Dampak ipo terhadap struktur modal dan pengaruhnya terhadap eva pada pt jasa marga tbk

DAMPAK IPO TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN
PENGARUHNYA TERHADAP EVA PADA
PT JASA MARGA TBK

SITI SYARIFAH DWI ISYARAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak IPO Terhadap
Struktur Modal dan Pengaruhnya Terhadap EVA pada PT Jasa Marga Tbk adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yan g diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014

Siti Syarifah Dwi Isyarah
NIM H24100109

ABSTRAK
SITI SYARIFAH DWI ISYARAH. Dampak IPO Terhadap Struktur Modal dan
Pengaruhnya Terhadap EVA pada PT Jasa Marga Tbk. Dibimbing oleh BUDI
PURWANTO.
PT Jasa Marga Tbk melakukan IPO pada 12 November 2007. Struktur modal
perusahaan meningkat dengan bertambahnya jumlah ekuitas setelah melakukan IPO,
namun tidak cukup memberikan kepastian bahwa perusahaan telah memiliki kinerja
keuangan yang lebih baik dari sebelum go public. Berdasarkan analisis yang
dilakukan, dapat diambil kesimpulan: Secara keseluruhan, dilihat dari struktur modal
pada periode sebelum IPO presentase proporsi hutang jangka panjang jauh lebih besar
dibandingkan presentase proporsi ekuitas, namun setelah IPO cenderung sebanding.
Hal ini dikarenakan setelah melakukan IPO, perusahaan mendapatkan ekuitas dari
publik. Kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk pada periode setelah IPO lebih baik

dibanding dengan periode sebelum IPO. Hal ini berdasarkan analisis EVA yang
menunjukkan nilai EVA perusahaan cenderung meningkat. Secara keseluruhan
ditinjau dari pengaruh struktur modal terhadap EVA, selisih rasio leverage
menunjukkan pengaruh terhadap EVA perusahaan. Pada analisis Uji beda EVA dapat
disimpulkan terdapat beda antara EVA sebelum dan setelah IPO. Hal ini dikarenakan
kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk pada periode sesudah IPO lebih baik dibanding
dengan periode sebelum IPO yang ditunjukkan oleh EVA yang meningkat.
Kata kunci: EVA, IPO, Kinerja Keuangan, Rasio Leverage

ABSTRACT
SITI SYARIFAH DWI ISYARAH. Impact of IPO to Capital Structure and the
Effect to EVA in PT Jasa Marga Tbk. Supervised by BUDI PURWANTO.
PT Jasa Marga Tbk had done IPO on 12 November 2007. The company's
capital structure increases because of increasing total equity through IPO yet
does’t guarantee that the company will has better financial performance than
before it went public. Based on the analysis, it can be concluded: On the whole,
when seen the capital structure before IPO period, the percentage proportion of
long-term debt was much greater than the percentage proportion of equity,
however after IPO are likely comparable. This was bacause after PT Jasa Marga
Tbk had done IPO, company received equity from public. Financial performance

of PT Jasa Marga Tbk in the period after the IPO was better compared with the
period before IPO. It was based on the EVA analysis shows the company tends to
increase the value of EVA. Overall capital structure in terms of the influence of
EVA, the leverage ratio shows the company's influence on EVA. In the analysis it
can be concluded Test different of EVA before and after IPO shows there was
difference between them. This was because the financial performance PT Jasa
Marga Tbk in the period after IPO was better than the period before IPO.
Keywords: EVA, Financial Performance, IPO, Leverage Ratio

DAMPAK IPO TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN
PENGARUHNYA TERHADAP EVA PADA
PT JASA MARGA TBK

SITI SYARIFAH DWI ISYARAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini ialah
kinerja keuangan dengan judul Dampak IPO Terhadap Struktur Modal dan
Pengaruhnya Terhadap EVA pada PT Jasa Marga Tbk.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Budi Purwanto, ME selaku
pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keempat orangtua,
serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Penulis bersyukur
telah menjalani kuliah di IPB dan mendapatkan banyak inspirasi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

Siti Syarifah Dwi Isyarah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

i

DAFTAR GAMBAR

ii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Initial Public Offering (IPO)
Struktur Modal
Economic Value Added (EVA)
Penelitian terdahulu
METODE

1
3
3
3
4
4
4
4
5

6
6

Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Pengolahan dan Analisis Data

6
7
8
8

HASIL DAN PEMBAHASAN

12

Analisis Struktur Modal Perusahaan
Analisis Economic Value Added (EVA)
Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap EVA

Analisis Uji beda EVA
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

12
15
17
21
22
23
23
23

DAFTAR PUSTAKA

24

LAMPIRAN


24

GLOSARIUM

28

RIWAYAT HIDUP

28

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Langkah-langkah perhitungan EVA
Tabel 2 Hipotesis penelitian
Tabel 3 Presentase proporsi rata-rata jumlah kewajiban lancar,
kewajiban jangka panjang, dan ekuitas perusahaan
Tabel 4 Perhitungan Cost Of Capital (COC)

10
11

12
16

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6

harga saham PT Jasa Marga Tbk
Analisis tren EVA PT Jasa Marga Tbk
Alur Penelitian
Struktur modal perusahaan sebelum IPO
Struktur modal perusahaan setelah IPO
Pergerakan presentase struktur keuangan perusahaan sebelum
dan sesudah IPO
Gambar 7 Rasio leverage
Gambar 8 Laba operasional setelah pajak Net Operating Profit After Tax

Gambar 9 Pergerakan Economic Value Added (EVA)

1
2
7
12
12
12
15
15
17

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

Perhitungan biaya hutang
Perhitungan biaya ekuitas Sebelum IPO
Perhitungan biaya ekuitas Setelah IPO
Perhitungan tingkat Modal (tingkat hutang dan tingkat
ekuitas
Lampiran 5 Perhitungan WACC
Lampiran 6 Perhitungan Invested Capital
Lampiran 7 Perhitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
Lampiran 8 Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Lampiran 9 Struktur modal perusahaan sebelum IPO
Lampiran 10 Struktur modal perusahaan setelah IPO
Lampiran 11 Rasio leverage perusahaan
Lampiran 12 Data regresi rasio leverage terhadap EVA
Lampiran 13 Uji asumsi klasik selisih DAR
Lampiran 14 Uji asumsi klasik selisih DER
Lampiran 15 Uji asumsi klasik selisih LDER

24
25
25
26
26
27
27
28
28
28
29
29
30
32
35

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pesatnya perkembangan perekonomian di Indonesia menuntut perusahaan
untuk lebih meningkatkan kinerja agar dapat bertahan dalam menghadapi
perkembangan perekonomian yang selalu berubah dengan cepat dan dinamis.
Dalam meningkatkan kinerjanya, perusahaan memerlukan dana untuk
mengoprasionalkan kegiatannya. Setiap perusahaan memiliki berbagai alternatif
sumber pendanaan baik dari internal maupun dari eksternal perusahaan. Namun
sumber dana dari internal perusahaan kerap tidak mampu mencukupi kebutuhan
dana. Modal dari eksternal perusahaan ada dua jenis, yaitu hutang dari pihak lain
dan modal sendiri (ekuitas). Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah
perusahaan untuk dapat menghimpun dana dalam jumlah relatif besar adalah
dengan melakukan penawaran umum saham di pasar modal (go public) dan
selanjutnya menjadi pasar terbuka. Penawaran umum saham ini sering dikenal
dengan istilan Initial Public Offering (selanjutnya disebut “IPO”).
PT Jasa Marga Tbk adalah perusahaan BUMN yang merupakan perusahaan
infrastruktur di mana sektor ini sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan ekonomi.
Perusahaan ini melakukan IPO pada 12 November 2007. Realisasi penggunaan
dana yang diperoleh PT Jasa Marga melalui IPO lebih dari separuh tepatnya
57,28% dipergunakan untuk membiayai pembangunan tiga ruas jalan tol, yaitu
Bogor Ring Road, Semarang-Solo dan Gempol-Pasuruan. Sebanyak 4,46%nya
dipergunakan untuk membayar hutang obligasi yang jatuh tempo. Sisanya,
38,27% dipergunakan untuk modal kerja, membiayai proyek pembangunan jalan
tol, perbaikan dan cost overrun yang dapat timbul. Pada Gambar 1 dapat dilihat
harga saham PT Jasa Marga Tbk dari mulai melakukan IPO sampai tahun 2013.
(Rp)
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-

2007 2008

2009

2010

2011

2012

TW IV

TW II

TW IV

TW II

TW IV

TW II

TW IV

TW II

TW IV

TW II

TW IV

TW II

TW IV

Harga Saham

2013

Gambar 1 Harga saham PT Jasa Marga Tbk

Pada pembukaan perdagangan saham PT Jasa Marga sempat lemah, namun
pada penutupan sesi pertama mulai menguat. Pada saat itu, analis Bhakti
Securities Budi Ruseno menilai, menguatnya saham emiten PT Jasa Marga Tbk
secara fundamental dinilai bagus. Sebagai pengelola jalan tol, Jasa Marga

2
memiliki prospek yang bagus, sehingga kinerja keuangan perseroan mendatang
akan sangat membaik1.
Setelah melakukan IPO, perusahaan dapat menghasilkan modal dana yang
besar yang berasal dari ekuitas yang didapat dari penjualan sahamnya ke
masyarakat, sehingga struktur modal perusahaan akan meningkat. Perubahan
struktur modal setelah IPO diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan,
namun meningkatnya struktur modal setelah melakukan IPO tidak cukup
memberikan kepastian bahwa perusahaan tersebut telah memiliki kinerja
keuangan yang lebih baik dari sebelum go public. Oleh karena itu penilaian
kinerja keuangan perusahaan yang telah go public ini menjadi fokus perhatian
baik dari para manajemen maupun investor. Baik ekuitas maupun hutang memiliki
biaya, yaitu biaya ekuitas dan biaya hutang. Oleh karena itu dapat dilihat
bagaimana pekembangan EVA pada perusahaan pada sebelum dan sesudah
melakukan IPO, karena peningkatan biaya modal menurunkan EVA (Young,
2001). Para analisis mengembangkan dua ukuran kinerja, yaitu Nilai Tambah
Pasar (MVA) dan EVA, keduanya digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial sebagai bagian dari program kompensasi insentif. Berikut dapat dilihat
pada Gambar 2 analisis tren yang dilakukan pada EVA PT Jasa Marga Tbk.
(Rp x103)
1,600,000,000
1,400,000,000
1,200,000,000
1,000,000,000
800,000,000
600,000,000
400,000,000
200,000,000
0
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016

EVA

Sebelum IPO

Setelah IPO

Masa
yang akan
datang

Gambar 2 analisis tren EVA PT Jasa Marga Tbk

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa tren EVA adalah meningkat,
terutama terdapat lonjakan pada tahun setelah IPO kecuali pada tahun 2008 yang
terlihat adanya penurunan. Tren EVA pada masa yang akan datang juga memiliki
tren yang terus meningkat. EVA memberikan tolok ukur yang baik mengenai
sampai sejauh mana perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang
saham. Oleh karena itu, jika manajer berfokus pada EVA, maka hal ini akan
dapat membantu memastikan bahwa mereka telah beroperasi dengan cara yang
1

Suprapto Hadi. 2007 November 12. Saham IPO Jasa Marga Unjuk Gigi. Okezone
[internet]. [diunduh 2014 Juli 31]. Tersedia pada okezone.com/read/2007/11/12/21/60237/sahamipo-jasa-marga-unjuk-gigi

3
konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham
(Brigham, 2001). Penulis mengangkat permasalahan mengenai kinerja keuangan
PT Jasa Marga Tbk (selanjutnya ditulis: “perusahaan”) sebagai topik penelitian
untuk mendapatkan pemahaman apakah terdapat peningkatan kinerja perusahaan
sebelum dan sesudah menjadi perusahaan publik pada PT Jasa Marga Tbk.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pertumbuhan Struktur Modal PT Jasa Marga Tbk sebelum dan
setelah melakukan IPO?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk berdasarkan EVA
(Economic Value Added) sebelum dan setelah melakukan IPO?
3. Bagaimana pengaruh perubahan Struktur Modal PT Jasa Marga Tbk setelah
melakukan IPO terhadap EVA yang dihasilkan?
4. Bagaimana perbedaan kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk berdasarkan
EVA sebelum dan setelah melakukan IPO?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pertumbuhan struktur modal PT Jasa Marga Tbk sebelum dan
setelah melakukan IPO.
2. Menganalisis kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk berdasarkan EVA
sebelum dan setelah melakukan IPO.
3. Menganalisis pengaruh perubahan Struktur Modal PT Jasa Marga Tbk setelah
melakukan IPO terhadap EVA yang dihasilkan.
4. Mengetahui perbedaan kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk berdasarkan
EVA sebelum dan setelah melakukan IPO.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat
digunakan oleh pihak-pihak terkait antara lain:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
lebih mendalam mengenai perkembangan kinerja keuangan dan pertumbuhan
struktur modal PT Jasa Marga Tbk pada saat sebelum dan setelah melakukan
IPO.
2. Pembaca dan investor dapat mengetahui perkembangan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan setelah IPO untuk menciptakan nilai melalui EVA
sehingga dapat dijadikan referensi pengambilan keputusan investasi di masa
yang akan datang.

4
Ruang Lingkup Penelitian
Fokus penelitian ini pada struktur modal dan EVA perusahaan sebelum dan
setelah IPO yang berdasar pada laporan keuangan perusahaan tahun 2003-2013.
Penelitian melihat perubahan komposisi hutang dan ekuitas pada struktur modal
perusahaan setelah melakukan IPO. Struktur modal perusahaan berdasarkan Rasio
Leverage dianalisis pengaruhnya terhadap EVA. Pada tahap berikutnya penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan kinerja keuangan perusahaan
berdasarkan EVA setelah melakukan IPO.

TINJAUAN PUSTAKA
Initial Public Offering (IPO)
Penawaran umum saham (go public) sering dikenal pula dengan istilah
Initial Public Offering (IPO). Menurut Black’s Law Dictionary, definisi dari IPO
adalah “Acompany’s first public sales of stock; the first of offering of an issuer’s
equity securities to the public througha registration statement”. Sedangkan istilah
go public (penawaran umum) tidak lain adalah istilah hukum yang ditunjukkan
bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan dan menawarkan dan akhirnya
menjual efek-efek yang diterbitkan, baik dalam bentuk saham, obligasi atau efek
lainnya kepada masyarakat secara luas (Widjaja, 2009). Menurut Munir Fuady,
yang dimaksud dengan perusahaan terbuka adalah “Perusahaan terbatas terbuka
(PT.Tbk) adalah suatu perseroan terbatas yang telah melakukan penawaran umum
atas sahamnya atau telah memenuhi syarat dan telah memproses dirinya menjadi
perusahaan publik, dimana perdagangan saham sudah dapat dilakukan di bursabursa efek” (Widjaja, 2009).
Banyak alasan kenapa perusahaan melakukan penawaran umum dengan
menjual saham kepada masyarakat. Tetapi alasan utama adalah alasan yang
sifatnya ekonomis yaitu mendapatkan dana. Alasan ini menjadi alasan utama
karena penawaran umum dianggap sebagai cara mendapatkan dana yang relatif
murah, dibandingkan dengan pendanaan dari sumber dana lain seperti perbankan.
Kenyataan ini diperkuat dengan alasan bahwa dengan panawaran umum “dana
murah” tidak hanya didapat sekali saja. Penawaran umum juga merupakan cara
untuk meningkatkan publisitas perusahaan (Widjaja, 2009).

Struktur Modal
Struktur keuangan menggambarkan susunan keseluruhan sisi kredit neraca
yang terdiri atas hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri.
Sedangkan struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan
yang terdiri atas hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal adalah
bauran dari hutang, saham preferen, dan saham biasa perusahaan untuk
membahkan modal. Modal pada prinsipnya bisa berasal dari dua sumber, yaitu
dari Hutang dan ekuitas atau sering disebut modal sendiri (Margaretha, 2011).

5
Hutang bisa didapat dari bank atau lembaga peminjam lainnya. Untuk
mendapatkan hutang diperlukan jaminan, terdapat bunga yang harus dibayar, dan
memiliki jatuh tempo. Hutang bisa saja diperoleh tanpa harus menyediakan
jaminan, yaitu dengan cara menerbitkan surat berharga. Hutang jenis ini tidak bisa
dijual kepada lembaga perorangan/lembaga. Kelemahan hutang seperti ini adalah
jatuh temponya yang pendek, bunganya tinggi dan harus mencari penjamin.
Terdapat pula Hutang yang tidak memerlukan jaminan, jatuh tempo panjang,
jumlahnya tidak terbatas, dan suku bunga dan jatuh tempo bisa direvisi. Hutang
tersebut adalah obligasi yang dijual dipasar modal. Modal sendiri atau ekuitas
adalah dana jangka panjang dari pemilik perusahaan. Tidak seperti modal
pinjaman yang harus dibayar pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang,
modal sendiri diharapkan tetap dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak
terbatas. Ada dua sumber dasar dari modal sendiri yaitu saham preferen dan
saham biasa yang terdiri dari saham biasa dan laba ditahan (Margaretha, 2011).

Economic Value Added (EVA)
Nilai tambah ekonomi/ Economic Value Added (EVA) adalah suatu estimasi
dari suatu laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang
bersangkutan, hal ini sangat berbeda dengan laba akutansi. EVA mencerminkan
laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas,
dikurangkan, sedangkan laba akutansi ditentukan tanpa memperhitungkan modal
ekuitas. EVA menempatkan fokusnya pada keefektifan manajerial dalam suatu
tahun tertentu (Brigham, 2001).
Para analisis mengembangkan dua ukuran kinerja, yaitu Nilai Tambah
Pasar/ Market Value Added (MVA) dan EVA, keduanya digunakan untuk
mengevaluasi kinerja manajerial sebagai bagian dari program kompensasi insentif,
EVA adalah ukuran yang umum digunakan, alasannya adalah (1) EVA
menunjukkan nilai tambah yang terjadi selama suatu tahun tertentu, sedangkan
MVA mencerminkan kinerja perusahaan hidupnya, bahkan mungkin termasuk
masa-masa sebelum manajer yang ada sekarang dilahirkan, dan (2) EVA dapat
diterapkan pada masing-masing divisi atau unit-unit yang lain darin sebuah
peruahaan besar, sedangkan MVA harus dirterapkan untuk perusahaan secara
keseluruhan (Brigham, 2001).
Hasil perhitungan EVA akan bernilai positif, negatif, dan sama dengan nol
yang berarti. Kondisi EVA yang positif (EVA>0) mencerminkan tingkat
kompensasi yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal. Sedangkan kondisi
EVA yang negatif (EVA