Tingkat Kerentanan Sumber Daya Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor Mcclelland, 1844) di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu
TINGKAT KERENTANAN SUMBER DAYA IKAN SIDAT
(Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) DI SUNGAI
CIMANDIRI, PALABUHANRATU
DENI RAHMAT HIDAYAT
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tingkat Kerentanan
Sumber Daya Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) di Sungai
Cimandiri, Palabuhanratu adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua
sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Oktober 2014
Deni Rahmat Hidayat
NIM C24100064
ABSTRAK
DENI RAHMAT HIDAYAT. Tingkat Kerentanan Sumber Daya Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) di Sungai Cimandiri Palabuhanratu.
Dibimbing oleh YONVITNER dan M MUKHLIS KAMAL.
Sungai Cimandiri merupakan salah satu habitat ikan sidat. Tingkat
kerentanan ikan sidat di Sungai Cimandiri setiap tahun mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari lingkungan fisik dan kualitas perairan yang
mengalami degradasi akibat aktivitas manusia di sekitar Sungai Cimandiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat resiko potensi
kerentanan sumber daya ikan berbasis data kerentanan untuk mengkaji
keberlanjutan spesies ikan sidat di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu. Analisis
dilakukan dengan kajian mengenai kerentanan menggunakan software PSA
(Productivity and Susceptability Anayisis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai kerentanan sumber daya ikan sidat telah mendekati kondisi rentan. Tingkat
kerentanan ikan sidat di Sungai Cimandiri yang tertinggi pada bulan Oktober
dengan nilai produktivitas rendah dan resiko kerentanan tinggi.
Nilai
Produktivitas bulan Oktober yaitu 1.3, sedangkan nilai susceptabilitas adalah
sebesar 2.5, dengan indeks kerentanan 2.3. Tingkat kerentanan di Sungai
Cimandiri berdasarkan analisis yang dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober
menunjukkan tingkat kerentanan sedang hingga sangat rentan.
Kata kunci: Ikan sidat, tingkat kerentanan, Sungai Cimandiri
ABSTRACT
DENI RAHMAT HIDAYAT. The Vulnerability Of Resource-Based Fish Eel
(Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) in Cimandiri River, Palabuhanratu.
Supervised by YONVITNER and M MUKHLIS KAMAL.
Cimandiri River is one of eel habitat. The level of vulnerability eels in the
Cimandiri River each year has been increasing. It caused by the influence of
physical environment and degradation water quality due to human activities
around Cimandiri River. The purpose of this study was to determine the risk
potential vulnerability level of fish resources based vulnerability data to assess the
sustainability of fish species in Cimandiri River, Palabuhanratu. The analysis was
performed with software vulnerability assessment of the PSA (Productivity and
Susceptibility Analysis). The results showed that the value of the vulnerability of
eel resources has approached the vulnerable condition. The highest vulnerability
level of eels in the Cimandiri River happen in October with low productivity and
high risk vulnerabilities. Value Productivity in October was 1.3, while the value
of susceptibility was 2.5, the vulnerability index of 1.8. The vulnerability level in
Cimandiri River based on the analysis conducted in July and October showed the
vulnerability of moderate to highly susceptible.
Keywords: Cimandiri River, eel, susceptibility
TINGKAT KERENTANAN SUMBER DAYA IKAN SIDAT
(Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) DI SUNGAI
CIMANDIRI, PALABUHANRATU
DENI RAHMAT HIDAYAT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERIARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dengan judul
“Tingkat kerentanan sumber daya ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor
McClelland, 1844) di Sungai Cimandiri Palabuhanratu”.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk studi
di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan.
2. Dr. Yonvitner, S.Pi, M.Si dan Dr. M Mukhlis Kamal, M.Sc sebagai
dosen pembimbing skripsi atas bimbingannya dalam penyusunan dan
perbaikan skripsi.
3. Ir. Gatot Yulinto, M.Si penguji skripsi dan Dr. Ir. Rahmat Kurnia, M.Si
selaku ketua komisi pendidikan Departemen Manajemen Sumber Daya
Perairan.
4. Ali Mahsar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak, ibu, kakak, dan adik serta keluarga tercinta yang selalu
memberikan do’a dan dukungan secara moral maupun spiritual dalam
penyusunan skripsi.
6. Apriansyah atas kerjasamanya selama pengambilan data di Sungai
Cimandiri.
7. Teman satu angkatan di Manajemen Sumber Daya Perairan angkatan 47,
serta sahabat Penulis Mery, Rana, Mega, Hesvi, Ajeng, Dewi, Lufi,
Yuyun, Rivany, Irza, Prehadi, Didit atas bantuan, semangat, dan
keceriaan yang diberikan dalam penyusunan skripsi.
8. Mba Widar, Mba Yani dan seluruh staf TU MSP, MSP 45, MSP 46,
MSP 48, MSP 49, Mba Desti, Ka Devi, dan Ka Fitri.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014
Deni Rahmat Hidayat
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi
Alat dan Bahan
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
vii
1
1
1
2
2
3
3
3
3
4
8
8
15
18
18
18
18
21
27
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
Parameter dan metode analisis kualitas air serta panjang-bobot ikan
Skor produktivitas sumber daya ikan sidat (Apriansyah 2014)
Skor susceptabilitas sumber daya ikan sidat
Kerentanan sumber daya ikan sidat
4
12
13
14
DAFTAR GAMBAR
1 Skema pendekatan masalah tingkat resiko potensi kerentanan sumber
2 Peta Sungai Cimandiri Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat
3 Grafik suhu di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
4 Grafik kekeruhan di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
5 Grafik kecerahan di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
6 Grafik TSS di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
7 Grafik BOD di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
8 Grafik COD di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
9 Jumlah tangkapan ikan sidat di Sungai Cimandiri tahun 2013
10 Hasil tangkapan ikan sidat di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
11 Produktivitas dan susceptabilitas sumberdaya ikan sidat
2
3
8
9
9
10
10
11
11
12
14
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor)
Alat tangkap yang digunakan
Aktivitas di Hulu Sungai Cimandiri
Data kualitas air
Skor atribut produktivitas untuk menduga kerentanan yang telah
dibuat oleh NOAA
Skor atribut susceptabilitas untuk menduga kerentanan yang telah
dibuat oleh NOAA
Hasil analisis susceptabilitas
Matriks hubungan produktivitas dan suscetabilitas terhadap tingkat
kerentanan dengan peluang keberlanjutan sumber daya ikan
Sumber data analisis susceptabilitas
21
21
21
22
22
23
24
25
26
DAFTAR ISTILAH
Management strategy
:
Area overlap
:
Konsentrasi geografis
:
Vertical overlap
:
F/M
SSB (Spawning Stock
Biomass)
:
:
Migrasi musiman
:
Schooling aggregation
:
Morfology affecting
:
Survival after capture
:
Desirability/ Value of the
Fishery
Fishery impact to essential
fish habitat
:
PSA
(Productivity
Susceptability Analysis)
:
and :
Tingkat Kerentanan
:
Susceptabilitas
SFP
:
:
Strategi pengelolaan sumber daya perikanan
dengan melakukan
batasan terhadap
penangkapan ikan di perairan.
Tingkat tumpang tindih penangkapan ikan
berdasarkan alat tangkap yang digunakan.
Kisaran penyebaran sumber daya ikan yang
tertangkap dibandingkan dengan hasil
tangkapan sampingan.
Tumpang tindih penangkapan berdasarkan
kedalaman perairan dan alat tangkap yang
digunakan.
Laju Eksploitasi.
Pengamatan terhadap hasil tangkapan
sumber daya ikan dengan komposisi ikan
lainnya yang tertangkap.
Pergerakan aktif ikan akibat perubahan
siklus hidup dan pengaruh lingkungan yang
berganti secara musim, dan kemungkinan
ikan tertangkap sebagai hasil sampingan.
Kebiasaan sumber daya perikanan dalam
kegiatan migrasi secara bergerombol atau
menyebar yang mempengaruhi hasil
tangkapan.
Selektivitas alat tangkap terhadap ukuran
ikan yang tertangkap sesuai dengan kondisi
morfologi ikan, dan pengaruhnya terhadap
penangkapan ikan.
Ketahanan ikan setelah penangkapan
dilakukan, seberapa lama ikan bisa bertahan
setelah kegiatan penangkapan.
Nilai sumber daya perikanan berdasarkan
tingkat harga di pasaran.
Seberapa besar pengaruh alat tangkap
terhadap kerusakan habitat sumber daya
perikanan.
Softwere yang digunakan untuk menentukan
tingkat resiko kerentanan sumber daya
perikanan.
Kemampuan sumber daya perikanan dalam
menghadapi perubahan kondisi lingkungan,
secara alami maupun dari aktivitas
penangkapan.
Tingkat keterancaman.
Sebaran Frekuensi Panjang.
Break Water
:
Restocking
:
Bangunan yang dibuat sejajar pantai dan
berada pada jarak tertentu dari garis pantai.
Pemecah gelombang dibangun sebagai salah
satu bentuk perlindungan pantai terhadap
erosi dengan menghancurkan
energi
gelombang sebelum sampai ke pantai,
sehingga terjadi endapan di belakang
bangunan. Endapan ini dapat menghalangi
transport sedimen sepanjang pantai.
Salah satu upaya penambahan stok ikan
tangkapan untuk ditebarkan di perairan
umum, pada perairan yang dianggap telah
mengalami krisis akibat padat tangkap atau
tingkat pemanfaatannya berlebihan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat (Anguilla spp.)adalah jenis ikan yang memiliki sifat katadromus,
yang mengawali hidup di laut, tumbuh menjadi dewasa di air tawar, dan kembali
ke laut ketika akan melakukan pemijahan (Aoyama 2009). Ikan sidat memiliki
persebaran yang sangat luas, yakni di daerah tropis, dan subtropis sehingga
dikenal dengan sidat tropis dan sidat subtropis. Paling sedikit terdapat 19 spesies
ikan sidat di dunia, dan enam jenis, di antaranya Anguilla marmorata, A.
celebensis, A. ancentralis, A. borneensis, A. bicolor bicolor, dan A. bicolor
pacifica terdapat di Indonesia (Arai et al. 2011). Ikan sidat memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembangkan karena ikan ini banyak diminati oleh negaranegara maju seperti Jepang, Hongkong, Jerman, dan Italia. Konsumsi ikan sidat
di dunia setiap tahunnya meningkat.
Ikan sidat dapat ditemukan di pantai selatan Pulau Jawa, khususnya di
Sungai Cimandiri, Teluk Palabuhanratu. Keberadaan ikan sidat dipengaruhi oleh
lingkungan perairan sekitarnya. Penurunan populasi ikan sidat dapat disebabkan
oleh aktivitas manusia dalam memanfaatkan sungai yang menjadi habitat ikan
sidat dengan tidak baik.
Aktivitas manusia meliputi penangkapan ikan,
pencemaran bahan organik, dan anorganik dari limbah rumah tangga,
penambangan pasir dari muara sungai, serta pembangunan PLTU yang merubah
bentang sungai menjadi sempit terutama di bagian hilir. Hal tersebut dapat
memengaruhi kelimpahan ikan sidat di Sungai Cimandiri karena terjadi degradasi
lingkungan secara terus menerus.
Ketersediaan ikan sidat di alam bergantung pada sediaan stok dan benih di
perairan. Menurut Sutrisno (2008), keterbatasan benih ikan sidat sepenuhnya
bergantung pada hasil penangkapan di alam yang dipengaruhi oleh musim. Salah
satu upaya untuk menekan laju penurunan populasi ikan di perairan adalah
melalui pelestarian stok dan habitat. Pelestarian stok dan habitat dilakukan untuk
menjaga sumber daya perikanan sidat, namun hal tersebut perlu didukung dengan
adanya suatu kajian mengenai produktivitas dan kerentanan sumber daya
perikanan. Informasi ini dapat dijadikan sebagai prioritas pengelolaan dan
panduan pengambilan keputusan dalam melakukan suatu pengelolaan yang lestari
dan berkelanjutan. Kerentanan stok ikan sidat ditentukan berdasarkan mortailitas
penangkapan sebagai akibat dari laju eksploitasi dan mortalitas alami sebagai
akibat dari kualitas perairan. Tingkat kerentanan ikan sidat akan menentukan
upaya pengelolaan sumber daya perikanan yang tepat.
Kerangka Pemikiran
Ikan sidat merupakan sumber daya perikanan yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Ikan sidat dimanfaatkan sebagai bahan pangan (konsumsi) dan
sebagian besar sebagai komoditas ekspor. Laju eksploitasi ikan sidat di Sungai
Cimandiri meningkat dengan mortalitas penangkapan yang tinggi, sedangkan
perubahan kualitas perairan terus terjadi, sehingga tidak sesuai dengan batas
toleransi hidup ikan sidat akan mengakibatkan peningkatan mortalitas alami.
2
Peningkatan mortalitas tangkapan dan mortalitas alami terhadap sumber daya ikan
sidat dapat mengakibatkan penurunan stok. Hal ini dapat menyebabkan
kerentanan sumber daya ikan sidat, sehingga perlu adanya pengelolaan secara
berkesinambungan untuk menjaga kelestarian dan keberlajutan sumber daya. Hal
tersebut secara skematik dapat disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran tingkat resiko potensi kerentanan sumber
daya ikan sidat
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat resiko potensi
kerentanan sumber daya ikan berbasis data kerentanan untuk mengkaji
keberlanjutan spesies ikan sidat di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi terhadap
pemerintah, masyarakat, dan akademisi mengenai penentuan kebijakan sumber
daya perikanan sidat yang berkelanjutan di Sungai Cimandiri Palabuhanratu.
3
METODE
Waktu dan Lokasi
Waktu penelitian berlangsung selama empat bulan dimulai dari bulan Juli
hingga Oktober 2013. Pengambilan contoh dilakukan pada 5 titik sampling
(Gambar 2) di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa
Barat. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen
Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Gambar 2 Peta Sungai Cimandiri Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu analisis
data primer dan data sekunder. Alat analisis data primer meliputi peralatan
analisis kualitas air dan sampling biota. Alat analisis data sekunder meliputi
laptop atau PC dengan sistem operasi Windows 7, Microsoft Excel, dan
Productivity and Susceptability Analisys (PSA). Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu contoh ikan sidat dan formalin 4 % untuk pengawetan biota.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer diperoleh berdasarkan hasil survei lapang. Data
primer yang dikumpulkan terdiri dari data hasil wawancara dengan nelayan
dengan menggunakan kuisioner, pengambilan contoh ikan, dan pengambilan
sampel air. Wawancara dilakukan terhadap nelayan di Sungai Cimandiri yang
dipilih secara purposive sampling. Pengambilan sampel kualitas air dilakukan
pada lima titik sampling dimaksudkan untuk data pendukung dalam penentuan
4
tingkat kerentanan sumber daya perikanan dan parameter yang dipakai, di
antaranya suhu, salinitas, kecerahan, kekeruhan, TSS, BOD, dan COD,
merupakan parameter yang memengaruhi keberadaan ikan sidat di perairan (Tabel
1). Pengambilan contoh ikan dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan
dalam analisis produktivitas dan susceptabilitas.
Tabel 1 Parameter dan metode analisis kualitas air serta panjang - bobot ikan
Parameter
Satuan
Pengukuran
Metode Analisis
Fisika*
Salinitas
psu
Pengukuran
Refraktometer
Langsung
Kekeruhan
NTU
Analisis
Nephelometrik
Laboratorium
TSS
mg/L
Analisis
Gravimetri
Laboratorium
Kecerahan
m
Analisis
Sechi disk
Laboratorium
o
C
Suhu
Pengukuran
Thermometer
Langsung
Kimia*
BOD
mg/L
Analisis
5 Day BOD Test
Laboratorium
COD
mg/L
Analisis
Closed Reflux,
Laboratorium
Colorimetric Method
Biologi
Panjang
cm
Pengukuran
Menggunakan penggaris
Langsung
Bobot
gram
Pengukuran
Menggunakan
Langsung
timbangan
Sumber: *APHA 2012
Pengumpulan data sekunder
Data sekunder beberapa parameter susceptabilitas diperoleh dari penelitian
sebelumnya yaitu Apriansyah (2014) dan Fishbase.
Data yang diambil
merupakan data pendukung dalam analisis produktivitas meliputi frekuensi
panjang total, umur maksimum, ukuran maksimum, koefisien pertumbuhan,
mortalitas alami, fekunditas, umur matang gonad, breeding strategy, pola
rekruitmen, dan mean trophic level.
Analisis Data
Sebaran frekuensi panjang
Untuk menghitung parameter pertumbuhan, dilakukan pengukuran panjang
total ikan sidat yang ditangkap di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu. Langkahlangkah dalam menganalisis sebaran frekuensi panjang ikan adalah menentukan
jumlah selang kelas panjang yang diperlukan terlebih dahulu, menentukan lebar
selang kelas, dan kemudian menentukan kelas frekuensi dan memasukkan
5
frekuensi masing-masing kelas dengan memasukkan panjang masing-masing ikan
contoh pada selang kelas yang telah ditentukan dengan bantuan software Ms.
Excel 2007.
Mortalitas dan laju eksploitasi
Laju mortalitas total (Z) diduga dengan kurva tangkapan yang di linearkan
berdasarkan data komposisi panjang (Sparre dan Venema 1999) menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1
: konversi data panjang ke data umur dengan menggunakan
inverse persamaan Von Bartalanffy
t
Langkah 2
ln (1
))
t
t
2
1
1
1
ln
2
: menghitung (t+t/2) yang diasumsikan sama dengan t(L1)+ t/2
sama dengan
t
Langkah 4
1
: menghitung waktu rata-rata yang diperlukan oleh ikan untuk
tumbuh dari panjang L1 ke L2 (t)
t
Langkah 3
to (
1+
2
2
to
1
1
ln 1
2
2
: menurunkan kurva hasil tangkapan (C) yang di linearkan yang
dikonversikan ke panjang
ln
t
1
1
2
2
c
t
1+
2
2
Persamaan di atas adalah bentuk persamaan linear dengan kemiringan
(b) = -Z. Untuk laju mortalitas alami (M) diduga dengan menggunakan rumus
empiris Pauly (1980) in Sparre & Venema (1999) sebagai berikut :
0.8 e
0 0152 0 279 n
+ 0 6543 n +0 463 n
L adalah panjang asimsotik pada persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy,
K adalah koefisien pertumbuhan, dan T adalah rata-rata suhu permukaan air (oC).
Laju mortalitas penangkapan (F) ditentukan dengan :
F=Z–M
Pendugaan L∞, k, dan to
oefisien pertumbuhan ( ) dan
dapat diduga dengan menggunakan
model pertumbuhan Von Bartalanffy (Sparre dan Venema 1999) :
6
t
[1 exp( k t to )]
Lt adalah panjang ikan pada saat umur t (satuan waktu)
adalah panjang
maksimum secara teoritis (panjang asimtotik), k adalah koefisien pertumbuhan
(per satuan waktu), dan t0 adalah umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol.
L , K, dan t0 didapatkan dari hasil perhitungan dengan metode Non Parametrik
Scoring of Von Bartanalff Growth Function melalui Software ELEFAN I
(Electronic Length Frequencys Analysis) yang terintegrasi salam program FISAT
II.
Mean tropic level
Stergiou dan Karpouzi (2002) membagi mean tropic level ke dalam empat
kelompok yaitu herbivora (nilai trofik level = 2.0–2.1), omnivora cenderung
herbivora (2.1< Trofik level
(Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) DI SUNGAI
CIMANDIRI, PALABUHANRATU
DENI RAHMAT HIDAYAT
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tingkat Kerentanan
Sumber Daya Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) di Sungai
Cimandiri, Palabuhanratu adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua
sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Oktober 2014
Deni Rahmat Hidayat
NIM C24100064
ABSTRAK
DENI RAHMAT HIDAYAT. Tingkat Kerentanan Sumber Daya Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) di Sungai Cimandiri Palabuhanratu.
Dibimbing oleh YONVITNER dan M MUKHLIS KAMAL.
Sungai Cimandiri merupakan salah satu habitat ikan sidat. Tingkat
kerentanan ikan sidat di Sungai Cimandiri setiap tahun mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari lingkungan fisik dan kualitas perairan yang
mengalami degradasi akibat aktivitas manusia di sekitar Sungai Cimandiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat resiko potensi
kerentanan sumber daya ikan berbasis data kerentanan untuk mengkaji
keberlanjutan spesies ikan sidat di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu. Analisis
dilakukan dengan kajian mengenai kerentanan menggunakan software PSA
(Productivity and Susceptability Anayisis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai kerentanan sumber daya ikan sidat telah mendekati kondisi rentan. Tingkat
kerentanan ikan sidat di Sungai Cimandiri yang tertinggi pada bulan Oktober
dengan nilai produktivitas rendah dan resiko kerentanan tinggi.
Nilai
Produktivitas bulan Oktober yaitu 1.3, sedangkan nilai susceptabilitas adalah
sebesar 2.5, dengan indeks kerentanan 2.3. Tingkat kerentanan di Sungai
Cimandiri berdasarkan analisis yang dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober
menunjukkan tingkat kerentanan sedang hingga sangat rentan.
Kata kunci: Ikan sidat, tingkat kerentanan, Sungai Cimandiri
ABSTRACT
DENI RAHMAT HIDAYAT. The Vulnerability Of Resource-Based Fish Eel
(Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) in Cimandiri River, Palabuhanratu.
Supervised by YONVITNER and M MUKHLIS KAMAL.
Cimandiri River is one of eel habitat. The level of vulnerability eels in the
Cimandiri River each year has been increasing. It caused by the influence of
physical environment and degradation water quality due to human activities
around Cimandiri River. The purpose of this study was to determine the risk
potential vulnerability level of fish resources based vulnerability data to assess the
sustainability of fish species in Cimandiri River, Palabuhanratu. The analysis was
performed with software vulnerability assessment of the PSA (Productivity and
Susceptibility Analysis). The results showed that the value of the vulnerability of
eel resources has approached the vulnerable condition. The highest vulnerability
level of eels in the Cimandiri River happen in October with low productivity and
high risk vulnerabilities. Value Productivity in October was 1.3, while the value
of susceptibility was 2.5, the vulnerability index of 1.8. The vulnerability level in
Cimandiri River based on the analysis conducted in July and October showed the
vulnerability of moderate to highly susceptible.
Keywords: Cimandiri River, eel, susceptibility
TINGKAT KERENTANAN SUMBER DAYA IKAN SIDAT
(Anguilla bicolor bicolor McClelland, 1844) DI SUNGAI
CIMANDIRI, PALABUHANRATU
DENI RAHMAT HIDAYAT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERIARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dengan judul
“Tingkat kerentanan sumber daya ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor
McClelland, 1844) di Sungai Cimandiri Palabuhanratu”.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk studi
di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan.
2. Dr. Yonvitner, S.Pi, M.Si dan Dr. M Mukhlis Kamal, M.Sc sebagai
dosen pembimbing skripsi atas bimbingannya dalam penyusunan dan
perbaikan skripsi.
3. Ir. Gatot Yulinto, M.Si penguji skripsi dan Dr. Ir. Rahmat Kurnia, M.Si
selaku ketua komisi pendidikan Departemen Manajemen Sumber Daya
Perairan.
4. Ali Mahsar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak, ibu, kakak, dan adik serta keluarga tercinta yang selalu
memberikan do’a dan dukungan secara moral maupun spiritual dalam
penyusunan skripsi.
6. Apriansyah atas kerjasamanya selama pengambilan data di Sungai
Cimandiri.
7. Teman satu angkatan di Manajemen Sumber Daya Perairan angkatan 47,
serta sahabat Penulis Mery, Rana, Mega, Hesvi, Ajeng, Dewi, Lufi,
Yuyun, Rivany, Irza, Prehadi, Didit atas bantuan, semangat, dan
keceriaan yang diberikan dalam penyusunan skripsi.
8. Mba Widar, Mba Yani dan seluruh staf TU MSP, MSP 45, MSP 46,
MSP 48, MSP 49, Mba Desti, Ka Devi, dan Ka Fitri.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014
Deni Rahmat Hidayat
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi
Alat dan Bahan
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
vii
1
1
1
2
2
3
3
3
3
4
8
8
15
18
18
18
18
21
27
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
Parameter dan metode analisis kualitas air serta panjang-bobot ikan
Skor produktivitas sumber daya ikan sidat (Apriansyah 2014)
Skor susceptabilitas sumber daya ikan sidat
Kerentanan sumber daya ikan sidat
4
12
13
14
DAFTAR GAMBAR
1 Skema pendekatan masalah tingkat resiko potensi kerentanan sumber
2 Peta Sungai Cimandiri Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat
3 Grafik suhu di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
4 Grafik kekeruhan di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
5 Grafik kecerahan di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
6 Grafik TSS di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
7 Grafik BOD di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
8 Grafik COD di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
9 Jumlah tangkapan ikan sidat di Sungai Cimandiri tahun 2013
10 Hasil tangkapan ikan sidat di perairan Sungai Cimandiri tahun 2013
11 Produktivitas dan susceptabilitas sumberdaya ikan sidat
2
3
8
9
9
10
10
11
11
12
14
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor)
Alat tangkap yang digunakan
Aktivitas di Hulu Sungai Cimandiri
Data kualitas air
Skor atribut produktivitas untuk menduga kerentanan yang telah
dibuat oleh NOAA
Skor atribut susceptabilitas untuk menduga kerentanan yang telah
dibuat oleh NOAA
Hasil analisis susceptabilitas
Matriks hubungan produktivitas dan suscetabilitas terhadap tingkat
kerentanan dengan peluang keberlanjutan sumber daya ikan
Sumber data analisis susceptabilitas
21
21
21
22
22
23
24
25
26
DAFTAR ISTILAH
Management strategy
:
Area overlap
:
Konsentrasi geografis
:
Vertical overlap
:
F/M
SSB (Spawning Stock
Biomass)
:
:
Migrasi musiman
:
Schooling aggregation
:
Morfology affecting
:
Survival after capture
:
Desirability/ Value of the
Fishery
Fishery impact to essential
fish habitat
:
PSA
(Productivity
Susceptability Analysis)
:
and :
Tingkat Kerentanan
:
Susceptabilitas
SFP
:
:
Strategi pengelolaan sumber daya perikanan
dengan melakukan
batasan terhadap
penangkapan ikan di perairan.
Tingkat tumpang tindih penangkapan ikan
berdasarkan alat tangkap yang digunakan.
Kisaran penyebaran sumber daya ikan yang
tertangkap dibandingkan dengan hasil
tangkapan sampingan.
Tumpang tindih penangkapan berdasarkan
kedalaman perairan dan alat tangkap yang
digunakan.
Laju Eksploitasi.
Pengamatan terhadap hasil tangkapan
sumber daya ikan dengan komposisi ikan
lainnya yang tertangkap.
Pergerakan aktif ikan akibat perubahan
siklus hidup dan pengaruh lingkungan yang
berganti secara musim, dan kemungkinan
ikan tertangkap sebagai hasil sampingan.
Kebiasaan sumber daya perikanan dalam
kegiatan migrasi secara bergerombol atau
menyebar yang mempengaruhi hasil
tangkapan.
Selektivitas alat tangkap terhadap ukuran
ikan yang tertangkap sesuai dengan kondisi
morfologi ikan, dan pengaruhnya terhadap
penangkapan ikan.
Ketahanan ikan setelah penangkapan
dilakukan, seberapa lama ikan bisa bertahan
setelah kegiatan penangkapan.
Nilai sumber daya perikanan berdasarkan
tingkat harga di pasaran.
Seberapa besar pengaruh alat tangkap
terhadap kerusakan habitat sumber daya
perikanan.
Softwere yang digunakan untuk menentukan
tingkat resiko kerentanan sumber daya
perikanan.
Kemampuan sumber daya perikanan dalam
menghadapi perubahan kondisi lingkungan,
secara alami maupun dari aktivitas
penangkapan.
Tingkat keterancaman.
Sebaran Frekuensi Panjang.
Break Water
:
Restocking
:
Bangunan yang dibuat sejajar pantai dan
berada pada jarak tertentu dari garis pantai.
Pemecah gelombang dibangun sebagai salah
satu bentuk perlindungan pantai terhadap
erosi dengan menghancurkan
energi
gelombang sebelum sampai ke pantai,
sehingga terjadi endapan di belakang
bangunan. Endapan ini dapat menghalangi
transport sedimen sepanjang pantai.
Salah satu upaya penambahan stok ikan
tangkapan untuk ditebarkan di perairan
umum, pada perairan yang dianggap telah
mengalami krisis akibat padat tangkap atau
tingkat pemanfaatannya berlebihan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat (Anguilla spp.)adalah jenis ikan yang memiliki sifat katadromus,
yang mengawali hidup di laut, tumbuh menjadi dewasa di air tawar, dan kembali
ke laut ketika akan melakukan pemijahan (Aoyama 2009). Ikan sidat memiliki
persebaran yang sangat luas, yakni di daerah tropis, dan subtropis sehingga
dikenal dengan sidat tropis dan sidat subtropis. Paling sedikit terdapat 19 spesies
ikan sidat di dunia, dan enam jenis, di antaranya Anguilla marmorata, A.
celebensis, A. ancentralis, A. borneensis, A. bicolor bicolor, dan A. bicolor
pacifica terdapat di Indonesia (Arai et al. 2011). Ikan sidat memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembangkan karena ikan ini banyak diminati oleh negaranegara maju seperti Jepang, Hongkong, Jerman, dan Italia. Konsumsi ikan sidat
di dunia setiap tahunnya meningkat.
Ikan sidat dapat ditemukan di pantai selatan Pulau Jawa, khususnya di
Sungai Cimandiri, Teluk Palabuhanratu. Keberadaan ikan sidat dipengaruhi oleh
lingkungan perairan sekitarnya. Penurunan populasi ikan sidat dapat disebabkan
oleh aktivitas manusia dalam memanfaatkan sungai yang menjadi habitat ikan
sidat dengan tidak baik.
Aktivitas manusia meliputi penangkapan ikan,
pencemaran bahan organik, dan anorganik dari limbah rumah tangga,
penambangan pasir dari muara sungai, serta pembangunan PLTU yang merubah
bentang sungai menjadi sempit terutama di bagian hilir. Hal tersebut dapat
memengaruhi kelimpahan ikan sidat di Sungai Cimandiri karena terjadi degradasi
lingkungan secara terus menerus.
Ketersediaan ikan sidat di alam bergantung pada sediaan stok dan benih di
perairan. Menurut Sutrisno (2008), keterbatasan benih ikan sidat sepenuhnya
bergantung pada hasil penangkapan di alam yang dipengaruhi oleh musim. Salah
satu upaya untuk menekan laju penurunan populasi ikan di perairan adalah
melalui pelestarian stok dan habitat. Pelestarian stok dan habitat dilakukan untuk
menjaga sumber daya perikanan sidat, namun hal tersebut perlu didukung dengan
adanya suatu kajian mengenai produktivitas dan kerentanan sumber daya
perikanan. Informasi ini dapat dijadikan sebagai prioritas pengelolaan dan
panduan pengambilan keputusan dalam melakukan suatu pengelolaan yang lestari
dan berkelanjutan. Kerentanan stok ikan sidat ditentukan berdasarkan mortailitas
penangkapan sebagai akibat dari laju eksploitasi dan mortalitas alami sebagai
akibat dari kualitas perairan. Tingkat kerentanan ikan sidat akan menentukan
upaya pengelolaan sumber daya perikanan yang tepat.
Kerangka Pemikiran
Ikan sidat merupakan sumber daya perikanan yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Ikan sidat dimanfaatkan sebagai bahan pangan (konsumsi) dan
sebagian besar sebagai komoditas ekspor. Laju eksploitasi ikan sidat di Sungai
Cimandiri meningkat dengan mortalitas penangkapan yang tinggi, sedangkan
perubahan kualitas perairan terus terjadi, sehingga tidak sesuai dengan batas
toleransi hidup ikan sidat akan mengakibatkan peningkatan mortalitas alami.
2
Peningkatan mortalitas tangkapan dan mortalitas alami terhadap sumber daya ikan
sidat dapat mengakibatkan penurunan stok. Hal ini dapat menyebabkan
kerentanan sumber daya ikan sidat, sehingga perlu adanya pengelolaan secara
berkesinambungan untuk menjaga kelestarian dan keberlajutan sumber daya. Hal
tersebut secara skematik dapat disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran tingkat resiko potensi kerentanan sumber
daya ikan sidat
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat resiko potensi
kerentanan sumber daya ikan berbasis data kerentanan untuk mengkaji
keberlanjutan spesies ikan sidat di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi terhadap
pemerintah, masyarakat, dan akademisi mengenai penentuan kebijakan sumber
daya perikanan sidat yang berkelanjutan di Sungai Cimandiri Palabuhanratu.
3
METODE
Waktu dan Lokasi
Waktu penelitian berlangsung selama empat bulan dimulai dari bulan Juli
hingga Oktober 2013. Pengambilan contoh dilakukan pada 5 titik sampling
(Gambar 2) di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa
Barat. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen
Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Gambar 2 Peta Sungai Cimandiri Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu analisis
data primer dan data sekunder. Alat analisis data primer meliputi peralatan
analisis kualitas air dan sampling biota. Alat analisis data sekunder meliputi
laptop atau PC dengan sistem operasi Windows 7, Microsoft Excel, dan
Productivity and Susceptability Analisys (PSA). Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu contoh ikan sidat dan formalin 4 % untuk pengawetan biota.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer diperoleh berdasarkan hasil survei lapang. Data
primer yang dikumpulkan terdiri dari data hasil wawancara dengan nelayan
dengan menggunakan kuisioner, pengambilan contoh ikan, dan pengambilan
sampel air. Wawancara dilakukan terhadap nelayan di Sungai Cimandiri yang
dipilih secara purposive sampling. Pengambilan sampel kualitas air dilakukan
pada lima titik sampling dimaksudkan untuk data pendukung dalam penentuan
4
tingkat kerentanan sumber daya perikanan dan parameter yang dipakai, di
antaranya suhu, salinitas, kecerahan, kekeruhan, TSS, BOD, dan COD,
merupakan parameter yang memengaruhi keberadaan ikan sidat di perairan (Tabel
1). Pengambilan contoh ikan dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan
dalam analisis produktivitas dan susceptabilitas.
Tabel 1 Parameter dan metode analisis kualitas air serta panjang - bobot ikan
Parameter
Satuan
Pengukuran
Metode Analisis
Fisika*
Salinitas
psu
Pengukuran
Refraktometer
Langsung
Kekeruhan
NTU
Analisis
Nephelometrik
Laboratorium
TSS
mg/L
Analisis
Gravimetri
Laboratorium
Kecerahan
m
Analisis
Sechi disk
Laboratorium
o
C
Suhu
Pengukuran
Thermometer
Langsung
Kimia*
BOD
mg/L
Analisis
5 Day BOD Test
Laboratorium
COD
mg/L
Analisis
Closed Reflux,
Laboratorium
Colorimetric Method
Biologi
Panjang
cm
Pengukuran
Menggunakan penggaris
Langsung
Bobot
gram
Pengukuran
Menggunakan
Langsung
timbangan
Sumber: *APHA 2012
Pengumpulan data sekunder
Data sekunder beberapa parameter susceptabilitas diperoleh dari penelitian
sebelumnya yaitu Apriansyah (2014) dan Fishbase.
Data yang diambil
merupakan data pendukung dalam analisis produktivitas meliputi frekuensi
panjang total, umur maksimum, ukuran maksimum, koefisien pertumbuhan,
mortalitas alami, fekunditas, umur matang gonad, breeding strategy, pola
rekruitmen, dan mean trophic level.
Analisis Data
Sebaran frekuensi panjang
Untuk menghitung parameter pertumbuhan, dilakukan pengukuran panjang
total ikan sidat yang ditangkap di Sungai Cimandiri, Palabuhanratu. Langkahlangkah dalam menganalisis sebaran frekuensi panjang ikan adalah menentukan
jumlah selang kelas panjang yang diperlukan terlebih dahulu, menentukan lebar
selang kelas, dan kemudian menentukan kelas frekuensi dan memasukkan
5
frekuensi masing-masing kelas dengan memasukkan panjang masing-masing ikan
contoh pada selang kelas yang telah ditentukan dengan bantuan software Ms.
Excel 2007.
Mortalitas dan laju eksploitasi
Laju mortalitas total (Z) diduga dengan kurva tangkapan yang di linearkan
berdasarkan data komposisi panjang (Sparre dan Venema 1999) menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1
: konversi data panjang ke data umur dengan menggunakan
inverse persamaan Von Bartalanffy
t
Langkah 2
ln (1
))
t
t
2
1
1
1
ln
2
: menghitung (t+t/2) yang diasumsikan sama dengan t(L1)+ t/2
sama dengan
t
Langkah 4
1
: menghitung waktu rata-rata yang diperlukan oleh ikan untuk
tumbuh dari panjang L1 ke L2 (t)
t
Langkah 3
to (
1+
2
2
to
1
1
ln 1
2
2
: menurunkan kurva hasil tangkapan (C) yang di linearkan yang
dikonversikan ke panjang
ln
t
1
1
2
2
c
t
1+
2
2
Persamaan di atas adalah bentuk persamaan linear dengan kemiringan
(b) = -Z. Untuk laju mortalitas alami (M) diduga dengan menggunakan rumus
empiris Pauly (1980) in Sparre & Venema (1999) sebagai berikut :
0.8 e
0 0152 0 279 n
+ 0 6543 n +0 463 n
L adalah panjang asimsotik pada persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy,
K adalah koefisien pertumbuhan, dan T adalah rata-rata suhu permukaan air (oC).
Laju mortalitas penangkapan (F) ditentukan dengan :
F=Z–M
Pendugaan L∞, k, dan to
oefisien pertumbuhan ( ) dan
dapat diduga dengan menggunakan
model pertumbuhan Von Bartalanffy (Sparre dan Venema 1999) :
6
t
[1 exp( k t to )]
Lt adalah panjang ikan pada saat umur t (satuan waktu)
adalah panjang
maksimum secara teoritis (panjang asimtotik), k adalah koefisien pertumbuhan
(per satuan waktu), dan t0 adalah umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol.
L , K, dan t0 didapatkan dari hasil perhitungan dengan metode Non Parametrik
Scoring of Von Bartanalff Growth Function melalui Software ELEFAN I
(Electronic Length Frequencys Analysis) yang terintegrasi salam program FISAT
II.
Mean tropic level
Stergiou dan Karpouzi (2002) membagi mean tropic level ke dalam empat
kelompok yaitu herbivora (nilai trofik level = 2.0–2.1), omnivora cenderung
herbivora (2.1< Trofik level