Optimisasi Laba Melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis Pada Bogor Laundry
OPTIMISASI LABA MELALUI KEPUTUSAN MANAJERIAL
STRATEGIS BERBASIS COST VOLUME PROFIT
ANALYSIS PADA BOGOR LAUNDRY
ARISKA WIDYASTUTI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Optimisasi Laba
Melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis
pada Bogor Laundry adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Ariska Widyastuti
NIM H24124046
ABSTRAK
ARISKA WIDYASTUTI. Optimisasi Laba Melalui Keputusan Manajerial
Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis Pada Bogor Laundry. Dibimbing
oleh FARIDA RATNA DEWI.
Analisis CVP menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dengan baik.
Sejak tahun 2010, Bogor Laundry menghadapi masalah keuangan diantaranya
adalah belum mengetahui cara mengoptimalkan laba secara tepat. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi biaya, mengetahui pertumbuhan bisnis,
menerapkan analisis CVP dan menyusun alternatif strategi pada Bogor Laundry.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara serta mempelajari
berbagai literatur. Data yang diperoleh diolah dan dianalisa menggunakan analisis
CVP dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bogor Laundry
mengalami peningkatan dalam penjualan, biaya dan BEP, tetapi laba yang
diperoleh berfluktuatif. Laba tertinggi diperoleh pada periode caturwulan ketiga
tahun 2013 saat penjualan lebih tinggi dari BEP. Setelah dilakukan analisis
SWOT diperoleh empat alternatif strategi yang mana berdasarkan hasil QSPM
dan analisa CVP, alternatif strategi terbaik bagi Bogor Laundry adalah menambah
jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui
kombinasi biaya, harga dan volume penjualan.
Kata kunci : biaya, CVP, laba, laundry, SWOT, QSPM
ABSTRACT
ARISKA WIDYASTUTI. Profit Optimization Through Strategic Managerial
Decisions Based On The Analysis Of Cost Volume Profit at Bogor Laundry.
Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
CVP analysis could illustrate well the company's financial condition. Since
2010, Bogor Laundry has been financial problems of how to optimize effectively
its profit. The purposes of this study are to identify the costs, to know the business
growth, to apply the CVP analysis and to develop strategic alternatives to
optimize profit of the company. The data was collected through observations,
interviews and studies of literature. The data obtained were processed and
analyzed using CVP and SWOT analysis. The results showed that the Bogor
Laundry had increases in sales, cost and BEP, but the profits were fluctuated. The
highest profit earned in the third period of 2013 when the sales were higher than
BEP. Four alternative strategies were also formulated using SWOT analysis. In
the light of QSPM and CVP analysis, one of the best alternatives strategies for
Bogor Laundry were to increase operating hours, to control the costs and to
optimize the profit targets through a combination of cost, price and sales volume.
Keywords : cost, CVP, laundry, profit, SWOT, QSPM
OPTIMISASI LABA MELALUI KEPUTUSAN MANAJERIAL
STRATEGIS BERBASIS COST VOLUME PROFIT
ANALYSIS PADA BOGOR LAUNDRY
ARISKA WIDYASTUTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Program Studi Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
Judul Skripsi : Optimisasi Laba melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis
Cost Volume Profit Analysis pada Bogor Laundry
Nama
: Ariska Widyastuti
NIM
: H24124046
Disetujui oleh
Farida Ratna Dewi, SE, MM
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini adalah
Optimisasi Laba melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume
Profit Analysis pada Bogor Laundry.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM.
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran. Terima kasih
juga penulis sampaikan kepada pihak manajemen Bogor Laundry terutama
pemilik Bogor Laundry. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas dukungan, doa dan kasih sayang yang selalu
menyertai penulis, tidak lupa kepada teman-teman dan sahabat-sahabat yang
selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2015
Ariska Widyatuti
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya
Laba
Analisis Cost Volume Profit (CVP)
Margin Kontribusi
Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Analisis Data Deret Waktu (Time Series Analysis)
Penelitian Terdahulu
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Bogor Laundry
Deskripsi Produk
Biaya Operasional Tahun 2011-2014
Penjualan Jasa Tahun 2011-2014
Margin Kontribusi Tahun 2011–2014
BEP Periode Caturwulan Tahun 2011-2014
Laba Tahun 2011-2014
Analisis Trend
Perencanaan Laba
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Matriks IE
Matriks SWOT
Alternatif Strategi Terbaik
Matriks QSPM
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
vi
vii
vii
vii
1
1
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
6
6
7
7
7
8
9
9
9
9
10
10
11
12
13
14
15
17
17
18
20
20
21
21
21
23
DAFTAR TABEL
1 Matriks IFE Bogor Laundry
2 Matriks EFE Bogor Laundry
3 Perkiraan laba Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015
berdasarkan penggunaan alternatif strategi
15
16
19
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Laba Bogor Laundry tahun 2011 - 2014 dalam periode caturwulan
Kerangka pemikiran penelitian
Penjualan jasa tahun 2011–2014
BEP dan penjualan riil tahun 2011-2014
Laba tahun 2011-2014
Analisis Trend Penjualan
Analisis Trend Biaya
Hasil analisis matriks IE
Hasil analisis matriks SWOT
2
6
10
11
12
13
14
17
18
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Tabel rekapitulasi hasil penelitian terdahulu
Daftar jasa utama Bogor Laundry
Biaya tetap Bogor Laundry
Biaya variabel Bogor Laundry
Penjualan jasa Bogor Laundry
Margin kontribusi dan BEP/unit
Margin kontribusi/unit dan BEP
Laba Bogor Laundry
Perhitungan bauran penjualan jasa periode caturwulan 3 tahun 2014
Matriks pembobotan faktor-faktor strategis internal
Hasil pembobotan lingkungan internal
Matriks pembobotan faktor-faktor strategis eksternal
Hasil pembobotan lingkungan eksternal
Perhitungan alternatif strategi
Matriks QSPM
27
28
29
30
31
32
36
37
38
39
41
42
44
45
50
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan tertentu
sesuai dengan apa yang diharapkannya. Tujuan yang pasti ingin dicapai oleh
perusahaan adalah memperoleh keuntungan (laba) dan meningkatkan nilai
perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan nantinya dapat meningkatkan
kesejahteraan pemilik perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mengelola dengan baik
perusahaannya.
Sebuah manajemen yang baik adalah ketika perusahaan dapat mengetahui
siklus kegiatan usahanya. Siklus perusahaan dapat dilihat melalui perkembangan
laba usahanya, karena laba mempunyai kaitan erat dengan biaya dan pendapatan.
Perusahaan dapat memperoleh laba jika pendapatan yang diperoleh dapat
menutupi biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan tersebut, baik biaya variabel
maupun biaya tetap. Sedangkan perusahaan mengalami rugi jika pendapatan yang
diperoleh tidak dapat menutupi biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan tersebut.
Perencanaan laba merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan
untuk memperoleh laba yang optimal. Perencaan laba yang baik dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan mengkombimasikan secara tepat antara unsur-unsur
pembentuk laba serta perhitungan yang akurat. Unsur-unsur pembentuk laba
tersebut adalah biaya, volume penjualan dan harga jual. Analisis cost volume
profit dapat digunakan manajemen untuk melakukan perencanaan laba dan
pengawasan biaya. Selain itu dengan analisis CVP perusahaan dapat melakukan
pengukuran dan evaluasi terhadap kegiatan usahanya.
Salah satu elemen analisis CVP yang penting adalah analisis break event
point (BEP) yang dapat mengetahui penjualan minimum agar suatu perusahaan
tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh laba dalam kata lain
laba yang diperoleh perusahaan sama dengan nol. Analisis BEP memberikan
informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami
kerugian, selain itu perusahaan juga dapat menentukan batas penurunan volume
penjualan yang tidak menyebabkan kerugian pada perusahaan.
Bogor Laundry merupakan salah satu usaha cuci setrika baik satuan
maupun kiloan yang terletak di kota Bogor. Bogor Laundry beroperasi sejak tahun
2010. Dalam menjalankan usahanya ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
Bogor Laundry, salah satunya adalah masalah keuangan. Masalah keuangan yang
dihadapi oleh Bogor Laundry adalah pengendalian biaya-biaya operasional
perusahaan serta penentuan volume penjualan untuk memperoleh laba yang
optimal. Selama beroperasi Bogor Laundry belum melakukan analisa terhadap
biaya, volume dan laba. Penentuan harga pada Bogor Laundry hanya mengikuti
harga pasaran yang ada dan tidak mempertimbangkan biaya-biaya operasional
yang ada pada perusahaan. Sehingga perusahaan masih mengalami kerugian
dalam beberapa periode. Berikut grafik laba pada Bogor Laundy dari tahun 2011
sampai tahun 2014 yang disajikan dalam Gambar 1.
2
Gambar 1 Laba Bogor Laundry tahun 2011 - 2014 dalam periode caturwulan
(Laporan Keuangan Bogor Landry 2011–2014)
Pada Gambar 1 dapat dilihat perubahan laba dan rugi Bogor Laundry tahun
2011-2014 dalam periode caturwulan. Selama empat tahun perusahaan
memperoleh laba paling besar pada periode caturwulan ketiga tahun 2013,
peningkatan laba perusahaan pada periode tersebut sebesar 198,15% dari laba
yang diperoleh perusahaan pada periode sebelumnya. Sedangkan kerugian
terbesar yang dialami Bogor Laundry selama empat tahun terakhir terjadi pada
periode caturwulan kedua tahun 2014. Selama empat tahun laba dan rugi
perusahaan berfluktuatif secara tajam, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui penyebab perubahan laba pada Bogor Laundry.
Berdasarkan permasalah yang dihadapi Bogor Laundry, analisis cost volume
profit dapat membantu perusahaan terutama dalam masalah keuangan. Dengan
dilakukannya analisis CVP perusahaan dapat mengetahui bagaimana perubahan
dalam biaya dan volume penjualan mempengaruhi pendapatan operasional
perusahaan dan laba bersih. Analisis CVP juga dapat membantu Bogor Laundry
dalam merencanakan laba serta langkah strategis yang dapat diambil untuk
mengoptimalkan labanya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana biaya-biaya operasional yang
teradi pada Bogor Laundry tahun 2011-2014? (2) Bagaimana pertumbuhan
penjualan produk, laba perusahaan, margin kontribusi, dan titik impas pada Bogor
Laundry tahun 2011-2014? (3) Sejauh mana analisis CVP dapat diterapkan pada
perusahaan berdasarkan pertumbuhan biaya-biaya operasional dan pertumbuhan
volume penjualan tahun 2011-2014? (4) Bagaimana strategi yang dapat diterapkan
Bogor Laundry untuk mencapai laba yang optimal?
3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan tersebut, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mengidentifikasi biayabiaya operasional yang terjadi pada Bogor Laundry tahun 2011-2014 (2)
Mengetahui dan menganalisis pertumbuhan penjualan produk, laba perusahaan,
margin kontribusi, dan titik impas pada Bogor Laundry tahun 2011-2014 (3)
Menganalisa penerapan analisis CVP pada perusahaan berdasarkan pertumbuhan
biaya-biaya operasional dan pertumbuhan penjualan produk yang terjadi tahun
2011-2014 (4) Menganalisa strategi untuk mencapai laba yang optimal.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Bogor Laundry
untuk mengetahui perkembangan usahanya dan membuat keputusan manajerial
dalam meningkatkan laba perusahaan. Penelitian ini diharapkan juga dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan referensi terkait cost
volume profit.
Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini adalah pada Bogor Laundry yang bergerak dalam
bidang jasa cuci setrika baik satuan maupun kiloan. Penelitian ini dibatasi dengan
menganalisis biaya-biaya operasional perusahaan dan penjualan jasa utama Bogor
Laundry tahun 2011-2014. Jasa utama Bogor Laundry yaitu cuci setrika/Kg,
setrika/Kg, paket cuci kiloan setrika 20 Kg, paket cuci kiloan setrika 40 Kg, paket
cuci kiloan setrika 60 Kg, paket setrika 20 Kg, paket setrika 40 Kg, dan paket
setrika 60 Kg. Dalam penelitian ini juga akan dilakukan strategi untuk
meningkatkan laba perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT.
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya
Biaya menurut Horngren et al. (2008) adalah sumber daya yang
dikorbankan atau dilepasakan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mulyadi
(2009) biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya tetap adalah biaya yang
jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
Laba
Menurut Harahap (2008) laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya
selama satu periode akuntansi. Menurut Carter (2009) perencanaan laba adalah
4
pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan
perusahaan. Laba adalah penting dalam perencanaan karena tujuan utama dari
suatu rencana adalah laba yang memuaskan.
Analisis Cost Volume Profit (CVP)
Hansen dan Mowen (2009) menyatakan bahwa analisis cost volume profit
merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan, karena analisis CVP menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas
yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di
dalamnya. Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu
divisi dan membantu mencari pemecahannya. Analisis CVP juga dapat mengatasi
banyak isu lainnya, seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas,
dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga
terhadap laba (Purnamasari 2014).
Margin Kontribusi
Menurut Garrison et al. (2006) margin kontribusi adalah jumlah yang
tersisa dari pendapatan dikurangi biaya variabel. Magin kontribusi merupakan
jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba
untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan terlebih dahulu untuk
menutup biaya tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak
cukup untuk menutup biaya tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk
periode tersebut.
Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Menurut Prawironegoro dan Purwanti (2009) titik impas adalah suatu
kondisi bisnis di mana pelaku bisnis tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian. Menurut Wiharjo (2011) analisis break even point adalah suatu cara
atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui
pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah suatu
perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula
memperoleh laba.
Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) analisa SWOT adalah evaluasi secara
keseluruhan terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang
dimiliki oleh perusahaan, sedangkan menurut David (2012) matriks SWOT adalah
alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan
empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO
5
(kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), dan strategi WT
(kelemahan-ancaman).
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Menurut David (2012) QSMP atau matriks perencanaan strategi kuantitatif
adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai
strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting
eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Menurut David (2012) Skor
Daya Tatik atau Attractiveness Score (AS) adalah
nilai numerik yang
mengidentifikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif
tertentu, sedangkan Skor Daya Tarik Total atau Total Attractiveness Score (TAS)
adalah hasil kali antara bobot dengan AS di setiap baris.
Analisis Data Deret Waktu (Time Series Analysis)
Menurut Supangat (2007) Data deret waktu merupakan data hasil
pencatatan secara terus-menerus dari waktu ke waktu (periodik), biasanya dalam
interval waktu yang sama. Trend linear merupakan model persamaan garis lurus
yang terbentuk berdasarkan titik diagram pencar dari data selama kurun waktu
tertentu. Pada model trend ini garis vertikal (tegak) dinyatakan sebagai jumlah
perkembangan data yang akan ditulis (y), dan untuk garis horizontal (mendatar)
dinyatakan sebagai waktu (x). Model trend biasanya digunakan untuk
memprediksi suatu persoalan (membuat ramalan jangka panjang).
Penelitian Terdahulu
Fitri (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Cost-VolumeProfit Analysis Dalam Meningkatkan Laba pada UKM Batik Bogor Tradisiku”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis biaya
operasional, pertumbuhan penjualan produk dan penerapan CVP. Berdasarkan
seluruh data dapat disimpulkan bahwa CVP analysis dapat diterapkan pada UKM
Batik Bogor Tradisiku. Laba yang ditargetkan dapat diperoleh dengan
meningkatkan kapasitas penjualan sesuai dengan perhitungan dalam persamaan
titik impas. Diperlukan adanya strategi pemasaran dengan promosi melalui media
cetak dan elektronik dan peningkatan kapasitas produksi guna meningkatkan
kapasitas usaha.
Sembiring (2013), melakukan penelitian yang berjudul "Penerapan CostVolume-Profit Analysis Sebagai Perencanaan Pencapaian Laba dan Penjualan
pada Papapia". Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan CVP
pada Papapia berdasarkan alternatif-alternatif yang telah ditentukan. Hasil
penelitian ini diperoleh alternatif penerapan CVP ialah menaikkan harga jual 5%,
volume penjualan tetap dan biaya tetap akan tetap, kedua menaikkan volume
penjualan 10%, harga jual tetap.
Penentuan strategi kedua penelitian terdahulu tersebut hanya berdasarkan
perhitungan analisis CVP tanpa menggunakan analisis SWOT untuk memperoleh
6
strategi perusahaan, sedangkan dalam penelitian ini digunakan analisis SWOT
untuk menentukan strategi mengoptimalkan laba perusahaan. Ringkasan
penelitian terdahulu dipaparkan dalam tabel yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisa strategi untuk
mencapai laba yang optimal yaitu lebih dari 100% dari laba yang diperoleh pada
periode sebelumnya. Selama Bogor Laundry beroperasi, pemilik perusahaan
belum menemukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan labanya. Analisis
CVP dan analisis SWOT dapat digunakan untuk memperoleh alternatif strategi
yang dapat diterapkan oleh Bogor Laundry untuk mengoptimalkan labanya.
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitan ini adalah menentukan target
laba yang ingin dicapai Bogor Laundry. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk
menemukan komposisi yang tepat antara biaya, volume penjualan dan harga jual.
Hasil simulasi ini dikombinasikan dengan analisis SWOT untuk memperoleh
alternatif strategi yang tepat bagi Bogor Laundry. Kerangka pemikiran penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian
7
Berdasarkan Gambar 2 dijelaskan bahwa biaya, volume penjualan dan harga
jasa memegang peranan penting dalam analisa CVP. Data biaya, volume
penjualan dan harga jasa pada Bogor Laundry pada tahun sebelumnya digunakan
sebagai dasar dan pertimbangan dalam merencanakan laba dan volume penjualan
di periode selanjutnya. Setelah dilakukan analisa CVP, maka dapat disusun
alternatif strategi untuk meningkatkan laba Bogor Laundry.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha jasa cuci setrika Bogor Laundry yang
beralamat di Jl. Sukasari 3 No. 15 kota Bogor. Bogor Laundry memiliki tiga outlet
yaitu di Jl. Padjajaran No. 19 Bogor, Jl. Bangbarung Raya No. 57 Bogor dan Jl.
KH. Sholeh Iskandar Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014
sampai bulan Desember tahun 2014.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif merupakan data yang dapat dihitung yaitu data berupa angka-angka,
sedangkan data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk verbal
yang tidak dapat dihitung dan bukan berupa angka-angka (Etta dan Sopiah 2010).
Data kuantitatif penelitian adalah data volume penjualan, harga jual, biaya tetap
dan biaya variabel yang diperoleh dari laporan laba rugi serta informasi
pendukung berupa data biaya operasional Bogor Laundry. Sedangkan data
kualitatif penelitian ini berupa sejarah singkat dan profil perusahaan diperoleh dari
wawancara langsung dengan pihak Bogor Laundry.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan
sekunder. Menurut Sugiyono (2012) sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat dokumen atau orang lain. Data primer diperoleh dari laporan keuangan dan
hasil wawancara dengan pihak Bogor Laundry, sedangkan data sekunder
diperoleh dari literatur, buku serta informasi lain yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian langsung dan
penelitian kepustakaan. Penelitian langsung dilakukan dengan cara observasi
langsung dan wawancara dengan pihak Bogor Laundry. Penelitian kepustakaan
dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur, buku, referensi, dan sebagainya
yang berhubungan dengan penelitian.
8
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dan dianalisa menggunakan
analisis cost volume profit. Menurut Warindrani (2006) dalam menggunakan
analisis CVP, konsep yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah laporan
contribution margin (CM). Contribution margin atau margin kontribusi
merupakan selisih antara penjualan dengan biaya variabel pada tingkat kegiatan
tertentu. Selisih tersebut dapat digunakan untuk menutup biaya tetap secara
keseluruhan dan sisanya merupakan laba. Jika CM lebih besar dari biaya tetap
maka perusahaan akan mendapat laba, jika CM lebih kecil dari biaya tetap maka
akan rugi dan jika CM sama dengan biaya tetap maka perusahaan dalam keadaan
posisi impas (tidak laba dan tidak rugi). Menurut Bustami dan Nurlela (2009)
untuk menentukan CM dapat digunakan rumus:
Margin Kontribusi
= Total Penjualan - Biaya Variabel ........................... (1)
Margin Kontribusi/unit x Q
............................ (2)
Total Q
Menurut Adisaputro (2007) untuk menentukan tingkat break even point
(BEP) dapat dicari dengan rumus:
Total Biaya Tetap
BEP (Unit)
=
........................................... (3)
Margin Kontribusi/unit
Margin Kontribusi/unit =
Total Biaya Tetap
∑ Biaya Variabel ............................................ (4)
1∑PxQ
Laporan laba rugi merupakah dokumen yang sangat diperlukan dalam
analisis CVP. Laporan tersebut digunakan untuk mengkategorikan biaya-biaya
yang ada pada perusahaan, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Laporan laba rugi
juga dapat digunakan untuk mengetahui laba operasi perusahaan. Menurut
Garrison et al. (2006) untuk mengetahui laba operasi perusahaan digunakan
rumus:
Laba = Penjualan - Biaya Variabel - Biaya Tetap ............................................... (5)
Analisis CVP dapat digunakan untuk menentukan volume penjualan yang
dibutuhkan untuk mencapai target laba. Menurut Garrison et al. (2006) target
penjualan dapat diperoleh dengan rumus:
Biaya Tetap + Target Laba
Target Penjualan =
....................................... (6)
Margin Kontribusi per Unit
Alternatif strategi untuk mengoptimalkan laba perusahaan diperoleh dengan
melakukan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2009) proses penyusunan
perencanaan strategi dalam analisis SWOT melalui 3 tahap analisis yaitu tahap
pengumpulan data, tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan.
Tahap pengambilan keputusan strategis dalam penelitian ini dilakukan
dengan menyusun matriks QSPM. Strategi terbaik yang harus dilakukan Bogor
Laundry adalah strategi yang memiliki nilai STAS terbesar. Karena Jumlah
Keseluruhan Daya tarik Total atau Sum Total Attractiveness Score (STAS)
menunjukkan strategi yang paling menarik di setiap rangkaian alternatif (David
2012).
BEP (Rp)
=
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Bogor Laundry
Bogor Laundry didirikan di bawah naungan CV Sopana Cemerlang Mulia.
Usaha ini dimiliki oleh Ibu Derin dan beroperasi sejak bulan Januari 2010. Jasa
laundry yang ditawarkan adalah jasa cuci setrika baik satuan maupun kiloan.
Bogor Laundry memiliki workshop yang beralamatkan di Jalan Sukasari 3
No. 15 Bogor. Tahun 2014 Bogor Laundry memiliki tiga outlet yang berada di
Kota Bogor. Ketiga outlet tersebut hanya melayani konsumen yang datang untuk
menggunakan jasa laundry, sedangkan proses pengerjaannya dilakukan di
workshop. Outlet pertamanya yang berada di Jalan Baru mulai dibuka pada bulan
Januari 2010 bersamaan dengan mulai beroperasinya usaha laundry ini. Pada
bulan april 2011 Bogor Laundry membuka outlet barunya yang berada di Jalan
Padjajaran dan pada bulan Juni 2013 Bogor Laundry membuka cabang outlet yang
ketiga yang berada di Bangarung. Bertambahnya outlet Bogor Laundry
berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan dan biaya operasional Bogor
Laundry, tetapi Bogor Laundry belum memperoleh laba yang optimal selama
beroperasi.
Deskripsi Produk
Bogor Laundry menyediakan jasa laundry baik satuan maupun kiloan.
Produk jasa yang sangat diminati oleh konsumen sampai saat ini adalah jasa
laundry kiloan. Ada delapan jenis jasa utama pada Bogor Laundry, yaitu cuci
setrika kiloan, setrika kiloan, paket cuci kiloan setrika 20 Kg, paket cuci kiloan
setrika 40 Kg, paket cuci kiloan setrika 60 Kg, paket setrika 20 Kg, paket setrika
40 Kg, dan paket setrika 60 Kg. Daftar jasa utama Bogor Laundry dapat dilihat
pada Lampiran 2.
Biaya Operasional Tahun 2011-2014
Biaya operasional Bogor Laundry terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap pada Bogor Laundry meliputi biaya sales dan marketing, biaya gaji,
biaya sarana, peralatan dan pemeliharaan, biaya sewa, biaya pajak dan perijinan
serta biaya penyusutan dan amortisasi. Biaya variabel pada Bogor Laundry
meliputi biaya langsung, biaya umum kantor, dan biaya kendaraan. Berdasarkan
data yang diperoleh dapat diketahui bahwa komponen biaya tetap dan biaya
variabel terbesar adalah biaya gaji dan biaya langsung, sedangkan komponen
biaya tetap dan biaya variabel terkecil adalah biaya sales marketing dan biaya
kendaraan. Data biaya Bogor Laundry dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
10
Penjualan Jasa Tahun 2011-2014
Penjualan jasa Bogor Laundry mengalami peningkatan selama empat tahun
terakhir. Penjualan jasa tertinggi diperoleh Bogor Laundry pada tahun 2014.
Grafik penjualan jasa Bogor Laundry dari tahun 2011 sampai tahun 2014 dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Penjualan jasa tahun 2011–2014
(Laporan Penjualan Jasa Bogor Laundry 2011–2014)
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat peningkatan penjualan jasa Bogor
Laundry tahun 2011-2014. Pada tahun 2011 penjualan jasa Bogor Laundry
mencapai Rp. 1.034.789.000. Pada tahun 2012 penjualan jasa Bogor Laundry
mengalami peningkatan sebesar 16,78% dari penjualan jasa tahun 2011 dengan
total penjualan jasa sebesar Rp. 1.208.447.000. Pada tahun 2013 penjualan jasa
Bogor Laundry juga mengalami peningkatan dengan persentase yang lebih tinggi
dari peningkatan penjualan jasa pada tahun 2012 yaitu sebesar 33,66% dari
penjualan jasa tahun 2012 dengan total penjualan jasa sebesar Rp. 1.615.228.000.
Peningkatan penjualan jasa juga terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 35,23%
dari penjualan jasa tahun 2013 dengan total penjualan jasa sebesar Rp.
2.184.257.000. Penjualan jasa tahun 2014 merupakan penjualan tertinggi yang
dicapai Bogor Laundry selama tahun 2011-2014. Data lengkap penjualan jasa
Bogor Laundry tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Margin Kontribusi Tahun 2011–2014
Semakin besar nilai margin kontribusi, maka akan semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Jenis jasa pada Bogor Laundry yang
paling banyak memberikan kontribusi margin dari tahun 2011 sampai tahun 2014
adalah jasa Cuci Setrika/Kg dengan total Rp. 2.446.152.352. Sedangkan jenis jasa
yang paling kecil memberikan margin kontribusi adalah jasa Paket Setrika 60 Kg
dengan total Rp. 3.981.960. Margin kontribusi dapat dilihat secara lengkap pada
Lampiran 6.
11
BEP Periode Caturwulan Tahun 2011-2014
Break event point (BEP) adalah suatu keadaan dimana dalam tingkat
penjualan perusahaan sama dengan nol (Garrison et al. 2006). Pada titik BEP
perusahaan tidak mengalami untung atau rugi karena pada titik tersebut total
pendapatan sama dengan total biaya. BEP Bogor Laundry periode caturwulan
tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 BEP dan penjualan riil tahun 2011-2014
(Laporan Keuangan Bogor Laundry 2011–2014)
Bogor Laundry mengalami kerugian pada periode caturwulan kedua tahun
2011, caturwulan kedua tahun 2012 dan caturwulan kedua tahun 2014. Penjualan
jasa Bogor Laundry pada ketiga periode tersebut berada di bawah titik BEP,
sedangkan pada periode yang lain perusahaan memperoleh keuntungan karena
penjualan jasa yang dicapai berada di atas titik BEP. Kerugian yang dialami
Bogor Laundry pada tiga periode caturwulan tersebut disebabkan karena
perubahan musim. Pada periode caturwulan pertama dan caturwulan kedua terjadi
musin hujan, sehingga penjualan meningkat. Sedangkan pada periode caturwulan
kedua terjadi musim kemarau, sehingga penjualan jasa menurun. Pada periode
caturwulan kedua tahun 2013 Bogor Laundry tidak mengalami kerugian seperti
pada periode caturwulan kedua di tahun 2011, 2012 dan 2014. Hal ini disebabkan
karena Bogor laundry sudah mulai bekerja sama dengan beberapa hotel yang ada
di kota Bogor. Meskipun demikian, pada periode caturwulan kedua tahun 2014
Bogor Laundry kembali mengalami kerugian yang tidak hanya disebabkan oleh
musim, tetapi disebabkan juga oleh biaya yang dikeluarkan lebih besar karena
pembukaan outlet baru yang berdampak pada laba periode caturwulan kedua
tahun 2014. BEP periode caturwulan tahun 2011-2014 dapat dilihat lebih lengkap
pada Lampiran 6 dan 7.
12
Laba Tahun 2011-2014
Selama tahun 2011 sampai tahun 2014 Bogor Laundry mengalami
keuntungan dan kerugian. Pasang surut laba yang diperoleh Bogor Laundry
selama empat tahun dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Laba tahun 2011-2014
(Laporan Keuangan Bogor Laundry 2011–2014)
Pada Gambar 5 dapat dilihat laba tertinggi yang diperoleh Bogor Laundry
adalah tahun 2013 dan laba terendah diperoleh pada tahun 2014. Penjualan
tertinggi Bogor Laundry terjadi pada tahun 2014, sedangkan laba tertinggi yang
diperoleh Bogor Laundry terjadi pada tahun 2013. Meskipun penjualan jasa pada
Bogor Laundry semakin meningkat setiap tahunnya, tetapi biaya operasional
masih belum dapat dikendalikan dengan baik. Penjualan jasa tahun 2013 saat
perusahaan memperoleh laba tertinggi selama empat tahun terakhir sebesar Rp.
1.615.228.000 dengan total biaya operasional sebesar Rp. 1.468.439.846.
Sedangkan penjualan jasa tahun 2014 sebesar Rp. 2.184.257.000 dengan total
biaya operasional sebesar Rp. 2.150.287.780. Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat bahwa persentase peningkatan penjualan jasa Bogor Laundry tahun 2014
sebesar 35,23% dari penjualan jasa tahun 2013, sedangkan persentase peningkatan
biaya operasional perusahaan pada tahun 2014 sebesar 46,43% dari biaya
operasional tahun 2013. Persentase peningkatan biaya operasional perusahaan
tahun 2014 lebih besar dibandingkan dengan persentase peningkatan penjualan
jasanya, sehingga laba yang diperoleh perusahaan pada tahun 2014 mengalami
penurunan dan lebih rendah dari laba tahun 2013. Laba Bogor Laundry tahun
2011-2014 dapat dilihat pada Lampiran 8.
13
Analisis Trend
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bogor Laundry tahun 2011-2014
dapat dibuat analisa trend dengan model linear. Grafik Linear memberikan
gambaran keadaan perusahaan selama jangka waktu tertentu berdasarkan data
yang ada pada perusahaan sehingga perusahaan dapat meramalkan masa depan
usahanya.
Penjualan jasa Bogor Laundry selama empat tahun cenderung mengalami
peningkatan. Grafik linear penjualan Bogor Laundry dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Analisis Trend Penjualan
Pada Gambar 6 dapat dilihat peningkatan penjualan jasa Bogor Laundry
selama empat tahun. Perubahan tingkat penjualan jasa Bogor Laundry dipengaruhi
oleh perubahan musim di wilayah Bogor. Penjualan jasa terbaik dicapai Bogor
Laundry pada periode caturwulan pertama tahun 2014, dimana penjualan jasa
meningkat sebesar 21,53% dari penjualan jasa periode sebelumnya. Pada periode
caturwulan pertama tahun 2014 penjualan jasa Bogor Laundry lebih tinggi 12%
dari penjualan jasa yang diprediksi dalam grafik Linear penjualan. Penjualan yang
penurunannya cukup jelas terjadi pada periode caturwulan kedua tahun 2012,
dimana penjualan jasa menurun sebesar 13,22% dari penjualan jasa periode
sebelumnya. Pada periode caturwulan kedua penjualan jasa Bogor Laundry lebih
rendah 19,37% dari penjualan jasa yang sebaiknya diperoleh perusahaan pada
periode tersebut. Pada Gambar 6 dapat dilihat prediksi penjualan jasa Bogor
Laundry tahun 2015 mengalami peningkatan. Peningkatan penjualan tersebut
dapat disebabkan karena tingginya peluang pasar terhadap jasa laundry. Selain itu
semakin baik dan banyaknya pengalaman dalam melayani jasa laundry baik untuk
hotel maupun individu yang membuat kepercayaan pelanggan meningkat,
sehingga meningkatkan pula omset penjualan jasa Bogor Laundry.
Biaya pada Bogor Laundry tahun 2011-2014 juga cenderung meningkat.
Peningkatan biaya pada Bogor Laundry selama empat tahun terakhir dapat dilihat
pada Gambar 7.
14
Gambar 7 Analisis Trend Biaya
Pada Gambar 7 dapat dilihat peningkatan biaya pada Bogor Laundry selama
empat tahun. Peningkatan biaya operasional perusahaan terbesar terjadi pada
periode caturwulan pertama tahun 2014 sebesar 28,73% dari total biaya periode
sebelumnya. Pada periode caturwulan pertama tahun 2014 biaya perusahaan lebih
tinggi 10,38% dari biaya yang diprediksi pada periode tersebut.
Biaya pada periode caturwulan kedua dan ketiga tahun 2012 mengalami
penurunan, tetapi prediksi biaya untuk tahun 2015 cenderung meningkat.
Peningkatan biaya yang diprediksikan pada Bogor Laundry tahun 2015 dapat
disebabkan oleh kenaikan harga BBM, TDL dan bahan baku.
Perencanaan Laba
Salah satu tujuan dari suatu satuan unit bisnis adalah untuk memperoleh
laba yang optimal sehingga salah satu perencanaan yang dibuat pihak manajemen
adalah perencanaan laba. Perencanaan laba tersebut memuat langkah-langkah
yang harus ditempuh satuan unit bisnis untuk mencapai besarnya target laba yang
diinginkan. Karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima (hasil
penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian perencanaan laba
dipengaruhi oleh perencanaan penjualan (estimasi penjual) dan perencanaan biaya
(estimasi biaya). Untuk membuat perencanaan laba yang baik, maka diperlukan
alat bantu berupa analisis cost volume profit (Budiwibowo 2012).
Laba yang ingin dicapai Bogor Laundry pada periode caturwulan pertama
tahun 2015 adalah sebesar Rp. 60.000.000. Untuk memberoleh laba tersebut
Bogor Laundry harus dapat mengetahui target penjualan pada periode yang
bersangkutan.
Biaya tetap yang digunakan dalam perhitungan target penjualan periode
caturwulan pertama tahun 2015 merupakan perkiraan biaya yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan pemilik Bogor Laundry. Nilai margin kontribusi per unit
yang digunakan dalam perhitungan diasumsikan sama dengan nilai margin
kontribusi pada periode caturwulan ketiga tahun 2014. Besarnya laba yang
15
ditargetkan untuk periode caturwulan pertama tahun 2015 merupakan tahap untuk
memperoleh kestabilan laba tiap periode yang diinginkan oleh pemilik Bogor
Laundry.
Bogor Laundry harus mengetahui bauran penjualan jasa utamanya terlebih
dahulu untuk mengetahui target penjualan tiap jasa yang ditawarkan Bogor
Laundry. Bauran penjualan merupakan komposisi relatif penjualan produk
perusahaan (Samryn 2013). Bauran penjualan dapat diketahui dengan menghitung
total penjualan jasa Bogor Laundry dan penjualan tiap jasa utama yang ditawarkan
Bogor Laundry. Perhitungan dilakukan dengan perbandingan penjulan tiap jasa
dengan penjualan jasa total, kemudian persentasekan hasil yang diperoleh untuk
tiap jasa. Perhitungan bauran penjualan jasa periode caturwulan ketiga tahun 2014
dapat dilihat pada Lampiran 9.
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Bogor Laundry dan
pengamatan langsung dapat diidentifikasi faktor internal berupa kekuatan dan
kelemahan.
Aspek kekuatan Bogor Laundry adalah sebagai berikut:
1. Bebas biaya antar jemput
2. Peralatan canggih dengan kapasitas besar
3. Letak outlet strategis
4. Berpengalaman melayani hotel dalam jumlah besar
Aspek kelemahan Bogor Laundry adalah sebagai berikut:
1. Harga jual tidak didasarkan pada biaya operasional
2. Belum adanya standar kualifikasi untuk penerimaan karyawan
3. Belum ada SOP pelayanan dan teknis operasional
4. Kurangnya sarana promosi
Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal perusahaan, maka dilakukan
perhitungan matriks IFE. Perhitungan Matriks IFE diperoleh dari matrik
pembobotan faktor-faktor strategis internal yang terdapat pada Lampiran 10. Hasil
pembobotan lingkungan internal dapat dilihat pada Lampiran 11, sehingga dapat
diperoleh matriks IFE seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Matriks IFE Bogor Laundry
No
1
2
3
4
1
2
3
4
Faktor internal
Kekuatan
Bebas biaya antar jemput
Peralatan canggih dengan kapasitas besar
Letak outlet strategis
Berpengalaman melayani hotel dalam jumlah besar
Kelemahan
Harga jual tidak didasarkan pada biaya operasional
Belum adanya standar kualifikasi untuk penerimaan
karyawan
Belum ada SOP pelayanan dan teknis operasional
Kurangnya sarana promosi
Total
(Data diolah, Desember 2014)
Bobot
Rating
Skor
0.086
0.128
0.146
0.131
3.33
4.00
4.00
4.00
0.288
0.512
0.583
0.524
0.152
1.00
0.152
0.083
2.00
0.167
0.119
0.155
1
1.00
1.33
0.119
0.206
2.551
16
Berdasarkan hasil pembobotan faktor-faktor internal, diketahui kekuatan
utama Bogor Laundry adalah letak outlet strategis (0.583) dan berpengalaman
melayani hotel dalam jumlah besar (0.524). Sedangkan kelemahan utama terletak
pada kurangnya sarana promosi (0.206) dan belum adanya stadar kualifikasi untuk
penerimaan karyawan (0.167).
Faktor eksternal berupa peluang dan ancaman juga dapat diidentifikasi
dengan melakukan wawancara dan pengamatan langsung terhadap Bogor laundry.
Aspek peluang Bogor Laundry sebagai berikut:
1. Tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca, tingkat kesibukan
masyarakat dan perkembangan bisnis di kota bogor
2. Jumlah laundry untuk segmen menengah ke atas relatif sedikit
3. Ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi
4. Kualitas dan kuantitas air yang cukup
Aspek ancaman Bogor Laundry sebagai berikut:
1. Semakin tingginya teknologi alat cuci rumah tangga
2. Kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti tingkat TDL, BBM dan bahan
baku
3. Lokasi pesaing yang berdekatan
Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal perusahaan, maka dilakukan
perhitungan matriks EFE. Perhitungan Matriks EFE diperoleh dari matrik
pembobotan faktor-faktor strategis eksternal yang terdapat pada Lampiran 12.
Hasil pembobotan lingkungan eksternal dapat dilihat pada Lampiran 13, sehingga
dapat diperoleh matriks EFE seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Matriks EFE Bogor Laundry
No
1
2
3
4
1
2
3
Faktor eksternal
Peluang
Tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca, tingkat
kesibukan masyarakat dan perkembangan bisnis di kota
bogor
Jumlah laundry untuk segmen menengah ke atas relatif
sedikit
Ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi
Kualitas dan kuantitas air yang cukup
Ancaman
Semakin tingginya teknologi alat cuci rumah tangga
Kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti TDL, BBM
dan bahan baku
Lokasi pesaing yang berdekatan
Total
Bobot
Rating
Skor
0.175
4.00
0.698
0.131
3.67
0.480
0.123
0.143
3.00
3.67
0.369
0.524
0.155
3.00
0.464
0.190
2.33
0.444
0.083
1
2.00
0.167
3.147
(Data diolah, Desember 2014)
Berdasarkan hasil pembobotan faktor-faktor eksternal, diketahui peluang
utama Bogor Laundry adalah tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca,
tingkat kesibukan masyarakat dan perkembangan binis di kota bogor (0.698) dan
kualitas dan kuantitas air yang cukup (0.524). Sedangkan ancaman utama yang
dihadapi Bogor Laundry adalah semakin tingginya teknologi alat cuci rumah
tangga (0.464) dan kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti TDL, BBM dan
bahan baku (0.444).
17
Matriks IE
Matriks IE diperoleh dari perpaduan antara matriks IFE dan EFE yang
dipetakan dengan grafik vertikal berupa satuan total skor matriks EFE dan grafik
horizontal memetakan total skor matriks IFE yang dapat menggambarkan posisi
perusahaan saat ini. Berdasarkan total skor faktor matrik IFE dan EFE dapat
dilihat posisi perusahaan pada matrik IE yaitu berada pada koordinat
(2.551,3.147). Matriks IE Bogor Laundry dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Hasil analisis matriks IE
Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa Bogor Laundry berada pada koordinat
sel V yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build
(tumbuh dan membangun).
Matriks SWOT
Analisis SWOT menggunakan data dari matriks IFE dan EFE Dengan
mencocokkan antara faktor internal dan eksternal diperoleh strategi S-O, W-O, ST dan W-T. Menurut David (2012) Strategi SO merupakan strategi yang
memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari
peluang eksternal. Strategi WO merupakan strategi yang bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari
peluang eksternal. Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Matriks SWOT Bogor
Laundry dapat dilihat pada Gambar 9.
18
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
1. Bebas biaya antar jemput
2. Peralatan canggih dengan
kapasitas besar
3. Letak outlet strategis
4. Berpengalaman melayani
hotel dalam jumlah besar
Kelemahan (W)
1. Harga jual tidak didasarkan
pada biaya operasional
2. Belum adanya standar
kualifikasi untuk
penerimaan karyawan
3. Belum ada SOP pelayanan
dan teknis operasional
4. Kurangnya sarana promosi
Peluang (O)
Strategi S-O
Strategi W-O
1. Tingginya potensi pasar
1. Menjaga kualitas
1. Memperluas pangsa pasar
yang didukung oleh cuaca,
pelayanan untuk
dengan meningkatkan
tingkat kesibukan
menangkap peluang pasar
promosi, menambah jumlah
masyarakat dan
yang semakin besar.
outlet dan kerjasama
perkembangan bisnis di kota
(S1, S2, O1, O2, O3, O4)
dengan hotel-hotel baru
bogor
serta perbaikan manajemen.
2. Jumlah laundry untuk
(W2, W3, W4, O1, O3, O4)
segmen menengah ke atas
relatif sedikit
3. Ketersediaan tenaga kerja
yang mencukupi
4. Kualitas dan kuantitas air
yang cukup
Ancaman (T)
Strategi S-T
Strategi W-T
1. Semakin tingginya
1. Memanfaatkan
1. Menambah jam
teknologi alat cuci rumah
pengalaman bekerja sama
operasional, mengendalikan
tangga
dengan beberapa hotel
biaya dan mengoptimalkan
2. Kenaikan harga faktordalam jumlah besar dan
target laba melalui
faktor produksi seperti
lokasi yang strategis untuk
kombinasi biaya, harga dan
tingkat TDL, BBM dan
menghadapi pesaing dan
volume penjualan.
bahan baku
pendatang baru usaha
(W1, T1, T2, T3)
3. Lokasi pesaing yang
laundry.
berdekatan
(S2, S3, S4, T1)
Gambar 9 Hasil analisis matriks SWOT
Berdasarkan analisa faktor internal dan eksternal perusahaan, maka dapat
diperoleh empat alternatif strategi. Keempat alternatif strategi tersebut dibuat agar
perusahaan dapat mengoptimalkan labanya.
Alternatif Strategi Terbaik
Alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengoptimalkan
labanya berdasarkan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
Strategi S-O
Menjaga kualitas pelayanan untuk menangkap peluang pasar yang semakin besar.
Jika menggunakan strategi ini Bogor Laundry harus dapat mempertahankan
kualitas jasa serta harga yang ditawarkan kepada pelanggan. Pemilik perusahaan
memperkirakan biaya tetap periode caturwulan pertama tahun 2015 meningkat
10% dari periode sebelumnya.
19
Strategi W-O
Memperluas pangsa pasar dengan meningkatkan promosi, menambah jumlah
outlet dan kerjasama dengan hotel-hotel baru serta melakukan perbaikan
manajemen.
Strategi ini dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menambah biaya tetap
untuk meningkatkan promosi serta perbaikan manajemen. Biaya tetap
diperkirakan naik sebesar 20% dari biaya tetap pada periode caturwulan 3 tahun
2014 dan efisinsi biaya variabel sebesar 2% dari periode sebelumnya. Dengan
adanya strategi ini diharapkan penjualan meningkat sebesar 5%.
Strategi S-T
Memanfaatkan pengalaman bekerjasama dengan beberapa hotel dalam jumlah
besar dan lokasi yang strategis untuk menghadapi pesaing dan pendatang baru
usaha laundry.
Strategi ini memungkinkan Bogor Laundry meningkatkan biaya variabel
sebesar 10%, biaya tetap pada strategi ini masih berdasarkan perkiraan pemilik
pada periode caturwulan pertama tahun 2015 yaitu naik sebesar 10%.
Strategi W-T
Menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target
laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume penjualan.
Strategi ini memungkinkan perusahaan meningkatkan harga jual. Biaya
tetap diperkirakan naik 15%, biaya variabel naik 10% dan volume penjualan naik
10%.
Setelah analisa ini diharapkan perusahaan dapat menentukan strategi terbaik
untuk meningkatkan laba usahanya. Berikut perkiraan laba yang disajikan dalam
bentuk tabel. Hasil perhitungan alternatif strategi dapat dilihat lebih lengkap pada
Lampiran 14. Perkiraan laba yang diperoleh dengan menggunakan keempat
alternatif strategi tersebut disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Perkiraan laba Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015
berdasarkan penggunaan alternatif strategi
Strategi W-O
Strategi S-T
Strategi W-T
Biaya tetap naik
Biaya tetap dan
Biaya tetap naik
Strategi S-O
20%, efisiensi
Keterangan Biaya tetap naik
biaya variabel naik 15%, biaya variabel
biaya variabel
10% dan harga
naik 10% dan
10%
2% dan penjualan
jual naik
penjualan naik 10%
naik 5%
Target
136210
154311
113153
129381
Penjualan
Total
Rp925 747 000
Rp1 048 842 000
Rp885 502 000
Rp1 012 358 000
Penjualan
Total biaya
Rp469 890 843
Rp521 744 165
Rp429 559 248
Rp491 068 327
variabel
Margin
Rp455 856 157
Rp527 097 835
Rp455 942 752
Rp521 289 673
Kontribusi
Biaya Tetap
Rp395 893 300
Rp431 883 600
Rp395 893 300
Rp413 888 450
Laba
Rp59 962 857
Rp95 214 235
Rp60 049 452
Rp107 401 223
BEP
Rp803 975 178
Rp859 380 610
Rp768 877 907
Rp803 782 053
20
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa strategi yang memberikan laba
terbesar untuk Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015 adalah
strategi WT yaitu dengan menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan
mengoptimalkan target laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume
penjualan.
Matriks QSPM
Analisis QSPM menggunakan nilai AS diisi oleh pemilik perusahaan yang
merupakan orang yang paling mengetahui kondisi perusahaan. Secara konseptual
QSPM menentukan daya tarik dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan
faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Daya tarik relatif dari
tiap strategi di dalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak
kumulatif dari setiap faktor keberhasilan penting internal dan eksternal
(Kurniawati 2009). Berdasarkan matriks QSPM pada Lampiran 15, strategi
terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah strategi W-T “Menambah jam
operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui
kombinasi biaya, harga dan volume penjualan” dengan nilai STAS sebesar 5.994.
Implikasi Manajerial
Setelah dilakukan analisa SWOT dapat diperoleh empat alternatif strategi
untuk mengoptimalkan laba Bogor Laundry. Keempat alternatif tersebut dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajerial untuk
menetapkan strategi peningkatan laba perusahaan periode caturwulan pertama
tahun 2015. Alternatif strategi yang pertama adalah strategi S-O dimana
peusahaan perlu menjaga kualitas pelayanan untuk menangkap peluang pasar
yang semakin besar dengan cara menaikkan biaya tetap sebanyak 10%. Alternatif
strategi kedua adalah strategi W-O dimana perusahaan dapat memperluas pangsa
pasar dengan meningkatkan promosi, menambah jumlah outlet dan kerjasama
dengan hotel-hot
STRATEGIS BERBASIS COST VOLUME PROFIT
ANALYSIS PADA BOGOR LAUNDRY
ARISKA WIDYASTUTI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Optimisasi Laba
Melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis
pada Bogor Laundry adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Ariska Widyastuti
NIM H24124046
ABSTRAK
ARISKA WIDYASTUTI. Optimisasi Laba Melalui Keputusan Manajerial
Strategis Berbasis Cost Volume Profit Analysis Pada Bogor Laundry. Dibimbing
oleh FARIDA RATNA DEWI.
Analisis CVP menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dengan baik.
Sejak tahun 2010, Bogor Laundry menghadapi masalah keuangan diantaranya
adalah belum mengetahui cara mengoptimalkan laba secara tepat. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi biaya, mengetahui pertumbuhan bisnis,
menerapkan analisis CVP dan menyusun alternatif strategi pada Bogor Laundry.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara serta mempelajari
berbagai literatur. Data yang diperoleh diolah dan dianalisa menggunakan analisis
CVP dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bogor Laundry
mengalami peningkatan dalam penjualan, biaya dan BEP, tetapi laba yang
diperoleh berfluktuatif. Laba tertinggi diperoleh pada periode caturwulan ketiga
tahun 2013 saat penjualan lebih tinggi dari BEP. Setelah dilakukan analisis
SWOT diperoleh empat alternatif strategi yang mana berdasarkan hasil QSPM
dan analisa CVP, alternatif strategi terbaik bagi Bogor Laundry adalah menambah
jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui
kombinasi biaya, harga dan volume penjualan.
Kata kunci : biaya, CVP, laba, laundry, SWOT, QSPM
ABSTRACT
ARISKA WIDYASTUTI. Profit Optimization Through Strategic Managerial
Decisions Based On The Analysis Of Cost Volume Profit at Bogor Laundry.
Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
CVP analysis could illustrate well the company's financial condition. Since
2010, Bogor Laundry has been financial problems of how to optimize effectively
its profit. The purposes of this study are to identify the costs, to know the business
growth, to apply the CVP analysis and to develop strategic alternatives to
optimize profit of the company. The data was collected through observations,
interviews and studies of literature. The data obtained were processed and
analyzed using CVP and SWOT analysis. The results showed that the Bogor
Laundry had increases in sales, cost and BEP, but the profits were fluctuated. The
highest profit earned in the third period of 2013 when the sales were higher than
BEP. Four alternative strategies were also formulated using SWOT analysis. In
the light of QSPM and CVP analysis, one of the best alternatives strategies for
Bogor Laundry were to increase operating hours, to control the costs and to
optimize the profit targets through a combination of cost, price and sales volume.
Keywords : cost, CVP, laundry, profit, SWOT, QSPM
OPTIMISASI LABA MELALUI KEPUTUSAN MANAJERIAL
STRATEGIS BERBASIS COST VOLUME PROFIT
ANALYSIS PADA BOGOR LAUNDRY
ARISKA WIDYASTUTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Program Studi Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
Judul Skripsi : Optimisasi Laba melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis
Cost Volume Profit Analysis pada Bogor Laundry
Nama
: Ariska Widyastuti
NIM
: H24124046
Disetujui oleh
Farida Ratna Dewi, SE, MM
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini adalah
Optimisasi Laba melalui Keputusan Manajerial Strategis Berbasis Cost Volume
Profit Analysis pada Bogor Laundry.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM.
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran. Terima kasih
juga penulis sampaikan kepada pihak manajemen Bogor Laundry terutama
pemilik Bogor Laundry. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas dukungan, doa dan kasih sayang yang selalu
menyertai penulis, tidak lupa kepada teman-teman dan sahabat-sahabat yang
selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2015
Ariska Widyatuti
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya
Laba
Analisis Cost Volume Profit (CVP)
Margin Kontribusi
Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Analisis Data Deret Waktu (Time Series Analysis)
Penelitian Terdahulu
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Bogor Laundry
Deskripsi Produk
Biaya Operasional Tahun 2011-2014
Penjualan Jasa Tahun 2011-2014
Margin Kontribusi Tahun 2011–2014
BEP Periode Caturwulan Tahun 2011-2014
Laba Tahun 2011-2014
Analisis Trend
Perencanaan Laba
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Matriks IE
Matriks SWOT
Alternatif Strategi Terbaik
Matriks QSPM
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
vi
vii
vii
vii
1
1
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
6
6
7
7
7
8
9
9
9
9
10
10
11
12
13
14
15
17
17
18
20
20
21
21
21
23
DAFTAR TABEL
1 Matriks IFE Bogor Laundry
2 Matriks EFE Bogor Laundry
3 Perkiraan laba Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015
berdasarkan penggunaan alternatif strategi
15
16
19
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Laba Bogor Laundry tahun 2011 - 2014 dalam periode caturwulan
Kerangka pemikiran penelitian
Penjualan jasa tahun 2011–2014
BEP dan penjualan riil tahun 2011-2014
Laba tahun 2011-2014
Analisis Trend Penjualan
Analisis Trend Biaya
Hasil analisis matriks IE
Hasil analisis matriks SWOT
2
6
10
11
12
13
14
17
18
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Tabel rekapitulasi hasil penelitian terdahulu
Daftar jasa utama Bogor Laundry
Biaya tetap Bogor Laundry
Biaya variabel Bogor Laundry
Penjualan jasa Bogor Laundry
Margin kontribusi dan BEP/unit
Margin kontribusi/unit dan BEP
Laba Bogor Laundry
Perhitungan bauran penjualan jasa periode caturwulan 3 tahun 2014
Matriks pembobotan faktor-faktor strategis internal
Hasil pembobotan lingkungan internal
Matriks pembobotan faktor-faktor strategis eksternal
Hasil pembobotan lingkungan eksternal
Perhitungan alternatif strategi
Matriks QSPM
27
28
29
30
31
32
36
37
38
39
41
42
44
45
50
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan tertentu
sesuai dengan apa yang diharapkannya. Tujuan yang pasti ingin dicapai oleh
perusahaan adalah memperoleh keuntungan (laba) dan meningkatkan nilai
perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan nantinya dapat meningkatkan
kesejahteraan pemilik perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mengelola dengan baik
perusahaannya.
Sebuah manajemen yang baik adalah ketika perusahaan dapat mengetahui
siklus kegiatan usahanya. Siklus perusahaan dapat dilihat melalui perkembangan
laba usahanya, karena laba mempunyai kaitan erat dengan biaya dan pendapatan.
Perusahaan dapat memperoleh laba jika pendapatan yang diperoleh dapat
menutupi biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan tersebut, baik biaya variabel
maupun biaya tetap. Sedangkan perusahaan mengalami rugi jika pendapatan yang
diperoleh tidak dapat menutupi biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan tersebut.
Perencanaan laba merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan
untuk memperoleh laba yang optimal. Perencaan laba yang baik dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan mengkombimasikan secara tepat antara unsur-unsur
pembentuk laba serta perhitungan yang akurat. Unsur-unsur pembentuk laba
tersebut adalah biaya, volume penjualan dan harga jual. Analisis cost volume
profit dapat digunakan manajemen untuk melakukan perencanaan laba dan
pengawasan biaya. Selain itu dengan analisis CVP perusahaan dapat melakukan
pengukuran dan evaluasi terhadap kegiatan usahanya.
Salah satu elemen analisis CVP yang penting adalah analisis break event
point (BEP) yang dapat mengetahui penjualan minimum agar suatu perusahaan
tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh laba dalam kata lain
laba yang diperoleh perusahaan sama dengan nol. Analisis BEP memberikan
informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami
kerugian, selain itu perusahaan juga dapat menentukan batas penurunan volume
penjualan yang tidak menyebabkan kerugian pada perusahaan.
Bogor Laundry merupakan salah satu usaha cuci setrika baik satuan
maupun kiloan yang terletak di kota Bogor. Bogor Laundry beroperasi sejak tahun
2010. Dalam menjalankan usahanya ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
Bogor Laundry, salah satunya adalah masalah keuangan. Masalah keuangan yang
dihadapi oleh Bogor Laundry adalah pengendalian biaya-biaya operasional
perusahaan serta penentuan volume penjualan untuk memperoleh laba yang
optimal. Selama beroperasi Bogor Laundry belum melakukan analisa terhadap
biaya, volume dan laba. Penentuan harga pada Bogor Laundry hanya mengikuti
harga pasaran yang ada dan tidak mempertimbangkan biaya-biaya operasional
yang ada pada perusahaan. Sehingga perusahaan masih mengalami kerugian
dalam beberapa periode. Berikut grafik laba pada Bogor Laundy dari tahun 2011
sampai tahun 2014 yang disajikan dalam Gambar 1.
2
Gambar 1 Laba Bogor Laundry tahun 2011 - 2014 dalam periode caturwulan
(Laporan Keuangan Bogor Landry 2011–2014)
Pada Gambar 1 dapat dilihat perubahan laba dan rugi Bogor Laundry tahun
2011-2014 dalam periode caturwulan. Selama empat tahun perusahaan
memperoleh laba paling besar pada periode caturwulan ketiga tahun 2013,
peningkatan laba perusahaan pada periode tersebut sebesar 198,15% dari laba
yang diperoleh perusahaan pada periode sebelumnya. Sedangkan kerugian
terbesar yang dialami Bogor Laundry selama empat tahun terakhir terjadi pada
periode caturwulan kedua tahun 2014. Selama empat tahun laba dan rugi
perusahaan berfluktuatif secara tajam, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui penyebab perubahan laba pada Bogor Laundry.
Berdasarkan permasalah yang dihadapi Bogor Laundry, analisis cost volume
profit dapat membantu perusahaan terutama dalam masalah keuangan. Dengan
dilakukannya analisis CVP perusahaan dapat mengetahui bagaimana perubahan
dalam biaya dan volume penjualan mempengaruhi pendapatan operasional
perusahaan dan laba bersih. Analisis CVP juga dapat membantu Bogor Laundry
dalam merencanakan laba serta langkah strategis yang dapat diambil untuk
mengoptimalkan labanya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana biaya-biaya operasional yang
teradi pada Bogor Laundry tahun 2011-2014? (2) Bagaimana pertumbuhan
penjualan produk, laba perusahaan, margin kontribusi, dan titik impas pada Bogor
Laundry tahun 2011-2014? (3) Sejauh mana analisis CVP dapat diterapkan pada
perusahaan berdasarkan pertumbuhan biaya-biaya operasional dan pertumbuhan
volume penjualan tahun 2011-2014? (4) Bagaimana strategi yang dapat diterapkan
Bogor Laundry untuk mencapai laba yang optimal?
3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan tersebut, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mengidentifikasi biayabiaya operasional yang terjadi pada Bogor Laundry tahun 2011-2014 (2)
Mengetahui dan menganalisis pertumbuhan penjualan produk, laba perusahaan,
margin kontribusi, dan titik impas pada Bogor Laundry tahun 2011-2014 (3)
Menganalisa penerapan analisis CVP pada perusahaan berdasarkan pertumbuhan
biaya-biaya operasional dan pertumbuhan penjualan produk yang terjadi tahun
2011-2014 (4) Menganalisa strategi untuk mencapai laba yang optimal.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Bogor Laundry
untuk mengetahui perkembangan usahanya dan membuat keputusan manajerial
dalam meningkatkan laba perusahaan. Penelitian ini diharapkan juga dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan referensi terkait cost
volume profit.
Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini adalah pada Bogor Laundry yang bergerak dalam
bidang jasa cuci setrika baik satuan maupun kiloan. Penelitian ini dibatasi dengan
menganalisis biaya-biaya operasional perusahaan dan penjualan jasa utama Bogor
Laundry tahun 2011-2014. Jasa utama Bogor Laundry yaitu cuci setrika/Kg,
setrika/Kg, paket cuci kiloan setrika 20 Kg, paket cuci kiloan setrika 40 Kg, paket
cuci kiloan setrika 60 Kg, paket setrika 20 Kg, paket setrika 40 Kg, dan paket
setrika 60 Kg. Dalam penelitian ini juga akan dilakukan strategi untuk
meningkatkan laba perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT.
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya
Biaya menurut Horngren et al. (2008) adalah sumber daya yang
dikorbankan atau dilepasakan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mulyadi
(2009) biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya tetap adalah biaya yang
jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
Laba
Menurut Harahap (2008) laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya
selama satu periode akuntansi. Menurut Carter (2009) perencanaan laba adalah
4
pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan
perusahaan. Laba adalah penting dalam perencanaan karena tujuan utama dari
suatu rencana adalah laba yang memuaskan.
Analisis Cost Volume Profit (CVP)
Hansen dan Mowen (2009) menyatakan bahwa analisis cost volume profit
merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan, karena analisis CVP menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas
yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di
dalamnya. Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu
divisi dan membantu mencari pemecahannya. Analisis CVP juga dapat mengatasi
banyak isu lainnya, seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas,
dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga
terhadap laba (Purnamasari 2014).
Margin Kontribusi
Menurut Garrison et al. (2006) margin kontribusi adalah jumlah yang
tersisa dari pendapatan dikurangi biaya variabel. Magin kontribusi merupakan
jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba
untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan terlebih dahulu untuk
menutup biaya tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak
cukup untuk menutup biaya tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk
periode tersebut.
Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Menurut Prawironegoro dan Purwanti (2009) titik impas adalah suatu
kondisi bisnis di mana pelaku bisnis tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian. Menurut Wiharjo (2011) analisis break even point adalah suatu cara
atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui
pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah suatu
perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula
memperoleh laba.
Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) analisa SWOT adalah evaluasi secara
keseluruhan terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang
dimiliki oleh perusahaan, sedangkan menurut David (2012) matriks SWOT adalah
alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan
empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO
5
(kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), dan strategi WT
(kelemahan-ancaman).
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Menurut David (2012) QSMP atau matriks perencanaan strategi kuantitatif
adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai
strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting
eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Menurut David (2012) Skor
Daya Tatik atau Attractiveness Score (AS) adalah
nilai numerik yang
mengidentifikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif
tertentu, sedangkan Skor Daya Tarik Total atau Total Attractiveness Score (TAS)
adalah hasil kali antara bobot dengan AS di setiap baris.
Analisis Data Deret Waktu (Time Series Analysis)
Menurut Supangat (2007) Data deret waktu merupakan data hasil
pencatatan secara terus-menerus dari waktu ke waktu (periodik), biasanya dalam
interval waktu yang sama. Trend linear merupakan model persamaan garis lurus
yang terbentuk berdasarkan titik diagram pencar dari data selama kurun waktu
tertentu. Pada model trend ini garis vertikal (tegak) dinyatakan sebagai jumlah
perkembangan data yang akan ditulis (y), dan untuk garis horizontal (mendatar)
dinyatakan sebagai waktu (x). Model trend biasanya digunakan untuk
memprediksi suatu persoalan (membuat ramalan jangka panjang).
Penelitian Terdahulu
Fitri (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Cost-VolumeProfit Analysis Dalam Meningkatkan Laba pada UKM Batik Bogor Tradisiku”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis biaya
operasional, pertumbuhan penjualan produk dan penerapan CVP. Berdasarkan
seluruh data dapat disimpulkan bahwa CVP analysis dapat diterapkan pada UKM
Batik Bogor Tradisiku. Laba yang ditargetkan dapat diperoleh dengan
meningkatkan kapasitas penjualan sesuai dengan perhitungan dalam persamaan
titik impas. Diperlukan adanya strategi pemasaran dengan promosi melalui media
cetak dan elektronik dan peningkatan kapasitas produksi guna meningkatkan
kapasitas usaha.
Sembiring (2013), melakukan penelitian yang berjudul "Penerapan CostVolume-Profit Analysis Sebagai Perencanaan Pencapaian Laba dan Penjualan
pada Papapia". Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan CVP
pada Papapia berdasarkan alternatif-alternatif yang telah ditentukan. Hasil
penelitian ini diperoleh alternatif penerapan CVP ialah menaikkan harga jual 5%,
volume penjualan tetap dan biaya tetap akan tetap, kedua menaikkan volume
penjualan 10%, harga jual tetap.
Penentuan strategi kedua penelitian terdahulu tersebut hanya berdasarkan
perhitungan analisis CVP tanpa menggunakan analisis SWOT untuk memperoleh
6
strategi perusahaan, sedangkan dalam penelitian ini digunakan analisis SWOT
untuk menentukan strategi mengoptimalkan laba perusahaan. Ringkasan
penelitian terdahulu dipaparkan dalam tabel yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisa strategi untuk
mencapai laba yang optimal yaitu lebih dari 100% dari laba yang diperoleh pada
periode sebelumnya. Selama Bogor Laundry beroperasi, pemilik perusahaan
belum menemukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan labanya. Analisis
CVP dan analisis SWOT dapat digunakan untuk memperoleh alternatif strategi
yang dapat diterapkan oleh Bogor Laundry untuk mengoptimalkan labanya.
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitan ini adalah menentukan target
laba yang ingin dicapai Bogor Laundry. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk
menemukan komposisi yang tepat antara biaya, volume penjualan dan harga jual.
Hasil simulasi ini dikombinasikan dengan analisis SWOT untuk memperoleh
alternatif strategi yang tepat bagi Bogor Laundry. Kerangka pemikiran penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian
7
Berdasarkan Gambar 2 dijelaskan bahwa biaya, volume penjualan dan harga
jasa memegang peranan penting dalam analisa CVP. Data biaya, volume
penjualan dan harga jasa pada Bogor Laundry pada tahun sebelumnya digunakan
sebagai dasar dan pertimbangan dalam merencanakan laba dan volume penjualan
di periode selanjutnya. Setelah dilakukan analisa CVP, maka dapat disusun
alternatif strategi untuk meningkatkan laba Bogor Laundry.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha jasa cuci setrika Bogor Laundry yang
beralamat di Jl. Sukasari 3 No. 15 kota Bogor. Bogor Laundry memiliki tiga outlet
yaitu di Jl. Padjajaran No. 19 Bogor, Jl. Bangbarung Raya No. 57 Bogor dan Jl.
KH. Sholeh Iskandar Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014
sampai bulan Desember tahun 2014.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif merupakan data yang dapat dihitung yaitu data berupa angka-angka,
sedangkan data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk verbal
yang tidak dapat dihitung dan bukan berupa angka-angka (Etta dan Sopiah 2010).
Data kuantitatif penelitian adalah data volume penjualan, harga jual, biaya tetap
dan biaya variabel yang diperoleh dari laporan laba rugi serta informasi
pendukung berupa data biaya operasional Bogor Laundry. Sedangkan data
kualitatif penelitian ini berupa sejarah singkat dan profil perusahaan diperoleh dari
wawancara langsung dengan pihak Bogor Laundry.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan
sekunder. Menurut Sugiyono (2012) sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat dokumen atau orang lain. Data primer diperoleh dari laporan keuangan dan
hasil wawancara dengan pihak Bogor Laundry, sedangkan data sekunder
diperoleh dari literatur, buku serta informasi lain yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian langsung dan
penelitian kepustakaan. Penelitian langsung dilakukan dengan cara observasi
langsung dan wawancara dengan pihak Bogor Laundry. Penelitian kepustakaan
dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur, buku, referensi, dan sebagainya
yang berhubungan dengan penelitian.
8
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dan dianalisa menggunakan
analisis cost volume profit. Menurut Warindrani (2006) dalam menggunakan
analisis CVP, konsep yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah laporan
contribution margin (CM). Contribution margin atau margin kontribusi
merupakan selisih antara penjualan dengan biaya variabel pada tingkat kegiatan
tertentu. Selisih tersebut dapat digunakan untuk menutup biaya tetap secara
keseluruhan dan sisanya merupakan laba. Jika CM lebih besar dari biaya tetap
maka perusahaan akan mendapat laba, jika CM lebih kecil dari biaya tetap maka
akan rugi dan jika CM sama dengan biaya tetap maka perusahaan dalam keadaan
posisi impas (tidak laba dan tidak rugi). Menurut Bustami dan Nurlela (2009)
untuk menentukan CM dapat digunakan rumus:
Margin Kontribusi
= Total Penjualan - Biaya Variabel ........................... (1)
Margin Kontribusi/unit x Q
............................ (2)
Total Q
Menurut Adisaputro (2007) untuk menentukan tingkat break even point
(BEP) dapat dicari dengan rumus:
Total Biaya Tetap
BEP (Unit)
=
........................................... (3)
Margin Kontribusi/unit
Margin Kontribusi/unit =
Total Biaya Tetap
∑ Biaya Variabel ............................................ (4)
1∑PxQ
Laporan laba rugi merupakah dokumen yang sangat diperlukan dalam
analisis CVP. Laporan tersebut digunakan untuk mengkategorikan biaya-biaya
yang ada pada perusahaan, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Laporan laba rugi
juga dapat digunakan untuk mengetahui laba operasi perusahaan. Menurut
Garrison et al. (2006) untuk mengetahui laba operasi perusahaan digunakan
rumus:
Laba = Penjualan - Biaya Variabel - Biaya Tetap ............................................... (5)
Analisis CVP dapat digunakan untuk menentukan volume penjualan yang
dibutuhkan untuk mencapai target laba. Menurut Garrison et al. (2006) target
penjualan dapat diperoleh dengan rumus:
Biaya Tetap + Target Laba
Target Penjualan =
....................................... (6)
Margin Kontribusi per Unit
Alternatif strategi untuk mengoptimalkan laba perusahaan diperoleh dengan
melakukan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2009) proses penyusunan
perencanaan strategi dalam analisis SWOT melalui 3 tahap analisis yaitu tahap
pengumpulan data, tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan.
Tahap pengambilan keputusan strategis dalam penelitian ini dilakukan
dengan menyusun matriks QSPM. Strategi terbaik yang harus dilakukan Bogor
Laundry adalah strategi yang memiliki nilai STAS terbesar. Karena Jumlah
Keseluruhan Daya tarik Total atau Sum Total Attractiveness Score (STAS)
menunjukkan strategi yang paling menarik di setiap rangkaian alternatif (David
2012).
BEP (Rp)
=
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Bogor Laundry
Bogor Laundry didirikan di bawah naungan CV Sopana Cemerlang Mulia.
Usaha ini dimiliki oleh Ibu Derin dan beroperasi sejak bulan Januari 2010. Jasa
laundry yang ditawarkan adalah jasa cuci setrika baik satuan maupun kiloan.
Bogor Laundry memiliki workshop yang beralamatkan di Jalan Sukasari 3
No. 15 Bogor. Tahun 2014 Bogor Laundry memiliki tiga outlet yang berada di
Kota Bogor. Ketiga outlet tersebut hanya melayani konsumen yang datang untuk
menggunakan jasa laundry, sedangkan proses pengerjaannya dilakukan di
workshop. Outlet pertamanya yang berada di Jalan Baru mulai dibuka pada bulan
Januari 2010 bersamaan dengan mulai beroperasinya usaha laundry ini. Pada
bulan april 2011 Bogor Laundry membuka outlet barunya yang berada di Jalan
Padjajaran dan pada bulan Juni 2013 Bogor Laundry membuka cabang outlet yang
ketiga yang berada di Bangarung. Bertambahnya outlet Bogor Laundry
berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan dan biaya operasional Bogor
Laundry, tetapi Bogor Laundry belum memperoleh laba yang optimal selama
beroperasi.
Deskripsi Produk
Bogor Laundry menyediakan jasa laundry baik satuan maupun kiloan.
Produk jasa yang sangat diminati oleh konsumen sampai saat ini adalah jasa
laundry kiloan. Ada delapan jenis jasa utama pada Bogor Laundry, yaitu cuci
setrika kiloan, setrika kiloan, paket cuci kiloan setrika 20 Kg, paket cuci kiloan
setrika 40 Kg, paket cuci kiloan setrika 60 Kg, paket setrika 20 Kg, paket setrika
40 Kg, dan paket setrika 60 Kg. Daftar jasa utama Bogor Laundry dapat dilihat
pada Lampiran 2.
Biaya Operasional Tahun 2011-2014
Biaya operasional Bogor Laundry terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap pada Bogor Laundry meliputi biaya sales dan marketing, biaya gaji,
biaya sarana, peralatan dan pemeliharaan, biaya sewa, biaya pajak dan perijinan
serta biaya penyusutan dan amortisasi. Biaya variabel pada Bogor Laundry
meliputi biaya langsung, biaya umum kantor, dan biaya kendaraan. Berdasarkan
data yang diperoleh dapat diketahui bahwa komponen biaya tetap dan biaya
variabel terbesar adalah biaya gaji dan biaya langsung, sedangkan komponen
biaya tetap dan biaya variabel terkecil adalah biaya sales marketing dan biaya
kendaraan. Data biaya Bogor Laundry dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
10
Penjualan Jasa Tahun 2011-2014
Penjualan jasa Bogor Laundry mengalami peningkatan selama empat tahun
terakhir. Penjualan jasa tertinggi diperoleh Bogor Laundry pada tahun 2014.
Grafik penjualan jasa Bogor Laundry dari tahun 2011 sampai tahun 2014 dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Penjualan jasa tahun 2011–2014
(Laporan Penjualan Jasa Bogor Laundry 2011–2014)
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat peningkatan penjualan jasa Bogor
Laundry tahun 2011-2014. Pada tahun 2011 penjualan jasa Bogor Laundry
mencapai Rp. 1.034.789.000. Pada tahun 2012 penjualan jasa Bogor Laundry
mengalami peningkatan sebesar 16,78% dari penjualan jasa tahun 2011 dengan
total penjualan jasa sebesar Rp. 1.208.447.000. Pada tahun 2013 penjualan jasa
Bogor Laundry juga mengalami peningkatan dengan persentase yang lebih tinggi
dari peningkatan penjualan jasa pada tahun 2012 yaitu sebesar 33,66% dari
penjualan jasa tahun 2012 dengan total penjualan jasa sebesar Rp. 1.615.228.000.
Peningkatan penjualan jasa juga terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 35,23%
dari penjualan jasa tahun 2013 dengan total penjualan jasa sebesar Rp.
2.184.257.000. Penjualan jasa tahun 2014 merupakan penjualan tertinggi yang
dicapai Bogor Laundry selama tahun 2011-2014. Data lengkap penjualan jasa
Bogor Laundry tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Margin Kontribusi Tahun 2011–2014
Semakin besar nilai margin kontribusi, maka akan semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Jenis jasa pada Bogor Laundry yang
paling banyak memberikan kontribusi margin dari tahun 2011 sampai tahun 2014
adalah jasa Cuci Setrika/Kg dengan total Rp. 2.446.152.352. Sedangkan jenis jasa
yang paling kecil memberikan margin kontribusi adalah jasa Paket Setrika 60 Kg
dengan total Rp. 3.981.960. Margin kontribusi dapat dilihat secara lengkap pada
Lampiran 6.
11
BEP Periode Caturwulan Tahun 2011-2014
Break event point (BEP) adalah suatu keadaan dimana dalam tingkat
penjualan perusahaan sama dengan nol (Garrison et al. 2006). Pada titik BEP
perusahaan tidak mengalami untung atau rugi karena pada titik tersebut total
pendapatan sama dengan total biaya. BEP Bogor Laundry periode caturwulan
tahun 2011-2014 dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 BEP dan penjualan riil tahun 2011-2014
(Laporan Keuangan Bogor Laundry 2011–2014)
Bogor Laundry mengalami kerugian pada periode caturwulan kedua tahun
2011, caturwulan kedua tahun 2012 dan caturwulan kedua tahun 2014. Penjualan
jasa Bogor Laundry pada ketiga periode tersebut berada di bawah titik BEP,
sedangkan pada periode yang lain perusahaan memperoleh keuntungan karena
penjualan jasa yang dicapai berada di atas titik BEP. Kerugian yang dialami
Bogor Laundry pada tiga periode caturwulan tersebut disebabkan karena
perubahan musim. Pada periode caturwulan pertama dan caturwulan kedua terjadi
musin hujan, sehingga penjualan meningkat. Sedangkan pada periode caturwulan
kedua terjadi musim kemarau, sehingga penjualan jasa menurun. Pada periode
caturwulan kedua tahun 2013 Bogor Laundry tidak mengalami kerugian seperti
pada periode caturwulan kedua di tahun 2011, 2012 dan 2014. Hal ini disebabkan
karena Bogor laundry sudah mulai bekerja sama dengan beberapa hotel yang ada
di kota Bogor. Meskipun demikian, pada periode caturwulan kedua tahun 2014
Bogor Laundry kembali mengalami kerugian yang tidak hanya disebabkan oleh
musim, tetapi disebabkan juga oleh biaya yang dikeluarkan lebih besar karena
pembukaan outlet baru yang berdampak pada laba periode caturwulan kedua
tahun 2014. BEP periode caturwulan tahun 2011-2014 dapat dilihat lebih lengkap
pada Lampiran 6 dan 7.
12
Laba Tahun 2011-2014
Selama tahun 2011 sampai tahun 2014 Bogor Laundry mengalami
keuntungan dan kerugian. Pasang surut laba yang diperoleh Bogor Laundry
selama empat tahun dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Laba tahun 2011-2014
(Laporan Keuangan Bogor Laundry 2011–2014)
Pada Gambar 5 dapat dilihat laba tertinggi yang diperoleh Bogor Laundry
adalah tahun 2013 dan laba terendah diperoleh pada tahun 2014. Penjualan
tertinggi Bogor Laundry terjadi pada tahun 2014, sedangkan laba tertinggi yang
diperoleh Bogor Laundry terjadi pada tahun 2013. Meskipun penjualan jasa pada
Bogor Laundry semakin meningkat setiap tahunnya, tetapi biaya operasional
masih belum dapat dikendalikan dengan baik. Penjualan jasa tahun 2013 saat
perusahaan memperoleh laba tertinggi selama empat tahun terakhir sebesar Rp.
1.615.228.000 dengan total biaya operasional sebesar Rp. 1.468.439.846.
Sedangkan penjualan jasa tahun 2014 sebesar Rp. 2.184.257.000 dengan total
biaya operasional sebesar Rp. 2.150.287.780. Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat bahwa persentase peningkatan penjualan jasa Bogor Laundry tahun 2014
sebesar 35,23% dari penjualan jasa tahun 2013, sedangkan persentase peningkatan
biaya operasional perusahaan pada tahun 2014 sebesar 46,43% dari biaya
operasional tahun 2013. Persentase peningkatan biaya operasional perusahaan
tahun 2014 lebih besar dibandingkan dengan persentase peningkatan penjualan
jasanya, sehingga laba yang diperoleh perusahaan pada tahun 2014 mengalami
penurunan dan lebih rendah dari laba tahun 2013. Laba Bogor Laundry tahun
2011-2014 dapat dilihat pada Lampiran 8.
13
Analisis Trend
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bogor Laundry tahun 2011-2014
dapat dibuat analisa trend dengan model linear. Grafik Linear memberikan
gambaran keadaan perusahaan selama jangka waktu tertentu berdasarkan data
yang ada pada perusahaan sehingga perusahaan dapat meramalkan masa depan
usahanya.
Penjualan jasa Bogor Laundry selama empat tahun cenderung mengalami
peningkatan. Grafik linear penjualan Bogor Laundry dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Analisis Trend Penjualan
Pada Gambar 6 dapat dilihat peningkatan penjualan jasa Bogor Laundry
selama empat tahun. Perubahan tingkat penjualan jasa Bogor Laundry dipengaruhi
oleh perubahan musim di wilayah Bogor. Penjualan jasa terbaik dicapai Bogor
Laundry pada periode caturwulan pertama tahun 2014, dimana penjualan jasa
meningkat sebesar 21,53% dari penjualan jasa periode sebelumnya. Pada periode
caturwulan pertama tahun 2014 penjualan jasa Bogor Laundry lebih tinggi 12%
dari penjualan jasa yang diprediksi dalam grafik Linear penjualan. Penjualan yang
penurunannya cukup jelas terjadi pada periode caturwulan kedua tahun 2012,
dimana penjualan jasa menurun sebesar 13,22% dari penjualan jasa periode
sebelumnya. Pada periode caturwulan kedua penjualan jasa Bogor Laundry lebih
rendah 19,37% dari penjualan jasa yang sebaiknya diperoleh perusahaan pada
periode tersebut. Pada Gambar 6 dapat dilihat prediksi penjualan jasa Bogor
Laundry tahun 2015 mengalami peningkatan. Peningkatan penjualan tersebut
dapat disebabkan karena tingginya peluang pasar terhadap jasa laundry. Selain itu
semakin baik dan banyaknya pengalaman dalam melayani jasa laundry baik untuk
hotel maupun individu yang membuat kepercayaan pelanggan meningkat,
sehingga meningkatkan pula omset penjualan jasa Bogor Laundry.
Biaya pada Bogor Laundry tahun 2011-2014 juga cenderung meningkat.
Peningkatan biaya pada Bogor Laundry selama empat tahun terakhir dapat dilihat
pada Gambar 7.
14
Gambar 7 Analisis Trend Biaya
Pada Gambar 7 dapat dilihat peningkatan biaya pada Bogor Laundry selama
empat tahun. Peningkatan biaya operasional perusahaan terbesar terjadi pada
periode caturwulan pertama tahun 2014 sebesar 28,73% dari total biaya periode
sebelumnya. Pada periode caturwulan pertama tahun 2014 biaya perusahaan lebih
tinggi 10,38% dari biaya yang diprediksi pada periode tersebut.
Biaya pada periode caturwulan kedua dan ketiga tahun 2012 mengalami
penurunan, tetapi prediksi biaya untuk tahun 2015 cenderung meningkat.
Peningkatan biaya yang diprediksikan pada Bogor Laundry tahun 2015 dapat
disebabkan oleh kenaikan harga BBM, TDL dan bahan baku.
Perencanaan Laba
Salah satu tujuan dari suatu satuan unit bisnis adalah untuk memperoleh
laba yang optimal sehingga salah satu perencanaan yang dibuat pihak manajemen
adalah perencanaan laba. Perencanaan laba tersebut memuat langkah-langkah
yang harus ditempuh satuan unit bisnis untuk mencapai besarnya target laba yang
diinginkan. Karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima (hasil
penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian perencanaan laba
dipengaruhi oleh perencanaan penjualan (estimasi penjual) dan perencanaan biaya
(estimasi biaya). Untuk membuat perencanaan laba yang baik, maka diperlukan
alat bantu berupa analisis cost volume profit (Budiwibowo 2012).
Laba yang ingin dicapai Bogor Laundry pada periode caturwulan pertama
tahun 2015 adalah sebesar Rp. 60.000.000. Untuk memberoleh laba tersebut
Bogor Laundry harus dapat mengetahui target penjualan pada periode yang
bersangkutan.
Biaya tetap yang digunakan dalam perhitungan target penjualan periode
caturwulan pertama tahun 2015 merupakan perkiraan biaya yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan pemilik Bogor Laundry. Nilai margin kontribusi per unit
yang digunakan dalam perhitungan diasumsikan sama dengan nilai margin
kontribusi pada periode caturwulan ketiga tahun 2014. Besarnya laba yang
15
ditargetkan untuk periode caturwulan pertama tahun 2015 merupakan tahap untuk
memperoleh kestabilan laba tiap periode yang diinginkan oleh pemilik Bogor
Laundry.
Bogor Laundry harus mengetahui bauran penjualan jasa utamanya terlebih
dahulu untuk mengetahui target penjualan tiap jasa yang ditawarkan Bogor
Laundry. Bauran penjualan merupakan komposisi relatif penjualan produk
perusahaan (Samryn 2013). Bauran penjualan dapat diketahui dengan menghitung
total penjualan jasa Bogor Laundry dan penjualan tiap jasa utama yang ditawarkan
Bogor Laundry. Perhitungan dilakukan dengan perbandingan penjulan tiap jasa
dengan penjualan jasa total, kemudian persentasekan hasil yang diperoleh untuk
tiap jasa. Perhitungan bauran penjualan jasa periode caturwulan ketiga tahun 2014
dapat dilihat pada Lampiran 9.
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Bogor Laundry dan
pengamatan langsung dapat diidentifikasi faktor internal berupa kekuatan dan
kelemahan.
Aspek kekuatan Bogor Laundry adalah sebagai berikut:
1. Bebas biaya antar jemput
2. Peralatan canggih dengan kapasitas besar
3. Letak outlet strategis
4. Berpengalaman melayani hotel dalam jumlah besar
Aspek kelemahan Bogor Laundry adalah sebagai berikut:
1. Harga jual tidak didasarkan pada biaya operasional
2. Belum adanya standar kualifikasi untuk penerimaan karyawan
3. Belum ada SOP pelayanan dan teknis operasional
4. Kurangnya sarana promosi
Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal perusahaan, maka dilakukan
perhitungan matriks IFE. Perhitungan Matriks IFE diperoleh dari matrik
pembobotan faktor-faktor strategis internal yang terdapat pada Lampiran 10. Hasil
pembobotan lingkungan internal dapat dilihat pada Lampiran 11, sehingga dapat
diperoleh matriks IFE seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Matriks IFE Bogor Laundry
No
1
2
3
4
1
2
3
4
Faktor internal
Kekuatan
Bebas biaya antar jemput
Peralatan canggih dengan kapasitas besar
Letak outlet strategis
Berpengalaman melayani hotel dalam jumlah besar
Kelemahan
Harga jual tidak didasarkan pada biaya operasional
Belum adanya standar kualifikasi untuk penerimaan
karyawan
Belum ada SOP pelayanan dan teknis operasional
Kurangnya sarana promosi
Total
(Data diolah, Desember 2014)
Bobot
Rating
Skor
0.086
0.128
0.146
0.131
3.33
4.00
4.00
4.00
0.288
0.512
0.583
0.524
0.152
1.00
0.152
0.083
2.00
0.167
0.119
0.155
1
1.00
1.33
0.119
0.206
2.551
16
Berdasarkan hasil pembobotan faktor-faktor internal, diketahui kekuatan
utama Bogor Laundry adalah letak outlet strategis (0.583) dan berpengalaman
melayani hotel dalam jumlah besar (0.524). Sedangkan kelemahan utama terletak
pada kurangnya sarana promosi (0.206) dan belum adanya stadar kualifikasi untuk
penerimaan karyawan (0.167).
Faktor eksternal berupa peluang dan ancaman juga dapat diidentifikasi
dengan melakukan wawancara dan pengamatan langsung terhadap Bogor laundry.
Aspek peluang Bogor Laundry sebagai berikut:
1. Tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca, tingkat kesibukan
masyarakat dan perkembangan bisnis di kota bogor
2. Jumlah laundry untuk segmen menengah ke atas relatif sedikit
3. Ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi
4. Kualitas dan kuantitas air yang cukup
Aspek ancaman Bogor Laundry sebagai berikut:
1. Semakin tingginya teknologi alat cuci rumah tangga
2. Kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti tingkat TDL, BBM dan bahan
baku
3. Lokasi pesaing yang berdekatan
Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal perusahaan, maka dilakukan
perhitungan matriks EFE. Perhitungan Matriks EFE diperoleh dari matrik
pembobotan faktor-faktor strategis eksternal yang terdapat pada Lampiran 12.
Hasil pembobotan lingkungan eksternal dapat dilihat pada Lampiran 13, sehingga
dapat diperoleh matriks EFE seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Matriks EFE Bogor Laundry
No
1
2
3
4
1
2
3
Faktor eksternal
Peluang
Tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca, tingkat
kesibukan masyarakat dan perkembangan bisnis di kota
bogor
Jumlah laundry untuk segmen menengah ke atas relatif
sedikit
Ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi
Kualitas dan kuantitas air yang cukup
Ancaman
Semakin tingginya teknologi alat cuci rumah tangga
Kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti TDL, BBM
dan bahan baku
Lokasi pesaing yang berdekatan
Total
Bobot
Rating
Skor
0.175
4.00
0.698
0.131
3.67
0.480
0.123
0.143
3.00
3.67
0.369
0.524
0.155
3.00
0.464
0.190
2.33
0.444
0.083
1
2.00
0.167
3.147
(Data diolah, Desember 2014)
Berdasarkan hasil pembobotan faktor-faktor eksternal, diketahui peluang
utama Bogor Laundry adalah tingginya potensi pasar yang didukung oleh cuaca,
tingkat kesibukan masyarakat dan perkembangan binis di kota bogor (0.698) dan
kualitas dan kuantitas air yang cukup (0.524). Sedangkan ancaman utama yang
dihadapi Bogor Laundry adalah semakin tingginya teknologi alat cuci rumah
tangga (0.464) dan kenaikan harga faktor-faktor produksi seperti TDL, BBM dan
bahan baku (0.444).
17
Matriks IE
Matriks IE diperoleh dari perpaduan antara matriks IFE dan EFE yang
dipetakan dengan grafik vertikal berupa satuan total skor matriks EFE dan grafik
horizontal memetakan total skor matriks IFE yang dapat menggambarkan posisi
perusahaan saat ini. Berdasarkan total skor faktor matrik IFE dan EFE dapat
dilihat posisi perusahaan pada matrik IE yaitu berada pada koordinat
(2.551,3.147). Matriks IE Bogor Laundry dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Hasil analisis matriks IE
Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa Bogor Laundry berada pada koordinat
sel V yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build
(tumbuh dan membangun).
Matriks SWOT
Analisis SWOT menggunakan data dari matriks IFE dan EFE Dengan
mencocokkan antara faktor internal dan eksternal diperoleh strategi S-O, W-O, ST dan W-T. Menurut David (2012) Strategi SO merupakan strategi yang
memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari
peluang eksternal. Strategi WO merupakan strategi yang bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari
peluang eksternal. Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Matriks SWOT Bogor
Laundry dapat dilihat pada Gambar 9.
18
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
1. Bebas biaya antar jemput
2. Peralatan canggih dengan
kapasitas besar
3. Letak outlet strategis
4. Berpengalaman melayani
hotel dalam jumlah besar
Kelemahan (W)
1. Harga jual tidak didasarkan
pada biaya operasional
2. Belum adanya standar
kualifikasi untuk
penerimaan karyawan
3. Belum ada SOP pelayanan
dan teknis operasional
4. Kurangnya sarana promosi
Peluang (O)
Strategi S-O
Strategi W-O
1. Tingginya potensi pasar
1. Menjaga kualitas
1. Memperluas pangsa pasar
yang didukung oleh cuaca,
pelayanan untuk
dengan meningkatkan
tingkat kesibukan
menangkap peluang pasar
promosi, menambah jumlah
masyarakat dan
yang semakin besar.
outlet dan kerjasama
perkembangan bisnis di kota
(S1, S2, O1, O2, O3, O4)
dengan hotel-hotel baru
bogor
serta perbaikan manajemen.
2. Jumlah laundry untuk
(W2, W3, W4, O1, O3, O4)
segmen menengah ke atas
relatif sedikit
3. Ketersediaan tenaga kerja
yang mencukupi
4. Kualitas dan kuantitas air
yang cukup
Ancaman (T)
Strategi S-T
Strategi W-T
1. Semakin tingginya
1. Memanfaatkan
1. Menambah jam
teknologi alat cuci rumah
pengalaman bekerja sama
operasional, mengendalikan
tangga
dengan beberapa hotel
biaya dan mengoptimalkan
2. Kenaikan harga faktordalam jumlah besar dan
target laba melalui
faktor produksi seperti
lokasi yang strategis untuk
kombinasi biaya, harga dan
tingkat TDL, BBM dan
menghadapi pesaing dan
volume penjualan.
bahan baku
pendatang baru usaha
(W1, T1, T2, T3)
3. Lokasi pesaing yang
laundry.
berdekatan
(S2, S3, S4, T1)
Gambar 9 Hasil analisis matriks SWOT
Berdasarkan analisa faktor internal dan eksternal perusahaan, maka dapat
diperoleh empat alternatif strategi. Keempat alternatif strategi tersebut dibuat agar
perusahaan dapat mengoptimalkan labanya.
Alternatif Strategi Terbaik
Alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengoptimalkan
labanya berdasarkan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
Strategi S-O
Menjaga kualitas pelayanan untuk menangkap peluang pasar yang semakin besar.
Jika menggunakan strategi ini Bogor Laundry harus dapat mempertahankan
kualitas jasa serta harga yang ditawarkan kepada pelanggan. Pemilik perusahaan
memperkirakan biaya tetap periode caturwulan pertama tahun 2015 meningkat
10% dari periode sebelumnya.
19
Strategi W-O
Memperluas pangsa pasar dengan meningkatkan promosi, menambah jumlah
outlet dan kerjasama dengan hotel-hotel baru serta melakukan perbaikan
manajemen.
Strategi ini dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menambah biaya tetap
untuk meningkatkan promosi serta perbaikan manajemen. Biaya tetap
diperkirakan naik sebesar 20% dari biaya tetap pada periode caturwulan 3 tahun
2014 dan efisinsi biaya variabel sebesar 2% dari periode sebelumnya. Dengan
adanya strategi ini diharapkan penjualan meningkat sebesar 5%.
Strategi S-T
Memanfaatkan pengalaman bekerjasama dengan beberapa hotel dalam jumlah
besar dan lokasi yang strategis untuk menghadapi pesaing dan pendatang baru
usaha laundry.
Strategi ini memungkinkan Bogor Laundry meningkatkan biaya variabel
sebesar 10%, biaya tetap pada strategi ini masih berdasarkan perkiraan pemilik
pada periode caturwulan pertama tahun 2015 yaitu naik sebesar 10%.
Strategi W-T
Menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target
laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume penjualan.
Strategi ini memungkinkan perusahaan meningkatkan harga jual. Biaya
tetap diperkirakan naik 15%, biaya variabel naik 10% dan volume penjualan naik
10%.
Setelah analisa ini diharapkan perusahaan dapat menentukan strategi terbaik
untuk meningkatkan laba usahanya. Berikut perkiraan laba yang disajikan dalam
bentuk tabel. Hasil perhitungan alternatif strategi dapat dilihat lebih lengkap pada
Lampiran 14. Perkiraan laba yang diperoleh dengan menggunakan keempat
alternatif strategi tersebut disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Perkiraan laba Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015
berdasarkan penggunaan alternatif strategi
Strategi W-O
Strategi S-T
Strategi W-T
Biaya tetap naik
Biaya tetap dan
Biaya tetap naik
Strategi S-O
20%, efisiensi
Keterangan Biaya tetap naik
biaya variabel naik 15%, biaya variabel
biaya variabel
10% dan harga
naik 10% dan
10%
2% dan penjualan
jual naik
penjualan naik 10%
naik 5%
Target
136210
154311
113153
129381
Penjualan
Total
Rp925 747 000
Rp1 048 842 000
Rp885 502 000
Rp1 012 358 000
Penjualan
Total biaya
Rp469 890 843
Rp521 744 165
Rp429 559 248
Rp491 068 327
variabel
Margin
Rp455 856 157
Rp527 097 835
Rp455 942 752
Rp521 289 673
Kontribusi
Biaya Tetap
Rp395 893 300
Rp431 883 600
Rp395 893 300
Rp413 888 450
Laba
Rp59 962 857
Rp95 214 235
Rp60 049 452
Rp107 401 223
BEP
Rp803 975 178
Rp859 380 610
Rp768 877 907
Rp803 782 053
20
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa strategi yang memberikan laba
terbesar untuk Bogor Laundry periode caturwulan pertama tahun 2015 adalah
strategi WT yaitu dengan menambah jam operasional, mengendalikan biaya dan
mengoptimalkan target laba melalui kombinasi biaya, harga dan volume
penjualan.
Matriks QSPM
Analisis QSPM menggunakan nilai AS diisi oleh pemilik perusahaan yang
merupakan orang yang paling mengetahui kondisi perusahaan. Secara konseptual
QSPM menentukan daya tarik dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan
faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Daya tarik relatif dari
tiap strategi di dalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak
kumulatif dari setiap faktor keberhasilan penting internal dan eksternal
(Kurniawati 2009). Berdasarkan matriks QSPM pada Lampiran 15, strategi
terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah strategi W-T “Menambah jam
operasional, mengendalikan biaya dan mengoptimalkan target laba melalui
kombinasi biaya, harga dan volume penjualan” dengan nilai STAS sebesar 5.994.
Implikasi Manajerial
Setelah dilakukan analisa SWOT dapat diperoleh empat alternatif strategi
untuk mengoptimalkan laba Bogor Laundry. Keempat alternatif tersebut dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajerial untuk
menetapkan strategi peningkatan laba perusahaan periode caturwulan pertama
tahun 2015. Alternatif strategi yang pertama adalah strategi S-O dimana
peusahaan perlu menjaga kualitas pelayanan untuk menangkap peluang pasar
yang semakin besar dengan cara menaikkan biaya tetap sebanyak 10%. Alternatif
strategi kedua adalah strategi W-O dimana perusahaan dapat memperluas pangsa
pasar dengan meningkatkan promosi, menambah jumlah outlet dan kerjasama
dengan hotel-hot