Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas III MI Darul Muqinin

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Ratna Sarifah Mudaim NIM 1111018300011

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media komik terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III MI Darul Muqinin. Penelitian ini dilaksanakan di MI Darul Muqinin pada bulan April-Mei 2015. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan designNon-Randomized Control Group Prestest and Postest Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian kelas A (kelas kontrol) sejumlah 21 orang siswa dan kelas B (kelas eksperimen) sejumlah 21 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan uji normalitas yang menggunakan uji Liliefors dengan teknik Komogrov-Smirnov, uji homogenitas dengan menggunakan One Way Anova. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan T-test. Setelah dilakukan pengujian dapat diperoleh thitung sebesar 3,666. Sedangkan ttabel2,021. Dengan kata lain thitung>ttabel.

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III MI Darul Muqinin.


(7)

ii

(Islamic Elementary School) Darul Muqinin. Department of Islamic Elementary School Teachers Education, The Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015

This study was carried out to find out the influence of Comics as a media towards Students’ PKn (Civic Education) outcomes in third grade of MI (Islamic Elementary School) Darul Muqinin. This study was conducted at MI (Islamic Elementary School) Darul Muqinin in April-May 2015. Research sample of Class A (Controlled Class) consisted of 21 pupils and Class B (Experimental Class) consisted also of 21 pupils. This Study used Quasi-Experiment with “Non -Randomized Control Group Pre-test and Post-test design” as its research methodology. The instrument used in this study was multiple-choice and observation sheets to observe the activities of learning process. Data analysis technique used in this study processed by using the normality-test of Liliefors with Komogrov-Smirnov technique, then homogeneity-test using “one way ANOVA”, and it was continued with testing the hypothesis using T-test. After all tests were conducted, it was resulted pre-test score from experimental class and controlled class at the significant level of 0.05, and met the criteria ttable≤t hitung≤ttablewhich

meant 2.021≤ 3.666 2.021. Then, the significance was 0.001≤ 0.005 which meant that if it was viewed from the calculation of thitungand the significance of

t-test, then the null hypothesis (H0) was rejected and the alternative hypothesis (H1)

was accepted. So, it can be concluded that there was significant influence between the post-test results of experimental class and controlled class.


(8)

iii

ilmiah berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III MI Darul Muqinin”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1).

Shalawat serta salam tak lupa teriring kepada Baginda Rasulullah SAW, sebagai pembawa peradaban yang membawa manusia keluar dari masa kegelapan dan kebodohan menuju masa yang penuh cahaya dan semoga salam tetap tercurah pada keluarga dan para sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan AllahSWT membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.,selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Fauzan, M.A., selaku Wadek III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Takiddin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang senatiasa selalu memberikan arahan, semangat, dukungan dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.

5. Drs, H.Mudili, H.A.Shomad, selaku Kepala Madrasah MI Darul Muqinin yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.


(9)

iv

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh staf guru dan karyawan MI Darul Muqinin yang selalu membantu dan memberikan arahan selama penulis melakukan penelitian.

9. Teruntuk ibundaku Hj Saeni dan adikku tercinta Abdul Aziz, terima kasih karena kalian sudah menjadi penguatku, dan terima kasih atas doa yang tiada henti kalian panjatkan demi kebahagiaan serta kesuksesanku.

10.Teruntuk Ayahandaku (Alm.) H. Ma’mun, ku persembahkan gelar ini untukmu, inilah keinginan terbesarmu. Terima kasih Ayah, You’re my Everything.

11. Sahabat-sahabat tercintaku, Badriatul Awaliyah, Halimah Tusya’diah, Sisi Rahmah Liyanti, Mega Fatia Ningsih, Nurul Aini, Khairun Nisa, Amelia Fauziah, Anna Pratiwi Putri, Nurliana, Malahayati yang selalu memberikan support, masukan, bantuan dan semangat yang tiada hentinya, You’re my best Friend’s.

12. Teruntuk teman seperjuangan PGMI 2011, terima kasih atas kenang-kenangan terindah selama masih berada dibangku perkuliahan.

13. Teruntuk Kak Khumairoh dan Kak Kamaliah yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Teruntuk seseorang disana, terima kasih atas segala skenario yang selama ini dibuat, yang dapat menjadikan diri ini tegar, kuat, dan sabar sehingga dapat termotivasi untuk melangkah jauh hingga mampu mendapatkan gelar ini. 15. Serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Atas


(10)

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.

Jakarta, 24 Juni 2015


(11)

vi

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 4

C. PembatasanMasalah ... 5

D. PerumusanMasalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Komik ... 7

1. PengertianKomik ... 7

2. Unsur-unsur Media Komik... 8

3. Bentuk dan jenisKomik ... 11

4. Kelebihandan Kekurangan Media Komik ... 13

5. Komik sebagai Media Pembelajaran ... 16

6. Cara Membuat Komik ... 18

B. Hasil Belajar... 19

1. Pengertian Hasil Belajar ... 20

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 21


(12)

vii

4. Karakteristik PKn ... 30

D. Hasil yang Relevan ... 31

E. Kerangka Berpikir ... 32

F. Hipotesis penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan TempatPenelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data... 36

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Uji Coba Instrumen ... 44

1. Tes ... 44

2. Non Tes ... 48

G. Teknik Analisis Data... 48

H. Hipotesis Statistik ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 42

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 64

C. Uji Hipotesis dan Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72


(13)

viii

Gambar 4.1 Grafik HistogramPretestKelompok Eksperimen dan Kontrol ... 61 Gambar 4.2 Grafik HistogramPosttestKelompok Eksperimen dan Kontrol ... 64


(14)

ix

Tabel 3.2Nonequivalent Control group Design ... 35

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data... 37

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar... 39

Tabel 3.5 Pedoman Observasi ... 40

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara ... 42

Tabel 3.8 Indeks realibilitas ... 45

Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran ... 46

Tabel 3.10 Klasifikasi daya pembeda ... 47

Tabel 4.1 Daftar NilaiPretestdanPosttestKelompok Eksperimen... 57

Tabel 4.2 Deskripsi DataPretestKelompok Eksperimen dan Kontrol ... 59

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perolehan NilaiPretestKelompok Eksperimen dan Kontrol ... 60

Tabel 4.4 Deskripsi DataPosttestKelompok Eksperimen dan Kontrol... 62

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perolehan NilaiPosttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 63

Tabel 4.6 Hasil Uji NormalitasPretestEksperimen dan Kontrol... 65

Tabel 4.7 Hasil Uji NormalitasPosttestEksperimen dan Kontrol ... 65

Tabel 4.8 Hasil Uji HomogenitasPretestEksperimen dan Kontrol ... 66

Tabel 4.9 Hasil Uji HomogenitasPosttestEksperimen dan Kontrol... 67

Tabel 4.10Hasil Uji T-TestPretestEksperimen dan Kontrol ... 67


(15)

x

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Lampiran 4 Soal Instrumen Tes Uji Coba Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Uji Coba

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Instrumen Tes Hasil Belajar dengan ANATES Lampiran 7 Kisi-kisi soal Tes

Lampiran 8 Soal Pretest Siswa kelas III Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal

Lampiran 10 Soal Posttest Siswa kelas III Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal

Lampiran 12 Catatan Lapangan

Lampiran 13 Daftar NilaiPretestdanPosttestKelompok Eksperimen Lampiran 14 Daftar NilaiPretestdanPosttestKelompok Kontrol Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lampiran 16 Wawancara Guru Sebelum Pelaksanaan Tindakan Lampiran 17 Wawancara Guru Setelah Pelaksanaan Tindakan Lampiran 18 Wawancara Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan Lampiran 19 Wawancara Siswa Setelah Pelaksanaan Tindakan

Lampiran 20 Distribusi Data Kelas Eksperimen dan Kontrol (Pretest Posttest) Lampiran 21 Uji NormalitasPretestdanPosttestEksperimen dan Kontrol Lampiran 22 Uji HomogenitasPretestdanPosttestEksperimen dan Kontrol Lampiran 23 Uji HipotesisPretestdanPosttestEksperimen dan Kontrol Lampiran 24 Media Komik

Lampiran 25 Surat Bimbingan Skripsi, Surat Permohonan Izin Penelitian, Surat Balasan Sekolah


(16)

1

Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan berwawasan luas. Sementara itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosepembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.1

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah, seperti penyempurnaan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana, serta meningkatkan kualitas pengajaran di kelas dengan menggunakan alat pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas proses belajar mengajar harus diarahkan kepada peningkatan kemampuan guru melibatkan siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru diharapkan dapat memanfaatkan sarana yang ada, salah satunya dapat menggunakan alat pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran PKn.

Melalui mata pelajaran PKn, siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan serta pemahaman konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menjadi warga negara Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik (siswa) dengan menggunakan

1


(17)

alat bantu pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran dan terkuasainya materi yang diajarkan.

Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn di MI Darul Muqinin Jakarta Barat, beliau menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran beliau hanya menggunakan media papan tulis karena kurangnya sarana dan prasarana dari sekolah yang dapat menunjang terlaksananya proses pembelajaran dengan baik. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa kelas III A dan III B di MI Darul Muqinin Jakarta Barat, beberapa siswa menyukai pelajaran PKn, sedangkan beberapa siswa lagi tidak menyukai pelajaran PKn. Tetapi lebih banyak yang kurang menyukai PKn karena PKn materi yang banyak dengan mencatat.2

Dalam proses pembelajaran, guru kurang memanfaatkan media pembelajaran, situasi belajar di dalam kelas yang masih monoton dan satu arah, dimana guru berceramah dan siswa pasif mendengarkan informasi yang disampaikan guru. Akibatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kurang memuaskan, nilai pelajaran PKn beberapa siswa ada yang di bawah rata-rata yang telah ditetapkan sekolah sebesar 7,00. Hal itu disebabkan oleh pemahaman siswa yang masih kurang terhadap materi yang diajarkan, dan pembelajaran PKn cendrung hanya mencatat rangkuman yang diberikan oleh guru sehingga siswa pun menjadi pasif selama proses pembelajaran.

Pada saat ini antusias siswa dalam belajar mata pelajaran PKn masih rendah, siswa menganggap pelajaran PKn membosankan karena banyaknya materi-materi yang harus mereka pahami, selain itu kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran, padahal keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran berpengaruh juga terhadap hasil belajar. Agar lebih mudah mempelajari mata pelajaran PKn di kelas dan tidak terkesan membosankan, diperlukan guru kreatif dan inovatif yang

2

Hasil Wawancara terhadap guru dan siswa MI Darul Muqinin, (Jl. Nuh, Jakarta Barat), Kamis 05 Maret 2015 pukul 08.10 WIB.


(18)

dapat memilih serta mengaplikasikan media dengan baik, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.

Permasalahan tersebut dapat terjawab bila proses pembelajaran yang digunakan guru dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajarannya. Caranya guru harus menggunakan media yang dapat meningkatkan keaktifan dan keseriusan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menggunakan media komik. Komik merupakan bentuk komunikasi yang membawa pembaca ke dalam ruang-ruang imajinasi baru. Lewat tokoh-tokoh dalam komik, pembaca merasakan dialektika komunikasi secara tidak langsung terhadap peranan para tokoh sekaligus peristiwa yang sedang terjadi dalam alur cerita komik tersebut.3

Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran merujuk pada sebuah proses komunikasi antara pembelajar dan sumber belajar. Komunikasi belajar akan berjalan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik.4

Oleh sebab itu, komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas III MI/SD. Karena di dalam komik itu sendiri dapat memadukan gambar dan tulisan menjadi satu dalam suatu alur cerita gambar yang membuat siswa menjadi senang untuk membaca dan tidak terlihat bosan.

Selain itu, isinya diselingi dengan unsur humor yang juga merupakan keunggulan komik sehingga membacanya menjadi sangat menyenangkan dan dapat menghilangkan penat. Jika keunggulan ini dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, maka komik dapat membantu dalam menciptakan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media komik sangat cocok diterapkan pada siswa sejak dini,

3

Maharsi Indiria, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas,( Yogyakarta: Kata Buku, 2011), Cet. I, h. 8.

4

Heru Dwi Waluyanto, “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran”,

Jurnal Fakultas seni dan Desain, Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/ ~puslit/journals/dir.php? DepartmentID= DKV, h. 5.1


(19)

karena pada masa inilah siswa memiliki kemampuan daya imajinasi yang tinggi dan positif yang akan membantu proses cara berpikir mereka dalam belajar, khususnya dalam mempelajari konsep pada tiap materi yang diajarkan.

Salah satu konsep yang sesuai untuk diterapkan penggunaan media komik ialah konsep memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Pada konsep ini siswa dapat memahami makna bhinneka tunggal ika. Selain itu siswa juga dapat menjelaskan berbagai macam keragaman budaya dan kekayaan alam yang ada di Indonesia dalam bentuk gambar yang dapat memudahkan siswa untuk memahaminya. Oleh karena itu dalam perancangan penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui penggunaan media yang erat kaitannya dengan kehidupan siswa. Penulis mempunyai ide untuk membuat sebuah komik yang sesuai dengan perkembangan anak.

Berdasarkan masalah yang ada, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas IIIMI Darul Muqinin”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran PKn membosankan.

2. Pemanfaatan media yang kurang dalam proses pembelajaran. 3. Hasil belajar PKn siswa yang relatif rendah.


(20)

C. Pembatasan Masalah

Agar mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan pada point ketiga yaitu “Hasil belajar PKn siswa yang relatif rendah”.

Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan eksperimen dengan menguji cobakan media Komik untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh media komik terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III MI Darul Muqinin?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media komik terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III MI Darul Muqinin.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi : 1. Siswa

Dapat memudahkan siswa untuk memahami pembelajaran PKn, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa.

2. Guru

Sebagai masukan bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka memperbaiki dan meningkat kualitas pembelajaran PKn di sekolah.


(21)

4. Peneliti

Sebagai calon guru pada masa yang akan datang dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk diterapkan pada proses pembelajaran di sekolah.


(22)

7

1. Pengertian Komik

Komik merupakan bentuk komunikasi yang membawa pembaca ke dalam ruang-ruang imajinasi baru. Lewat tokoh-tokoh dalam komik, pembaca merasakan dialektika komunikasi secara tidak langsung terhadap peranan para tokoh sekaligus peristiwa yang sedang terjadi dalam alur cerita komik tersebut.1

Dalam buku Media Instruksional Edukatif karangan Ahmad Rohani didefinisikan bahwa komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.2

Seperti diketahui, komik memiliki banyak arti dan sebutan, yang disesuaikan dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum, komik sering diartikan sebagai cerita bergambar. Scout McCloud memberikan pendapat bahwa komik dapat memiliki arti gambar-gambar serta lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk mencapai tanggapan estetis dari para pembaca.3

Dalam buku Media Pengajaran karangan Nana Sudjana, komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan

1

Maharsi Indiria, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), Cet. I, h. 8.

2

Ahmad Rohani,Media Instruksional Edukatif,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), Cet. I, h. 78.

3


(23)

gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.4 Komik juga dapat dijadikan media pembelajaran. Gambar dalam komik biasanya berbentuk atau berkarakter gambar kartun. Ia mempunyai sifat yang sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita yang membuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna, terlebih lagi ia dilengkapi dengan bahasa verbal dan nonverbal ini, mempercepat pembaca paham terhadap isi pesan maksud, karena pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap dalam jalurnya.5

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa komik merupakan suatu bacaan atau cerita yang dilengkapi dengan gambar-gambar dan memiliki urutan cerita menarik dimana anak atau peserta didik jika membacanya tanpa harus dibujuk. Tetapi dalam hal komik sebagai media pembelajaran, guru harus membantu peserta didik menemukan atau membuat komik yang bagus, mendidik serta bermanfaat bagi mereka.

2. Unsur-unsur Komik

Secara sepintas komik dipandang hanya sebagai media visual yang terdiri dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah cerita. Namun bagi para komikus, komik memiliki unsur-unsur yang terdiri dari sampul depan, sampul belakang, dan halaman isi.6

Pada halaman sampul depan sebuah komik biasanya terdapat komponen-komponen sebagai berikut:

a. Judul cerita atau judul serial

Judul biasanya diambil dari tema cerita yang diangkat. Ukuran huruf pada judul dibuat huruf kapital dengan ukuran besar dan mencolok sehingga menarik perhatian dan mudah ditangkap oleh pembaca. 4

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: IKAPI, 2009), Cet. VIII, h. 64.

5

Yudhi Munadi,Media Pembelajaran,(Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), Cet. IV, h. 100.

6

Anisa Nurul Aini Pasaribu, Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan, (Jakarta: Skripsi FITK UIN, 2014), h. 18.


(24)

b. Credits

Yaitu keterangan tentang pengarang komik tersebut, seperti penulis skenario, penggambar, dan sebagainya.

c. Indicia

Yaitu keterangan tentang penerbit maupun percetakan lengkap dengan waktu terbit dan pemegang hak cipta.7

Sementara itu halaman isi komik terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

1) Panel

Panel bisa dikatakan frame atau represntasi kejadian-kejadian utama dari cerita yang terdapat dalam komik. Menurut McCloud panel berfungsi sebagai petunjuk umum untuk waktu atau ruang yang terpisah. Sedang rentang waktu dan dimensi ruang dalam komik lebih dijelaskan oleh isi dari panel tersebut, jadi bukan panel itu sendiri.8

Gambar 2.1 contoh panel

Adapun urutan membaca panel adalah dari kiri ke kanan, atas ke bawah. Urutan pembacaan ini karena pembaca sudah terbiasa membaca dari arah tersebut, searah jarum jam yaitu dari kiri ke kanan.9

7

Ibid,h. 18-19.

8

Indiria, op.cit.,h. 75.

9


(25)

2) Sudut Pandang dan Ukuran Gambar

Sudut pandang yang dimaksud yaitu logika gerak gerik kamera film yang bisa diterapkan dalam visualisasi komik. Sedangkan ukuran gambar atau frame size dikemas berdasarkan kebutuhan adegan yang ditampilkan.

3) Parit

Istilah parit merujuk pada ruang di antara panel. Parit atau ruang sela inilah yang menumbuhkan imajinasi pembaca, dua gambar yang terpisah dalam panel digubah pembaca untuk menjadi sebuah gagasan yang sesuai dengan interpretasi pembaca itu sendiri.

4) Balon Kata

Sering disebut “Balon ucapan”, balon dialog, balon kata-kata atau texts ballon. Balon kata merupaka representasi dari pembicaraan ataupun narasi dari peristiwa yang sedang terjadi atau keadaan yang sedang digambarkan dalam panel tersebut.

gambar 2.2 berbagai bentuk balon teks

5) Bunyi Huruf

Disebut juga Sound Lettering. Bunyi huruf ini digunakan untuk mendramatisir sebuah adegan.Sound Letteringmerupakan ekspresi dari ucapan yang dikeluarkan oleh obyek.


(26)

6) Ilustrasi

Yaitu seni gambar yang dipakai untuk memberi penjelasan atau suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual.

7) Kop Komik

Merupakan bagian dari halaman komik yang berisi judul dan nama pengarang.10

3. Bentuk dan Jenis Komik

Komik sebagai media massa hadir dengan berbagai jenis dan materi sesuai dengan kebutuhan khalayak atau konsumen. Dalam hal ini komik dibedakan dalam 2 kategori yaitu berdasarkan bentuknya dan berdasarkan jenis ceritanya.

a. Komik Berdasarkan Bentuknya11 1. Komik Strip(Comic Strips)

Istilah komik strip (comic strip) merujuk pada komik yang terdiri dari beberapa panel saja dan biasanya muncul di surat kabar ataupun majalah. Komik jenis ini terbagi menjadi dua kategori yaitu komik strip bersambung dan kartun komik.

2. Buku Komik (Comic Book)

Comic Book atau buku komik adalah komik yang disajikan dalam bentuk buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya. Kemasan buku comic ini menyerupai majalah dan terbit secara rutin. 3. Novel Grafis(Graphic Novel)

Novel grafis memiliki tema-tema yang lebih serius dengan panjang cerita yang hampir sama dengan novel dan ditujukan bagi pembaca yang bukan anak-anak.

4. Komik Kompilasi

Komik kompilasi merupakan kumpulan dari beberapa judul komik dari beberapa komikus yang berbeda.

10

Ibid.,h. 104.

11


(27)

5. Web Comic(Komik Online)

Sesuai dengan namanya, komik ini menggunakan media internet untuk publikasinya dan jangkauannya sangat luas tak terbatas.

b. Komik Berdasarkan Jenis Ceritanya12 1. Komik Edukasi

Komik secara nyata memberikan andil yang cukup besar dalam ranah intelektual dan artistik seni. Keragaman gambar dan cerita yang ditawarkan menjadikannya sebagai alat atau media untuk menyampaikan pesan yang beragam, salah satunya adalah pesan didaktis kepada masyarakat awam. Sehingga hal tersebut menunjukan bahwa komik memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama adalah fungsi hiburan dan kedua dapat dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung untuk tujuan edukatif.

2. Komik Promosi

Pangsa pasar komik sangat beragam, komik juga mampu menumbuhkan imajinasi yang selaras dengan dunia anak. Sehingga muncul pula komik yang dipakai untuk keperluan promosi sebuah produk.

3. Komik wayang

Komik wayang berarti komik yang bercerita tentang cerita wayang, yaitu Mahabharata yang menceritakan perang besar antara kurawa dan Pandawa maupun cerita Ramayana yang bercerita tentang penculikan Dewi Shinta.

4. Komik Silat

Komik silat sangatlah populer, karena tema-tema silat yang didominasikan oleh adegan laga atau pertarungan sampai saat ini masih menjadi idola. Untuk seting cerita komik jenis ini

12


(28)

menyesuaikan budaya dari masing-masing negara yang menerbitkan komik tersebut.

4. Kelebihan dan Kekurangan Komik

Begitu maraknya komik di masyarakat dan begitu tingginya kesukaan terhadap komik hal tersebut mengilhami untuk dijadikannya komik sebagai media pembelajaran. Salah satu kelebihan dari komik, seperti penelitian yang dilakukan Thorndike, diketahui bahwa anak yang membaca komik lebih banyak, misalnya dalam sebulan minimal satu buah buku komik maka sama dengan membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini berdampak pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosa kata jauh lebih banyak dari siswa yang tidak menyukai komik.13

Kelebihan komik yang lainnya adalah penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai.14 Sedangkan Hurlock menjelaskan argument yang menguntungkan komik, yaitu:15

a. Komik membekali dengan kemampuan membaca yang menyenangkan;

b. Komik digunakan untuk memotivasi siswa mengembangkan keterampilan membaca;

c. Prestasi pendidikan yang dicapai siswa yang sering membaca komik hampir identik dengan mereka yang jarang membacanya;

d. Siswa diperkenalkan dengan kata-kata yang luas, banyak kata yang dijumpainya lagi dalam bacaan lain;

e. Buku komik menyediakan teknik bagus untuk menyebarluaskan propaganda yang menentang prasangka;

13

Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011), Cet. I, h. 116.

14

Ibid,.

15Asri Anita, “

Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Konsep Faktor dan kelipatan”, SkripsiFITK UIN SYAHID, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN, 2014), h. 25, Tidak dipublikasikan.


(29)

f. Komik memberi siswa sumber katarsis emosional bagi emosi yang tertahan;

g. Siswa mungkin mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh buku komik yang memiliki sifat yang dikaguminya.

Media komik disamping memiliki kelebihan, juga memiliki kekurangan tertentu, Hurlock menjelaskan argument yang menentang komik adalah:16

1. Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih berguna;

2. Karena gambar menerangkan cerita, anak yang kurang mampu membaca tidak akan berusaha membaca teks;

3. Lukisan, cerita, dan bahasa komik kebanyakan bermutu rendah; 4. Komik menghambat anak melakukan bentuk permainan lainnya; 5. Dengan menggambarkan perilaku anti sosial, komik mendorong

tumbuhnya agresivitas dan kenakalan remaja pada anak;

6. Komik menjadikan kehidupan yang sebebnarnya menjadi membosankan dan tidak menarik.

Sedangkan menurut Gene Yang, komik memiliki lima kelebihan jika dipakai dalam pembelajaran, diantaranya:17

a) Memotivasi

Komik dengan gambar yang menarik dapat meningkatkan partisipasi individu sehingga dapat memotivasi belajar siswa. Meningkatnya motivasi belajar siswa dapat mempermudah pembelajaran siswa. sehingga pembelajaran menjadi mudah. b) Visual

16 Ibid,. 17

Herlina Afriliyanti dkk, “Penerapan Media Komik untuk Pembelajaran Fisika Model Kooperatif dengan Metode Diskusi pada Siswa SMP Negeri Surakarta Kelas VII”, Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 1, No. 1, April 2013, h. 157-158.


(30)

Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media visual. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

c) Permanen

Menggunakan komik sebagai media pembelajaran berbeda dengan menggunakan film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik berbeda dengan film atau animasi, merupakan media yang permanen. Jika siswa tidak memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka.

d) Perantara

Komik dapat mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya bagi yang tidak suka membaca. Komik dapat berfungsi sebagai perantara dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran.

e) Populer

Timothy Morrison, Gregory Bryan, and George Chilcoat mengatakan bahwa “Dengan memasukkan budaya populer dalam kurikulum bisa menjembatani kesenjangan perasaan siswa ketika di dalam dan luar sekolah”. Komik adalah bagian dari budaya populer karena sebelumnya proses pembelajaran hanya menggunakan buku teks biasa. Spiderman and Batman adalah film yang diambil dari komik yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar.


(31)

5. Komik sebagai Media Pembelajaran

Sebagai komunikasi media visual, komik dapat digunakan sebagai media (alat bantu) pembelajaran yang mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Komik dapat menjadi pilihan sebagai media pembelajaran karena adanya kecenderungan banyak siswa lebih menyenangi bacaan media hiburan seperti komik dibandingkan dengan membaca buku pelajaran dan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Oleh karena hal tersebut, komik dapat dipilih untuk dijadikan media pembelajaran di sekolah dengan harapan tujuan pembelajaran dapat tercapai.18

Kelebihan dari bacaan yang berbentuk komik ini telah banyak dimanfaatkan oleh negara-negara maju sebagai alat untuk meningkatkan minat baca anak pada buku-buku pelajaran. Salah satu negara yang telah memanfaatkan komik sebagai salah satu pendukung keberhasilan pendidikannya adalah Jepang. Di negara ini, komik bukan merupakan benda asing yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Bahkan, beberapa buku sekolah di Jepang diterbitkan dalam bentuk komik. Kenyataannya, komik menjadi media pembelajaran yang sangat efektif dan sangat diminati siswa dengan gambar dan cara bertuturnya yang lugas.19

Selain di Jepang, pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran juga telah banyak dilakukan oleh praktisi pembelajaran di Indonesia. Komik telah banyak dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran di dalam kelas, maupun sebagai media penyuluhan bagi masyarakat mengenai topik-topik tertentu. Saat ini, di Indonesia telah beredar komik pembelajaran yang dibukukan, tetapi lebih banyak didominasi oleh komik untuk pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Respon dari masyarakat terhadap komik pembelajaran ini positif dan komik pembelajaran ini dianggap

18

Pasaribu, op.cit.,h. 29.

19

Indriana Mei Listiyani dkk, “Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Persamaan Dasar Akuntansi Untuk Siswa Sma Kelas XI”,


(32)

mampu membantu siswa untuk lebih mudah mempelajari konsep-konsep pembelajaran yang sebelumnya dianggap sulit untuk dipahami.20

Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pembelajar dan sumber belajar (dalam hal ini komik pembelajaran). Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Pesan pembelajaran yang baik memenuhi beberapa syarat. Pertama, pesan pembelajaran harus meningkatkan motivasi pebelajar. Pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pebelajar. Kedua, isi dan gaya penyampaian pesan juga harus merangsang pebelajar memproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan belajar baru. Ketiga, pesan pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pebelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pebelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.21

Penggunaan komik dalam pengajaran sebaiknya dipadu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.22

Dari penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat dinyatakan bahwa manfaat dari media pembelajaran komik ialah sebagai sarana media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran di kelas dengan penyajian yang sangat menarik guna meningkatkan minat siswa dalam belajar agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas III MI/SD. Sebab komik merupakan jenis bacaan yang sangat disukai anak-anak.

20

Ibid., h. 83.

21

Heru Dwi Waluyanto, “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran”,

Jurnal Fakultas seni dan Desain, Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/ ~puslit/journals/dir.php? DepartmentID= DKV, h. 51-52.

22


(33)

Media pembelajaran berbentuk komik adalah sesuatu media yang tidak biasa dan dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.

6. Cara Membuat Komik

Menurut cara membuat komik ilustrasi dibuat dengan dua cara yaitu manual drawing dan dengan bantuan computer graphic. Manual drawing secara umum diartikan sebagai membuat coretan atau goresan di suatu permukaan dengan menekankan alat pada permukaan tersebut. Alat yang dipakai adalah pensil, kuas, krayon, dan lain-lain.23 Sedangkan computer graphic dengan memanfaatkan tools yang terdapat dalam beberapa software yang khusus digunakan sebagai program ilustrasi baik yang berbasisvectorataupunbitmap.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media yang dibuat sendiri dengan menggunakanmanual drawing. Berikut pembahasan mengenai cara membuat media komik dengan menggunakanmanual drawing.

a. Alat yang digunakan24:

1. Pensil, dipakai untuk sket. Baik sket panel, ilustrasi, maupun teks yang ada dalam tiap panel.

2. Penggaris, dipakai untuk membuat garis-garis panel dalam tiap halamannya.

3. Penghapus, dipakai untuk menghapus bekas sket pensil sebelum dilakukan finishing.

4. Drawing Pen, digunakan setelah sket pensil untuk ilustrasi dalam panel sudah selesai.

5. Kuas dan Tinta, sebagai alternatif lain selain penintaan dengan drawing pen.

6. Pewarna, digunakan untuk panel yang memiliki halam berwarna. b. Tahap pembuatannya25:

23

Indiria,Op cit.,h. 95.

24


(34)

1. Membuat sket-sket kasar dengan menggunakan pensil di atas kertas yang umumnya berukuran A3. Sket kasar ini sebagai acuan awal untuk menentukan posisi balon teks, kemudian pengisian teks dialog atau caption di dalam balon teks yang sudah tersedia.

2. Setelah balon teks maupun caption terisi maka sudah bias tergambar dengan jelas ruang-ruang sisa yang dipakai untuk membuat adegan dalam cerita. Tahap ilustrasi ini masing menggunakan pensil.

3. Selanjutnya setelah setiap panel terisi dengan gambar maka langkah selanjutnya adalah penintaan teks dalam balon teks maupuncaptionyang biasanya menggunakandrawing pen. 4. Kemudian melakukan proses penintaan dengan memakai kuas

yang dicelup pada tinta hitam, spidol, ataupundrawing pen. 5. Menghapus bekas sket pensil untuk membuat bersih komik dan

juga untuk semakin memperjelas adaya kemungkinan melesetnya goresan ataupun tidak penuhnya goresan yang akhirnya nanti bias ditutupi pada saat proses finishing dilakukan.

6. Dalam tahap finishing dilakukan proses arsir, blok, pendetail, menutup garis-garis yang keliru dengan tipe-x atau cat poster warna putih dan juga melanjutkan garis atau goresan yang belum pernah. Setelah tahap ini tuntas, berarti komik sudah siap untuk di cetak atau digunaka sebagai media pembelajaran.

25


(35)

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.26

Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.27

Menurut Abdurrahman hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat menacapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Sedangkan Sudjana berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.28

Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja; dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini

26

Ahmad Susanto,Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013). h. 5.

27

Muhammad Thobroni dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011). h.22-23.

28

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012), cet, I, h. 14-15.


(36)

mendapatkan penilaian. Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, tetapi juga secara lisan dan penilaian perbuatan.29

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal dalam Teori Belajar & Pembelajaran karangan Ahmad Susanto, bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa.30

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pola pikir atau tingkat keberhasilan seseorang dalam mata pelajaran yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran guna untuk mendapatkan perubahan yang dinyatakan dalam skor.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan.31

Menurut Ruseffendi dalam buku Teori Belajar & Pembelajaran karangan Ahmad Susanto mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.32

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

29

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). h. 179.

30

Susanto.loc. cit. 31

Susanto.Ibid.,h. 12.

32


(37)

yang memengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut:

a. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar menurut Yudhi Munadi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:33 1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologi

Secara umum kondisi fisiologi, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Disamping kondisi tersebut, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi panca indra. Bahkan dikatakan oleh Aminudin Rasyad, panca indra merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of knowledge). Artinya, kondisi pancra indra tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar. Dengan memahami kelebihan dan kelemahan panca indra dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman akan mempermudah dalam memilih dan menentukan jenis rangsangan atau stimuli dalam proses belajar.

33


(38)

b) Faktor Psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapaT pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial baik yang berwujud manusia hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumen adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, saran dan fasilitas, dan guru.

3. Pengukuran Hasil Belajar

Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Cara mengukur hasil belajar yang selama ini digunakan adalah dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan


(39)

ulangan. Tes dibagi menjadi dua yaitu: tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif adalah tes yang diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung, sedangkan tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan pada saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar, tes sumatif merupakan ujian akkhir semester.

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan (1986: 26) menyebutkan “ Tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes diagnostik, tes formatif, tes sumative”

a. Tes diagnostik

Adalah tes yang digunakan untuk menentukan kelemahan dan kelebihan siswa dengan melihat gejala-gejalanya sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan tersebut pada siswa dapat dilakukan perlakuan yang tepat.

b. Tes formatif

Adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan pelajaran tertentu. Tes ini diberikan sebagai usaha memperbaiki proses belajar.

c. Tes sumatif

Dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir catur wulan atau semester. Dari tes sumatif inilah prestasi belajar siswa diketahui. Dalam penelitian ini evaluasi yang digunakan adalah dalam jenis yang di titik beratkan pada evaluasi belajar siswa di sekolah yang dilaksanakan oleh guru untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa tes ini dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, tes ini dapat berguna untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa, mengetahui tingkat keberhasilan PBM, menentukan tindak lanjut hasil penilaian, dan memberikan pertanggung jawaban(accountability).


(40)

Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Siswa yang belajar berarti menggunakan ranah kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungan. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara hierarkis.

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek pengukuran dalam hasil belajar. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak digunakan oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Penilaian pada pelajaran PKn mencakup keseluruh aspek, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Namun dalam hal ini penilaian pada pelajaran PKn hanya terbatas pada jangkauan ranah kognitif.

Adapun penskoran tes kognitif menjelaskan tentang batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran terhadap soal bentuk uraian, dan kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran pada soal bentuk uraian non-objektif. Pedoman penskoran dalam hal ini hanya dibatasi pada pedoman penskoran soal bentuk pilihan ganda yang cara penskoran tes bentuk pilihan ada dua, yaitu pertama tanpa ada koreksi terhadap jawaban tebakan, dan yang kedua adalah dengan koreksi terhadap jawaban tebakan.

a) Penskoran tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah banyaknya butir yang dijawab benar.


(41)

Skor = x 100

B= banyaknya butir yang dijawab benar N= banyaknya butir soal.

b) Penskoran dengan koreksi terhadap jawaban tebakan sebagai berikut:

Skor = x 100

B = banyaknya butir yang dijawab benar S = banyaknya butir soal yang dijawab salah P = banyaknya pilihan jawaban tiap butir N = banyaknya butir soal.

Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0.34

Pedoman penskoran memudahkan guru dalam perhitungan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Walaupun dalam hal ini hanya difokuskan pedoman penskoran pada aspek kognitif saja yang berkaitan dengan hasil belajar dalam bentuk soal pilihan ganda.

C. Pembelajaran Pkn 1. Pengertian PKn

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.35

Menurut pandangan Soemantri, Pendidikan Kewargaan Negara identik dengan istilah civic, yaitu mata pelajaran yang bertujuan membentuk atau membina warganegara yang baik, warganegara yang tahu, mau, sadar akan hak dan kewajibannya. Tujuan PKn ini untuk mewujudkan pelaksanaan

34

Manur Musli,Aunthentic Assessmennt.

35


(42)

demokrasi di Indonesia, sehingga lebih menekankan pada pemenuhan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk sikap, perilaku, dan perbuatan yang baik.36

Sedangkan menurut buku Pembelajaran PKn di SD karangan Udin S. Winataputra didefinisikan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.37

Dalam pandangan Zamroni, Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis, dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, tentang kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.38

Adapun menurut tim ICCE UIN Jakarta, pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap, dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional.39

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebuah mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk nilai dan karakter seseorang dan juga memberikan suatu pemahaman dasar tentang kepedulian, pengetahuan politik, tata cara demokrasi, serta sadar akan hak dan kewajiban sebagai bangsa Indonesia.

36

Moh. Murtadho, Arif Mansuri, dkk.Pembelajaran PKn MI,(Surabaya: LAPIS-PGMI. 2009). h. 7.

37

Udin S. Winataputra, Pembelajaran PKn di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka.2008). Cet.I, Ed.I, h. 3.7.

38

Ibid.,hal 8.

39


(43)

2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Permendiknas No.22/2006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional, tujuan pembelajaran PKn di MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:40

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

Lebih lanjut, tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa adalah untuk menjadikan siswa siswi:

1. Mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.41 2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif, dan

bertanggung jawab, sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

3. Dapat berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan seseorang menjadi warga negara yang baik dan sadar akan hak serta kewajibannya sebagai warga negara Indonesia.

40

Murtadho,op.cit.,h.8.

41


(44)

3. Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup pembelajaran PKn MI sebagaimana yang dinyatakan pada kurikulum nasional yang tercantum dalam Permendiknas 22/2006 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut:42

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum, dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum, dan peradilan internsional.

c. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, intrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

e. Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

f. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

42


(45)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa PKn bertujuan untuk mengembangkan kemampuan diri sebagai individu, agar nantinya mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan masyarakat.

4. Karakteristik PKn

Adapun karakteristik pembelajaran PKn sebagaimana dikemukakan oleh Moh. Murtahdo dkk. Adalah sebagai berikut:43

a) PKn MI sebagai pendidikan konsep, Nilai, Moral, dan Norma.

b) Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

c) Dalam materi, Pembelajaran PKn MI banyak yang bermuatan aspek nilai, misalnya nilai persatuan, tenggang rasa, saling menghargai suku bangsa, rela berkorban, tanggung jawab, bela bangsa, cinta tanah air, kerja sama, dan gotong royong.

d) PKn diajarkan sebagai matapelajaran wajib dari seluruh program sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

e) PKn menanamkan banyak nilai, diantaranya nilai kesadaran, bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme.

f) PKn memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk mewujudkannya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character building)dan pemberdayaan warga negara

g) PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu Civic Intellegence (kecerdasasan dan daya nalar negara baik dalam dimensi spiritual,

43


(46)

rasional, emosional maupun sosial), Civic responsibility (kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab, Civic participation (kemampuan berpartisipasi warga negara atasa dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial, mauoun sebagai pemimpin hari depan.

Dengan demikian pengembangan pendidikan PKn pada setiap jenjang pendidikan memiliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia siswa.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Asri Anita (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Konsep Faktor dan Kelipatan”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen yang diajar dengan media komik lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa kelas kontrol yang diajar dengan media konvensional.44 Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan media komik dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada konsep faktor dan kelipatan.

2. Siti Masithoh (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang tidak diajar dengan menggunakan media komik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata posttest siswa kelompok eksperimen yaitu 85,23. Sedangkan untuk rata-rata posttest kelompok kontrol yaitu 67,07. Perbedaan ini diperkuat berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest pada uji-t diperoleh nilai thitung sebesar 7,57 dan ttabelsebesar 2,00.

Berdasarkan perhitungan uji hipotesis diperoleh thitunglebih besar dari ttabel 44

Asri Anita, “Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Konsep Faktor dan kelipatan”, SkripsiFITK UIN SYAHID, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN, 2014), h. 67, Tidak dipublikasikan.


(47)

(7,57 > 2,00), maka Hoditolak atau H1diterima. Dari Dengan kata lain,

penggunaan media komik berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa.45 Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA pada konsep sistem pencernaan makanan menjadi efektif setelah diberlakukan pembelajaran dengan menggunakan media komik.

3. Annisa Nurul Aini Pasaribu (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media komik terhadap Hasil Belajar IPA pada Konsep Kondisi Lingkungan terhadap Kesehatan”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan media komik berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada konsep kondisi lingkungan terhadap kesehatan. Hal ini ditunjukan dari hasil uji “t” diperoleh nilai sebesar 2,61 dan 1,671. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa nilai berada di daerah penerimaan Ha, yaitu > atau 2,61 > 1,671.46 Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media komik efektif untuk mempengaruhi hasil belajar siswa pada konsep kondisi lingkungan terhadap kesehatan.

Dari beberapa penelitian yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas yakni pada objek dan pemilihan materi. Dalam penelitian ini membahasa mengenai pengaruh media komik terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III MI Darul Muqinin.

E. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya mata

45

Siti Masithoh, Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan , (Jakarta: Skripsi FITK UIN, 2012), h. 60. Tidak dipublikasikan.

46

Anisa Nurul Aini Pasaribu, Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Konsep Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan, (Jakarta: Skripsi FITK UIN, 2014), h.78, Tidak dipublikasikan.


(48)

pelajaran PKn ini masih saja dianggap sulit untuk dipahami oleh sebagian besar siswa karena banyak siswa yang kurang tertarik untuk selalu membaca buku sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar PKn siswa.

Tanpa disadari terkadang guru dalam penyampaian materi masih menggunakan metode ceramah dan juga tidak dilengkapi dengan media pembelajaran yang disenangi siswa seperti komik. Dalam pembelajaran guru hanya menggunakan media seperti papan tulis dan buku paket siswa.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti tertarik menggunakan komik pada materi bangga sebagai bangsa Indonesia sebagai media pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi tertarik dan senang selama proses pembelajaran berlangsung. Perlakuan ini diberikan di kelas III semester 2 dengan empat kali pertemuan.

Jadi, dengan penggunaan media komik ini diharapkan dapat membantu siswa membangkitkan minat serta motivasi belajar yang tinggi dan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penetian sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas III MI Darul Muqinin.

H : Terdapat pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III MI Darul Muqinin.


(49)

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Darul Muqinin yang beralamat di JL. Nuh, Sukabumi Utara Jakarta Barat, Kebon Jeruk, Kode Pos 11540. Waktu penelitian berisi penjelasan kapan penelitian dilakukan, dan lamanya penelitian dilakukan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari 2015. Berikut ini adalah tabel kegiatan dan waktu penelitian yang akan dilaksanakan.

Tabel 3.1

Kegiatan dan Waktu Penelitian

No Keterangan Bulan

Ke-I II III IV V VI VII VIII

1 Penyusunan Proposal √

2 Seminar Proposal √

3 Revisi Proposal √

4 Pembuatan Bab 1, 2, dan 3 skripsi

√ √

5 Pembuatan Instrumen Penelitian

6 Uji coba instrument √

7 Pelaksanaan Penelitian √ √

8 Analisis Data √

9 Penyempurnaan laporan √ √ √

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen. Design ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian adalah untuk mengetahui

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet.,18, h. 77.


(50)

dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan, yaitu pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan media komik dibuat langsung oleh peneliti tentang memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang diterapkan pada kelompok eksperimen kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran PKn tanpa menggunakan media komik melainkan melalui metode konvensional. Eksperimen kuasi bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu variable saja meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan/ menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik.2

Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonequivalent Control Group Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 - T2

Keterangan:

T1:Pretestkelas eksperimen T2:Posttestkelas eksperimen T3:Pretestkelas kontrol T4:Posttestkelas kontrol

X : Pembelajaran PKn dengan menggunakan media komik. - : Pembelajaran PKn dengan metode konvensional.

2

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.2, h.207.


(51)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah Keseluruhan data atau objek yang diteliti berupa karakteristik tertentu terhadap gejala, fenomena, peristiwa atau kejadian-kejadian.3 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas III Madrasah Ibtidaiyah Darul Muqinin tahun pelajaran 2014/2015.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian data yang diambil dari populasi.4Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas, yaitu kelas 3 A (Kontrol) dan kelas 3 B (Eksperimen). Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, dikarenakan sampel dipilih atasa dasar bahwa 2 kelas tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang sama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa, maka sumber datanya adalah siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan atas teknik tes dan non tes. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kinerja maksimum (performance maximum)individu atau hasil belajar. Tes dilakukan melalui dua tahapan yaitu pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik.5 Sedangkan Posttest ialah tes akhir yag dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

3

Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis data penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,2010), Cet.I, h.139.

4

Ibid.,

5

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), Cet.,5, h. 69.


(52)

apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.6

2. Non-tes

Teknik non-tes digunakan sebagai pendukung pencapaian pemahaman konsep yang telah dilakukan. Adapun teknik penngumpulan data yang digunakan terdiri atas:

a) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti serta untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.7Hasil wawancara juga nantinya digunakan setelah proses belajar di kelas eksperimen untuk mengetahui pengaruh media komik bagi siswa.

b) Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan hasil responden yang diamati tidak terlalu besar.8Observasi dilakukan baik di kelas eksperimen dan di kelas kontrol untuk melihat perkembangan proses belajar yang terjadi.

Dalam teknik pengumpulan data yang peneliti dapatkan, akan dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3

Teknik Pengumpulan Data

No Data Sumber Data Teknik

Pengumpulan

1 Nilai KKM Siswa Tes

2 Informasi Guru dan siswa Wawancara

3 Proses belajar Siswa Observasi

6

Ibid,. h. 70.

7

Sugiyono, op. cit., h.194.

8


(53)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data. Adapun bentuk instrumennya yaitu Tes pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Tes yang digunakan untuk mengukur melaluiprestest danposttesthasil belajar siswa yang berupa tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 30 item yang terdiri dari 3 option atau pilihan jawaban yaitu a, b, c yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Dimana semua tes yang diberikan mengukur ranah kognitif yang meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).

Sebelum membuat instrumen, terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi instrumen agar soal yang dibuat mengacu pada indikator-indikator kemampuan siswa pada materi memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Kisi-kisi tes pada pokok bahasan dibuat sebanyak 10 indikator dan 40 pertanyaan.


(54)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

Indikator Tingkat Kemampuan Soal

C1 C2 C3

4.1 Mengenal

kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.

Kebhinnek aan

Menjelaskan pengertian semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

4*8 18* 3

Memahami makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

5* 6* 11 13* 16* 37* 39* 40*

8

Menerapkan

Kebhinnekaan dalam kehidupan sehari-hari.

21* 1

Kekayaan Alam dan Keragaman Budaya

Menjelaskan kekayaan alam dan keragaman budaya di Indonesia.

1* 2* 2

Menyebutkan contoh kekayaan alam dan keragaman budaya di Indonesia. 7 12* 20* 24* 25* 26 27* 28* 32* 34* 35* 11 Keramahta mahan

Menjelaskan pengertian keramahtamahan.

38* 1

Memberikan contoh sikap keramahtamahan sebagai bangsa Indonesia.

22* 29* 22

Menerapkan sikap keramahtamahan dalam kehidupan sehari-hari.


(55)

4.2

Menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia.

Menampilk an rasa bangga sebagai bangsa Indonesia

Menjelaskan sikap bangga sebagai bangsa Indonesia.

9* 10 14* 15* 17* 19* 27* 31* 33*

9

Memberikan contoh bangga memakai prosuk Indonesia.

30* 36* 2

15 23 2 40

Keterangan *: Soal yang valid

Selain itu peneliti juga menggunakan lembar observasi dan wawancara untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media komik dan kelas kontrol yang tanpa diberikan perlakuan. Adapun pedoman observasi dan wawancara dapat dilihat dari tabel berikut:


(56)

Tabel 3.5 Pedoman Observasi

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Nama Sekolah :

Kelas :

Mata Pelajaran :

Waktu :

Tanggal :

Berilah tanda chek list pada nilai yang sesuai dengan pengamatan Anda!

NO ASPEK YANG DIAMATI Nilai

4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa 2. Kesiapan menerima pembelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Menjawab pertanyaan guru

2.Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai

III Kegiatan Inti Pembelajaran

1. Guru memberikan media komik saat pembelajaran berlangsung 2.Bertanya saat proses penjelasan materi

3. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru

2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran 3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan

guru

Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar PENUTUP


(57)

Jumlah

Persentase TOTAL PENILAIAN

Skor maksimal : 52 Skor minimal : 0

Keterangan Kategori Penilaian Total 0 % - 25 % = Kurang Baik 25 % - 50% = Cukup 50% - 75% = Baik


(58)

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara

LEMBAR WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS III MI DARUL MUQININ

Pewawancara : Responden : Jabatan :

Tempat :

Hari/tanggal :

Waktu :

No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban

1

2

3

4

5

Bagaimana pendapat kalian mengenai pembelajaran PKn yang telah kalian ikuti?

Apakah belajar dengan menggunakan media komik kalian lebih mudah untuk mempelajari materi yang ada?

Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan media komik?

Apakah kalian belajar dengan menggunakan media komik menjadi jenuh?

Bagaimana hasil belajar PKn kalian setelah menggunakan media komik?


(59)

F. Uji Coba Instrumen 1. Tes

Instrumen diuji coba terlebih dahulu pada kelas 4 yang terdiri dari 34 siswa/i. Pengujian instrumen dilakukan di kelas 4 karena kelas 4 sudah mempelajari materi memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur validitas, reabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen layak digunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak.

a. Uji Validitas

Suatu instrument evaluasi dikatakan valid, seperti yang diterangkan oleh Gay dan Jonhson, apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.9 Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut:10

r

=

Keterangan:

rXY : Reabilitas antar variabel X dan variabel Y n : Banyak siswa

X : Skor butir soal Y : Skor Total

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rXY

dibandingkan dengan . Harga diperoleh dengan menentukan derajat kebebasannya dengan rumus df = n – 2 pada taraf signifikasn 5%, dengan ketentuan jika rXY sama atau lebih besar dengan , maka soal tersebut dinyatakan valid.

9

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed,1, Cet. 3, h. 31.

10

Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 92.


(60)

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian, dari 40 soal yang diuji cobakan 35 soal valid.

b. Uji Reliabilitas

Dalam persyaratan tes, bahwa reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil.11

Teknik yang digunakan untuk mengukur realibilitas suatu tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Rochardson 20) karena intrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut:12

r

=

Keterangan:

r11 = Reabilitas tes secara keseluruhan n = Banyaknya item

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q S = Standar deviasi dari tes

Tabel 3.8

Indeks realibilitas diklasifikasikan sebagai berikut: Keterangan < 0,20 Tidak ada realibilitas 0,21–0,40 Realibilitas rendah 0,41–0,70 Realibilitas sedang 0,71–0,90 Realibilitas tinggi 0,90–1,00 Realibilitas sangat tinggi

1,00 Realibilitas sempurna

11

Ibid,. h. 100.

12


(61)

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas instrumen, diperoleh sebesar 0,92. Dengan nilai realibilitas demikian, maka instrumen tersebut memiliki reablibilitas yang sangat tinggi dan memenuhi persyaratan instrumen yang baik.

c. Pengujian taraf kesukaran instrumen

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba.13Rumus pengujian taraf kesukaran yaitu:

P =

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut: Tabel 3.9

Tingkat Kesukaran14

Tingkat kesukaran Nilai P

Sukar P < 0,3

Sedang 0,3 0,7

Mudah P > 0,7

Sangat mudah >1,00

Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen penelitian, diperoleh 2 butir soal dengan tingkat kesulitan

13

Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 207.

14

Mulyasa, Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi Hasil tes, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009), Ed.4, h.21.


(62)

“sukar”, 9 butir soal dengan tingkat kesulitan “sedang”, 7 butir soal dengan tingkat kesulitan “mudah”, dan 22 butir soal dengan tingkat kesulitan

“sangat mudah”.

d. Daya pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.15 Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah sebagai berikut:

D =

-Keterangan:

D = Daya pembeda/ Jumlah peserta tes

BA = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas

BB = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah

JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas

JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Kriteria soal-soal berdasarkan daya pembedanya sebagai berikut: Tabel 3.10

Klasifikasi daya pembeda

Klasifikasi daya pembeda Kriteria

D< 0 Sangat jelek

0,00–0,20 Jelek

0,20–0,40 Cukup

0,40–0,70 Baik

0,70–1,00 Sangat baik

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran dari tiap soal dapat dilihat rekapitulasi analisis butir soal.

15


(63)

Dari 40 soal yang telah diuji coba, diperoleh 35 soal yang valid, dengan realibilitas 0,92. Namun, peneliti hanya menggunakan 30 butir soal. Hal ini berdasarkan pada proporsi keterwakilan masing-masing indikator. Maka dari itu peneliti hanya menggunakan soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39 untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa mengenai materi memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

Untuk mempermudah teknik analisis instrumen seperti tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan realibilitas soal maka dalam penelitian ini dihitung dengan program komputer ANATES.

2. Non tes

Non tes yaitu berupa lembar observasi dan wawancara. Lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran selama berlangsungnya pembelajaran. Sedangkan wawancara untuk memperoleh data-data yang lebih mendalam dengan bertanya langsung kepada guru dan siswa yang pada saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan menggunakan uji-t. Tetapi sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 22 dengan menggunakan teknik Komogrov-Smirnov. Syarat suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05.

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam


(64)

penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS 22 yaitu One Way Anova.

Untuk mrnganalisa tabel anova, lakukan langkah-langkah analisa seperti:16

Ho :Rata-rata populasi dari ketiga varian adalah sama.

H1 :Rata-rata populasi ketiga varian adalah tidak sama.

Jika probabilitas > F tabel 0,05, Hoditolak

Jika probabilitas < F tabel 0,05, Hoditerima

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan T-test. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adaya pengaruh media komik terhadap hasil belajar PKn siswa dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan program SPSS 22 yaitu dengan teknik analisis Independent-SamplesT-Test.Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian.

Adapun kriteria pengujian hipotesis:17 Jika Signifikan > 0,05 maka Hoditerima

Jika Signifikan < 0,05 maka Hoditolak

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah:

Ho: 1= 2

Ha : 1 2 Keterangan: 16

Teguh Wahyono, Analsis Statistik Mudah dengan SPSS, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo), h.111.

17

Duwi Priyatno,Cara Kilat Beajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: C.V Andi Offset), h.83.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Tentang Penulis

Ratna Sarifah Mudaim. Penulis lahir di Jakarta, pada 20 Oktober 1993. Putri pertama dari pasangan H.Ma mun (alm) dan Hj. Saeni. Memiliki satu orang adik bernama Abdul Aziz.

Pada tahun 2001-2002, Penulis mengenyam pendidikan di TK An-Najah Jakarta Barat. Kemudian duduk dibangku Sekolah Dasar pada tahun 2002-2005 di MI Darul Muqinin Jakarta Barat.

Penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah pada tahun 2005-2008 di Mts. Al-falah Jakarta Selatan. Belum cukup dengan ilmu yang didapat, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah pada tahun 2008-2011 di MAN 4 Model Jakarta. Pada tahun 2011, penulis meneruskan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan memilih Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan mengambil program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Menggambar dan menulis merupakan hobi penulis sejak duduk dibangku SD. Sejak kecil penulis sering mengikuti berbagai lomba diantaranya lomba kaligrafi, karikatur, komik, dan pembacaan puisi.


(6)

Memasuki dunia perkuliahan, penulis aktif di organisasi ektra dan intra kampus. Diakhir tahun 2011 penulis bergabung disebuah organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PGMI sebagai anggota kemahasiswaan. Ditahun 2012-2014 penulis masih eksis bergabung di HMJ PGMI dan menjabat sebagai Sekretaris Umum. Penulis juga bergabung di sebuah organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mana semua potensi yang dimiliki dalam diri penulis dapat direalisasikan dalam dunia nyata. Di dalam organisasi tersebut penulis bergabung sebagai anggota bidang Kemahasiswaan dan juga menjadi Ketua Distrik PGMI.

Selain aktif di kegiatan kampus, kesibukan lain yang dijalani sekarang ialah menjadi pentransfer ilmu untuk anak-anak penerus bangsa. Penulis menjadi guru kelas 1 di MI Darul Muqinin, dan guru privat.