi pertumbuhan penjualan perusahaan tidak mengalami
perubahan.
• Setiap kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar satu persen diprediksi akan menurunkan struktur modal perusahaan sebesar
0,230 persen dengan asumsi struktur aktiva tidak berubah.
• Nilai konstanta sebesar 33,997 persen menunjukan nilai prediksi rata-rata struktur modal perusahaan apabila struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan sama dengan nol.
b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik untuk menguji kesahihan atau keabsahan model regresi
hasil estimasi. Beberapa asumsi klasik yang harus terpenuhi agar kesimpulan
dari hasil regresi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normlitas, uji
multikolinieritas (untuk regresi linear berganda), uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi (untuk data yang berbentuk deret waktu). Pada penelitian ini
keempat asumsi yang disebutkan diatas tersebut diuji karena variabel bebas yang
digunakan pada penelitian ini lebih dari satu dan data yang dikumpulkan
(77)
1) Uji Asumsi Normalitas
Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada
pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi, apabila model regresi
tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih
meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regresi diturunkan dari
distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel
Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regresi.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas
Pada tabel 4.6 dapat dilihat nilai probabilitas (signifikansi) yang
diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,516. Karena nilai probabilitas
pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5%
(0.05), maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.
2) Uji Asumsi Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa
atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
7 ,0000000 ,89131495 ,309 ,309 -,251 ,817 ,516 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
(78)
maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat
besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat
besar, tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau
ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini
digunakan nilai variance inflation factors (VIF) sebagai indikator ada tidaknya
multikolinieritas diantara variabel bebas.
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas
Melalui nilai VIF yang diperoleh seperti pada tabel 4.7 diatas
menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas,
dimana nilai VIF dari kedua variabel bebas masih lebih kecil dari 10 dan dapat
disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel bebas.
3) Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak
homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien.
Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank
Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut
dari residual(error). Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel
independen ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5%, mengindikasikan Coefficientsa
.919 1.088
.919 1.088
X1 X2 Model 1
Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Y a.
(79)
adanya heteroskedastisitas. Pada tabel 4.8 berikut dapat dilihat nilai signifikansi
masing-masing koefisien regresi variabel bebas terhadap nilai absolut dari
residual(error):
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas
Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh seperti dapat dilihat pada tabel
4.8 diatas memberikan suatu indikasi bahwa residual (error) yang muncul dari
persamaan regresi mempunyai varians yang sama (tidak terjadi
heteroskedastisitas), hal ini terlihat dari nilai signifikansi masing-masing
koefisien korelasi kedua variabel bebas dengan absolut error ( 0,819 dan 0,253)
masih lebih besar dari 0,05.
4) Uji Asumsi Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur
berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari
observasi tahun berjalan dipengaruhi oleh error dari observasi tahun sebelumnya.
Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui
ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dan berikut nilai Durbin-Watson
yang diperoleh melalui hasil estimasi model regresi. Correlations .107 .819 7 -.500 .253 7 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N X1 X2 Spearman's rho absolut_error
(80)
Tabel 4.9
Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh nilai statistik Durbin-Watson
(D-W) = 1,909, sementara dari tabel d pada tingkat kekeliruan 5% untuk jumlah
variabel bebas = 2 dan jumlah pengamatan n = 7 diperoleh batas bawah nilai
tabel (dL) = 0,467 dan batas atasnya (dU) = 1,896. Karena nilai Durbin-Watson
model regresi (1,909) berada diantara dU (1,896) dan 4-dU (2,104), maka dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
Karena keempat asumsi regresi terpenuhi, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil estimasi model regresi variabel struktur aktiva dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal memenuhi syarat BLUE (best linear unbias
estimation) sehingga kesimpulan yang diperoleh dari model regresi dapat
dianggap sudah menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
c. Analisis Korelasi
Korelasi parsial digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan
masing-masing variabel independen (struktur aktiva dan pertumbuhan
penjualan) dengan struktur modal. Melalui korelasi parsial akan dicari pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap struktur modal ketika variabel Model Summaryb
,992a ,985 ,977 1,09163 1,909
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
(81)
independen lainnya konstan. Untuk memperoleh nilai korelasi secara parsial
perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan nilai-nilai sebagai berikut:
∑X1 = 2,8115 ∑X1X2 = 49,222
∑X2 = 120,592 ∑X12 = 1,182
∑Y = 432,900 ∑X22 = 2224,130
∑X1Y = 177,834 ∑Y2 = 27083,737
∑X2Y = 7486,345
1. Perhitungan korelasi struktur aktivadengan struktur modal diperoleh
dengan perhitungan sebagai berikut:
2. Perhitungan korelasi pertumbuhan penjualandengan struktur modal
diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
= 27,73736
28,28097
= 0,981
= 200,18587
1497,22469
= 0,134
= ∑ − ∑ ∑
∑ − ∑ ∑ − ∑
= ∑ − ∑ ∑
(82)
3. Perhitungan korelasi struktur aktiva dengan pertumbuhan penjualan
diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
Perhitungan tersebut sesuai dengan perhitungan secara komputerisasi
yang menggunakan SPSS 15 for windows yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.10
Koefisien Korelasi Sturktur Aktiva , Pertumbuhan Penjualan dengan Struktur Modal
Untuk mengetahui korelasi secara parsial dari struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan secara parsial dengan struktur modal dihitung korelasi
parsial.
1. Korelasi struktur aktiva dengan struktur modal pada saat pertumbuhan
penjualan konstan
Correlations
1,000 ,981 ,134
,981 1,000 ,284
,134 ,284 1,000
. ,000 ,388
,000 . ,268
,388 ,268 .
7 7 7
7 7 7
7 7 7
Y X1 X2 Y X1 X2 Y X1 X2 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Y X1 X2
= 5,510509257
19,38955
= 0,284
= ∑ − ∑ ∑
(83)
Perhitungan tersebut di atas juga sama dengan perhitungan SPSS 15 for
windows sebagai berikut:
Tabel 4.11
Koefisien Korelasi Parsial Sturktur Aktiva dengan Struktur Modal pada saat Pertumbuhan Penjualan Konstan
Hubungan antara struktur aktiva dengan struktur modal ketika
pertumbuhan penjualan tidak berubah adalah sebesar 0,992 dengan arah positif.
Artinya hubungan antara struktur aktiva dengan struktur modal sangat kuat
ketika pertumbuhan penjualan tidak mengalami perubahan. Ini menggambarkan
bahwa ketika struktur aktiva meningkat, sementara pertumbuhan penjualan tidak
berubah maka akan meningkatkan struktur modal perusahaan. Kemudian besar
pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan ketika
pertumbuhan penjualan perusahaan tetap adalah (0,992)2× 100% = 98,4%. Correlations 1,000 ,992 . ,000 0 4 ,992 1,000 ,000 . 4 0 Correlation Significance (2-tailed) df Correlation Significance (2-tailed) df X1 Y Control Variables X2 X1 Y
= 0,942779411
0,950156483
= 0,992
= −
(84)
2. Korelasi pertumbuhan penjualan dengan struktur modal pada saat
struktur aktiva konstan
Perhitungan tersebut di atas juga sama dengan perhitungan SPSS 15 for
windows sebagai berikut:
Tabel 4.12
Koefisien Korelasi Parsial Pertumbuhan Penjualan dengan Struktur Modal pada saat Struktur Aktiva Konstan
Hubungan antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal ketika
struktur aktiva tidak berubah adalah sebesar -0,774 dengan arah negatif. Artinya
hubungan antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal termasuk kuat
ketika struktur aktiva tidak mengalami perubahan. Ini menggambarkan bahwa
ketika pertumbuhan penjualan meningkat, sementara struktur aktiva tidak
berubah maka struktur modal perusahaan akan menurun. Kemudian besar Correlations 1,000 -,774 . ,071 0 4 -,774 1,000 ,071 . 4 0 Correlation Significance (2-tailed) df Correlation Significance (2-tailed) df X2 Y Control Variables X1 X2 Y = -0,145032566 0,187079581
= -0,774
= −
(85)
pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal perusahaan ketika
struktur aktiva perusahaan tetap adalah (-0,774)2× 100% = 59,91%.
3. Korelasi secara simultan struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal dengan perhitungan sebagai berikut:
= 2150,629
2183,804
= 0,985
Berdasarkan hasil perhitungan besar pengaruh/kontribusi masing-masing
variabel bebas terhadap struktur modal dapat diketahui bahwa diantara kedua
variabel bebas, struktur aktiva memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
struktur modal dibanding pertumbuhan penjualan.
d. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (KD) merupakan suatu nilai yang menyatakan
besar pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel tidak
bebas.
Nilai korelasi r hanya menyatakan erat atau tidaknya hubungan antara
variabel X dan variabel Y, untuk menghitung besarnya pengaruh struktur aktiva
dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk. dapat digunakan Koefisiensi Determinasi (KD), untuk
menjawabnya menggunakan rumus berikut:
(86)
Kd = r2 x 100%
Kd = (0,992)2 x 100%
Kd = 0.985 x 100%
Kd= 98,5%
Sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 15 for windows
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Koefisien Determinasi
Nilai R pada tabel 4.13 menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel
bebas (struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan) secara simultan dengan
struktur modal perusahaan. Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti
diketahui bahwa secara simultan kedua variabel bebas (struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan struktur
modal perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,992
berada diantara 0,80 hingga 1,00 yang tergolong dalam kriteria korelasi sangat
kuat.
Sementara nilai R-Square sebesar 0,985 atau 98,5%, menunjukkan bahwa
kedua variabel bebas yang terdiri dari struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan
secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi pada struktur Model Summaryb
,992a ,985 ,977 1,09163 1,909
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
(87)
modal sebesar 98,5%. Dengan kata lain secara bersama-sama kedua variabel
bebas (struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan) memberikan
kontribusi/pengaruh sebesar 98,5% terhadap perubahan struktur modal pada PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak
diamati adalah sebesar 1,5%, dan merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua
variabel bebas (struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan) yaitu profitabilitas,
leverage operasi, pajak dan sikap manajemen.
Selanjutnya dilakukan pengujian apakah struktur aktiva dan pertumbuhan
penjualan berpengaruh terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk, baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara parsial.
Uji signifikansi dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih eksak atas
interpretasi dari masing-masing koefisien regresi. Pengujian dimulai dari
pengujian simultan, dan dilanjutkan dengan uji parsial.
4.2.2.2Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh
variabel bebas terhadap variabel tidak bebas menggunakan uji F dan pada tahap
kedua dilakukan uji secara parsial untuk melihat kebermaknaan masing-masing
variabel bebas dalam model regresis yang diperoleh menggunakan uji t.
1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk pengujian koefisien regresi secara keseluruhan
untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak
(88)
a) Menentukan hipotesis
Ho : β , = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap
struktur modalPT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Ha : β , ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap
struktur modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
b) Menentukan nilai signifikansi
Dengan dk = (k ; n-k-1) = (2; 7-2-1) = (2;4) dan taraf signifikansi α =
0,05 maka diperoleh Ftabel = 6,944.
Daerah kritis dalam penelitian ini adalah: Ho ditolak jika Fhitung > 6,994 Ha
diterima jika Fhitung ≤ 6,944.
c) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftable
Statistik uji untuk menguji hipotesis (Nilai F) dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut:
Fhitung = R
2 /k (1-R2)/(n-k-1)
Fhitung =
3,939234712 0,030382644
Fhitung = 128,908
Nilai statistik uji F diperoleh dalam tabel anova hasil SPSS 15 for
(89)
Tabel 4.14
Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Fhitung = 128,908 > Ftabel (6,944)
d) Kesimpulan
Karena Fhitung (128,908) lebih besar dari Ftabel (6,944) maka pada
tingkat kekeliruan 5% (α=0.05) diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95%
dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Gambar 4.4
Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Simultan
ANOVAb
307,230 2 153,615 128,908 ,000a
4,767 4 1,192
311,997 6 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
F0,05(2;4)= 6,944 0
(90)
Nilai Fhitung jatuh didaerah penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan
bahwa struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
a) Menetukan Hipotesis
Ho : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur
aktiva terhadap struktur modal pada PT. Aqua
Golden Mississippi Tbk.
Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan struktur aktiva
terhadap struktur modal PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk.
b) Menentukan daerah kritis
Dengan dk = n-k-1 = 7-2-1 = 4 dan taraf signifikansi α = 0.05 maka
diperoleh ttabel = 2,776
Daerah kritis dalam penelitian ini adalah:
• Ho ditolak jika thitung > 2,776 • Ha diterima jika thitung ≤ 2,776 c) Membandingkan nilai thitung dengan ttable
Untuk mengetahui struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur
(1)
BAB I PENDAHULUAN 11
4. Bagaimana pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan menganalisis informasi beserta data yang relevan mengenai utang yang berhubungan dengan struktur modal dengan menggunakan struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan yang dilakukan perusahaan serta untuk menjawab masalah-masalah tertentu yang ada kaitannya dengan struktur modal.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui struktur aktiva pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. 2. Untuk mengetahui pertumbuhan penjualan pada PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk.
3. Untuk mengetahui struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. 4. Untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan makanan dan minuman.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis
Adapun kegunaan penelitian ini semoga dapat bermanfaat secara akademis kepada pihak sebagai berikut :
(2)
BAB I PENDAHULUAN 12
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, dan pemahaman tentang struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan struktur modal.
2. Bagi pengembangan ilmu akuntansi
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu akuntansi khususnya mengenai pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat menjadi umpan balik bagi perusahaan yang diteliti dan menjadi masukan mengenai struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan dampaknya terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk di masa yang akan datang.
2. Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi atau tambahan informasi yang diperlukan untuk pengembangan pengetahuan lebih lanjut mengenai pengaruh struktur aktiva, pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal.
(3)
BAB I PENDAHULUAN 13
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian data dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190 – Indonesia.
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.
Tabel 1.2 Waktu Penelitian
No Kegiatan Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Pra Survei : a.Persiapan Judul b.Persiapan Teori c.Pengajuan Judul Skripsi d.Mencari Perusahaan 2.
Proses Usulan Penelitian : a.Penulisan UP b.Bimbingan UP c.Seminar UP d.Revisi UP
3. Pengumpulan Data
4. Pengolahan Data 5. Proses Penyusunan Skripsi : a.Bimbingan
(4)
BAB I PENDAHULUAN 14
Skripsi
b.Pendaftaran Sidang
c.Sidang Skripsi
d.Revisi Skripsi
e.Pengumpulan Draf Skripsi
(5)
iv
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN
PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk. DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)
Struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan merupakan beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur modal perusahaan. Pada tahun 2003-2006, kondisi yang terjadi pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. menunjukkan bahwa dalam struktur aktiva (perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva), aktiva tetap mengalami penurunan sedangkan total aktivanya mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur aktiva (X1) dan pertumbuhan penjualan (X2) terhadap struktur modal (Y) baik secara parsial maupun simultan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan neraca dan laba rugi selama kurun waktu 19 tahun yaitu pada tahun 1990 sampai dengan tahun 2009. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah data sebanyak 7 tahun. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu dengan menggunakan program SPSS 15.0.
Hasil penelitian menunjukkan secara parsial struktur aktiva signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Selain itu secara simultan baik struktur aktiva maupun pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Saran bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi struktur modal agar terdapat hubungan yang positif dan signifikan.
(6)
v ABSTRACT
The Influence of Asset Structure and Selling Growth Toward Capital Structure of PT. Aqua Golden Mississippi Tbk . at Indonesia Stock Exchange (IDX)
Asset structure and selling growth are several factors which influential in decision-making of company's capital structure. In 2003-2006, the conditions that occur in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. showed that in asset structure (comparison between fixed assets and total assets), the fixed assets decreased but the total assets have increased. The purpose of this research is to know how big influence of asset structure (X1) and selling growth (X2) to the capital structure (Y) either partially or simultaneously.
The method used in this research is descriptive analysis method with quantitative approach. The population used in this research that financial report balance sheet and profit and loss during the period of 19 years is in 1990 until 2009. The samples selection is done by using purposive sampling method with the amount of data as much as 7 years. The statistical method used is multiple linear regresion to test the classical assumption in advance using the program SPSS. 15.0.
The results showed partial asset structure significantly to the capital structure. While the selling growth turns no significantly to the capital structure. In addition, simultaneously both the asset structure and selling growth turns significantly effect on capital structure. The next researchers are suggested to use the variables which can influence the capital structure in order to create a positive and significant correlations.