Pengolahan Data Analisis Data

Indri Purwnti, 2015 Hubungan antara self-efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12 Kriteria PenyekoranInstrumen Motivasi Belajar Bentuk Butir Pola Penyekoran SS S KS TS STS Positif 5 4 3 2 1 Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 - 5 dengan bobot tertentu. Bobotnya sebagai berikut : 1 Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai STS memiliki skor 1. 2 Untuk pilihan jawaban tidak sesuai TS memiliki skor 2. 3 Untuk pilihan jawaban ragu-ragu KS memiliki skor 3. 4 Untuk pilihan jawaban sesuai S memiliki skor 4. 5 Untuk pilihan jawaban sangat sesuai SS memiliki skor 5. Untuk indikator durasi dan frekuensi kegiatan belajar menggunakan lima pilihan jawaban setiap butir yaitu a, b, c, d, dan e. Butir-butir pernyataan berbentuk pernyataan positif dengan kriteria penyekoran sebagai berikut. Tabel 3.13 Kriteria Penyekoran Instrumen Motivasi Belajar pada Indikator Durasi dan Frekuensi Kegiatan Belajar Bentuk Butir Pola Penyekoran A B C D E Positif 1 2 3 4 5 Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 - 5 dengan bobot tertentu. Bobotnya sebagai berikut : 1 Untuk pilihan jawaban A memiliki skor 1. 2 Untuk pilihan jawaban B memiliki skor 2. 3 Untuk pilihan jawaban C memiliki skor 3. 4 Untuk pilihan jawaban D memiliki skor 4. 5 Untuk pilihan jawaban E memiliki skor 5.

3.5.3. Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari uji korelasi, uji signifikan, dan uji deteksi pengaruh mediasi. 1. Profil Self-Efficacy, Motivasi Belajar, dan Prestasi Belajar Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah untuk mengukur bagaimana profil self-efficacy, motivasi belajar, dan prestasi belajar Indri Purwnti, 2015 Hubungan antara self-efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu peserta didik di SMP Negeri 45 Bandung. Self-efficacy peserta didik dibagi menjadi tiga kategori yaitu tidak yakin, agak yakin, dan sangat yakin sesuai dengan dengan ketentuan sebagai berikut. 1 Kuartil 1 dengan nilai 0 sampai dengan 33,33 menunjukkan tingkat keyakinan pada tingkat tidak yakin. 2 Kuartil 2 dengan nilai 33,34 sampai dengan 66,66 menunjukkan tingkat keyakinan pada tingkat agak yakin. 3 Kuartil 3 dengan nilai 66,67 sampai dengan 100 menunjukkan tingkat keyakinan pada tingkat sangan yakin. Motivasi belajar peserta didik dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah sesuai dengan dengan ketentuan sebagai berikut. 1 Kuartil 1 dengan nilai 1 sampai dengan 1,66 menunjukkan tingkat motivasi belajar pada tingkat rendah. 2 Kuartil 2 dengan nilai 1,67 sampai dengan 3,32 menunjukkan tingkat motivasi belajar pada tingkat sedang. 3 Kuartil 3 dengan nilai 3,33 sampai dengan 5 menunjukkan tingkat motivasi belajar pada tingkat tinggi. Prestasi belajar peserta didik dibagi menjadi lima kategori, yaitu amat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik sesuai dengan dengan ketentuan sebagai berikut. 1 Kategori E dengan nilai antara 50 sampai dengan 59 menunjukkan tingkat prestasi belajar pada tingkat sangat kurang baik. 2 Kategori D dengan nilai antara 60 sampai dengan 69 menunjukkan tingkat prestasi belajar pada tingkat kurang baik. 3 Kategori C dengan nilai antara 70 sampai dengan 79 menunjukkan tingkat prestasi belajar pada tingkat cukup baik. 4 Kategori B dengan nilai antara 80 sampai dengan 89 menunjukkan tingkat prestasi belajar pada tingkat baik 5 Kategori A dengan nilai antara 90 sampai dengan 100 menunjukkan tingkat prestasi belajar pada tingkat amat baik. 2. Uji Normalitas Indri Purwnti, 2015 Hubungan antara self-efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui bentuk distribusi data yang digunakan dalam penelitian Susetyo, 2014, hlm. 271. Pengujian normalitas ini dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Apabila data yang dihasilkan berdistribusi normal maka teknik analisis yang digunakan adalah parametris, sedangkan jika hasil analisis yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka analisis yang digunakan adalah nonparametris. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan nilai Skewness dengan bantuan IBM SPSS Statistics Versi 21. Nilai Skewness yang baik adalah mendekati angka nol yang menandakan kemiringan kecenderungan seimbang atau mendekati distribusi normal dan nilai ini bersifat mutlak +- Susetyo, 2014, hlm. 272. Di bawah ini terdapat tabel hasil uji normalitas untuk data self-efficacy, motivasi belajar, dan prestasi belajar. Tabel 3.14 Hasil Uji Normalitas Descriptive Statistics N Skewness Kurtosis Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error Self-Efficacy 353 -,346 ,130 -,013 ,259 Motivasi Belajar 353 ,054 ,130 ,034 ,259 Prestasi Belajar 353 ,476 ,130 -,413 ,259 Valid N listwise 353 Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 3.14 untuk data self-efficacy, motivasi belajar, dan prestasi belajar menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dengan nilai Skewness mendekati angka nol. 3. Uji Koefisien Korelasi Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment. Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel independen, dan dependen memiliki hubungan atau tidak. Kriteria kuat lemahnya korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.15 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,200 Sangat Rendah 0,20 – 0,400 Rendah 0,40 – 0,600 Sedang 0,60 – 0,800 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Indri Purwnti, 2015 Hubungan antara self-efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Arikunto, 2010, hlm. 319 Rumus yang digunakan dalam korelasi Product Moment Arikunto, 2010, hlm. 317 adalah sebagai berikut: Keterangan: r : Koefisien korelasi Product Moment antara variabel X dan variabel Y n : Jumlah individu dalam sampel X : Angka mentah untuk variabel X Y : Angka mentah untuk variabel Y Rumus untuk uji korelasi ganda Sugiyono, 2011, hlm. 266 adalah sebagai berikut. Keterangan: r x1x2y : koefisien korelasi ganda r x1y : koefisien korelasi antara variabel x 1 dengan y r x2y : koefisien korelasi antara variabel x 2 dengan y r x1x2 : koefisien korelasi antara variabel x 1 dengan x 2 4. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian hipotesis. Dengan mengacu pada hipotesis penelitian, hipotesis yang akan diuji dinyatakan dengan statistik H dan H 1 berikut ini. 1 Hipotesis pertama yang diajukan penelitian ini adalah sebagai berikut. H : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan prestasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun ajaran 20142015. Indri Purwnti, 2015 Hubungan antara self-efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan prestasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun ajaran 20142015. 2 Hipotesis kedua yang diajukan penelitian ini adalah sebagai berikut. H : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun ajaran 20142015. H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun ajaran 20142015. 3 Hipotesis ketiga yang diajukan penelitian ini adalah sebagai berikut. H : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan motivasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun ajaran 20142015. H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan motivasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun ajaran 20142015. 4 Hipotesis keempat yang diajukan penelitian ini adalah sebagai berikut. H : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun ajaran 20142015. H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun ajaran 20142015. Hipotesis statistik tersebut dengan koefisian p sebesar 0,00 dengan ketentuan H ditolak apabila angka p ≤ 0,05 dan H diterima apabila angka p 0,05 Ihsan, 2010, hlm. 43. Indri Purwnti, 2015 Hubungan antara self-efficacy dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN SERTA KETERBATASAN PENELITIAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dibawah ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang patut ditelaah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara umum self-efficacy peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 20142015 berada pada kategori sangat yakin. Artinya peserta didik memiliki keyakinan yang mampu untuk memahami dan mengerjakan tugas dari materi yang paling mudah sampai dengan yang sangat sulit, mengembangkan kemampuannya dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, dan bertahan dalam menyelesaikan tugas sekolah sampai tuntas. 2. Secara umum motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 20142015 berada pada kategori tinggi. Artinya peserta didik peserta didik memiliki usaha yang baik dalam melakukan kegiatan belajar. 3. Secara umum prestasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 20142015 berada pada kategori baik. Artinya peserta didik mencapai standar baik dalam menampilkan keberhasilan dalam proses belajar. 4. Hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar peserta didik menunjukkan hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 20142015. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin yakin tingkat self-efficacy maka semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik, begitu pula sebaliknya semakin tidak yakin tingkat self-efficacy maka semakin kurang baik pula prestasi belajar yang dicapai peserta didik. 5. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik menunjukkan hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 20142015. Hal