Desain Penelitian METODE PENELITIAN

itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen, Surakhmad 1998:149 menjelaskan bahwa : ``dalam arti kata yang lebih luas. Bereksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil``. Sedangkan Lutan, Berliana, dan Sunardi 2007:146 menjelaskan bahwa : ``penelitian eksperimen adalah hanya jenis penelitian yang langsung berusaha untuk mempengaruhi variable utama, dan jenis penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis tentang hubungan sebab dan akibat``. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Dengan metode ini, dikaji variabel- variabel ekstrakurikuler di SMP yang telah berlangsung melalui perlakuan orang lain pelatihguru, terhadap variabel-variabel lainnya, yaitu prestasi belajar yang dicapai oleh siswa yang sama pada SMP khususnya kelasVII semester 2.

B. Desain Penelitian

Desain eksperimental semu memiliki kelemahan. Gay 2006:258 menyatakan bahwa : ``The inability to randomly assign individuals to treatments adds validity threats such as regression and interactions between selection, maturation, history, and testing``.Ketidakmampuan untuk melakukan pengelompokan individu secara acak pada saat pemberian perlakuan menambahkan ancaman terhadap validitas, seperti regresi dan interaksi antar pilihan, pendewasaan, sejarah, dan proses pengetesan. Desain eksperimental semu dipilih karena peneliti tidak memiliki kebebasan mengambil sampel secara acak dan harus menerima keadaan subjek seadanya. Peneliti tidak dapat memaksa siswa yang akan diteliti untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang tidak disukainya. Oleh karena itu, peneliti membatasi dengan hanya peserta ekstrakurikuler kelas VII yang akan diikutsertakan dalam penelitian. Siswa-siswa kelas VII dipilih agar subjek penelitian memiliki nilai self esteem awal yang tidak begitu berbeda. Hal ini dilakukan untuk mencegah experimenter bias. Kelas VII adalah tahun pertama di SMP sehingga dapat dianggap siswa-siswa kelas VII belum banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Keikutsertaan mereka dalam kegiatan ekstrakurikuler ini mungkin saja dapat mempengaruhi self esteem mereka. Desain penelitian ini, menggunakan Desain Nonequivalent Pretest-Posttest Jamesh : 1999: 467: . Gambar 3.1 Desain Nonequivalent Pretest PostestJamesh 1999:467 Keterangan : A : Kelompok Ektrakurikuler Olahraga Frekuensi Tinggi Bola Basket B : Kelompok Ekstrakurikuler Olahraga Frekuensi Rendah Futsal, Taekwondo, Badminton. C : Kelompok Ektrakurikuler Non Olahraga Kuliner, Science Club, Pramuka, Paskibra, Teater. Tahap awal penelitian dilakukan kajian terhadap pembelajaran yang umumnya berlangsung di sekolah dan hasil belajar siswa berupa nilai yang terkumpul ketika di akhir semester. Langkah berikutnya adalah mempersiapkan penelitian dengan menyiapkan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data-data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan SPSS untuk mengolah data siswa. Serta meneliti hasil belajar dan kebugaran jasmani yang berlangsung pada dua kelompok Kelompok Pretest Perlakuan Postest A O X O B O O C O O eksperimen. Hasil pengolahan data dilaporkan sebagai laporan penelitian yang memberikan sejumlah rekomendasi logis. Dalam melakukan penelitian eksperimen mempunyai berbagai bentuk desain, penggunaan desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok permasalahan yang ingin diungkapkan.

C. Prosedur Penelitian dan Teknik Pengolahan Data