Hubungan salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (pstw) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan

  

HUBUNGAN SALAT BERJAMAAH DENGAN

TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL

TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI MULIA 03

MARGAGUNA JAKARTA SELATAN

  

Skripsi

  Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

  

Oleh :

RIZAL KHOERUL HAQ

1111104000044

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

  

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

RIWAYAT HIDUP

  

v

  Nama : Rizal Khoerul Haq Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 07 Oktober 1993 Agama : Islam Status : Belum Menikah Alamat : Jl. Nagrak RT 04/06 No. 42 Kp. Cangkuang Kec.

  Cangkuang Bandung Jawa Barat Telepon/Handphone : 085720849797 E-mail : rizalkhoer@yahoo.co.id Riwayat Pendidikan :

  1. TK Al-MUDIYAH (1999-2000)

  2. SDN SETRAGALIH II (2000-2006)

  3. SMPN I KATAPANG (2006-2009)

  4. SMAN I KATAPANG (2009-2011) Pengalaman Seminar, Pelatihan, Workshop dan Talk Show:

  1. Pelatihan Pertolongan Pertama pada Mahasiswa “Tau Trik Pasti Bisa

  Nolong..!!” Tahun 2011

  2. Seminar Keperawatan “Nursing as Partner Society and Delivering Public

  Health ” Tahun 2011

  3. Seminar Nasional Keperawatan “Uji Kompetensi Perawat: Meningkatkan

  Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global

  Tahun 2012

  4. Seminar Nasional Keperawatan “NANDA, NIC, NOC: Concept,

  Implementation, and Inovation for Better Quality of Nursing Service in Indonesia ” Tahun 2013

  5. Workshop Keperawatan “NANDA, NIC, NOC: Concept, Implementation, and

  

Inovation for Better Quality of Nursing Service in Indonesia ” Tahun 2013

  6. Seminar Nasional “Kekerasan Seks pada Anak dan Remaja, Peran Perawat &

  Keluarga ” Tahun 2014

  7. Talk Show “IMA Youth Forum: Part of Indonesia MDG Awards 2013” Tahun 2014

  8. Pelatihan “SEFT Total Solution Training” Tahun 2014

  9. Pelatihan “Basic Trauma Life Support dan Basic Cardiovascular Life

  Support ” Tahun 2015

  10. Seminar Nasional keperawatan “ENTERPRE-NURSE: Konsep, Peluang dan

  Kebijakan Praktik Mandiri Keperawatan untuk Mnghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ” Tahun 2015 vi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

  Skripsi, Juni 2015

  Rizal Khoerul Haq, NIM: 1111104000044 HUBUNGAN SALAT BERJAMAAH DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI MULIA 03 MARGAGUNA JAKARTA SELATAN

  (xxi + 81 Halaman + 9 Tabel + 2 Gambar + 6 Lampiran)

  

ABSTRAK

  Lansia merupakan tahap akhir pertumbuhan manusia, saat seseorang memasuki tahap lansia maka mereka akan mengalami berbagai perubahan yang rentan menimbulkan depresi. Depresi pada lansia dapat menyebabkan keadaan tidak bermotivasi sosial, hilangnya perhatian pada keadaan sekitar serta bunuh diri, oleh karena itu dibutuhkan kegiatan yang dapat dijadikan usaha preventif pencegahan depresi pada lansia. Salat berjamaah merupakan ibadah yang dalam pelaksanaannya melibatkan dimensi spiritual, emosional, fisik dan interaksi yang dapat menumbuhkan kedekatan pada Allah Swt. maupun sesama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan. Jenis penelitian adalah penelitian

  

kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 30 responden lansia yang

  memiliki kebiasaan rutin melaksanakan salat berjamaah di masjid. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner salat berjamaah dan kuesioner depresi. Hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi spearman diperoleh r=-0,657 dengan P-value 0,000 sehingga Ha diterima. Hasil penelitian secara umum menunjukan ada hubungan kuat antara salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan dengan arah negatif (-).

  .

  Kata kunci : Shalat Berjamaah, Depresi, Lansia Daftar Bacaan : 93 (1998-2015)

vii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES THE STUDY PROGRAME OF NURSING SCIENCES

  Undergraduated Thesis, June 2015

  Rizal Khoerul Haq, NIM : 1111104000044

RELATIONS BETWEEN CONGREGATIONAL PRAYERS WITH

DEPRESSION ON ELDERLY AT PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

(PSTW) BUDI MULIA 03 MARGAGUNA SOUTH JAKARTA

  (xxii + 81 Pages+ 9 Tables + 2 Figures + 6 Appendixes)

  

ABSTRACT

  Elderly is the final stage of human growth, when a person enters elderly stage, they will experiencing a variety of changes that cause depression. Depression in the elderly can lead to absence of social motivation, loss attention to the situation around and suicide, therefore it’s required activities that can used as effort of depression preventive in the elderly. Congregational prayers is a worship which in practice involves a spiritual dimension, emotional, and physical interaction that able to make someone be closer to Allah Swt. as well as fellow. The purpose of this study was to determine the relationship between the congregational prayers with depression rate in the elderly at Panti SosIal Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna South Jakarta. This type of research is quantitative with cross sectional study of 30 elderly who have a habit perform congregational prayers in the mosque routinely. Data collected by using congregational prayers questionnaire and depression questionnaire. Statistical test results obtained using Spearman correlation r = -0.657 with P-value 0.000 so it means Ha accepted. Research results generally showed there is strong relationship between prayer in congregation with depression rate in the elderly at Panti SosIal Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna South Jakarta with negative direction (-).

  Keywords : Congregational prayers, Depression, Elderly Reference : 93 (1998-2015)

viii

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Segala puji adalah bagi Allah Swt., kita memuji, memohon pertolongan, dan memohon ampunan kepada-Nya, serta kepada-Nya pula kita berlindung dari keburukan diri dan dari kejahatan amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah Swt. maka tidak akan ada satupun makhluk yang mampu menyesatkannya, dan barangsiapa yang dibiarkan sesat oleh Allah Swt. maka tidak akan ada satupun makhluk yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Dialah Yang Maha Esa serta tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

  Atas berkat rahmat, ridha, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Salat Berjamaah dengan Tingkat Depresi pada Lansia

  

di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Magaguna Jakarta

Selatan”.

  Penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat:

  1. Prof. Dr. Arif Sumantri S.KM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

  

ix

  2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp.,MSc, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan.

  3. Ibu Eni Nur’aini Agustini S.Kp.,MSc, selaku dosen pembimbing akademik, terimakasih untuk beliau yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama 4 tahun masa akademik.

  4. Ibu Ratna Pelawati, S.Kp.,M.Biomed dan Ibu Puspita Palupi, S.Kp.,M.Kep,,Ns.Sp.Kep.Mat, selaku dosen pembimbing, terimakasih sebesar-besarnya kepada beliau yang telah meluangkan waktu dan ilmu dalam membimbing penulis selama proses penulisan skripsi ini.

  5. Uswatun Khasanah, MNS, Selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk menyempurnakan skripsi ini.

  6. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya yang tak ternilai, serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

  7. Kepala dan staf Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 01 Cipayung, yang telah mengijinkan dan membantu peneliti dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

  8. Kepala dan staf Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna, yang telah mengijinkan dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

  9. Orang tuaku, Ibu Imas Masitoh dan Bapak Aep Saepudin yang telah menjadi jalan dari segala kebaikan baik yang tampak maupun yang tidak tampak yang

  x penulis rasakan, kepada keduanya semoga penulis dapat berbakti, serta kepada Mamah eneng dan Aang yang telah memberikan kasih sayang dan tauladan bagai orang tua.

  10. Saudari perempuanku, Teh Risna dan Teh Ridha beserta keluarga yang selalu mengingatkan untuk tidak menunda-nunda dalam mengerjakan skripsi.

  11. Sahabat-sahabat PSIK 2011, Ilzam, Gilang, Ikbal yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan perkuliahan, semoga kita menjadi perawat islam yang profesional, serta Desti, Anjay, Runingga, Azmi, Nika dan Maul yang telah memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  12. Teman-teman BEM PSIK periode 2011-2014 yang telah memberikan pelajaran praktik berorganisasi.

  Seraya berdoa kepada Allah Swt., penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah Swt. dan semua kesalahan diampuni oleh Allah Swt. Aamiin.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Ciputat, Juni 2015 Penulis

  xi

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HAL

  PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................iv RIWAYAT HIDUP...................................................................................................v ABSTRAK...............................................................................................................vii ABSTRACT...........................................................................................................viii KATA PENGANTAR..............................................................................................ix DAFTAR ISI..........................................................................................................xiii DAFTAR BAGAN................................................................................................xvii DAFTAR TABEL................................................................................................xviii DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xix DAFTAR SINGKATAN........................................................................................xx LEMBAR PERSEMBAHAN................................................................................xxi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................................1 B. Rumusan Masalah.......................................................................................5 C. Tujuan Penelitian........................................................................................5 D. Manfaat Penelitian......................................................................................6 E. Ruang Lingkup Penelitian..........................................................................7

xii

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia................................................................................................8

  1. Definisi................................................................................................8

  2. Perubahan pada Lansia.......................................................................8

  3. Tugas Perkembangan Lansia.............................................................13

  4. Permasalahan Bekaitan dengan Lansia.............................................13

  5. Tipe Kepribadian Lansia...................................................................14

  6. Perilaku Lansia..................................................................................15

  B. Depresi....................................................................................................16

  1. Definisi..............................................................................................16

  2. Faktor Penyebab Depresi pada Lansia..............................................17

  3. Gejala Depresi...................................................................................19

  4. Depresi Berdasarkan Tingkatan Beratnya........................................20

  5. Diagnosis depresi..............................................................................22

  C. Salat Berjamaah......................................................................................23

  1. Definisi.............................................................................................23

  2. Hukum Salat Berjamaah..................................................................23

  3. Anjuran dan Peringatan untuk Mengerjakan Salat Berjamaah........24

  4. Syarat Wajib Salat Berjamaah.........................................................26

  5. Sunat-sunat dalam Salat Berjamaah................................................26

  6. Halangan yang Membolehkan Seseorang Meninggalkan Salat Berjamaah........................................................................................27

  xiii

  7. Boleh Berpisah dari Imam Karena ‘Udzur......................................28

  8. Tata Cara Salat Berjamaah..............................................................29

  9. Khusyuk dalam Salat.......................................................................30

  10. Tawakal dan Ketenangan dalam Salat.............................................32

  11. Aspek Positif Salat Berjamaah........................................................32

  D. Penelitian Tekait....................................................................................39

  E. Kerangka Konsep..................................................................................40

  BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep..................................................................................41 B. Hipotesis...............................................................................................42 C. Definisi Operasional.............................................................................43 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian..................................................................................44 B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................44 C. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................45 D. Besar Sampel.......................................................................................46 E. Teknik Pengambilan Sampel...............................................................47 F. Pengumpulan Data..............................................................................47 G. Metode Pengumpulan Data.................................................................48 xiv

  H. Hasil Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen..................................50

  I. Tahapan Penelitian...........................................................................53 J. Pengolahan Data..............................................................................55 K. Analisis Data....................................................................................56 L. Etika dan Prinsip Penelitian.............................................................58

  BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian..............................................63 B. Karakteristik Responden.................................................................63 C. Analisis Univariat...........................................................................64 D. Analisis Bivariat.............................................................................65 BAB VI PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha

  (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan......................67

  B. Hubungan Salat Berjamaah dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan....................................72

  C. Keterbatasan Penelitian.................................................................78

  xv

  BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................79 B. Saran...........................................................................................80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvi

  

DAFTAR BAGAN

  1.1 Kerangka Teori................................................................................40

  1.2 Kerangka Konsep.............................................................................41

  

xvii

  

DAFTAR TABEL

  3.1 Definisi Operasional....................................................................,,.43

  4.1 Skor Skala Likert...........................................................................49

  4.2 Distribusi Pernyataan Kuesioner Salat Berjamaah........................49

  4.3 Distribusi Pernyataan Kuesioner Salat Berjamaah Sebelum Dilakukan Validity Content oleh Ahli...........................51

  4.4 Distribusi Pernyataan salat Berjamaah Sesudah Dilakukan Validity Content oleh Ahli..........................................52

  4.5 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan...................................58

  5.1 Distribusi Jenis Kelamin, Umur dan Pendidikan Responden Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03

  Margaguna Jakarta Selatan...........................................................64

  5.2 Distribusi Nilai Salat Berjamaah Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan.........64

  5.3 Distribusi Tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta Selatan............................65

  5.4 Analisis Hubungan Salat Berjamaah dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia

  03 Margaguna Jakarta Selatan.....................................................65

  

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Lembar Informed Consent Lampiran 2 Kuesioner Data Demografi Lampiran 3 kuesioner Salat Berjamaah Lampiran 4 Kuesioner Depresi Lampiran 5 lembar Surat Izin Penelitian Lampiran 6 Lampiran Hasil SPSS

  xix

DAFTAR SINGKATAN

  xx

  Swt. : Subhanahu wa ta ‘ala Saw. : Salallahu ‘alaihi wassalam Lansia : Lanjut usia PSTW : Panti Sosial Tresna Werdha Depkes : Departemen Kesehatan Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar WHO : World Health Organization CAM : Complementary and Alternative Modalities

LEMBAR PERSEMBAHAN

  "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS. At Taubah: 18)

  “Siapa saja yang salat lima waktu

  dengan berjamaah, maka ia akan melewati shirat secepat kilat. Ia bersama Sabiqun Awwalun dan dihari kiamat ia akan datang dengan muka berseri seperti bulan purnama. ” (HR. Ath-Thabrani)

xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Populasi lansia di Indonesia setelah tahun 2050 diprediksi meningkat

  lebih tinggi daripada populasi lansia di wilayah Asia dan global. Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini terlihat dari presentase lansia pada tahun 2008, 2009, dan 2012 yang mencapai lebih dari 7%. Laporan PBB memprediksi bahwa usia harapan hidup di Indonesia pada tahun 2045-2050 mencapai 77,6 tahun dengan presentase lansia mencapai 28,68% (Dewi, 2014). Penduduk usia lanjut di Indonesia memiliki beberapa dimensi diantaranya jumlah absolut yang besar, tingkat pendapatan yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah, dan yang tak kalah pentingnya kemungkinan tingkat kesehatan yang rendah pula (Tamher & Noorkasiani, 2011).

  Ketika seseorang memasuki tahap lansia, maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Hal ini mengakibatkan perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan kepribadian (Sutarto & Ismulcokro, 2008). Riskesdas tahun 2013 menyebutkan bahwa jumlah kejadian gangguan mental emosional pada lansia lebih tinggi daripada kelompok umur lainnya (Depkes, 2013). Satu contoh masalah yang sangat lazim akibat depresi di kalangan lansia adalah bunuh diri, terutama pada laki-laki kulit putih. Bunuh diri yang mereka

  1

  2 lakukan seringkali tampak sebagai akibat penilaian keadaan dan harapan mereka yang dipikirkan dengan baik (Pickett & Hanlon, 2009).

  Depresi pada lansia sering terjadi bersamaan dengan masalah gangguan fisik menahun yang dialaminya (Santoso & Ismail, 2010). Mereka juga menjadi depresif karena mengetahui bahwa sebagian besar dari proses kehidupan tidak mereka lalui. Mereka seakan-akan merasa tertinggal dan tidak berdaya terhadap keadaan sekelilingnya, dalam hal ini sering juga ditemukan hambatan baik dalam bergerak, tindakan, maupun cara berpikir. Hal ini dapat mengarah pada keadaan tidak bermotivasi total, dan hilangnya perhatian terhadap keadaan sekelilingnya (Steven et al, 2012). Blazer (1986 dalam Carpenito, 2012) mendeskripsikan teori penyebab depresi yang menekankan interaksi kompleks antara beberapa faktor mencakup sumber ekonomi yang rendah, penurunan dukungan sosial, serta penurunan fungsi kesehatan fisik. Faktor tadi memberi pengaruh pada harga diri dan motivasi yang akan meningkatkan perasaan bersalah dan kemarahan. Emosi negatif yang muncul akan menekan afek dan meningkatkan perenungan. Hingga akhirnya akan menurunkan kontak sosial atau menghindar.

  Erikson (1963 dalam Stolte, 2007) menyatakan bahwa tugas perkembangan lansia adalah integritas ego. Bagian dari tugas ini adalah menerima apa yang telah dilakukan seseorang dengan bijak tanpa memperhatikan rasa sakit dan perjuangan yang terjadi sepanjang perjalanannya.

  Sullivan dalam Videbeck (2013) menyatakan studi menunjukan bahwa

  3 spiritualitas merupakan bantuan yang tulus bagi banyak individu dewasa yang mengalami masalah kejiwaan, berperan sebagai media koping utama dan merupakan sumber makna dan koherensi dalam hidup mereka, atau membantu menyediakan jaringan sosial. Penelitian yang dilakukan Sternthal dan Williams (2010) menyimpulkan bahwa beribadah secara personal, kepercayaan pada akhirat, dan beraktifitas dalam kegiatan keagamaan menunjukan koping positif, pemaknaan hidup dan pengampunan terhadap diri maupun sesama.

  Ibadah atau doa sebagai Complementary and Alternative Modalities (CAM) merupakan bentuk metode penyembuhan CAM yang paling sering dipraktikan sebagai bentuk intervensi (Gill, 2011). Ibadah salat dalam agama Islam merupakan kunci ibadah yang wajib dilakukan setiap muslim (Kurniasih, 2008). Salat sebagai ibadah memberikan aspek psikologi transpersonal dan

  

transdental yaitu aspek rohaniyah yang akan memberikan dampak

  menenangkan terhadap jiwa (Sholeh, 2010). Sangkan (2014) mengatakan apabila orang beriman berdzikir pasti akan mendapatkan sambutan dari Allah dan diantara tandanya adalah berupa ketenangan.

  “Orang-orang yang beriman, hati mereka tenang dengan mengingat

  Allah. Ingat, hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi .” (QS. Ar-Ra’d: 28). tenteram

  Ibnul Qayyim (dalam Taufiq, 2009) mengatakan bahwa salat adalah cara terbaik untuk menenangkan hati, menyinarkan wajah, menyenangkan jiwa,

  4 menghilangkan kemalasan, mengaktifkan gerakan anggota tubuh, menambah kekuatan, melapangkan dada, memberikan nutrisi bagi dada, memberikan nutrisi bagi ruh dan menerangkan hati. Ayyub (2008) mengatakan orang yang melakukan salat sendirian mendapat keutamaan, meskipun keutamaan yang didapatkan oleh orang yang salat berjamaah lebih besar daripada keutamaan yang diperolehnya, yaitu sebanyak 27 kali lipat. El-Ma’rufie (2009) menyebutkan bahwa dalam salat berjamaah terdapat manfaat-manfaat tambahan jika dibandingkan dengan salat sendirian yaitu pada aspek sosial meliputi interaksi, demokrasi, dan kebersamaan.

  Studi Pendahuluan yang telah peneliti lakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan mendapatkan data dari total 208 orang lansia terdapat 60 orang lansia binaan mengalami psikotik dan diantaranya ditempatkan di kamar khusus serta tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan sebagaimana lansia yang lain, sedangkan hasil studi literatur yang dilakukan peneliti menemukan bahwa Levin (2012) melakukan penelitian pada lansia, ia menyimpulkan bahwa berpartisipasi dalam aktivitas di sinagog berhubungan dengan tingkat depresi yang rendah, kualitas hidup yang lebih baik, dan sikap optimis. Syukra (2012) meneliti hubungan religiusitas dengan depresi pada lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Padang, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara religiusitas dan depresi pada lansia. Peneliti belum menemukan literatur yang meneliti hubungan intervensi agama Islam khususnya salat berjamaah terhadap tingkat

  5 depresi pada lansia, oleh karena itu peneliti merasa penelitian ini penting dilakukan untuk memperkaya khazanah pengetahuan mengenai CAM terutama bagi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengintegrasikan pengetahuan keperawatan dan keislaman, maka berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Salat Berjamaah dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan”.

  B. Rumusan Masalah

  Pertanyaan penelitian yang diajukan berdasarkan latar belakang di atas adalah “Adakah hubungan antara ibadah salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan?”.

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna

  Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan.

  2. Tujuan Khusus

  a. Diketahuinya data demografi berupa usia, jenis kelamin dan pendidikan lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia Margaguna

  03 Jakarta Selatan.

  6 b. Diketahuinya gambaran salat berjamaah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia Margaguna 03 Jakarta Selatan.

  c. Diketahuinya gambaran tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia Margaguna 03 Jakarta Selatan.

  d. Diketahuinya hubungan salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapakan penelitian ini berkontribusi dalam memperluas khazanah pengetahuan berkaitan dengan Complementary and Alternative

  

Modalities (CAM) dengan pendekatan spiritual pada lansia depresi.

  2. Bagi Pendidikan Keperawatan Diharapkan penelitian ini memberikan tambahanan informasi dan referensi dalam peningkatan pengetahuan dan pedoman tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah depresi pada lansia.

  3. Bagi Perawat Diharapakan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan keperawatan terhadap lansia depresi.

  7

E. Ruang Lingkup

  Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengetahui hubungan salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia pada bulan Mei-Juni tahun 2015. Subjek yang diteliti adalah lansia yang berada di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain cross-sectional serta pengumpulan data dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia

  1. Definisi

  Penuaan (aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Santoso & Ismail, 2010). Lanjut usia adalah kelompok penduduk berusia 60 tahun ke atas (Tamher & Noorkasiani, 2011). World

  Health Oraganization (WHO) mengklasifikasikan lansia menjadi lansia

  pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lansia (elderly) 60-74 tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun, dan lansia sangat tua (very old) di atas 90 tahun (Nugroho, 2009).

  2. Perubahan pada Lansia

  Efendi & Makhfudli (2009) mengungkapkan bahwa perubahan pada lansia terdiri dari perubahan fisik, perubahan mental dan perubahan sosial.

  a. Perubahan fisik 1) Sel

  Pada lansia jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar. Cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang,

  9 proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang. Jumlah sel otak menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, dan otak menjadi atrofi. 2) Sistem persarafan

  Rata-rata berkurangnya saraf neokortikal sebesar 1 per detik (Pakkenberg et al, 2003 dalam Ferry & Makhfudli, 2009).

  Hubungan persarafan cepat menurun, lambat dalam merespon baik dari gerakan maupun jarak waktu, khususnya dengan stress, mengecilnya saraf panca indra, serta kurang sensitif terhadap sentuhan.

  3) Sistem pendengaran Gangguan pendengaran (presbikusis), membran timpani menjadi atrofi, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan keratin, pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stress.

  4) Sistem penglihatan Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk bola, lensa lebih keruh dapat menyebabkan katarak, meningkatnya ambang pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang, dan menurunnya daya

  10 untuk membedakan antara warna biru dan hijau pada skala pemeriksaan.

  5) Sistem kardiovaskular Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun setelah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi, tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.

  6) Sistem pengaturan suhu tubuh

  o

  Suhu tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis +/- 35 , hal ini diakibatkan oleh metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

  7) Sistem pernafasan Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia, paru-paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun. Ukuran alveoli melebar dari normal dan

  11 jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, dan penurunan kekuatan otot pernafasan.

  8) Sistem gastrointestinal Kehilangan gigi, penurunan indera pengecapan, esophagus melebar, sensitivitas rasa lapar menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun, hati semakin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran darah. 9) Sistem gentourinaria

  Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang (berakibat pada kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat jenis urine menurun, proteinuria biasanya +1). Blood urea

  nitrogent meningkat hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap

  glukosa meningkat. Otot kandung kemih melemah, kapasitasnya menurun hingga 200 ml dan menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine. Pria dengan usia 65 tahun ke atas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga 75% dari besar normalnya.

  12 10) Sistem endokrin

  Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktifitas tiroid, BMR, daya pertukaran gas, produksi aldosteron, sekresi hormone kelamin seperti progesteron, estrogen, dan testosteron. 11) Sistem integumen

  Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik, menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya. 12) Sistem muskuloskeletal

  Tulang kehilangan kepadatannya dan semakin rapuh, kifosis, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, atrofi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot keram dan menjadi tremor.

  b. Perubahan mental Perubahan mental pada lansia disebabkan perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan, tingkat kecerdasan, dan kenangan.

  13 c. Perubahan psikososial

  Perubahan psikososial pada lansia meliputi kehilangan sumber finansial, kehilangan status jabatan, kehilangan teman atau relasi, kehilangan pekerjaan atau kegiatan, dan merasakan atau kesadaran akan kematian.

  3. Tugas Perkembangan Lansia

  Tamher & Noorkasiani (2011) menyebutkan tugas perkembangan lansia terdiri dari: a. Penyesuaian terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik

  b. Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan kesehatan

  c. Penyesuaian terhadap kematian pasangan atau orang terdekat

  d. Membangun suatu perkumpulan dengan sekelompok usia

  e. Mengambil prakarsa dan beradaptasi terhadap peran sosial dengan cara yang fleksibel f. Membuat pengaturan hidup atau kegiatan fisik yang menyenangkan.

  4. Permasalahan Berkaitan dengan Lansia.

  Tamher & Noorkasiani (2011) mengatakan proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan hal yang wajar bagi siapa saja yang dikarunia umur panjang, proses menua tersebut membawa permasalahan meliputi: a. Masalah baik secara fisik, biologis, mental, maupun sosial ekonomis akibat proses penuaan. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisik semakin mundur, hingga dapat mengakibatkan

  14 penurunan pada peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan didalam mencukupi kebutuhan hidup.

  b. Berkurangnya kesibukan sosial, hal ini mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungan yang dapat mengakibatkan dampak pada kebahagiaan seseorang.

  c. Memfungsikan tenaga dan kemampuan yang dimiliki lansia dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja.

  d. Masih ada lanjut usia berada dalam keadaan terlantar, selain tidak memiiki bekal hidup dan penghasilan/pekerjaan, mereka juga tidak memiliki keluarga/sebatangkara.

  e. Kecenderungan tidak dihargainya lansia pada masyarakat industri sehingga mereka terisolir dalam kehidupan bermasyarakat.

  f. Kewajiban generasi tua menjadi pembina jati diri budaya dan ciri khas Indonesia agar tetap terpelihara kelestariannya.

  g. Lansia memerlukan tempat tinggal dan fasilitas khusus.

5. Tipe Kepribadian Lansia

  a. Tipe kepribadian konstruktif (construction personality), pada tipe ini biasanya tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap.

  b. Tipe kepribadian mandiri (independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power syndrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.

  15 c. Tipe kepribadian tergantung (dependent personality), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis, kehidupan pada masa lansia tidak bergejolak, namun jika pasangan hidup meninggal, pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana.

  d. Tipe kepribadian bermusuhan (hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki masa tua lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya. Banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonomi menjadi morat-marit.

  e. Tipe kepribadian kritik diri (self hate personality), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara karena perilakunya sendiri, sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya (Sutarto & Ismulcokro, 2008).

6. Perilaku Lansia

  Maryam, dkk (2008) mengklasifikasikan perilaku lansia menjadi dua perilaku, yaitu: a. Perilaku yang kurang baik

  1) Kurang berserah diri 2) Pemarah, merasa tidak puas, murung dan putus asa 3) Sering menyendiri 4) Kurang melakukan aktifitas fisik/olahraga/kurang gerak 5) Makan tidak teratur dan kurang minum

  16 6) Kebiasaan merokok dan minum minuman keras 7) Minum obat penenang dan obat penghilang sakit tanpa aturan 8) Melakukan kegiatan melebihi kemampuan 9) Menganggap kehidupan seks tidak diperlukan lagi 10) Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur.

  b. Perilaku yang baik 1) Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa 2) Menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan

  3) Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat 4) Melakukan olahraga ringan setiap hari 5) Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai serta banyak minum 6) Berhenti merokok dan minuman keras 7) Minum obat sesuai anjuran.

B. Depresi

1. Definisi

  Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertanya (Sadock, 2007). Gangguan depresif mayor biasanya mencakup mood sedih atau kurangnya minat dalam aktifitas kehidupan selama dua minggu atau lebih disertai minimal empat gejala lain depresi, seperti anhedonia dan

  17 perubahan berat badan, tidur, energi, konsentrasi, pembuatan keputusan, harga diri, dan tujuan (Videbeck, 2013).

2. Faktor Penyebab Depresi pada Lansia

  Penyebab utama depresi belum diketahui namun ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya depresi pada lansia.

  a. Faktor biologis Santoso & Ismail (2010) mengatakan bahwa adanya ketidak seimbangan zat-zat kimia di otak menyebabkan sel-sel otak tidak berfungsi dengan baik dan pada anggota keluarga ada yang lebih rentan terhadap zat kimia ini sehingga menimbulkan depresi, oleh karena itu kemungkinan faktor keturunan atau genetik dianggap sebagai penyebabnya. Depresi pada lansia sering pula terjadi bersamaan dengan masalah fisik menahun yang dialaminya, misalnya diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, penyakit hati kronis yang sulit disembuhkan, asma, stroke, rematik, osteoporosis, kanker, dan lain- lain. Gangguan penglihatan dan pendengaran yang umum terjadi pada lansia dapat juga memperberat depresi. Pada sebagaian wanita perubahan hormonal ketika menjelang menopause terjadi gangguan psikologis berupa depresi ringan, mereka menjadi mudah tersinggung, cepat marah, suasana hati gampang berubah, merasa tertekan, murung, sedih, kecewa, merasa tidak berguna, mudah panik, mudah lupa, konsentrasi buruk dan emosi tidak stabil. Sa’abah (2001) mengatakan pada lansia laki-lakipun terjadi penurunan aktifitas gonad secara

  18 berangsur-angsur yang menyebabkan penurunan penampilan kelaki- lakian serta munculnya ciri-ciri kewanitaan seperti intonasi suara menjadi lebih tinggi. Ketidaknyamanan fisik tersebut menyebabkan banyaknya laki-laki usia madya mengeluh karena mengalami depresi.

  b. Faktor psikososial Kepribadian dasar seseorang sangat ditentukan pada masa kanak- kanak. Salah satu yang mempengaruhinya adalah lingkungan sosial hingga mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang ketika ia dewasa. Kegagalan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan atau kehilangan pada saat lanjut usia akan menjadi pencetus depresi. Perubahan status ekonomi, struktur keluarga yang cepat berubah, cenderung kehilangan dukungan anak, menantu, cucu, dan juga teman-teman. Kurang berfungsinya sistem pendukung keluarga dan lingkungan teman dapat mempermudah timbulnya depresi (Santoso dan Ismail, 2009).

  c. Faktor kognitif Teori Beck (1976) dalam (Videbeck, 2013) penyebab depresi berkaitan dengan pikiran negatif komprehensif individu yang depresi.

  Mereka memandang diri sendiri, dunia, dan masa depan dalam bentuk kegagalan yang menyimpang, dengan secara berulang menginterpretasikan pengalaman sebagai hal yang sulit dan membebani serta menginterpretasikan diri mereka sendiri sebagai orang yang tidak konsekuen dan tidak kompeten.

  19 d. Faktor ekonomi

  Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisik semakin mundur, hingga dapat mengakibatkan penurunan pada peran sosialnya.

  Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan didalam mencukupi kebutuhan hidup (Tamher & Noorkasiani, 2011). Perubahan status ekonomi ini dapat menjadi pencetus depresi apabila lansia gagal untuk menyesuaikan diri (Santoso dan Ismail, 2009).

3. Gejala Depresi

  Maryam, dkk (2008) mengatakan diantara gejala depresi adalah:

  a. Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun saat pagi yang bukan merupakan kebiasaan sehari-harinya b. Sering kelelahan, lemas, dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari-hari c. Kebersihan dan kerapihan diri sering diabaikan

  d. Cepat marah dan tersinggung

  e. Daya konsentrasi kurang

  f. Pembicaraan sering disertai topik yang berhubungan dengan rasa pesimis atau perasaan putus asa g. Berkurang atau hilangnya nafsu makan sehingga berat badan menurun dengan cepat h. Kadangkala dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk bunuh diri.

  20