Peranan Struktur Organisasi Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera

(1)

1

TUGAS AKHIR

PERANAN STRUKTUR ORGANISASI PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK CABANG BELMERA

OLEH:

SIVIANA PRATIWI 062103007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

2

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA MAH : SIVIANA PRATIWI

N I M : 062103007

PROGRAM STUDI : KESEKRETARIATAN

JUDUL : PERANAN STRUKTUR ORGANISASI PADA PT.

JASA MARGA (PERSERO) Tbk CABANG BELMERA.

Tanggal:... PEMBIMBING/ PENANGGUNG JAWAB

(Dra. Yulinda, M.Si)

NIP. 19590926 198601 2 001

Tanggal:... KETUA PROGRAM STUDI D-III KESEKRETARIATAN

(Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si) NIP. 19620513 199203 2 001

Tanggal:... DEKAN

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc) NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

3

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Diploma dengan judul “PERANAN STRUKTUR ORGANISASI PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) Tbk CABANG BELMERA”.

Penulis juga menyadari bahwa sebagai seorang manusia yang tidak luput dari kesilapan dan kekurangan tentu saja penyajian Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Dari awal sampai dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya kepada :

1. Ayahanda tercinta Rahmat Susanto terima kasih atas kasih sayang, kerja keras dalam menuntun, membimbing, menasehati dan memotivasi kepada penulis secara ikhlas dan tulus. Ibunda Yusman Dewi, yang juga membesarkan penulis hingga dewasa, yang juga telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4

3. Ibu DR. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Program studi Diploma III Jurusan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Sekretaris Pengelolah D III

Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra.Yulida, M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan Bimbingan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak berjasa memberikan ilmu dan mendidik penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan kepada selaku pengurus jurusan yang telah membantu dalam kelancaran berjalannya kegiatan perkuliahan.

7. Kepada seluruh pegawai kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera selaku pihak yang telah memberikan kesempatan riset seluas-luasnya kepada penulis.

8. Buat sahabat penulis, and Best Friend Yogi, Henrico Simanjuntak, Getha, Yessy,Vivi, Nico, Rifwan yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini beserta rekan-rekan mahasiswa / i Jurusan Keuangan stambuk 2006 yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Terakhir penulis mengharapkan kiranya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, 10 Agustus 2010 Penulis

(Siviana Pratiwi ) ii


(5)

5

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera ... 4

B. Jenis Usaha / Kegiatan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera ... 6

C. Struktur Organisasi ... 7

D. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... 11

E. Kinerja Terkini PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera ... 13

F. Rencana Kegiatan... 14

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Organisasi dan Struktur Organisasi ... 15

B. Azas-azas Organisasi dan Fungsi Organisasi ... 17

1. Azas perumusan Tujuan ... 18

2. Azas Departementasi... 18

3. Azas Pembagian Kerja ... 19

4. Azas Delegasi Kekuasaan ... 20

5. Azas Kesatuan Komando ... 20

6. Azas koordinasi ... 21

7. Azas Rentang Kontrol (Span of Control) ... 21

8. Azas Jenjang Organisasi... 22

9. Azas Fleksibelitas ... 24

10.Azas Berkelangsungan ... 25

11.Azas Keseimbangan ... 25

C. Hambatan Dalam Organisasi ... 26

D. Efektivitas Kerja Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera ... 31


(6)

6

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 36 B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(7)

7

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3-1( Laporan Rencana dan Realisasi Anggaran Tahun 2008-2009) .. 33 Tabel 3-2( Jumlah Kecelakaan, Jumlah Korban Meninggal, Tingkat

Fasilitas PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera

Tahun 2008-2009) ... 34


(8)

8

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2-1(Struktur Organisasi) ... 9


(9)

9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Perusahaan adalah salah satu badan usaha yang juga artikan suatu organisasi yang dijalankan dalam penggunaan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu struktur organisasi sangat penting bagi perusahaan karena pencerminan lalu lintas wewenang dan tanggung jawab perusahaan secara vertikal dan pencermin hubungan salah satu bagian yang satu dengan yang lainya secara horizontal dan juga menunjukan posisi-posisi fungsi-fungsi dan bagian-bagian didalam perusahaan yang berbeda-beda.

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus dibentuk oleh pimpinan perusahaan agar berubah menjadi anggota perusahaan yang tidak tumpang tindih. Struktur organisasi yang telah dibuat akan membantu memberikan pengertian yang jelas tentang pembagian tugas yang terdapat dalam suatu perusahaan atau dengan kata lain struktur organisasi akan menunjukan suatu kerangka dan susunan perwujudan pada hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi bagian-bagian yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap karyawan dalam perusahaan dengan demikian diharapkan tercapainya suatu koordinasi yang efektif, diantara unit-unit maupun bagian-bagian dalam organisasi dengan demikian tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.


(10)

10

Didalam struktur organisasi juga mengandung unsur-unsur yang telah ditetapkan yaitu, spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentarlisasi dan disentralisasi pembuatan keputusan dan ukuran suatu kerja. Agar struktur organisasi yang telah dipergunakan oleh suatu perusahaan dapat bermutu baik dan setiap kegiatan dalam organisasi dapat dijalankan dan diterapkan lebih terara dan teratur maka perlu dipikirkan suatu cara yang lebih terkoordinir agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan bersama dapat tercapai dengan harmonis, efektif dan efisien.

Dengan melihat latar belakang diatas, maka penulis mengambil kesimpulan untuk menyajikan pembahasan dengan judul“Peranan Struktur Organisasi Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera”.

B. Perumusan Masalah .

Masalah adalah suatu kondisi atau keadaan yang menyimpang dari apa yang diharapkan dengan apa yang telah dicapai dengan kata lain masalah yaitu, hasil kini (akhir) yang tidak memenuhi target yang telah ditentukan sebelumnya, karena setiap perusahaan tidak perna luput dari masalah.

Berdasarkan latar belakang dan penjelasan permasalahan diatas yang dijadikan sebagai dasar penulisan tugas akhir ini, maka penulis mengambil pokok pembahasan masalah yaitu "Apakah Struktur Organisasi Dapat Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera ?"


(11)

11

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk lebih mengetahui bagaimana peranan struktur organisasi dalam meningkatkan efisiensi kerja pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah:

1. Bagi Perusahaan, untuk mengetahui struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan dalam mendukung aktivitas dan motivasinya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

2. Bagi Penulis, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, khususnya mengenai struktur organisasi perusahaan.

3. Bagi pihak yang berkepentingan, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan setiap pengetahuan bagi setiap pembaca.


(12)

12

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.

PT. Jasa Marga (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan didirikan di Jakarta berdasarkan akte notaris Kartini Mulyadi,SH Nomor 1 tanggal 1 Maret 1978. PT. Jasa Marga (Persero) mendirikan cabang-cabang di daerah di mana jalan tol dibangun. Dalam perkembangan usahanya, PT. Jasa Marga (Persero) mendapat kepercayaan pemerintah untuk mengelola dan memelihara jalan dan jembatan tol antara lain jalan tol Belmera (Belawan, Medan - Tanjung Morawa).

Proyek jalan tol Belmera dengan panjang 33,892 km (jalan utama), ini merupakan jalan yang menghubungkan pelabuhan Belawan ke Kota Medan. PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Medan yang termasuk ke dalam kelompok cabang type B ini didirikan berdasarkan surat keputusan Direksi PT. Jasa Marga (Persero) No. 093/KPTS/JM/XII/1986 tanggal 8 Desember 1986, sedangkan dasar penetapan operasional jalan tersebut sebagai jalan tol Belmera adalah surat Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1986, dan ditetapkan berkedudukan di Tanjung Mulia, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli Kota Madya Medan, Propinsi Sumatera Utara. Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Medan hingga saat ini berkedudukan di jalan Simpang Tanjung No. 1A Medan.


(13)

13

Dengan ditetapkannya mas jalan tol sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesa No. 13 tahun 1980 tentang hak penyelenggaraan jalan tol tersebut meliputi : pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya oleh pemerintah, wewenangnya diserahkan kepada Badan Hukum Milik Negara dalam hal ini adalah PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Medan dengan mendapat pembinaan dari Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum.

Pada awalnya PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Medan hanya mempunyai lima gerbang tol, yaitu Belawan, Tanjung Mulia, Bandar Selamat, Amplas dan Tanjung Morawa. Namun dengan adanya perkembangan Kodya Medan yang begitu pesat pada tahun 1992 tanggal 9 Juli 1992, telah dibangun atau ditetapkan satu lagi yaitu gerbang tol mabar. Untuk melayani/melancarkan lalu lintas distribusi barang dan jasa dari Kawasan Industri Medan (KIM). Dan mungkin berkembang terus sejalan perkembangan di Indonesia. Adapun bidang usaha PT. Jasa Marga (Persero) Cabang belmera adalah sebagai perusahaan yang mengkhususkan diri pada bidang usaha jasa yang memiliki usaha pokok yakni mengelola jalan dan jembatan secara maksimal demi kelancaran dan teraturnya jalan, yang kesemuanya ini diatur dalam program kerja perusahaan.

Adapun tujuan dan sasaran perusahaan, menurut pasal 14 undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, sangat diharapkan peran serta PT. Jasa Marga (Persero) dalam mengembangkan jaringan jalan nasional terutama guna tercapainya sasaran berikut:

1. Pemerataan pengembangan wilayah agar perkembangan antara daerah menjadi seimbang.


(14)

14

2. Pemerataan hasil pembangunan.

3. Pemantapan pertahanan dan keamanan nasional.

Dalam usaha mencapai sasaran tersebut PT. Jasa Marga (Persero) cabang Belmera melaksanakan fungsi

:

a. Pengoperasian tol usaha lain yang dipandang sesuai dengan tujuan perusahaan.

b. Pemeliharaan jalan dan jembatan tol beserta fasilitasnya. c. Pengembangan jaringan jalan tol.

B. Jenis Usaha / Kegiatan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera. Adapun bidang usaha PT. Jasa Marga (Persero)Tbk adalah sebagai perusahaan yang mengoperasikan jasa jalan tol. Jalan Tol Belmera memiliki panjang 33,982 km (Jalan Utama) yang menghubungkan antara Belawan, Medan dan Tanjung Morawa.

1. Visi dan Misi Perusahaan a) Visi

Menjadi Perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan pengoperasian jalan tol, menjadi pemimpin (leader) dalam industri jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia serta memiliki daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Regional.


(15)

15

b) Misi

Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan, sehingga perusahaan menguasai paling sedikit 50% panjang tol di Indonesia dan usaha terkait lainnya, dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan perusahaan serta meningkatkan mutu dan efisiensi jasa pelayanan jalan tol melalui penggunaan teknologi yang optimal dan penerapan kaidah-kaidah manajemen perusahaan modern dengan tata kelola yang baik.

C. Struktur Organisasi.

Struktur organisasi adalah suatu pola kerangka tetap yang menunjukkan hubungan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing jabatan PT. Jasa Marga (Persero)Tbk memiliki struktur organisasi garis dan staf. Dengan demikian semua perintah-perintah operasional dari Kepala berjalan menurut garis vertikal dari atas ke bawah melalui tangga-tangga jabatan yang telah ditetapkan. Atasan dapat berkomunikasi/berinteraksi langsung dengan bawahan, sehingga bawahan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Dalam kegiatan ini Kepala/pimpinan akan menentukan jenis-jenis kerja yang harus dilakukan dan menetukan orang yang akan yang melakukan masing-masing pekerjaan. langkah ini dilakukan dalam spesialisasi kerja (Job Specialization) menentukan pembagian kerja. Dengan struktur organisasi yang baik akan tercipta kelancaran dan keberhasilan setiap aktivitas yang dijalankan 7


(16)

16

oleh perusahaan, mendorong terciptanya kepada peningkatan efisiensi kegiatan uasaha merupakan suatu fungsi penting yang perlu dilaksanakan

Dalam situasi seperti ini kewajiban dan wewenang masing-masing pegawai pada setiap jenjang jabatan dapat dimengerti dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Setiap jenjang jabatan yang menerima perintah dapat membuat inisiatif agar perintah tersebut dapat dievaluasi pada akhir masa perolehan yang merupakan prestasi kerja si penerima tersebut.

Dengan organisasi garis dan staf ini, jalur pertanggung jawaban kepada atasan juga merupakan garis vertikal yaitu mendapat perintah dari satu orang dan bertanggung jawab kepada satu orang pula. Struktur organisasi yang baik harus mampu berfungsi sebagai alat pengatur maupun pengawas usaha pelaksanakan pencapaian tujuan organisasi pemerintahan. Adapun struktur organisasi PT. Jasa Marga (Persero)Tbk sabagai berikut :


(17)

17 St rukt ur O rgan is as i G am b ar 2. 1 Sum be r : P T . J as a M ar ga ( P er se ro) T bk C abang B el m er a. 9


(18)

18

PT. Jasa Marga (Persero) terdiri fungsionaris-fungsionaris dalam susunan jabatan sebagai berikut :

a. Kepala Cabang, membawahi :

1. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum 2. Kepala Bagian Keuangan

3. Kepala Bagian Operasi 4. Staf

b. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum, membawahi : 1. Kepala Sub Bagian Sumber Daya Manusia dan Sekretariat. 2. Kepala Sub Bagian Logistik

3. Kepala Sub Bagian Pengembangan Usaha dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

4. Staf

c. Kepala Bagian Keuangan , membawahi :

1. Kepala Sub Bagian Anggaran yang membawahi Bendahara dan Juru Tata Usaha /Pelaksana.

2. Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Perpajakkan membawahi Juru Tata Usaha / Pelaksana.

3. Staf

d. Kepala Bagian operasi, membawahi:

1. Kepala gerbang tol, membawahi Shift pengumpulan tol 2. Kepala Sub Bagian Pengumpulan tol.


(19)

19

3. Kepala Sub Bagian dan pelayanan Lalu Lintas dan Keamanan ketertiban Lintas membawahi shift patroli

4. Kepala Sub Bagian Pemeliharaan Fasilitas Operasi 5. Staf

D. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab.

Adapun fungsi pokok tugas dan tanggung jawab atau job description masing-masing pejabat akan penulis uraikan secara garis besar, yaitu :

a. Kepala Cabang

Fungsi pokok Kepala Cabang adalah menyelenggarakan kegiatan operasional cabang yang meliputi: pengelolaan sumber daya manusia, pelayanan umum, keuangan, operasional pengumpulan tol, pelayanan lalu lintas, keamanan ketertiban, dan pemeliharaan jalan tol beserta sarana pendukungnya, dengan memperhatikan sistem, prosedur, dan ketentuan yang berlaku, agar manajemen cabang dapat memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan.

Tanggungjawab Kepala Cabang adalah : terciptanya kondisi jalan tol yang aman, tertib dan lancar dan tersedianya sarana pendukung kegiatan operasional cabang.

b. Bagian Sumber Daya Manusia

Fungsi pokok Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum adalah melaksanakan kegiatan pengelolahan sumber daya manusia, ketatausahaan, kerumah tanggaan, pengadministrasian/pengamanan/pemanfaatan aset perusahaan, serta pembinaan usaha, kemitraan dan bina lingkungan dikantor


(20)

20

cabang, dengan memperhatikan ketentuan yang ditetapkan, agar operasional cabang dapat berjalan lancar dan memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Tanggung Jawab Kepala Sumber Daya Manusia adalah : terlaksananya pelaksanaan program fungsi kegiatan sumber daya manusia dan umum, terlaksananya kegiatan administrasi dan kekaryawanan tentang pengelolahan sumber daya rnanusia sesuai dengan ketentuan yang berlaku..

c. Bagian Keuangan

Fungsi pokok kepala Bagian Keuangan adalah melaksanakan kegiatan di bidang keuangan dan akuntansi serta perpajakkan untuk mendukung kelancaran operasional cabang sesuai dengan tata laksana, peraturan dan tingkat kewenangan yang telah ditetapkan .

Tanggung Jawab Kepala Bagian Keuangan adalah terlaksananya

pengendalian dan pelaporan keuangan serta perpajakkan sesuai aturan yang

berlaku.

d. Bagian Operasi

Fungsi pokok Kepala Bagian Operasi adalah melaksanakan kegiatan pengendalian pengumpulan tol, melaksanakan kegiatan pelayanan lalu lintas

serta keamanan dan ketertiban, melaksanakan program pemantauan dan

pengendalian, fasilitas operasi yang meliputi jalan, jembatan, bangunan sarana operasi dan transaksi serta fasilitas lainnya.


(21)

21

E. Kinerja Terkini PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.

Memberikan Service Excellent merupakan hal penting bagi setiap perusahaan. Baik interen (hubungan antar karyawan) maupun eksteren (hubungan antara perusahaan dengan pengguna jasa). Service Excellent ini erat kaitannya dengan interaksi antar manusia. Hubungan timbal balik yang ada di dalamnya yakni pengharapan untuk ingin selalu dihargai merupakan kebutuhan setiap individu.

Jasa Marga akan terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang senantiasa selalu ditingkatkan. Berpedoman pada Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 370 KPTS/M/2007 tertanggal 31 Agustus 2007. SPM tersebut memuat substansi pelayanan yang menyangkut aspek-aspek minimal yang harus dicapai pengelola jalan tol, yang di antaranya menyangkut kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan, Unit Pertolongan/Penyelamatan dan Bantuan Pelayanan.

Untuk menangani masalah dan keadaan darurat yang mungkin terjadi di sepanjang jalan tol, Jasa Marga melakukan patroli rutin untuk membantu pengguna jalan jika terjadi masalah antara lain gangguan mesin kendaraan, dan juga memberikan fasilitas derek gratis sampai ke bengkel terdekat. Menyangkut unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan, Jasa Marga mengoperasikan ambulan yang mampu merespon cepat, dilengkapi dengan peralatan untuk pertolongan pertama dan evakuasi serta petugas lapangan yang mampu membersihkan jalan tol dari sisa-sisa benda akibat kecelakaan, kebakaran,


(22)

22

tumpahan muatan maupun hewan mati di jalur utama maupun di bahu jalan. Dalam upaya menghadirkan layanan informasi yang cepat dan akurat mengenai kondisi jalan, Jasa Marga memiliki beberapa sistem informasi lalu lintas seperti panel elektronik di sepanjang jalan tol, layanan informasi tol 24 jam, serta kamera CCTV di tempat-tempat strategis guna memantau situasi jalan terkini.

F. Rencana Kegiatan.

Untuk mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dan dilakukan suatu rencana kerja sebagai berikut :

1. Peningkatan / Pembangunan Jalan.

Bagaimana perusahaan mampu melakukan peningkatan pembangunan jalan dan pemeliharaan, perawatan, agar terciptanya suatu peningkatan konektivitas dalam meningkatkan pengguna jalan tol, dan mengurangi angka kecelakaan dengan desing jalan tol yang mengutamakan keselamatan penggunanya.

2. Pembangunan Drainase Pada Jalan Tol.

pembangunan drainase dan pemasangan gorong-gorong guna menghidari terjadinya aliran air yang tidak normal di badan jalan akan teratasi dengan adanya pemasangan drainase dan pemasangan gorong-gorong sehingga dapat meminimalisir angka kecelakaan yang ada selama ini dan menghindari kerusakan pada badan jalan sehingga dapat memperkecil resiko akan terjadinya kecelakaan.


(23)

23

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Organisasi dan Struktur Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan alat bantu dalam manajemen untuk memperlancar usaha yang dijalankan. Organisasi akan merancang satuan organisasi dan jabatan yang akan menentukan fungsi mereka dan memperinci hubungan-hubungan diantara satuan-satuan dan personil-personilnya. Oleh sebab itu, menyusun struktur organisasi merupakan langkah pertama sebelum kegiatan lainnya dilaksanakan karena adanya struktur organisasi maka akan tercermin pembagian tugas dan tanggung jawab serta akan memudahkan dalam menuntun, mengarahkan, dan pengawasan dari suatu perusahaan. Merupakan suatu penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia. (Sutarto, 2001 : 22).

Di dalam defenisi tentang organisasi, terdapat bermacam pendapat para ahli yang satu sama lain berbeda. Hal ini terkait dengan perbedaan sudut pandang para ahli dan juga faktor disiplin ilmu berlainan. Akan tetapi jika dilihat dari unsur-unsur yang terkandung di dalam masing-masing defenisi tersebut terdapat kesamaan. (Supardi & Syaiful Anwar, 2002 : 4).

Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi organisasi:


(24)

24

1. Chester I Bemand

"Organisasi adalah suatu sistem kegiatan kerjasama dari dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak terwujud dan tidak terwujud dan tidak bersifat perseorangan sebagian besar mengenai hal hubungan-hubungan ".

2. G.RTery

" Organisasi berasal dari perkataan "organisasi" yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian diintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan. Jadi sebuah organisasi terdiri dari dua bagian pokok yaitu : (1) Bagianbagian dan (2) Hubungan -hubungan".

3. John Pfiflher & S. Owen Lane

" Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh orang-orang, atau kelompok-kelompok dengan kekuasaan yang diperlukan untuk pelaksanaan itu, sehingga kewajiban yang dilaksanakan demikian itu memberikan saluran-saluran yang terbaik bagi penyelenggaraan usaha yang efisien, teratur, positif dan terkoordinasi"

4. John M.Gaus

" Organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian rugas dan tanggung jawab"

Dari beberapa defenisi di atas, dapatkan disimpulkan bahwa unsur-unsur organisasi adalah:

a. Adanya dua orang/lebih sebagai kelompok b. Adanya maksud untuk kerjasama


(25)

25

c. Adanya pross pembagian kerja d. Adanya tujuan yang hendak dicapai

Berdasarkan unsur-unsur tersebut, maka dapat disusun defenisi yang lebih medekati praktek sehari-hari di Indonesia, lalah:

" Organisasi itu sebagai struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang teratur ".

B. Azas-azas Organisasi dan Fungsi Organisasi

Agar suatu organisasi berjalan baik, maka perlu memperhatikan beberapa azas organisasi, yang pada hakekatnya "azas" merupakan penyebab dasar pikiran daripada terciptanya sesuatu, dasar pikiran tersebut adalah :

1. Suatu pangkal tolak pikiran untuk kasus

2. Suatu jalan dan saran untuk menciptakan sesuatu tata hubungan atau kondisi yang kita kehendaki.

Menurut J.Sudarsono 2003 : 45) ada 4 sekmen dalam struktur organisasi yaitu :

1. Spesialisasi aktivitas, yaitu yang mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja diseluruh organisasi pembagian kerja dan pernyatan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja (departementalization). 2. Standarisasi aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan menuju

kelayakdugaan (predictability ) aktivitas-aktivitasnya.

3. Koordinasi aktivitas, adalah prosedur dalam memadukan fungsi-fungsi sub unit dalam organisasi.


(26)

26

4. Unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang berada dalam suatu kelompok kerja.

Sesudah mengetahui arti dan fungsi dan pada prinsip atau azas, maka selanjutnya akan dikemukakan beberapa azas organisasi yang dianggap penting didalam menganalisa struktur organisasi yaitu :

1. Azas Perumusan Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi haras dirumuskan dengan jelas dan sebaiknya secara tertulis, karena tujuan ini akan dijadikan pedoman untuk menyusun fungsi-fungsi yang diperlukan, aktivitas yang akan dilakukan serta tugas-tugas yang akan dilaksanakan. Tujuan harus diketahui dan diyakini oleh setiap pejabat dalam organisasi dari puncak pimpinan sampai pejabat terendah, karena tujuan hanya tercapai melalui kerjasama yang teratur dan kontinyu antara personilnya. Hal ini mengandung konsekuensi adanya kesatuan pimpinan dan kesatuan arah gerak.

Contoh didalam perusahaan yaitu bagaimana Jasa Marga sebagai salah satu perusahaan yang membangun dan mengelola jalan tol dapat mengatasi kebutuhan ruas jalan tol yang diinginkan masyarakat sehingga laba Jasa Marga harus meningkat dan mampu menyediakan ruas jalan tol yang layak untuk masyarakat.

2. Azas Departementasi

Yang dimaksud departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Agar pekerjaan berjalan dengan lancar dan efisien, maka kegiatan


(27)

27

yang sejenis dan saling berhubungan secara langsung dikelompokkan masing-masiug menurut jenis serta hubungannya. Setiap kelompok tugas dilaksanakan oleh suatu unit kerja tertentu, jangan sampai ada batas-batas unit kerja yang tidak jelas dan tidak tegas.

Contoh didalam perusahaan yaitu Kabag Keuangan membawahi Kasubag Anggaran dan Akun Perpajakan, pada dasarnya satuan-satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan.

3. Azas Pembagian Kerja

Pembagian kerja dapat dihubungkan dengan satuan organisasi dan dapat pula dihubungkan dengan pejabat. Jadi yang diharapkan dengan adanya pembagian kerja adalah terdapatnya keseimbangan antara tugas yang dibebankan, tanggung jawab dan kekuasaan, sehingga luas dan berat tanggung jawab yang dibebankan akan sesuai dengan luas dan berat tugasnya.

Contoh didalam perusahaan yaitu bagaimana Jasa Marga memberikan pembagian tugas dan tanggung jawab pekerjaan kepada kabag-kabag perusahaan seperti Kabag SDM dan Umum, Kabag Keuangan, Kabag Operasi untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidangnya masing-masing.


(28)

28

4. Azas Delegasi Kekuasaan

Delegasi kekuasaan adalah penyerahan hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat yang satu kepada pejabat yang lain. Pelimpahan kekuasaan itu sedapat mungkin tertulis dan dirumuskan dengan kata-kata yang jelas dan mudah dipahami, menunjukkan isi materinya dan batas-batasnya yang tegas. Dalam pendelegasian kekuasaan atau wewenang dikenal istilah " sentralisasi dan desentralisasi".

Contoh didalam perusahaan bagaimana Kabag Keuangan mendelegasikan pekerjaanya kepada Kasubag Anggaran dan Kasubag Akun Perpajakan.

5. Azas Kesatuan Komando

Yang dimaksud azas kesatuan komando adalah tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat atasan tertentu, yang dikenal lewat motto : " No man can serve two bosse". Prinsip ini berarti bahwa setiap penyusunan organisasi itu harus mengikuti tata hubungan bawahan atasan mulai dari bawah ke atas sampai berakhir pada suatu titik puncak organisasi. Tidak adanya kesatuan komando akan menimbulkan kebingungan, keraguan dari para bawahan.

Contoh didalam perusahaan bagaimana Kasubag PU & PKBL, Kasubag SDM & Sekretaris, Kasubag Logistik, diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat yaitu kepada Kabag SDM & Umum.


(29)

29

6. Azas Koordinasi

Azas koordinasi berarti " adanya keselarasan aktivitas diantara satuan-satuan organisasi dan keselarasan tugas diantara para pejabatnya". manfaat koordinasi adalah:

a) Menghindari konflik

b) Menghindarka rebutan sumber atau fasilitas c) Menghindarkan kekosongan pengerjaan d) Menghindarkan perasaan lepas atau sama lain e) Menjamin kesatuan sikap

f) Menjamin kesatuan tindakan g) Menjamin kesatuan kebijaksanaan h) Menjamin kesatuan pelaksanaan

Contoh didalam perusahaan bagaimana setiap departemen seperti Kabag SDM & Umum, Kabag Keuangan, Kabag Operasi, menjalankan keselarasan aktivitas menurut departemen masing-masing.

7. Azas Rentang Kendali (Span of Control)

Yang dimaksud azas rentang kontrol yaitu " berapa orang setepat-tepatnya harus berada di bawah kekuasaan pimpinan sehingga pimpinan mampu untuk mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan perintah-perintahnya".


(30)

30

Contoh didalam perusahaan bagaimana Kabag Keuangan melakukan pengawasan terhadap Kasubag Anggaran apakah pelaksanaan perintah-perintah berjalan sesuai dengan semestinya.

8. Azas Jenjang Organisasi

Yang dimaksud jenjang organisasi adalah tingkat-tingkat satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu. Dalam pengembangannya organisasi dapat bergerak secara vertikal maupun horizontal, pengembangan vertikal berarti diperlukannya unit-unit baru secara vertikal dari atas ke bawah sehingga rantai sekala semakin panjang. Sedangkan pengembangan horizontal berarti akan terjadi penambahan unit-unit fungsional baru, baik ke samping kiri maupun kanan.

Orang yang menduduki posisi dalam garis vertikal mempunyai otoritas nilai (Une outhority) dengan fungsi garis atau (Une function) dan disebut sebagai pejabat lini. Pejabat lini ini berhubungan langsung dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan orang-orang yang menduduki jabatan horizontal mempunyai otoritas horizontal dan tidak langsung berhubungan dengan pencapaian tujuau organisasi dan sifatnya hanya sebagai penunjang pejabat fungsional sehingga disebut sebagai staf.

Tugas staf adalah pengabdian yang berupa pembinaan pendapatan dan nasehat, sebagai suatu fungsi yang dapat dibedakan dari fungsi kekuasaan atau komando. Pengabdian tersebut mempunyai 3 taraf yang timbul dalam 22


(31)

31

hubungan yang terjalin dengan jelas. Taraf-taraf tersebut adalah memberikan keterangan, memberi saran atau pendapat dan mengadakan pengawasan. Taraf memberi keterangan berhubungan dengan hal-hal yang harus diketahui oleh pejabat yang berkuasa memberi perintah dan memutuskan kebijakan. Taraf memberi pendapat berkuasa memberi perintah dan memutuskan kebijakan. Taraf memberi pendapat/nasehat sebenarnya didasarkan atas keterangan yang telah diberikan, sedangkan taraf pengawasan dengan taraf keterangan dan staf memberikan nasehat dilaksanakan terhadap semua detail pelaksanaan melalui staf pengawasan sifat pemberian keterangan dan nasehat dilaksanakan secara operasional dalam seluruh organisasi.

Dengan demikian jelaslah bahwa tugas staff, tidak sama dengan kedudukan manajer. Staf hanyalah pembantu dari pimpinan dan tidak boleh memberikan perintah kepada petugas lini.

Fungsi organisasi dibedakan atas :

a. Staff Line Model (Model Staf dan Lini)

b. Staff Functional Model (Model Staf Fungsional) yang terdiri dari: 1) General Staff (staf umum) yang tugasnya membantu pimpinan

dan mempergunakan waktunya untuk membuat perencanaan / rencana strategis dan memberi pertimbangan dan nasehat atas diputuskannya kebijakan yang bersifat strategis.


(32)

32

2) Technical Staff (staff teknis) yang mengkhususkan pada kegiatan laboratorium, riset, engineering design, supervisor fungsional secara langsung pada para pekerja.

3) Authority Staff (staf bantuan) yang melayani kegiatan personalia, keuangan supply industrial engeneering dan analyse administrative.

Contoh didalam perusahaan bagaimana Kepala Cabang mempunyai wewenang terhadap bawahan Kabag SDM & Umum, Kabag Keuangan, Kabag Operasi, kemudian Kabag tersebut mempunyai wewenang masing-masing terhadap bawahanya yaitu Kasubag dan seterusnya, Kasubag memimpin bawahanya sehingga masing-masing tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu..

9. Azas Fleksibelitas

Azas ini menghendaki struktur organisasi harus mudah dirubah untuk disesuaikan dengan perubahan-perubaha yang terjadi tanpa merngurangi aktivitas yang sedang berjalan. Jika terjadi sesuatu terhadap organisasi itu maka segera timbul inisiatif dari perusahaan yang bersangkutan untuk bertindak dan mengamankan keadaan kondisi organisasi, yang penting perubahan tersebut jangan sampai menganggu kelancaran aktivitas yang sedang berjalan.


(33)

33

Contoh didalam perusahaan bagaimana mengamankan keadaan kondisi organisasi yaitu Kepala Cabang harus mampu menyesuaikan perubahan didalam struktur organisasi agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

10. Azas Berkelangsungan

Suatu organisasi yang dibentuk, oleh para pembentuknya diharapkan dapat berjalan terus menerus dan makin berkembang tidak boleh terhenti karena seseorang berhalangan (sakit, tugas luar kota, cuti dan sebagainya). Oleh karena itu harapan pembenruk ini harus dapat menyediakan sarana-sarana agar dapat melanjutkan aktivitas operasinya terus-menerus.

Contoh didalam perusahaan bagaimana setiap departemen apabila pimpinan sedang berhalangan terdapat Staf yang bertugas membantu pimpinanya untuk menyelesaikan tugasnya.

11. Azas Keseimbangan

Yaitu satuan-satuan organisasi hendaknya ditempatkan pada struktur organisasi sesuai dengan peranannya. Beberapa satuan organisasi yang memiliki peranan sama penting harus ditempatkan pada jenjang organisasi yang setingkat. Satuan yang berperan penting hendaknya dijadikan satuan utama jangan dijadikan satuan lanjutan.

Contoh didalam perusahaan Kabag SDM & Umum hendaknya hanya menangani tugas dan tanggung jawab sesuai dengan peranannya yang membawai Kasubag PU & PKBL, Kasubag SDM & Sekretaris, Kasubag


(34)

34

Logistik sehingga tidak menangani atau mencampuri urusan peranan Kabag setingkat.

Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera yang menjadi tujuan organisasinya adalah untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan karyawan melalui pertumbuhan dan profittabilitas juga sebagai pedoman kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha dan kegiatan para anggota organisasi. Pelaksanaan organisasi pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera dilaksanakan dengan mengelompokkan tugas-tugas atau pekerjaan yang bertujuan untuk memudahkan adanya pengarahan dan pengawasa pada setiap individu yang terlibat dalam aktivitas perusahaan. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera ini menjalankan azas-azas organisasinya dengan baik pada azas perumusan tujuan telah ditetapkan melalui RUPS target / sasaran yang akan dicapai. Pada azas departementasi telah dikelompokan aktivitas berdasarkan bidang SDM dan unit bagian keuangan juga bagian operasional dan masing-masing bagian dipimpin oleh Kepala Bagian dan membawahi Kasubag., pada azas pembagian kerja terdapatnya keseimbangan antara tugas yang dibebankan, tanggung jawab dan kekuasaan, sehingga luas dan berat tanggung jawab yang

C. Hambatan Dalam Organisasi

Hambatan merupakan suatu keadaan yang dapat memperlambat jalannya suatu organisasi. Di dalam organisasi sering timbul masalah atau konflik yang menyebabkan munculnya hambatan, masalah-masalah tersebut yakni dapat kita lihat pada saat ini hampir setiap organisasi apapun bentuk, tujuan serta


(35)

35

kedudukannya tentu menghadapi berbagai masalah administrasi. Masalah administrasi ini apabila tidak segera memperoleh pemecahan pasti akan menghambat kelancaran aktivitas dalam organisasi sehingga tujuan organisasi tidak dapat tercapai dengan efisien.

Menurut (Rivai Veithzal 2003 : 22) berbagai masalah administrasi yang pada umumnya dihadapi antara lain adalah sebagai berikut:

a) Dalam Bidang Organisasi antara lain : terdapat masalah para pegawainya banyak yang tidak mengetahui apalagi meyakini tujuan organisasi tempatnya bekerja, adanya pembentukan satuan-satuan organisasi yang didasarkan atas faktor-faktor di luar administrasi, seperti faktor politik, sosial dan lain-lain, para pegawai tidak merniliki rincian tugas yang jelas yang dapat dijadikan pegangan untuk mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab pokok sebagai petugas instansi itu sehingga banyak yang bekerja hanya menunggu perintah atasan, adanya pelayanan kepada masyarakat yang terhenti karena petugasnya sedang berhalangan, adanya kekembaran pengerjaan atau sebaliknya kekosongan pengerjaan atas suatu aktivitas karena adanya satuan-satuan organisasi atau jabatan-jabatan kembar, kurang menyadari bahwa setiap pejabat apapun kedudukannya seharusnya memiliki wewenang tertentu demikian bidang tugasuya sehingga dapat melaksanakan tugas tanpa harus menunggu perintah atasannya, masih adanya seorang atasan yang harus memimpin bahwa langsung yang berjumlah terlalu banyak, adanya pejabat bawahan yang merasa bingung serta ragu-ragu dalam melaksanakan perintah karena yang


(36)

36

bersangkutan mempunyai atasan ganda, adanya penempatan satuan organisasi yang belum tepat, adanya pengembangan struktur organisasi yang ruwet.

b) Dalam Bidang Manajemen antara lain : terdapat masalah pembuatan keputusan yang lambat, tidak memiliki perencanaan yang jelas, adanya pejabat yang tidak berani membuat keputusan sehingga selalu bergantung kepada pejabat atasannya, masih sering adanya pejabat yang menggunakan ancaman dalam menggerakkan bawahannya, lebih banyak celaan daripada penghargaan atau pujian. adanya disiplin kerja yang sangat lemah, adanya keengganan, keseganan, bahkan ketidakberanian dalam melakukan pengontrolan, menegur, memperingatkan terhadap penyimpangan, masih belumm tertanamnya pada para pejabat adanya pedoman kerja bawahan selalu ada tatakerja yang lebih baik.

c) Dalam Bidang Komunikasi Administrasi antara lain : terdapat masalah pemberian perintah yang terlalu cepat, kurang jelas, diberikan secara serampangan, menganggap adalah wajar bagi pekerja uutuk memahami perintah, pemberian perintah pada saat yang tidak tepat, ingin nampak berkuasa, membebani terlalu banyak perintah sekaligus. memberikan perintah-perintah yang saling bertentangan, mengambil keuntungan dari para pekerja yang patuh, menyatakan perintah secara negatif, tidak adanya tata pelaporan yang baik, tata penyelenggaraan rapat yang tidak efisien. d) Dalam Bidang Tata Kepegawaian antara lain : dijumpai masalah-masalah

penempatan yang tidak tepat, tata aliran pengangkatan pegawai yang 28


(37)

37

lambat, tata aliran promosi yang lambat, pengembangan pegawai yang belum terarah, tatapensiun yang belum lancar.

e) Dalam Bidang Tata Keuangan antara lain : dijumpai masalah-masalah belum dilakukan standarisasi unsur-unsur biaya bagi pengeluaran-pengeuaran rutin maupun pembangunan, masih perlu dilakukan perbaikan/penyempurnaan, di bidang penyusunan anggaran, pembukuan, pertanggungjawaban, pengawasan keuangan, cara pembelian barang, penjualan-penjualan pemborongan-pemborongan.

f) Dalam Bidang Tata Perbekalan antara lain : masih ada masalah penyusunan kebutuhan yang belum sesuai dengan kebutuhan yang senjatanya melainkan asal banyak saja, pemberian barang dari instansi atasan yang tak sesuai dengan kebutuhan instansi bawahan, tidak adanya daftar investaris yang benar-benar cocok dengan kenyataan kekayaan, tidak adanya kemauan baik untuk memelihara segala barang milik instansi, tata ruang yang tidak memenuhi syarat, kotor serta tidak terurus seolah-olah bukan menjadi tugas pejabat di situ untuk menjaga kebersihan serta keindahan tempat kerja, adanya penumpukan barang tak terpakai di sudut-sudut kantor tanpa dipikirkan cara-cara penyingkiran yang baik. g) Dalam Bidang Tata warkat antara lain: terdapat masalah bentuk serta isi

surat dinas yang tidak efisien, jawaban surat yang lama, tata kearsipan yang kuno sehingga surat-surat memakan waktu yang lama dalam pencatatanya pencariannya kembali bahkan sering bilang, masih banyak


(38)

38

instansi menyimpan berbagai warkat asal ditumpuk di atas lemari saja tanpa memakai sistem apapun.

Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera juga terdapat masalah atau konflik yang menghambat organisasi, sehingga memunculkan adanya berbagai masalah yang dapat menghambat organisasi seperti :

1. Komunikasi semakin rumit yaitu adanya masalah-masalah komunikasi yang disebabkan adanya tekanan kerja di dalam perusahaan.

2. Jarak antara pimpinan dengan bawahan semakin jauh yaitu terlihat dalam pelaksanaan kerjanya yang tidak luput dan kesalahan-kesalahan informasi baik antara Kepala cabang dan juga antara sesama pegawai.

Tetapi walaupun demikian PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera dapat segera mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut dengan cara mengadakan rapat untuk membahas berbagai masalah dan konflik yang dapat menghambat organisasi dan kelancaran kerja serta masalah program-program yang lain pada masing-masing bagian sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan baik.


(39)

39

D. Efektivitas Kerja Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera. Setiap organisasi mempunyai tujuan baik organisasi besar maupun kecil.

Kendati tujuan organisasi yang satu dengan yang lainya berbeda. Oleh sebab itu, dalam dunia penelitian hal ini menimbulkan banyak kriteria dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Untuk memberikan gambaran lebih luas tentang pengertian efektivitas kerja berikut ini ada beberapa pengertian dari para ahli : a. Tika (2006 : 129)

Berpendapat bahwa efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajemen.

b. Yuli (2005 : 67 )

Menyatakan bahwa efektifitas menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara tepat.

c. Siswanto (2006 : 55)

Efektivitas kerja berarti menjalankan pekerjaan yang benar. Efektifitas berarti kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.

Dari definisi yang dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan benar sehingga pencapai tujuan perusahaan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Adapun indikator dari efektivitas kerja yaitu :


(40)

40

1. Kualitas Kerja

Kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian, dan keterkaitan hasil kerja yang dilakukan dengan baik agar dapat menghindari kesalahan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja adalah volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Kuantitas juga menunjukan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam suatu waktu sehingga efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan.

3. Pemanfaat Waktu

Pemanfaat waktu adalah penggunaaan masa kerja yang sesuai disesuaikan dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditetapkan.

Disiplin kerja merupakan sikap yang ditunjukan oleh karyawan berupa keputusan dan ketaatan secara sadar terhadap aturan-aturan yang ditetapkan oleh organisasi. Setiap karyawan diharapkan mampu untuk mematuhi segala aturan yang ada. Selain itu, karyawan harus juga diharapkan dapat menggunakan waktu seefisien mungkin, terutama dengan cara datang tepat waktu ke kantoor dan berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Sehingga efektivitas kerja dapat tercapai.

Tanggung jawab kerja adalah suatu sikap yang ditunjukan oleh karyawan dimana mereka merasa harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan dengan cara berkerja sebaik-baiknya. Upaya dalam meningkatkan 32


(41)

41

efektivitas kerja dapat dilakukan dengan cara pembinaan karyawan serta jaminan keamanan selama berkerja maupun sesudahnya, dan yang paling penting adalah terjadinya komunikasi dalam mendelegasian wewenang dari atasan ke bawahan.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap perusahaan. Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas kerja merekan melalui berbagai tahapan usaha secara maksimum. Sehingga pemanfaatan sumber daya manusia akan akan lebih berpontensi dan akan lebih mndukung keberhasilan perusahaan.

Tabel 3.1

Rencana dan Realisasi Anggaran Tahun 2008-2009

Penjelasan 2008 2009

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Pendapatan 48.838.880.058 46.693.532.159 44.305.319.493 44.992.463.756 Beban Usaha 55.366.656.223 49.505.334.310 46.288.426.482 45.699.546.754 Beban SDM 21.656.999.126 21.797.684.605 18.302.602.282 19.412.241.465 Beban Operasi 9.034.074.118 8.424.010.274 7.925.000.083 7.620.412.598 Pajak Bumi dan Bangunan 4.313.683.597 4.286.178.221 4.536.002.462 4.108.230.092 Depresiasi 16.035.009.581 10.785.356.541 11.478.821.6555 10.684.041.975 Beban Umum dan Adm 4.254.369.544 4.325.256.355 4.046.000.000 3.874.620.633 Laba Usaha -6.527.776.165 -2.811.802.151 -1.983.106.989 -707.082.998 Pendapatan (Beban) Lain-lain -45.000.000 38.707.725 -30.000.000 -173.099.471 Laba Sebelum Pajak -6.572.776.165 -2.773.094.426 -2.013.106.989 -880.182.469

Sumber : PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera, 2008-2009 Diolah. Berdasarkan realisasi pada Tabel 3.1 perusahaan menggalami kerugian setiap tahunnya disebabkan terlalu besarnya beban-beban operasional yang ada dalam perusahaan. Pendapatan perusahaan tidak menyeimbagi pengeluaran yang ada pada perusahaan hal ini tentunya sangat merugikan, dalam hal pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan belum berjalan secara efektif dan efisien. 33


(42)

42

Tetapi efektivitas berdasarkan pada Tabel 3.1 kalau kita liat perencanaan untuk tahun 2008 -6.572.776.165 sedangkan terealisasi -2.773.094.426 berartia adanya penyimpangan hal ini disebabkan karena besarnya total beban usaha ternyata perusahaan belum mencapai target efektif & efisien, karena perusahan mengalami kerugian. Belum mendapat laba rugi Tahun 2008-2009 sedangkan perusahaan belum efektif karena belum bisa menekan.

Tabel 3.2

Jumlah Kecelakaan, Jumlah Korban Meninggal, Tingkat Fasilitas PT. Jasa Marga (Persero) Tbk

Cabang Belmera Tahun 2008-2009

No. Pintu Tol/ Cabang Branch Jumlah Kecelakan Number of Accidents Korban Meninggal Death Toll Tingkat Fasilitas Fatality Rate Penjelasan

2008 2009 2008 2009 2008 2009

1 228 240 19 23 0,81 0,85 Perbedaan tingkat kecelakaan

disetiap pintu tol dihitung dari banyaknya setiap pengguna tol, perbedaan ini terjadi pada dasarnya disalah satu pintu merupakan gerbang perdagangan lalulintas keluar masuk barang.

2 45 56 10 17 0,99 1,18

3 31 47 1 8 1,51 1,64

4 184 224 9 12 1,32 1,48

5 206 258 13 16 0,96 0,99

Jumlah 694 825 52 76 5,51 6,14

Sumber : PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera, 2008-2009 Diolah.

Pada tabel 3.2 menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan terjadi disebabkan tingkat fasilitas yang rendah. Tingkat kecelakaan ditentukan berdasarkan jumlah kecelakaan per 100 juta kendaraan kilometer perjalanan, sedangkan tingkat fasilitas ditentukan berdasarkan jumlah korban meninggal 34


(43)

43

dunia akibat kecelakaan per 100 juta kendaraan km perjalanan. Untuk itu upaya untuk meningkatkan fasilitas jalan tol yang dioperasikan Jasa Marga harus diupayakan dengan baik terutama untuk menekan tingkat kecelakaan yang terjadi.

Masalah yang secaranyata dihadapai perusahaan yaitu terjadinya tingkat kecelakaan fatal diakibatkan karena pengemudi mengantuk, kondisi badan, jarak antar kendaraan terlalu rapat, jenis kendaraan, gerakan kendaraan, tahun pembuatan, umur pengemudi dan akibat ban pecah yang contohnya, sering kita temukan batu, tanah, kerikil diatas lintasan jalan tol.

Berdasarkan kecelakaan yang terjadi disusun beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam mengurangi jumlah dan tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan tol, yaitu dengan melakukan pengetatan di dalam pemberian Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi para calon pengemudi kendaraan bermotor, memberikan pendidikan khusus bagi para pengemudi kendaraan umum tentang etika mengemudi dan cara-cara serta sikap mengemudi di jalan tol, mengeluarkan peraturan atau undang undang lalu lintas yang mengatur tentang penggunaan sabuk pengaman (khususnya di jalan tol), melakukan penyuluhan kepada masyarakat atau penduduk di sakitar jalan tol tentang fungsi jalan tol dan keamanan lalu lintas di jalan tol, membuat sarana untuk istirahat pada jalan tol yang cukup panjang atau yang menghubungkan jalan utama, serta membuat jalur hijau sepanjang jalan tol.


(44)

44

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebumnya yang bersumber dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera maupun dari teori-teori yang didapat penulis, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembagian kerja, Komunikasi, didalam perusahaan belum berjalan dengan baik disebabkan masih tumpang tindih pembagia wewenang di dalam suatu pekerjaan.

2. Ternyata pengeluaran didalam mendesing struktur organisasi belum efektif..

3. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera dalam mengelolah struktur organisasi belum efektif & efisien. Hal ini terlihat dari tingkat kerugian yang dialami perusahaan pada tahun 2008/2009 dan masih tinggi dan tingkat kecelakaan dan kematian.

B. Saran

1. Perlu dibenahi struktur organisasi yang ada dalam perusahaan untuk meningkatkan di dalam pembagian kerja, komunikasi & koordinasi serta perlu ditingkatkan sarana fasilitas pegawai agar tingkat kecelakaan dan kematian akibat kecelakaan dapat ditekan.


(45)

45

2. Dalam pengelolaan struktru organisasi diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya jasa marga bisa menekan kerugian dan mendapatkan laba yang diharapakan perusahaan .


(46)

46

DAFTAR PUSTAKA

Jhon Soeprihanto Murti Sumarni.2002. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Liberty Winarwi J. 2003. Teori organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta : PT.Raja Grafindo

Persada.

Suprapto J.2000.Metode Riset. Jakarta :PT.Rineka Cipta.

Nawawi Hadari.2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Supardi, Syaiful Anwar.2002.Dasar-Dasar Prilaku Organisasi. Yogyakarta : Press Yogyakarta .

Rivai,Veithzal.2003. Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada .

Sudarsodo J. 2003. Pengantar ekonomi perusahaan. Jakarta : PT.Press hallindo . Sutarto, 2000. Dasar -Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


(1)

efektivitas kerja dapat dilakukan dengan cara pembinaan karyawan serta jaminan keamanan selama berkerja maupun sesudahnya, dan yang paling penting adalah terjadinya komunikasi dalam mendelegasian wewenang dari atasan ke bawahan.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap perusahaan. Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas kerja merekan melalui berbagai tahapan usaha secara maksimum. Sehingga pemanfaatan sumber daya manusia akan akan lebih berpontensi dan akan lebih mndukung keberhasilan perusahaan.

Tabel 3.1

Rencana dan Realisasi Anggaran Tahun 2008-2009

Penjelasan 2008 2009

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Pendapatan 48.838.880.058 46.693.532.159 44.305.319.493 44.992.463.756 Beban Usaha 55.366.656.223 49.505.334.310 46.288.426.482 45.699.546.754 Beban SDM 21.656.999.126 21.797.684.605 18.302.602.282 19.412.241.465 Beban Operasi 9.034.074.118 8.424.010.274 7.925.000.083 7.620.412.598 Pajak Bumi dan Bangunan 4.313.683.597 4.286.178.221 4.536.002.462 4.108.230.092 Depresiasi 16.035.009.581 10.785.356.541 11.478.821.6555 10.684.041.975 Beban Umum dan Adm 4.254.369.544 4.325.256.355 4.046.000.000 3.874.620.633 Laba Usaha -6.527.776.165 -2.811.802.151 -1.983.106.989 -707.082.998 Pendapatan (Beban) Lain-lain -45.000.000 38.707.725 -30.000.000 -173.099.471 Laba Sebelum Pajak -6.572.776.165 -2.773.094.426 -2.013.106.989 -880.182.469

Sumber : PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera, 2008-2009 Diolah. Berdasarkan realisasi pada Tabel 3.1 perusahaan menggalami kerugian setiap tahunnya disebabkan terlalu besarnya beban-beban operasional yang ada dalam perusahaan. Pendapatan perusahaan tidak menyeimbagi pengeluaran yang ada pada perusahaan hal ini tentunya sangat merugikan, dalam hal pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan belum berjalan secara efektif dan efisien.


(2)

Tetapi efektivitas berdasarkan pada Tabel 3.1 kalau kita liat perencanaan untuk tahun 2008 -6.572.776.165 sedangkan terealisasi -2.773.094.426 berartia adanya penyimpangan hal ini disebabkan karena besarnya total beban usaha ternyata perusahaan belum mencapai target efektif & efisien, karena perusahan mengalami kerugian. Belum mendapat laba rugi Tahun 2008-2009 sedangkan perusahaan belum efektif karena belum bisa menekan.

Tabel 3.2

Jumlah Kecelakaan, Jumlah Korban Meninggal, Tingkat Fasilitas PT. Jasa Marga (Persero) Tbk

Cabang Belmera Tahun 2008-2009

No. Pintu Tol/ Cabang Branch Jumlah Kecelakan Number of Accidents Korban Meninggal Death Toll Tingkat Fasilitas Fatality Rate Penjelasan 2008 2009 2008 2009 2008 2009

1 228 240 19 23 0,81 0,85 Perbedaan tingkat kecelakaan

disetiap pintu tol dihitung dari banyaknya setiap pengguna tol, perbedaan ini terjadi pada dasarnya disalah satu pintu merupakan gerbang perdagangan lalulintas keluar masuk barang.

2 45 56 10 17 0,99 1,18

3 31 47 1 8 1,51 1,64

4 184 224 9 12 1,32 1,48

5 206 258 13 16 0,96 0,99

Jumlah 694 825 52 76 5,51 6,14

Sumber : PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera, 2008-2009 Diolah.

Pada tabel 3.2 menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan terjadi disebabkan tingkat fasilitas yang rendah. Tingkat kecelakaan ditentukan berdasarkan jumlah kecelakaan per 100 juta kendaraan kilometer perjalanan, sedangkan tingkat fasilitas ditentukan berdasarkan jumlah korban meninggal


(3)

dunia akibat kecelakaan per 100 juta kendaraan km perjalanan. Untuk itu upaya untuk meningkatkan fasilitas jalan tol yang dioperasikan Jasa Marga harus diupayakan dengan baik terutama untuk menekan tingkat kecelakaan yang terjadi.

Masalah yang secaranyata dihadapai perusahaan yaitu terjadinya tingkat kecelakaan fatal diakibatkan karena pengemudi mengantuk, kondisi badan, jarak antar kendaraan terlalu rapat, jenis kendaraan, gerakan kendaraan, tahun pembuatan, umur pengemudi dan akibat ban pecah yang contohnya, sering kita temukan batu, tanah, kerikil diatas lintasan jalan tol.

Berdasarkan kecelakaan yang terjadi disusun beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam mengurangi jumlah dan tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan tol, yaitu dengan melakukan pengetatan di dalam pemberian Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi para calon pengemudi kendaraan bermotor, memberikan pendidikan khusus bagi para pengemudi kendaraan umum tentang etika mengemudi dan cara-cara serta sikap mengemudi di jalan tol, mengeluarkan peraturan atau undang undang lalu lintas yang mengatur tentang penggunaan sabuk pengaman (khususnya di jalan tol), melakukan penyuluhan kepada masyarakat atau penduduk di sakitar jalan tol tentang fungsi jalan tol dan keamanan lalu lintas di jalan tol, membuat sarana untuk istirahat pada jalan tol yang cukup panjang atau yang menghubungkan jalan utama, serta membuat jalur hijau sepanjang jalan tol.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebumnya yang bersumber dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera maupun dari teori-teori yang didapat penulis, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembagian kerja, Komunikasi, didalam perusahaan belum berjalan dengan baik disebabkan masih tumpang tindih pembagia wewenang di dalam suatu pekerjaan.

2. Ternyata pengeluaran didalam mendesing struktur organisasi belum efektif..

3. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera dalam mengelolah struktur organisasi belum efektif & efisien. Hal ini terlihat dari tingkat kerugian yang dialami perusahaan pada tahun 2008/2009 dan masih tinggi dan tingkat kecelakaan dan kematian.

B. Saran

1. Perlu dibenahi struktur organisasi yang ada dalam perusahaan untuk meningkatkan di dalam pembagian kerja, komunikasi & koordinasi serta perlu ditingkatkan sarana fasilitas pegawai agar tingkat kecelakaan dan kematian akibat kecelakaan dapat ditekan.


(5)

2. Dalam pengelolaan struktru organisasi diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya jasa marga bisa menekan kerugian dan mendapatkan laba yang diharapakan perusahaan .


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Jhon Soeprihanto Murti Sumarni.2002. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Liberty Winarwi J. 2003. Teori organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta : PT.Raja Grafindo

Persada.

Suprapto J.2000.Metode Riset. Jakarta :PT.Rineka Cipta.

Nawawi Hadari.2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Supardi, Syaiful Anwar.2002.Dasar-Dasar Prilaku Organisasi. Yogyakarta : Press Yogyakarta .

Rivai,Veithzal.2003. Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada .

Sudarsodo J. 2003. Pengantar ekonomi perusahaan. Jakarta : PT.Press hallindo . Sutarto, 2000. Dasar -Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.