Dakwah Dan Politik : analisis terhadap pemikiran dan kiprah H.Jazuli Juwaini,M.A.

DAKWAH DAN POLITIK
(ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN DAN KIPRAH
H. JAZULI JUWAINI, M.A.)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam, (S.Sos.J)

Oleb:
Ida Suryani
NIM: 104051001787

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 M/1429 H

セ・イウョエ「。@


Wntuh ]bunl:Jahu

Ofi iGunaa, ivunaa, air mata mengucur
Jiwaku me(ayang keCana aa(am kesedlfian
ofi ivunaa, ivunaa gunaafi-riak eraku
'Emyaskan aaku ke aasar kege(isafian
:M.isi-misikku Eerkeja:ran 'tuk gayai
:J{armoni aan cayaian kaum yenaafiu(uku
'iuk gayai cita segar aa{am fuGuk fiatinya
'iinggikan kevenaran da(am jiwanya
£.emEafi-(emvafi antara aku aan engkau
Jejakjejak aan kurun memventang
.Jl/iu fiadlr severangijiwa mengeja cita
Taaafiu ay?Uncak visiku semayam angan
.Jl/iu aatang memvawa Eevan auka aymnaakku
'Ditangan&u mengafir goresan tinta cinta
Ofi ivunaa, ivunaa Eeragam &avar&u
Taaa manusia ane&a cerita
'Dufiai iGunaa, ajari aya yang mesti

Xami yeremvafi&an da(am era yenufi &eyaCsuan
Ofi ivunaa, aisini &ufifiat semGurat mega-mega cafiaya
:M.emvafiagiakan&u, sefimut fajar mengfiamyar
]"ajar Eerucay, sinar siang segera aatang
Tantu(li_an aneka cerita aan yotret cafiaya
Wafiai yang mengaau, &eaua matamu merona auka
Taaa-Nya terventang jara& memanjang
'Dikuasa Sang Tencipta semesta ini Eera&fiir
Xita menaamva, aan (uya Sang Tencipta
XaCa Eer&efientfak aengan semesta reafita

":J!Eliambil bari potongan ll'ajah harpa %!bbnrrnbnmn
セ「。ャ・@

al-%lspma\ui untuk

DAKWAH DAN POLITIK
(ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN DAN KIPRAH
H. JAZULI JUWAINI, M.A.)


Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh:
Ida Suryani
NIM: 104051001787

Pembimbing

セM

..

^セ@

%1lR

Dr. Murodi, M.A.


JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
TA'V ADTA

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul DAKWAH DAN POLITIK (ANALISIS TERHADAP
KIPRAH DAN PEMIKIRAN H. JAZULI JUWAINI, M.A.) telah diujikan

dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 4 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.


Jakarta, 4 Maret 2008
Sidang Munaqosyah

erangkap Anggota,

Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Mahmu Jalal, M.A.
NIP: 150202324

P nguji II

Pembimbing

Dr. Murodi, M.A.
NIP: 150254102

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S 1) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang digunakan \• 4=>1.?" L>;u1 Y.J
J

,,..

(::!-.!"' セェ@

,,., /.

a ,

,..


uJ;::r; iセ@
'Of

-,,.,

l.

J

Artinya: 'Dan Dia !ah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S. alAn'am: 165)
Quraish Shihab menyimpulkan kata khulafa' (.,W:..) bila digunakan dalam
al-Qur ' an, maka itu mengesaukan adanya makna kekuasaan politik dalam
mengelola suatu wilayah, sedang bila menggunakan bentuk jamak khala 'if

c¥), maka kckuasaan wilayah tidak termasuk dalam maknanya.


5

Pendapat tersebut, dipabami oleh Jazuli babwa kalau khalifah (:uh) kita
artikan sebagai kekuasaan, maka untuk mencapai kekuasaan itu politik tidak
mungkin dinihilkan. Artinya manusia adalab satu-satunya makhluk yang
berpolitik, karena Allah tidak mengirim atau membebaukan amanab sebagai
khalifah-Nya kepada selain manusia.

6

Tidak digunakannya bentuk tunggal untuk makna ini (khulafa -- .,W:..),
mengesaukan bahwa kekhalifahan yang diemban oleh setiap orang tidak dapat

4

7

terlaksana, kecuali dengan bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Jazuli juga
menegaskan bahwa politik dan dakwah adalah kewajiban kolektif, tidak bisa

dilakukan secara individu. Ia menambahkan, manusia itu adalah Dhoifun
bimufrodi Hセヲ。N@

,

;J. · o),

ia akan lemah dengan kesenderiannya. Tetapi, dia akan

kuat dengan kebersamaan dan kekolektivitasan. 8
Amien Rais menambahkan, bahwa dalam tugas kekhalifahan itu, dakwah
menjadi bagian paling esensial, karena pembangunan manusia dan
masyarakat sebagaimana dikehendaki oleh Allah Sang Maha Pencipta
hanya dapat terselenggara jika secara individual maupun kolektif, manusia
dan masyarakat bersedia menyambut da 'wah ila Allah dan menebarkan
amal saleh \,Yang bermakna setiap usaha, kerja, dan tindakan yang bernilai
kebajikan).
Kedua ayat di atas mengesankan tentang posisi manusia sebagai khalifah
(pemimpin) sesuai dengan fitrahnya dan kemurahan Allah yang memberikan
kerajaan bagi manusia di muka bumi. Kedua ayat ini menjelaskan tentang potensi

manusia sebagai penguasa di muka bumi.
Kekuasaan di bumi masa kini biasa disalurkan dalam kehidupan sosial
melalui politik, meski tidak secara tegas Allah menegaskan kewajiban berpolitik
melalui ayat di atas. Namun secara tersirat dijelaskan bahwa ada kewajiban
memimpin dan diberi kekuasaan pada dua ayat di atas.
Dalam tulisannya Jazuli mengutip dari Hacker bahwa dalam sejarah Plato
dan Aristoteles telah menyebut manusia sebagai "zoon polilicon" atau
makhluk politik. Dalam karya fenomenal Plato berjudul Republic dan
Aristoteles dengan judul Politics menjelaskan bahwa sejatinya politik itu
agung dan mulia yakni sebagai wahana membangun masyarakat. Sebuah
masyarakat berkeadaban yang terwujud dalam tatanan sosial yang
berlandaskan pada hukum, norma, dan aturan sehingga tercipta keadilan,
kesejahteraan., dan kemaslahatan umum. Lebih lanjut bagi Plato, politik
adalah jalan bagi apa yang disebut a perfect society; (kesempurnaan
masyarakat) sementara menurut Aristoteles, politik adalah cara meraih apa
7

Shihab, Vol. 4. h. 373.

5


yang disebut the best possible system that could be reached. (sistem terbaik
yang memungkinkan untuk di terapkan - dalam masyarakat - ). 10
Menyikapi dimensi politik dalam Islam, bisa diartikan bahwa Islam dan
politik merupakan satu kesatuan. Dalam catatan sejarah panjang Islam bahwa
Rasulullah Saw. adalah sebaik-baik contoh bagi semua dimensi kehidupan,
termasuk juga politik. Kita telah mengetahui bahwa Nabi Muhammad Saw. dan
para sahabat juga berpolitik. Ketika Rasulullah berhijrah ke Madinah setelah itu
Rasulullah membangun negara Islam pertama Madinah.
Menurut Hamn Nasution yang dikutip oleh Musdah Mulia, bahwa di
Madinah umat Islam mempunyai posisi yang baik dan segera berkembang
menjadi komunitas kuat dan mampu berdiri sendiri. Nabi sendiri menjadi
pemimpin masyarakat yang barn di bentuk itu dan akhimya menjadi suatu negara.
Suatu negara yang wilayah kekuasaannya ketika Nabi wafat meliputi seluruh
kawasan semenanjung Arabia.

11

Pada dasamya kegitan politik adalah suatu sifat lahiriyah bagi manusia
untuk mengeksistensikan dirinya di masyarakat, melalui politik manusia
menancapkan dirinya sebagai seorang yang mampu menjadi pemimpin
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-Qur'an, bahwa seti.ap manusia adalah
pemimpin terutama bagi dirinya sendiri.
Ranah politik bukanlah suatu ha! yang hams kita jauhkan, karena dalam
sejarah manusia, politik adalah ha! yang menyatu di dalamnya. Dalam
kemampuan komunikasi yang semakin meluas, manusia mampu melahirkan
pemikiran yang tajam untuk pengembangan potensi dan aktuuiisasi diri di
!O • ' '

6

masyarakat, dan dengan demikian politik menjadi perhatian. Politik selalu
diartikan sebagai media untuk mewujudkan keberadaan manusia dalam
kepemimpinan dan sosialisasinya di masyarakat.
Di negara Islam pertama Madinah, Rasulullah adalah peletak 8ti.ir?n-8tnran
tentang pengelolaan negara yang pertama menurut ajaran al-Qur'an. Setelah ia
wafat maka, kepemimpinan umat Islam atau kekuasaan politiknya dilanjutkan
oleh para sahabat Khulafaurrasydin (632-661 M). Khulafaurrasyidin itu adalah
Abu Bakar (632-634), Umar bin Khatab (634-644), Utsman bin Affan (644-656),
dan Ali bin Abi Thalib (656-661).

12

Sejarah Islam juga telah mencatat beberapa nama yang terkenal dan sangat
berpengaruh bagi kemunculan teori-teori politik Islam. Sebut saja seperti Ibnu Abi
Rabi', Al-Farabi (257-339 H/870-950 M), Ibnu Khaldun (732-808 H/1332-1406
M) yang lahir jauh lebih dahulu dari pada pemuka teori politik Barat Hegel (17701831 M) atau Karl Marx (1818-1883 M), danMuhammad Abduh (1849-1905 M)
atau Abu! A'la al-Maududi (1903-1979 M) sebagai tokoh politik Islam yang
kontemporer.
Manusia adalah makhluk sosial yang berdiri di atas bumi sebagai makhluk
Allah yang paling tinggi. Manusia mempunyai tugas mengatui- apa yang ada di
bumi. Dalam kehidupannya, manusia dituntut untuk menjadi individu yang
memimpin dan menjalankan segala urusan. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa
Islam adalah agama yang universal, Islam mencaknp semua aspek dalam
kehidupan baik material maupun spiritual.
Menurut Nazih Ayubi yang dikutip oleh Bahtiar Effendy bahwa:

7

Mereka (sejumlah umat islam, ulama atau kaum terpelajar) percaya akan
sifat Islam yang sempurna dan menyeluruh sehingga, menurut mereka,
Islam meliputi tiga "D" yang terkenal itu (Din, agama; Dunya; dunia dan
Dau/ah; Negara) ...... [Karena itu) Islam adalah sebuah tota!itas yang padu
yang menawarkan pemecahan terhadap semua masalah kehidupan. Islam
harus dit.erima dalam keseluruhannya, dan harus diterapkan dalam
keluarga, ekonomi dan politik. [bagi kalangan muslimin], realisasi sebuah
masyarakat Islam dibayangkan dalam penciptaan sebuah Negara Islam,
yakni sebuah "Negara ideologis" yang didasaii kepada ajaran-ajaran
Islam yang lengkap. 13
Pendapat di atas, sekali lagi menegaskan tentang kesempurnaan aJaran
Islam yang mencakup semua ha! dalam kehidupan. Bahkan realisasi yang
dijelaskan labih lanjut untuk membangun sebuah masyarakat Islam didasarkan
pada ajaran Islam yang lengkap. Suatu ha! yang menaiik untuk diangkat dari
semua permasalahan ini adalah tentang aspek politik. Islam dan politik adalah
dua ha! yang sangat menarik, sebagian orang mungkin mengira bahwa politik
adalah suatu ha! yang harus dijauhkan dari agama tetapi tidak demikian untuk
Islam.
Islam dan politik di Indonesia juga mempunyai catatan sejarah panjang.
Pengaruh pemimpin yang memimpin negeri ini juga tak bisa dilepaskan dari
lukisan sejarah Islam politik di Indonesia. Dimulai pada masa pemerintahan Bung
Karno yang disebut sebagai Orde Lama, kemudian pada zaman Soeharto yang
disebut sebagai Orde Barn, yang kemudian diruntuhkan oleh masa Reformasi
yang dimulai pada tahun 1998. Islam politik di Indoneisa mempunyai banyak
cerita.

14

Terlepas dari itu semua figur-figur politik Islam di Indonesia juga banyak
mendapat perhatian, terutama ketika reformasi bergulir maka lahirlah kembali
13
n;

Bahtiar Effendi, Islam dan Negara: Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam

lnr/rn1o