Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) Dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) Terhadap Pengembalian Saham Pada PT. Suparma Tbk

(1)

(2)

PENGARUH NILAI TAMBAH EKONOMI (EVA) DAN PENGEMBALIAN

MODAL SENDIRI (ROE) TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM

PADA PT SUPARMA TBK

“The Influence Of Economic Value Added and Return On Equity toward Stock Return in PT. Suparma Tbk”

ADWIATI 21108119

SKRIPSI

Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

i

The Influance Of Economic Value Added and Return On Equity Toward stock Return in PT. Suparma Tbk

Adwiati

ABSTRACT

One of the investments are much in demand by investors that the stock and stock returns. Investors in making decisions consider several aspects such as economic value added and return on equity. This study aims to provide empirical evidence about the impact of Economic Value Added and Return on Equity to toward Stock returns of PT. Suparma Limited listed on the Stock Exchange.

The population in this study were PT. Suparma Limited listed on the Stock Exchange for 16 years (1994-2010). Sample selection is done by using purposive sampling method with the specified criteria. Purposive sampling method was based on the number of firms sampled by 1 company for 6 years. The analysis used is descriptive analysis and verifikatif with quantitative approach. Analytical model used is multiple regression analysis.

The results of this study indicate that (1) have a significant economic value added and trending positively against the return of the stock (2) return on equity have a significant and positive trending of stock returns (3) Based on the simultaneous testing of acquired economic value added and return on equity have a significant to return the shares in PT. Suparma Tbk.


(5)

ii

Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham PT. Suparma Tbk

Adwiati

ABSTRAK

Salah satu investasi yang banyak diminati oleh para investor yaitu saham dan pengembalian saham. Investor dalam mengambil keputusan memperhatikan beberapa aspek seperti nilai tambah ekonomi dan pengembalian modal sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI.

Populasi pada penelitian ini adalah PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI selama 16 tahun (1994-2010). Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan metode

purposive sampling tersebut jumlah perusahaan yang dijadikan sampel sebanyak 1 perusahaan selama 6 tahun . Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) nilai tambah ekonomi berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap pengembalian saham (2) pengembalian modal sendiri berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap pengembalian saham (3) Berdasarkan pengujian secara simultan diperoleh nilai tambah ekonomi dan pengembalian modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap pengembalian saham pada PT. Suparma Tbk .

Kata Kunci : Nilai tambah ekonomi, Pengembalian modal sendiri dan Pengembalian saham


(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, karunia serta bimbingan-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap Return

Saham di PT. Suparma Tbk”. Tugas ini disajikan untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh mata kuliah Seminar Akuntansi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan tugas ini penulis berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada diri kami agar dapat dimengerti oleh pembaca.Penulis menyadari betul bahwa penulisan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu kami akan selalu menerima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang untuk segala masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan tugas ini.

Selama proses penulisan tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik merupakan moril maupun materil yang tidak terhingga nilainya. Ibu Surtikanti.,SE.,M.Si selaku dosen mata kuliah Seminar Akuntansi yang selalu membimbing dan memberi arahan dalam proses bimbingan.


(7)

ii

Maka dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuannya kepada penulis, yaitu sebagai berikut :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini., SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Wati Aris Astuti., SE., M.Si selaku dosen wali.

5. Ibunda tercinta serta keluarga tersayang yang selalu tanpa pamrih mendoakan agar senantiasa maju.

6. Teman-teman seperjuangan 4AK3 terutama 7generation dan Manager.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya

Semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan Ridho dari Allah SWT, Amin.

Bandung, Juli 2012


(8)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Economic Value Added ... 14


(9)

vi

2.1.1.2 Keunggulan Economic Value Added ... 16

2.1.1.2 Kelemahan Economic Value Added ... 17

2.1.2 Return On Equity ... 21

2.1.2.1 Pengertian ROE ... 21

2.1.2.2 Unsur-unsur penentu ROE ... 22

2.1.2.3 Hal Pokok dalam ROE ... 23

2.1.3 Return Saham ... 23

2.1.3.1 Pengertian Return Saham ... 23

2.1.3.1 Komponen Return Saham ... 25

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 26

2.2. Kerangka Pemikiran ... 31

2.2.1 Keterkaitan Economic Value Added dengan Return Saham ... 31

2.2.2 Keterkaitan Return On Equity dengan Return Saham ... 32

2.3. Hipotesis ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 37

3.2 Metode Penelitian ... 37

3.2.1 Desain Penelitian ... 38

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40


(10)

vii

3.2.3.1 Sumber Data ... 42

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.2.4.1 Hasil pengujian normalitas ... 46

3.2.4.2 Hasil pengujian multikolinearitas ... 48

3.2.4.3 Hasil pengujian heterokedastisitas ... 49

3.2.4.4 Hasil pengujian autokolerasi ... 51

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 53

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53

3.2.5.2 Analisis Regresi Linier berganda ... 53

3.2.5.3Pengujian Hipotesis ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 64

4.1.1 Sejarah PT. Suparma Tbk ... 64

4.1.2 Struktur Organisasi PT. Suparma Tbk ... 65

4.1.3 Job Description PT. Suparma Tbk. ... 67

4.1.4 Aktivitas PT. Suparma Tbk ... 72

4.2 Analisis Deskriptif ... 70

4.2.1 Analisis Deskriptif Ecconomic Value Added (EVA) ... 76

4.2.2 Analisis Deskriptif Return On Equity (ROE) ... 80


(11)

viii

4.3 Analisis Verifikatif ... 88

4.3.1 Hasil Pengujian Analisis klasik Regresi ... 88

4.3.2 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 89

4.3.2.1 Pengaruh nilai tambah ekonomi dengan pengembalian saham secara parsial ... 91

4.3.2.2 Pengaruh pengembalian modal sendiri dengan pengembalian saham secara parsial ... 97

4.3.3 Pengaruh nilai tambah ekonomi dan Pengembalian modal sendiri terhadap Pengembalian saham ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 109

5.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 114

RIWAYAT HIDUP ... 117


(12)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Perkembangan dunia bisnis yang pesat menjadikan suatu perusahaan terus bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kondisi tersebut agar tujuan perusahaan tercapai, berbagai macam masalah yang timbul harus dihadapi dan disertai dengan solusi pengembalian keputusan yang selektif. (Subekti Puji Astuti, 2007).

Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya tidak luput dari peran manajer keuangan yang telah dilakukan. Para manajer keuangan tersebut memiliki tugas utama dalam merencanakan pengadaan dan penggunaan dana guna memaksimumkan nilai perusahaan, dengan kata lain menentukan sumber dan penggunaan dana dari berbagai alternatif yang tersedia. Secara normatif, tujuan keputusan keuangan yang dilakukan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan yang ditujukan dengan meningkatnya nilai perusahaan atau harga saham bagi perusahaan yang telah go public. (Subekti Puji Astuti, 2007).


(13)

2

Pengembalian saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor dari suatu investasi yang dilakukan (Ang, 1997). Menurut Ang (1997), komponen Pengembalian saham terdiri dari 2 jenis, yaitu capital gain (keuntungan selisih harga saham) dan current income (pendapatan lancar). Capital gain merupakan keuntungan yang diterima karena adanya selisih nilai antara harga jual dan harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Current income adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik, misalnya pembayaran bunga deposito, deviden, bunga obligasi, dan sebagainya.

Mengingat pendekatan tradisional accounting tersebut mempunyai banyak kelemahan antara lain tidak mempertimbangkan biaya ekuitas saham, maka berkembang suatu pendekatan baru yang disebut dengan pendekatan EVA yang mempertimbangan tidak hanya biaya hutang tapi juga biaya ekuitas. EVA dipopulerkan pertama kali oleh Stern Steward Management Service yang merupakan perusahaan konsultan Amarika Serikat. Surya (2002) menyatakan bahwa EVA dikenal sebagai Economic Profit yaitu nilai profit yang melebihi (kurang dari) tingkat pengembalian minimum yang biasa diperoleh (diderita) oleh pemegang saham dan kreditor. Banyak manajer perusahaan mengangap bahwa pendekatan EVA lebih menekankan pada penciptaan nilai perusahaan (Create Value).


(14)

3

Nilai Tambah Ekonomi (EVA) yang positif menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan melebihi biaya modal atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal. Hal ini sejalan dengan memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya, Nilai Tambah Ekonomi (EVA) yang negatif menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai akibat pengembalian yang dituntut oleh investor. Adapun Nilai Tambah Ekonomi(EVA) negatif disebabkan karena biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan modal yang terukur dengan Capital Charges lebih besar dibandingkan dengan Net Operating after Tax (NOPAT) yang diperoleh perusahaan. Peningkatan pertambahan nilai pasar dapat dilakukan dengan cara meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi(EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional tahunan, dengan demikian Nilai Tambah Ekonomi(EVA) mempunyai hubungan yang kuat dengan pertambahan nilai pasar.Nilai Tambah Ekonomi(EVA) memiliki kaitan yang erat dengan setiap perubahan pertambahan nilai pasar. (Subekti puji astuti, 2006).

Dengan mengetahui Nilai Tambah Ekonomi(EVA) dan pertambahan nilai pasar yang merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang berfokus pada nilai perusahaan, dapat membantu manajemen untuk mengetahui berapa the true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal, hal yang sesungguhnya menjadi perhatian investor bisa diperlihatkan secara jelas dan berapa jumlah sebenarnya dari modal yang diinvestasikan ke dalam bisnis. Dengan demikian tujuan manajemen untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan yang dapat dicapai. Nilai


(15)

4

perusahaan yang tercipta ini akan mempengaruhi respon masyarakat yang dicerminkan dari naik atau turunnya harga saham. (Mulya Yoga Prakasa: 2007).

Harga saham yang tersedia dibayar oleh investor mencerminkan arus kas bersih yang diharapkan setelah mempertimbangkan waktu dan resiko investasi. Nilai sebuah saham terkait erat dengan perkiraan prestasi perusahaan di masa depan. Kinerja keuangan dapat di gunakan sebagai input untuk membayar Pengembalian (tingkat pengembalian) yang mungkin diperoleh sebagai akibat investasi pada saham. (Subekti Puji Astuti: 2007).

Rasio profitabilitas atau kemampuan untuk menghasilkan laba sering dijadikan ukuran untuk menentukan baik atau tidaknya kinerja keuangan dan keberhasilan suatu perusahaan. Alat untuk mengukur profitabilitas tersebut adalah rasio profitabilitas. Jika tingkat profitabilitas perusahaan baik, maka akan menarik minat para investor untuk meningkatkan investasinya pada perusahaan. Pengembalian Modal Sendiri (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang membandingkan laba setelah pajak atau Earning after tax (EAT) dengan modal.

Pengembalian Modal Sendiri (ROE) merupakan salah satu indikator dari rasio profitabilitas yang banyak diamati oleh pemilik, para pemegang saham dan calon pemegang saham serta para investor di pasar modal yang ingin berinvestasi dan ingin membeli saham. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal memperoleh laba bersih yang akan mempengaruhi besarnya pembayaran Pengembaliansaham yang akan diterima oleh para pemegang saham.


(16)

5

Setelah terkena dampak krisis di tahun 2008, industri kertas PT. Suparma Tbk mulai menunjukkan peningkatan sejak kuartal ketiga tahun 2009 Seiring dengan pulihnya industri kertas, harga pulp juga mengalami kenaikan sejak semester II tahun 2009 dan puncaknya di semester I tahun 2010 yang sempat menembus harga USD900/MT.

Di semester I tahun 2011, harga pulp berada dikisaranUSD725/MT Harga Kertas Bekas juga mengikuti trend harga pulp dan sempat mencapai harga USD560/MT. Di semester I tahun 2011, harga kertas bekas di kisaran USD400/MT.

Pendapatan Penjualan thn 2010 menurun sebesar 19%, Volume Penjualan turun sebesar 28% dari tahun 2009. Laba bersih tahun 2009 meningkat dari tahun 2008, dan laba bersih kembali menurun pada tahun 2010 . Hal ini disebabkan kondisi pasar yang sepi pada kuartal ke tiga dan ke empat tahun 2010.

Perseroan masih lebih banyak menjual di pasar domestik dikarenakan harga jual di pasar ekspor yang masih lemah. Perseroan telah menandatangani perjanjian restrukturisasi tahap II (Debt to Equity Conversion) dengan mayoritas kreditur (90%) pada tanggal 10 Juni 2011 dimana perjanjian tersebut akan efektif setelah Perseroan memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah persetujuan pemegang saham dalam RapatUmum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan Perseroan adakan dalam waktu dekat (September – estimasi).

“Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pulp & Kertas Tbk tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, serta hasil usaha, perubahan defisiensi


(17)

6

modal dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.”

Untuk tahun buku 2010, Perseroan memutuskan untuk tidak membagikan deviden.

Tabel 1.1

Pengembalian Modal Sendiri (ROE) dan PengembalianSaham PT. Suparma yang terdaftar di bursa efek Indonesia

tahun 2005-2010

Pada tabel 1.1 diatas terdapat dimana pada tahun 2010 PT. Suparma mengalami kenaikan pada pengembalian modal sendiri, tetapi terjadi penurunan pada pengembalian saham. Peningkatan ROE dan penurunan pengembalian saham ini dikarenakan terjadi penurunan laba bersih pada tahun tersebut. hal ini pun bertentangan dengan teori yang dinyatakan oleh Suad Husnan (1997) bahwa

Tahun Pengembalian Modal Sendiri

(ROE)

Pengembalian Saham

2005 2,01 0

2006 5,19 0,166

2007 4,05 0,285

2008 (2,16) (0,677)

2009 3,91 1,356


(18)

7

semakin besar rasio ini maka akan semakin besar pula Pengembalian yang diterima. Akan tetapi kenyataannya menurunnya ROE telah meningkatkan Pengembaliansaham dan Kenaikan ROE telah menurunkan Pengembalian Saham. Hubungan ROE dan Pengembalian saham yang tidak sesuai dengan teori inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Dengan menggunakan pengukuran menggunakan rasio keuangan maka perusahaan dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan serta dapat digunakan untuk menarik investor dan kreditur yang lebih banyak. Selain itu dengan mengetahui kinerja perusahaan baik masa ini maupun masa yang akan datang (jangka pendek dan jangka panjang), ini merupakan informasi penting bagi pemegang saham mengenaiPengembalian saham yang akan diterima nantinya.

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:119) Pengembalian Modal Sendiri merupakan rasio yang banyak diamati oleh oleh para pemegang saham baik itu pendiri maupun pemegang saham baru serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen yang merupakan bagian dari komponen Pengembalian saham. Kenaikan dalam rasio ini menandakan terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan. Dengan adanya kenaikan harga saham perusahaan maka akan mempengaruhi besarnya Pengembalian saham yang akan diperoleh investor.


(19)

8

Nilai Tambah Ekonomi (EVA) yang positif menandakan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan, ini sejalan dengan memaksimumkan nilai perusahaan (Utama, 1997). Penelitian dari Dodd dan Chen (1996) menunjukkan pengaruh positif Nilai Tambah Ekonomi (EVA) terhadap Pengembaliansaham. Hal tersebut juga didukung oleh temuan Lhen dan Makhija, (1996) dalam Soetjipto (1997) yang mengatakan Nilai Tambah Ekonomi (EVA) berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif Economy Value Added (EVA) terhadap Pengembalian saham. (Van Horne and John M Wachowich, 2007).

Mengingat pentingnya kinerja laporan keuangan perusahaan bagi perusahaan dan bagi pemegang saham dan dengan adanya kontradiksi yang terjadi antara hubungan EVA dan Pengembalian Saham serta hubungan ROE dan Pengembalian Saham pada PT. Suparma yang tidak sesuai dengan teori inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini ”Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap Pengembalian Saham pada PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI ”.


(20)

9

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian mengenai pengaruh EVA dan ROE terhadap Pengembalian Saham adalah :

1. Pada PT. Suparma terjadi dimana Penurunan dan peningkatan Nilai Tambah Ekonomi(EVA) yg dipengaruhi oleh faktor internal yaitu laba yang dihasikan perusahaan dari tahun ke tahun tidak menentu. Penurunan ini terjadi disebabkan oleh beban pokok penjualan yang meningkat dan jumlah beban pajak yang besar sehingga mempengaruhi penurunan laba bersih. Peningkatan EVA dikarenakan penjualan bersih yang meningkat dan menurunya jumlah beban pajak sehingga mempengaruhi peningkatan laba bersih.

2. Pada tahun 2010 di PT. Suparma terjadi dimana peningkatan pengembalian modal sendiri dan Penurunan pengembalian Saham yang dikarenakan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba bersih . Jika Pengembalian Modal Sendiri naik tetapi Pengembalian saham menurun diasumsikan Nilai Tambah Ekonomi pun menurun, berarti kinerja yang dihasilkan perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai perusahaan dari Pengembalian modal . hal ini pun bertentangan dengan teori yang dinyatakan oleh Suad Husnan (1997) bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin besar pula Pengembalian yang diterima. Akan tetapi kenyataannya menurunnya ROE telah meningkatkan Pengembalian saham dan Nilai Tambah Ekonomi yang dihasilkan


(21)

10

perusahaan lebih baik karena perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan, ini sejalan dengan memaksimumkan nilai perusahaan (Utama, 1997).

1.2.2 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian mengenai pengaruh EVA dan ROE terhadap Pengembalian Saham adalah :

1. Bagaimana Nilai Tambah Ekonomi , Pengembalian Modal Sendiri dan Pengembaliansaham di PT. Suparma Tbk ?

2. Seberapa besar Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk secara parsial ?

3. Seberapa besar Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk secara simultan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas.


(22)

11

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian mengenai Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk Indonesia adalah :

1. Untuk Mengetahui Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk.

2. Untuk mengetahui Seberapa besar Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiriterhadap PengembalianSaham di PT. Suparma Tbk.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

 Bagi para investor diharapkan dapat memberikan informasi dan untuk berinvestasi terutama penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk.

 Bagi pihak manajemen perusahaan, memberikan masukan dalam mencermati perilaku manajemen dalam aktivitas Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk.


(23)

12

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Peneliti/Penulis

Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata Satu sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman serta mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan. 2. Bagi Unikom

Hasil penelitian ini diharapkan dapat Bagi civitas akademika, dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan kajian dalam penelitian.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

1.5.2 Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat jadwal penelitian yang di mulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian. Secara lebih rinci jadwal dan waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini :


(24)

13

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No Bulan Maret April Mei Juni Juli Agustus

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

judul 2 Pengumpulan

Data 3 Penyusunan

UP 4 Presentasi UP 5 Pelaksanaan

Penelitian 6 Sidang Akhir


(25)

(26)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Nilai Tambah Ekonomi (EVA)

2.1.1.1 Pengetian Nilai Tambah Ekonomi (EVA)

Nilai Tambah Ekonomiadalah indikator internal yang mengukur kekayaan pemegang saham suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. EVA mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan modalnya untuk menciptakan nilai tambah ekonomis. Nilai tambah ekonomis tercipta jika perusahaan menghasilkan Pengembalian on total capital yang melebihi cost of capital.

Laba bersih, sebagai alat ukur kinerja konvensional ikut memperhitungkan pula biaya hutang, yang tercermin di dalam laporan rugi laba sebagai beban bunga, tetapi tidak mencerminkan biaya ekuitas. Oleh karena itu, sebuah perusahaan dapat melaporkan laba bersih yang positif jika laba bersihnya kurang dari biaya ekuitasnya. Nilai Tambah Ekonomi(EVA) memperbaiki kelemahan ini dengan mengakui banwa untuk benar-benar mengukur kinerja dengan tepat, kita perlu memperhitungkan biaya dari ekuitas modal. (Trihastuti, 2009)

Nilai Tambah Ekonomi(EVA) adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran -ukuran lain. Nilai Tambah Ekonomi(EVA) juga merupakan ukuran kinerja yang


(27)

secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu. (Trihastuti, 2009).

Adanya EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai (value) ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan (reward) aktivitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam hal menetapkan tujuan internal (internal goal setting) perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja. Dalam hal investasi, EVA memberikan pedoman untuk keputusan penerimaan suatu proyek ( capital budgeting decision), dalam hal mengevaluasi kinerja rutin (performance assessment) manajemen, EVA membantu tercapainya aktivitas yang value added.

Menurut Amin Wijaya Tunggal (2001:1) mendefinisikan EVA sebagai berikut :

Nilai Tambah Ekonomi (EVA) adalah suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).”

Menurut Hansen dan Mowen (2005:126) :

Nilai Tambah Ekonomi (EVA) merupakan laba residu (residual income) atau dengan kata lain merupakan laba operasional setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa “Nilai Tambah Ekonomi (EVA) adalah keuntungan operasional setelah pajak dikurangi biaya modal atau


(28)

EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Dengan demikian Nilai Tambah Ekonomi (EVA) ditentukan oleh dua hal yaitu laba bersih operasi setelah pajak yang menggambarkan hasil penciptaan value dalam perusahaan dan tingkat biaya modal yang diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan

value tersebut.”

Penggunaan Nilai Tambah Ekonomi (EVA) ini akan mendorong perusahaan untuk menitik beratkan pada struktur modalnya. Pada dasarnya pemodal (investor) akan tertarik untuk melakukan investasi pada saham di perusahaan yang menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka terima. Para investor akan dengan cepat mengestimasi harga saham perusahaan di masa yang akan datang dan besarnya deviden yang akan diterima apabila para investor mengetahui dengan pasti laba yang akan mereka peroleh dari perusahaan. (Gouvidarajan, 2005).

1.1.1.2 Keunggulan Nilai Tambah Ekonomi (EVA)

Menurut Young,(2001: 32) Nilai Tambah Ekonomi(EVA) sebagai alat pengukur kinerja memiliki beberapa keunggulan atau kelebihan dibanding tolok ukur kinerja lain diantaranya adalah :

1. EVA dapat dihitung pada tingkat divisi.

Jika diketahui NOPAT yang mengukur laba perusahaan yang diperoleh dari operasi yang berjalan, modal yang diinvestasikan dan WACC, maka EVA


(29)

menurut teori dapat dihitung untuk setiap kesatuan termasuk divisi, departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis dan sebagainya.

2. EVA merupakan pengukuran aliran, bukan pengukuran saham, karenanya dapat dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu tertentu. EVA dikatakan sebagai suatu aliran sebab ia mengukur laba. EVA adalah cara mengubah pengukuran saham dari kelebihan pengembalian menjadi aliran.

3. EVA dapat meningkatkan penciptaan kekayaan pemegang saham

Perbedaan pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalahEVA merupakan laba ”ekonomis” kebalikan dari laba ”akunting”. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa suatu bisnis mendapatkan laba jika penghasilan mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal. Tanpa prospek laba ekonomis, tidak akan ada penciptaan kekayaan bagi investor. Gagasan dari laba ekonomis menegaskan hubungan EVA, terhadap kekayaan pemegang saham, kondisi akhir yang dibutuhkan dari tolok ukur berdasarkan nilai.

1.1.1.3Kelemahan Nilai Tambah Ekonomi (EVA)

Disamping beberapa keunggulan diatas, EVA juga memiliki kelemahan yaitu EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu. Padahal nilai perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan. Sehingga suatu perusahaan mempunyai nilai EVA pada periode tertentu positif tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena nilai EVA dimasa lalunya negatif. (Dewi dikutip dalam Utomo,2000)


(30)

Menurut Mirza, (2001:78) EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan juga memiliki kelemahan diantaranya adalah:

1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti, loyalitas pelanggan.

2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan faktor fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor lain terkadang justru lebih dominan. 3. Konsep ini tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan secara

akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.

Cara Memperoleh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) adalah sebagai berikut (Suad Husnan,Enny Pudjiastuti, 2006:66):

1 . Untuk memperoleh NOPAT (Net Operating After Tax) :

Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating

yang merupakan laba sebelum bunga. Pajak yang digunakan dalam perhitungan Nilai Tambah Ekonomi (EVA) adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penciptaan nilai tersebut.

EVA = NOPAT – Capital Changes


(31)

2. Untuk memperoleh Capital Changes :

3. Untuk memperoleh WACC :

Dimana :

Dalam menghitung WACC suatu perusahaan harus mengetahui sebagai berikut :

Tingkat Modal (D) :

D = � � � �

Total hutang & � �� �100% Cost Of Deb (Rd) :

Rd =�� � �

Total Hutang �100%

Tingkat Modal dan Ekuitas (E) : E = � � ��

Total hutang & � �� �100% Cost Of Equity (Re) :

Re =� ��� � ℎ ��� ℎ�

Total Ekuitas �100%

Capital Changes = WACC * Invested Capital


(32)

Tingkat Pajak (Tax) :

Tax = �� �

Laba bersih sebelum pajak �100%

Dalam menghitung WACC suatu perusahaan harus mengetahui sebagai berikut:

 Jumlah hutang dalam struktur modal (berdasarkan nilai pasar)  Jumlah ekuitas dalam struktur modal (berdasarkan nilai pasar)  Biaya hutang

 Biaya ekuitas  Tingkat pajak

Jika perusahaan memiliki beberapa sumber pembiayaan hutang masing-masing dengan tingkat berbeda, biaya hutang yang digunakan dengan WACC adalah suatu rata-rata tertimbang.

4. Cara memperoleh Invested Capital

Total hutang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pandek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas


(33)

pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.

2.1.2 Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

2.1.2.1 Pengertian Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

ROE adalah rasio yang digunakan untuk menugukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Pengembalian Modal Sendiri sering disebut dengan rate of Pengembalian on net worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki sehingga ROE ini juga dapat disebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT. Suad Husnan (1998:564).

Menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004:156):

“ROE adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal). ROE merupakan indikator penting bagi pemilik perusahaan, karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan dalam perusahaan”.

Menurut Dewi Astuti (2004:37) mengemukakan bahwa:

Pengembalian Modal Sendiriadalah rasio yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham.

Menurut Agnes Sawir (2003:20), mengemukakan bahwa:

Pengembalian Modal Sendiri adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif


(34)

mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau sering disebut sebagai rentabilitas usaha.

Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan Pengembalian Modal Sendiri adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. rasio ini juga dapat menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal).

Pengembalian Modal Sendiri merupakan salah satu indikator dari rasio profitabilitas yang banyak diamati oleh pemilik, para pemegang saham dan calon pemegang saham serta para investor di pasar modal yang ingin berinvestasi dan ingin membeli saham. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal ini adalah bank dalam memperoleh laba bersih yang akan mempengaruhi besarnya pembayaran Pengembalian saham yang akan diterima oleh para pemegang saham.

2.1.2.2Unsur-unsur Penentu ROE ROE = Laba bersih / Modal

= Laba bersih/Penjualan(PM) x Penjualan/Aktiva x Aktiva/Leverage Keuangan

Jika ke 3 unsur meningkat, maka ROE meningkat dan sangat mempengaruhi kinerja keuangan.


(35)

PM = Mengukur Kinerja keuangan pada perhitungan R/L perusahaan PA dan DR = Mengukur Kinerja keuangan pada sisi kanan dan sisi kiri Neraca

2.1.2.3Hal pokok dalam ROE

ROE bisa memberikan gambaran tiga hal pokok :

1. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability) 2. Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (assets management) 3. Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage)

Cara memperoleh Pengembalian Modal Sendiri (ROE) (sutrisno 2009:223):

ROE=� ��� ℎ�

Total Ekuitas �100 2.1.3 Pengembalian Saham

2.1.3.1 Pengertian Pengembalian Saham

Pengembalian saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997). Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut Pengembalian, baik langsung maupun tidak langsung (Ang, 1997). Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu assets


(36)

peningkatan nilai investasi. Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan Pengembalian, karena investor selalu mengharapkan tingkat Pengembalian yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya.

Pengembalian saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham (Bodie, 1998). Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi tersebut.

Pengembaliandapat berupa Pengembalianrealisasi yang sudah terjadi atau Pengembalian yang belum terjadi tetapi diharapkan di masa mendatang. Di sisi lain, Pengembalian pun memiliki peran yang amat signifikan di dalam menentukan nilai dari sebuah saham. Pengembalian merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa Pengembalian realisasi (realized

Pengembalian) dan Pengembalian ekspektasi (expected Pengembalian). Pengembalianrealisasi merupakan Pengembalian yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Pengembalian realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan Pengembalian ekspektasi (expected Pengembalian) yang merupakan Pengembalian yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Pengembalian realisasi diukur dengan menggunakan Pengembalian total (total Pengembalian), relatif Pengembalian (Pengembalian relative), kumulatif Pengembalian (Pengembalian cumulative), dan Pengembalian disesuaikan (adjusted


(37)

suatu investasi dalam suatu periode tertentu dari capital gain (loss) dan yield

(Hardiningsih et. al., 2001). Pengembalian saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan.

Menurut M Syamsul, 2008 : 334, Pengembaliansaham yaitu :

“merupakan pengembalian dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Pengembalian terdiri merupakan Capital Gain (loss) yang merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.

Menurut Jogiyanto (2003:110) Pengembaliansaham adalah:

Pengembalian saham dapat di definisikan sebagai perubahan nilai antara periode t +1 dengan periode t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut. Pengembalian merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.

Menurut Abdul Halim (2003:30):

“Pengembalian merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi”.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan Pengembalian saham adalah imbal hasil atau keuntungan yang didapatkan oleh investor atas investasi yang dilakukan berupa capital gain atau capital loss dan yield.

2.1.3.2Komponen Retun Saham

Menurut Robert Ang (1997:20) komponen suatu Pengembalianterdiri dari dua jenis yaitu:


(38)

1. Current Income (keuntungan lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya.

2. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga beli suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangakan di pasar. Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis Pengembalian historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan.

Cara Memperoleh PengembalianSaham (Jogiyanto 2009:207)

Rit=��−��−1

Pt−1 +Yield

Ket :

Rit : Tingkat Pengembalian saham i pada periode t

Pi : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir) Pt-1 : Hara penutupan saham I pada periode sebleumnya

Yield : Persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap Pengembalian saham .


(39)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Hasil Sumber

1 Ita trisnawati Pengaruh Nilai

Tambah Ekonomi,arus kas operasi,residual income,earning,operat ing leverage dan market value added terhadap

Pengembalian saham.

Eva memiliki hubungan signifikan dgn Pengembalian saham.pernyataan ini

didukung dalam penelitian ho hui li(2000) dlm pnelitian wilopo dan mayangsari (2002) yg menunjukan eva merupakan pengukuran kinerja yg lebih baik .

Jurnal bisnis dan akuntansi vol. 11,no. 1,april 2009,hlm. 65-78

2 Harris hansa wijaya, mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi-univ.kristen maranatha Lauw tjun tjun, dosen fakultas ekonomi jurusan akuntansi-univ.kristen maranatha Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan yang tergabung dalam LQ-45

Terdapat 31 perusahaan yang mampu menciptakan nilai eva yang positif pada 31 desember 2007.. Hal ini berarti, tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan perusahaan melebihi biaya modal. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah.

Jurnal akuntansi vol.1 no.2 november 2009:180-200

3 Taufik

Staff pengajar program mm universitas sriwijaya Pengaruh pendekatan traditional accounting Dan Nilai Tambah Ekonomi terhadap stock Pengembalian Perusahaan sektor perbankan di pt bursa efek

Jakarta

Eva, roe dan roa mempengaruhi stock Pengembalian di

Pt bursa efek jakarta tahun 2002 – 2005.

Jurnal manajemen & bisnis sriwijaya vol. 5, no 10 desember 2007


(40)

4 D. Agus harjito dan rangga aryayoga Fakultas ekonomi universitas islam indonesia Analisis pengaruh kinerja keuangan dan Pengembaliansaham di bursa efek

indonesia

Hasil pengujian statistik secara parsial terhadap

masing-masing variabel bebas yaitu

Eva (Nilai Tambah Ekonomi), roa (Pengembalian on asset), roe (Pengembalian Modal Sendiri) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap Pengembalian pemegang saham.

Fenomena, maret 2009, hal. 13‐21 volume 7, nomor 1 Issn 1693‐4296

5 Egi arvian firmansyah, Ikaputera waspada, mayasari

Analisis Pengembalian Modal Sendiri (roe) dan price earning ratio (per) terhadap

Pengembalian saham sektor pertambangan di bursa efek

indonesia

Variabel roe (Pengembalian Modal Sendiri) dan per (price earning ratio) secara simultan berpengaruh positif terhadap Pengembalian saham di bursa efek indonesia pada tahun 2007-2008.

S t r a t e g i c Jurnal pendidikan manajemen bisnis tahun 9 nomor 9 oktober 2009

6 Jullimursyida ganto Muammar khadafi Wahyuddin albra Gazali syamni Fakultas ekonomi universitas malikussaleh Pengaruh kinerja keuangan Perusahaan manufaktur terhadap Pengembaliansaham di bursa efek

indonesia

Terdapatnya hubunga positif dari Pengembalian Modal Sendiri terhadap

Pengembalian saham yang bermakna perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk membagikan deviden yang cukup tinggi sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan

Media riset

akuntansi, auditing dan informasi, vol.8 no.1, april 2008 85:96

7 Mehdi arabsalehi,

Department of Accounting and Finance, University of Isfahan, Isfahan, Iran Iman Mahmoodi, Department of Accounting and Finance, University of Isfahan, Isfahan, Iran

EVA or Traditional Accounting Measures; Empirical Evidence from Iran

Studies found a significant and strong correlation between EVA and market value or stock returns. For instant, Lehn and Makhija (1996) conclude that EVA and MVA are effective

performance measures and they are more associated with stock returns than ROA, ROE and return on sales (ROS).

International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 65 (2011) © eurojournals Publishing, Inc. 2011


(41)

8 Gerald T. Garvey Todd T. Milbourn

EVA versus Earnings: Does it matter which is more highly

Correlated with stock returns?

Hogan and Lewis (1999) and Kleiman (1999) look for evidence of performance improvements following the adoption of EVA or a related measure; Kleiman (1999) Nds strong evidence of stock return improvement . Rms are more likely to adopt EVA or a related measure when our theory suggests it will be an ecient tool for

incentivesimilarly,

Did not also adopt EVA or a related measure

Claremont Colleges

Working papers in economics

9 Mohammad fawzi shubita,

Assistant

professor, school of management New york institute of technology, amman – jordan

The relationship between eva and stock returns

Eva appeared to have higher explanatory power when it was compared with roe and eps, but when it was

compared with a simple measure of residual income they could not identify any significant incremental informational content.

Moreover, biddle et al. (1997) reported that earnings before extraordinary items dominate ri, which in turn dominate eva in explaining stock return. Similar results were

documented by chen and dodd (2001). Additionally, bao and bao (1998) found that

abnormal economic earnings are not significantly

associated with equity value or share price.

International research journal of finance and

economics Issn 1450-2887 issue 59 (2010) © eurojournals publishing, inc. 2010


(42)

10 Issham ismail, School of distance education, universiti sains malaysia, minden 11800, penang, malaysia.

The ability of eva (economic value added) attributes in Predicting company performance

Stewart (1994), turvey et al. (2000), and isa and lo (2001). It indicates that the

increments of eva value in value creator company tend to increase accounting profit at a higher rate than in value destroyer companies. The third hypothesis evaluates regression for common coefficients and period specific coefficients

Analysis over a longer period and shorter period of study. It indicates that eva had a better relationship with stock return over a longer period of the study. These findings Are consistent with finding from o’byrne (1997) but are contradicted by findings by isa and lo (2001).

African journal of business

management vol. 5(12), pp. 4993-5000, 18 june, 2011

Available online at http://www.acade micjournals.org/aj bm Issn 1993-8233 ©2011 academic journals

11 Gary c. Biddle ,robert m. Bowen,james s. Wallace.

Does eva beat earnings? Evidence on associations with stock returns and Firm values

Our research design uses current realizations, not future flows, of each

performance measure. Equity valuation is ultimately the discounted present value of future equity cash flows (or dividends or ri or eva). Even if eva is a good proxy for economic proþts, realized eva may not outperform the current realizations of other performance measures such as earnings in proxying for future equity cash flows. This is similar to the rationale used to explain why ebei generally outperforms cfo in relative information content.

G.c. biddle et al. / journal of

accounting and economics 24 (1997) 301±336


(43)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Keterkaitan antara Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dengan PengembalianSaham

Nilai Tambah Ekonomi (EVA) merupakan alat analisis keuangan yang relatif baru untuk menilai kinerja perusahaan dari sisi keuangan. Nilai Tambah Ekonomi (EVA) pertama kali diperkenalkan sekaligus digunakan oleh Stewart dan Stean, analis keuangan dari Stean Stewart & Co of New York City karena selama ini dirasakan belum ada suatu metode penilaian yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010)

Menurut Siddharta Utama (2000:135) menyatakan bahwa:

“EVA menyebabkan penilaian kinerja manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham, yaitu memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan memilih investasi yang meminimkan tingkat biaya modal dan mengoptimalkan tingkat pengembalian (Pengembalian).”

Menurut Young & Obyrne (2001:18) menyatakan bahwa:

“Indikator dalam mengukur kinerja manajemen berdasarkan proses penciptaan nilai bagi pemegang saham adalah EVA. Penciptaan nilai tersebut bagi pemegang saham akan mendapatkan pengembalian saham yang lebih besar.”

Nilai Tambah Ekonomi (EVA) mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. Nilai Tambah Ekonomi (EVA) yang positif menandakan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai


(44)

bagi pemilik perusahaan, ini sejalan dengan memaksimumkan nilai perusahaan (Utama, 1997). Penelitian dari Dodd dan Chen (1996) menunjukkan pengaruh positif Nilai Tambah Ekonomi(EVA) terhadap Pengembaliansaham. Hal tersebut juga didukung oleh Soetjipto (1997) yang mengatakan Nilai Tambah Ekonomi (EVA) berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif Economy Value Added (EVA) terhadap Pengembalian saham. (Van Horne and John M Wachowich, 2007)

EVA memiliki hubungan signifikan dgn Pengembalian saham.pernyataan ini didukung dalam penelitian Wilopo dan mayangsari (2002) yg menunjukan EVA merupakan pengukuran kinerja yg lebih baik .

EVA, ROE dan ROA mempengaruhi stock Pengembalian sektor perbankan di PT Bursa Efek Jakarta tahun 2002 – 2005, namun dominasinya tidak terlalu besar. EVA ternyata lebih superior mempengaruhi stock Pengembalian sector perbankan dibandingkan dengan ROE dan ROA. (Taufik 2007)

2.2.2 Keterkaitan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) dan Pengembalian Saham

Cara yang sudah umum yang dilakukan oleh investor dalam menganalisis saham adalah melihat kelayakan kondisi suatu perusahaan adalah dengan cara menganalisis kinerja finansialnya. Salah satunya bisa dengan menganalisis tingkat profitabilitas perusahaan.


(45)

Adapun teori-teori yang menerangkan adanya hubungan antara ROE dengan Pengembaliansaham adalah sebagai berikut :

Menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004:156) :

Pengembalian Modal Sendiri adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal). ROE merupakan indikator penting bagi pemilik perusahaan karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi di perusahaan semakin tinggi. Angka ROE yang tinggi akan menjadi daya tarik bagi pemegang saham untuk menambah modal .

Menurut Suad Husnan dan Enny (2006)

Apabila ROE tinggi, perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk membagikan deviden yang cukup tinggi pula. Keadaan ini menjanjikan bahwa perusahaan tersebut dapat menggunakan equity nya secara efisien sehingga para pemegang saham percaya bahwa kemudian hari perusahaan akan dapat memberikan pendapatan yang lebih besar, hal ini mengakibatkan harga saham meningkat.

Variabel ROE (Pengembalian Modal Sendiri) dan PER (Price Earning Ratio) secara simultan berpengaruh positif terhadap Pengembalian saham emiten sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. (Egi Arvian Firmansyah, Ikaputera Waspada, Mayasari)

Secara simultan variabel ROE dan PER berpengaruh terhadap Pengembalian saham, artinya ROE dan PER dapat digunakan untuk memperkirakan Pengembalian saham di masa yang akan datang. Namun karena pengaruh antara variabel kinerja keuangan ROE dan PER terhadap Pengembalian saham sangat lemah, informasi mengenai ROE dan PER saja tidak cukup kuat dalam memprediksi Pengembalian saham emiten pertambangan, artinya diperlukan variabel lain dalam rangka meramalkan perolehan Pengembalian saham ketika


(46)

berinvestasi pada emiten pertambangan (Egi Arvian Firmansyah, Ikaputera Waspada, Mayasari)

Terdapatnya hubunga positif dari Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian saham yang bermakna perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk membagikan deviden yang cukup tinggi sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan . (Jullimursyida Ganto,Muammar Khadafi,Wahyuddin Albra,Gazali Syamni 2008).

Dari hasil analisis Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) akan dilakukan pengujian apakah kedua varibel tersebut baik secara parsialakan berpengaruh terhadap perubahan harga saham yang akan mempengaruhi Pengembalian saham. Kenaikan harga saham diharapkan memberikan indikasi terhadapPengembaliansaham yang akan diterima sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan Pengembalian yang tinggi dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan investor. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut :


(47)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran di atas dapat diambil paradigma penelitian. Menurut Sugiyono (2010:42) paradigma penelitian adalah:

“Pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu

Pasar Modal

Laba Akuntansi

Perusahaan

Nilai Tambah Ekonomi

(EVA) Laba Ekonomi

Harga Saham Laporan

Keuangan

Analisis Fundamental

Pengembalian Modal Sendiri

(ROE)

Saham

Investor

Pengembalian Saham

Analisis

Analisis Teknikal


(48)

dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesisdan teknik analisis statistik yang akan digunakan.”

Dengan Paradigma Penelitian, peneliti dapat menggunakannya sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis.

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka, dan kerangka pemikiran penelitian maka dapat disajikan hipotesis sebagai berikut : Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri berpengaruh terhadap Pengembalian Saham.

X1

Nilai Tambah Ekonomi

X2

Pengembalian Modal Sendiri

Y


(49)

(50)

BAB 3

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data sesuai dengan pendapat Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut :

“Objek peneilitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan guna tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliabel tentang ssesuatu

hal.”

(2002;58)

Adapun objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap Pengembalian Saham pada PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI .

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode deskriftif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dialakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara


(51)

variable yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas mengenai objek yang akan diteliti. Metode deskriftif menurut Sugiyono adalah sebagai berikut :

“Metode Deskriftif adalah meode yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas.”

(2005;21)

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain penelitian menurut Moh.Nazir adalah sebagai berikut :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan pelaksanaan penelitian.”


(52)

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) yang peneliti terapkan dalam penelitian yaitu:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian yang yaitu Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap Pengembalian Saham pada PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI .

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori; 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan;

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;

8. Melakukan analisis data;


(53)

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian

Metode Yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon T – 1 Descriptive Decriptive dan Survey PT. Suparma Tbk

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Time Series T – 2 Descriptive Decriptive dan Survey PT. Suparma Tbk

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Time Series T - 3 Descriptive Decriptive dan Survey PT. Suparma Tbk

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Time Series T – 4 Descriptiv&V

erifikatif

Descriptive dan Explonatory Survey

PT. Suparma Tbk yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Time Series

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro sebagai berikut :

“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi


(54)

mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran constructyang lebih baik”.

(2002:69)

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap Pengembalian Saham pada PT. Suparma Tbk, Tbk Indonesia. maka operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep variabel Indikator Skala

X1 Ecconomic Value Added

(EVA)

Menurut Amin Wijaya Tunggal (2001:1) :Nilai Tambah Ekonomi(EVA) adalah suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).”

EVA= NOPAT – (WACC x Modal operasi )

(Amin Widjaja Tunggal, 2008):


(55)

X2 Pengembalian

Modal Sendiri (ROE)

Menurut Dewi Astuti (2004:37) mengemukakan bahwa: Pengembalian Modal Sendiriadalah rasio yang menunjukkan

keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat

pengembalian atas investasi pemegang saham.

ROE=� ��� ℎ �

Total Ekuitas �100%

(Sutrisno 2009:223)

Rasio

Y Pengembalian

Saham

Menurut M Syamsul, 2008 : 334, Pengembaliansaham

yaitu : “merupakan

pengembalian dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Pengembalianterdiri merupakan Capital Gain (loss) yang merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.

(Jogiyanto 2009:207) Rit=��−��−1

Pt−1 +Yield

Ket :

Rit : Tingkat Pengembalian saham i pada periode t Pi: Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir)

Pt-1: Hara penutupan saham I pada periode sebleumnya Yield: Persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya

Rasio

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data


(56)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Peneliti menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai laporan keuangan PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI .

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan teknik penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukan mengenai populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi Menurut Sugiyono (2010:80) mendefinisikan sebagai berikut :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan penelitian diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, maka populasi dalam penelitian ini adalah PT. Suparma Tbk saat terdaftar di BEI pada tahun 1994-2010 .


(57)

2. Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Sugiyono (2011:81) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut .

Perusahaan yang akan dijadikan penelitian ini dipilih menggunakan pertimbangan dengan memasukkan unsure-unsur tertentu yang dianggap criteria sebagai berikut :

a. Perusahaan yang dimaksud adalah PT. Suparma Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2010 .

b. Perusahaan dimaksud terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu laporan keuangan per 31 Desember, dengan alasan laporan keuanangan tersebut telah diaudit sehingga informasi yang dilaporkan lebih dapat dipercaya.

c. Memiliki fenomena di tahun 2010.

Maka Sampel yang diambil oleh peneliti adalah laporan keuangan Neraca, Laporan Laba Rugi dan Catatan atas Laporan Keuangan PT. Suparma Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mana laporan keuangannya dari tahun 2005-2010, yaitu sebanyak 6 laporan keuangan .


(58)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada laporan keuangan dan annual report PT. Suparma Tbk .

Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahulu yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian, memperbanyak literature untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.

Metode pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

A. Observasi (pengamatan langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung dialokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan universitas yang berhubungan dengan variable penelitian. Hasil dai observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan


(59)

B. Wawancara atau Interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-ihak yang di anggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan Tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi.

C. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistic kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini.

Data Sekunder ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut : A. Dokumentasi

Pengumpulan dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Mulai dari literature, buku-buku yang ada. Adapun dokumen-dokumen yang menggambar sejarah, yang menerangkan struktur organisasi.

3.2.4.1Hasil Pengujian Normalitas Data Residual

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji normalitas data residual hasil taksiran model regresi (error term). Pengujian normalitas dilakukan dengan


(60)

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov terhadap data residual hasil taksiran model regresi. Hasil perhitungan untuk model yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 6

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .08299625 Most Extreme Differences Absolute .202

Positive .173

Negative -.202

Kolmogorov-Smirnov Z .495

Asymp. Sig. (2-tailed) .967

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Lampiran Output SPPS 18

Hasil perhitungan nilai Kolmogorov untuk model regresi yang diperoleh adalah sebesar 0,098 dengan probabiliti (p-value) sebesar 0,990. Karena nilai probability uji Kolmogorov model lebih besar dari tingkat kekeliruan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regressi berdistribusi normal.

Cara lain untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat grafik normal P Plot of Regression Statistic. Dengan melihat tampilan grafik normal dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar diagonal, serta penyebarannya mengikuti garis diagonal. Kedua grafik menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi


(61)

normalitas.

Gambar 3.1

Grafik Normal P-Plot (Asumsi Normalitas)

3.2.4.2Hasil Pengujian Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan keadaan yang terjadi dalam analisis regresi berganda jika variabel – variabel bebas itu sendiri berkorelasi. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel – variabel bebasnya. Kriteria tidak terdapatnya problem multikolinearitas adalah jika batas nilai Tolerance adalah sebesar 0,10 dan nilai VIF sebesar 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 3.4


(62)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF Nilai Tambah Ekonomi (X1) .977 1.023 Pengembalian Modal Sendiri

(X2)

.977 1.023

a. Dependent Variable: Retun Saham Sumber: Lampiran Output SPPS 18

Dari hasil analisis pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel yang digunakan memiliki nilai Tolerance di atas 0,1 dan VIFnya berada di bawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi di atas tidak terdapat problem multikolinearitas, sehingga model regresi tersebut layak dipakai.

3.2.4.3Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari objek penelitian. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas. Salah satu uji untuk menguji heterkedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual. Berikut ini hasil uji heteroskedatisitas:


(63)

Uji Heteroskedastisitas Correlationsa

absR Spearman's rho absR Correlation Coefficient 1.000

Sig. (2-tailed) .

Pengembalian Modal Sendiri (X2)

Correlation Coefficient .714

Sig. (2-tailed) .111

Nilai Tambah Ekonomi (X1)

Correlation Coefficient -.200

Sig. (2-tailed) .704

a. Listwise N = 6

Sumber: Lampiran Output SPPS 18

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan pendekatan uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa varians dari residual homogen (tidak terdapat heteroskedastisitas). Hal ini ditunjukan oleh hasil regresi X dengan nilai absolut dari residual (error) tidak signifikan pada level 5%. Diperoleh nilai signifikansi untuk X1 sebesar 0,111 lebih besar dari 0,05 dan untuk X2 sebesar 0,704 lebih besar dari 0,05 sebagai batas tingkat kekeliruan.

Cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan grafik plot antara nilai terikat (ZPRED ) dengan residualnya (SREID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik scatterplot antara ZPRED dan SREID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual. Apabila ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Apabila


(64)

tidak ada pola yang jelas serta titik – titik menyebar di atas di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 3.2

Grafik Uji Heterokedastisitas

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa titik – titik yang ada menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terdapat pola tertentu, sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas

3.2.4.4Hasil Pengujian Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dengan kata lain, masalah ini seringkali ditemukan apabila kita menggunakan data runtut waktu. Hal ini disebabkan


(65)

karena “gangguan” pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya ; pada

data runtut waktu (time series).

Untuk menguji masalah ini salah satunya menggunakan Uji Durbin – Watson ( DW-test ).Hasil perhitungan statistik Durbin-Watson (D-W) untuk model regresi Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham diperoleh sebesar 1,703.

Nilai D-W yang diperoleh dari model dibandingkan terhadap nilaitabel Durbin-Watson. Untuk variabel X dalam model regresi sebanyak 2 dan jumlah unit analisis 6 diperoleh dari tabel Durbin-Watson (D-W) nilai batas bawah DL sebesar 0.467 dan

nilai batas atas DU sebesar 1.896. Hasil keputusan uji dapat dilihat dari gambar

berikut :

Gambar 3.3

Diagram Daerah Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson

H0 diterima

( tidak ada autokorelasi) H0 ditolak

autokorelasi

H0 ditolak

autokorelasi (-)

Ragu-ragu

Ragu-ragu

dU = 1,896

dL = 0,467

4- dU = 2,104

4- dL = 3,533 1,703


(1)

adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa laba bersih perusahaan cenderung tinggi, hal ini berarti dari total modal yang ada dapat mempengaruhi perubahan Pengembalian saham.

3. Hasil pengujian statistik secara simultan selama periode penelitian ( 2005 – 2010) Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Pengembalian saham. Perubahan Pengembalian saham dipengaruhi oleh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri dalam penelitian. Dari hasil perhitungan menunjukkan koefisien determinasi berganda yang berpengaruh sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian saham yang sangat kuat dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, dapat kiranya diajukan saran beberapa berikut :

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan diharapkan agar dapat lebih memperkirakan pengaggaran modal yang membutuhkan perkiraan biaya modal untuk penganggaran yang tepat agar biaya modal tidak lebih besar dari modal operasionalnya. Hal ini


(2)

dapat dilakukan dengan cara lebih menekan jumlah biaya yang harus dikeluarkan sehingga jumlah pendapatan yang diterima akan menunjukan nilai yang lebih besar daripada jumlah biaya yang harus dikeluarkan dan terciptanya kinerja perusahaan yang baik. Perusahaan sebaiknya juga memperhitungkan nilai tambah ekonomi dan pengembalian modal sendiri sebagai penentu tingkat pengembalian saham. Karena dengan nilai tambah ekonomi (EVA) dan pengembalian modal sendiri (ROE) yang meningkat tiap tahunnya, investor akan lebih tertarik menanamkan saham diperusahaan tersebut karena kinerja perusahaan yang baik, yang nantinya akan mempengaruhi langsung terhadap tingkat pengembalian saham.

2. Bagi Investor

Bagi para investor, yang bermaksud melakukan investasi sebaiknya lebih memperhatikan variabel nilai tambah ekonomi (EVA) dan pengembalian modal sendiri (ROE) karena berdasarkan penelitian ini variabel tersebut mempunyai dampak yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan variabel nilai tambah ekonomi (EVA) dan pengembalian modal sendiri saja (ROE). Penelitian selanjutnya bisa menggunakan variabel MVA, ROI, DER, CR dll .


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal (2008). Pengantar Konsep Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Value Based Management (VBM). Harvarindo.

Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia The Intelligent Guide to Indonesian Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia.

D. Agus harjito dan rangga aryayoga (2009). Analisis pengaruh kinerja keuangan dan Pengembalian saham di bursa efek indonesia. Fenomena, maret 2009, hal. 13‐21 volume 7, nomor 1 issn 1693‐4296.

Dewi Astuti. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta.

Egi arvian firmansyah, Ikaputera waspada, Mayasari (2009). Analisis Pengembalian Modal Sendiri (roe) dan price earning ratio (per) terhadap Pengembalian saham sektor pertambangan di bursa efek Indonesia. Strategic jurnal pendidikan manajemen bisnis tahun 9 nomor 9 oktober 2009.

Gary c. Biddle ,robert m. Bowen,james s. Wallace (1997) . Does eva beat earnings? Evidence on associations with stock Pengembalians and firm values. G.C. biddle et al. / journal of accounting and economics 24 (1997) .

Gerald t. Garvey todd t. Milbourn. Eva versus earnings: does it matter which is more highlycorrelated with stock Pengembalians?.Claremont colleges working papers in economics.

Harjono sunardi (2010). Pengaruh penilaian kinerja dengan roi dan eva terhadap Pengembalian saham.Jurnal akuntansi vol.2 no.1 mei 2010: 70-92.

Harris hansa wijaya (2009). Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan yang tergabung dalam LQ-45. Jurnal akuntansi vol.1 no.2 november 2009:180-200

Issham ismail (2011). The ability of eva (Nilai Tambah Ekonomi) attributes in predicting company performance . African journal of business management vol. 5(12),18 june, 2011 issn 1993-8233 ©2011 academic journals.


(4)

Ita trisnawati (2009). Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi,arus kas operasi,residual income,earning,operating leverage dan market value added terhadap Pengembalian saham. Jurnal bisnis dan akuntansi vol. 11,no. 1,april 2009,hlm. 65-78.

Jullimursyida ganto , Muammar khadafi, Wahyuddin albra, Gazali syamni (2008). Pengaruh kinerja keuangan perusahaan manufaktur terhadap Pengembalian saham di bursa efek indonesia. Media riset akuntansi, auditing dan informasi, vol.8 no.1, april 2008 85:96.

Jogiyanto (2009). Teori portofolio dan analisis investasi. Yogyakarta: BPFE

Lukman Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia : Bogor.

Mandala Manurung dan Prathama Rahardja. (2004). Uang, Perbankan Dan Ekonomi Moneter : Kajian Kontekstual Indonesia. FE UI. Jakarta.

Mehdi arabsalehi ,iman mahmoodi (2011). Department of accounting and finance, university of isfahan, isfahan, iran eva or traditional accounting measures; empirical evidence from iran. International research journal of finance and economics issn 1450-2887 issue 65 (2011) eurojournals publishing, inc. 2011. Mohammad fawzi shubita (2010) .The relationship between eva and stock

Pengembalians. International research journal of finance and economics issn 1450-2887 issue 59 (2010) eurojournals publishing, inc. 2010.

S. David Young, Stephen F. O’Byrne (2001). EVA dan manajemen berdasarkan nilai:Panduan praktis untuk implementasi. Jakrta: Salemba Empat.

Samsul M. 2008. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga

Sidharta Utama. (2000). “Nilai Tambah Ekonomi: Pengukuran dan Penciptaan Nilai Perusahaan”. Manajemen dan Usahawan Indonesia.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006). Dasar-dasar manajemen keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.


(5)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (12th ed). Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, “Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi”, Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonosia.

Taufik (2007). Pengaruh pendekatan traditional accounting dan Nilai Tambah Ekonomi terhadap stock Pengembalian. Jurnal manajemen & bisnis sriwijaya vol. 5, no 10 desember 2007.

Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.


(6)

Riwayat Hidup

I. Data Pribadi

Nama lengkap : Adwiati

Tempat/Tanggal lahir : Bandung, 18 september 1990 Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Sukajadi No.332/182A Bandung Telp/HP : (022) 2030240 / 085797577911

Agama : Islam

II. Riwayat Pendidikan

1996 – 2002 : SDN Sirnamanah I 2002 – 2005 : SMPN 40 Bandung

2005 – 2008 : SMA Pasundan 8 Bandung

2008 – 2012 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Jurusan Akuntansi S1