Ukuran Dan Bentuk Tubuh Kambing Peranakan Etawah (Pe) Betina Dewasa Di Peternakan Yang Berbeda

UKURAN DAN BENTUK TUBUH KAMBING PERANAKAN
ETAWAH (PE) BETINA DEWASA DI PETERNAKAN
YANG BERBEDA

ATIKAH AYU ARUM

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Ukuran dan Bentuk Tubuh
Kambing Peranakan Etawah (PE) Betina Dewasa di Peternakan yang Berbeda adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Atikah Ayu Arum
NIM D14110025

ABSTRAK
ATIKAH AYU ARUM. Ukuran dan Bentuk Tubuh Kambing Peranakan Etawah (PE)
Betina Dewasa di Peternakan yang Berbeda. Dibimbing oleh AFTON ATABANY dan
RINI HERLINA MULYONO
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik morfometrik beserta
penciri berdasarkan ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina dewasa di Peternakan
Sahid, Peternakan Cordero, dan Peternakan Doa Anak Yatim. Ukuran dan bentuk
tubuh kambing PE betina dewasa memberikan sumbangan pada data dasar
morfometrik tubuh yang diperlukan dalam penentuan karakteristik informasi dasar
kambing. Jumlah kambing PE penelitian adalah 90 ekor, masing-masing peternakan
terdiri 30 ekor. Variabel yang diukur adalah tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang
badan, lebar dada, dalam dada, lebar pinggul, panjang pelvis, lingkar dada dan lingkar
kanon. Analisis data menggunakan Statistik Deskriptif, T2-Hotelling, dan Analisis
Komponen Utama. Lingkar dada merupakan penciri ukuran tubuh kambing PE di tiga

peternakan. Panjang badan juga penciri ukuran tubuh kambing PE di Peternakan
Cordero. Penciri bentuk tubuh berbeda pada tiga peternakan. Tinggi pinggul
merupakan penciri bentuk tubuh kambing PE di Peternakan Cordero, tinggi pundak di
Peternakan DAY dan panjang badan di Peternakan Sahid. Kerumunan data tubuh
individu kambing PE membentuk kerumunan sendiri.
Kata kunci: Analisis Komponen Utama, kambing Peranakan Etawah, kerumunan,
ukuran dan bentuk tubuh

ABSTRACT
ATIKAH AYU ARUM. Body Size and Shape of Etawah Grade Does in Different
Farms. Supervised by AFTON ATABANY and RINI HERLINA MULYONO
The purpose of this research is to acquire the genetic information of
morphometric charactheristic and determining characteristics of the Etawah Grade
Does body size and shape in Sahid Farm, Cordero Farm, and Doa Anak Yatim (DAY)
Farm. Etawah Grade Does body size and shape contribute to the basic body
morphometric data that require in the determination of basic charactheristic
information of the goat. The amount of Etawah Grade Does in this research were 90
heads, and each Farm were 30 heads. The measurement variable is shoulder height,
hip height, body length, chest width, depth chest, hip width, rump length, chest
circumference and cannon circumference. The data analysis works using descriptive

statistics, T2-Hotelling, and Principal component analysis. The chest circumference
was the main body size charactheristics of the Etawah Grade Does in these three
Farms. The length of the goat body was also the main Etawah Grade Does body shape
charactheristic in Cordero Farm. The body shape charactheristic were different in the
three location.The hip height were the main body shape charactheristic of the Etawah
Grade Does in Cordero Farm, shouder heigth in DAY Farm, and the body length in
Sahid Farm. The data group of the individual Etawah Grade Does body were forming
the different group.
Key words: body size and shape, cluster, Etawah Grade, principal component analysis.

UKURAN DAN BENTUK TUBUH KAMBING PERANAKAN
ETAWAH (PE) BETINA DEWASA DI PETERNAKAN
YANG BERBEDA

ATIKAH AYU ARUM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Ukuran dan Bentuk Tubuh Kambing
Peranakan Etawah (PE) Betina Dewasa di Peternakan yang Berbeda” berhasil
diselesaikan. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sejak bulan April sampai Juni 2015
di Peternakan Sahid di Desa Pamijahan Kecamatan Gunung Menyan, Bogor Jawa
Barat, Peternakan Cordero di Ciapus, Bogor Jawa Barat dan Peternakan Doa Anak
Yatim (DAY) di Desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea, Bogor Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Afton Atabany, MSi dan Ir Rini H
Mulyono, MSi serta Ir Sri Rahayu MSi atas bimbingan dan pengarahan yang telah
diberikan. Terima kasih kepada Ayahanda Agus Kisworo, Ibunda Ahyuni, adik Ocy,
adik Farah serta seluruh keluarga atas setiap dukungan terbaik yang diberikan sejak

lahir sampai menyelesaikan studi ini. Ungkapan terima kasih juga ditujukan kepada
Tim Kambing Perah di Lab Kakak Novita, Grace, Wildan, Fandes, terimakasih kepada
Mas Arif, Bangun Parinata, dan Meidera yang telah membantu saat pengambilan data
di lapang. Opi, Ina, Rani, Ica, dan Bibeh atas semangat yang diberikan dan temanteman IPTP 48 untuk semangat, bantuan dan kerja samanya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.

Bogor, September 2015

Atikah Ayu Arum
NRP D14110025

vii

DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
PRAKATA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN

Latar belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis T2-Hotelling
Analisi Komponen Utama
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

iii
iii
vi

viii
viii
1
1
1
2
2
2
2
2
2
6
6
9
9
14
15
17
18


DAFTAR TABEL
1
2

Kondisi umum dan manajemen kambing PE betina di tiga peternakan
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman variabel variabel
Ukuran tubuh kambing PE betina dewasa di tiga Peternakan
3 Hasil analisis T2-Hotelling variabel variabel ukuran tubuh kambing
PE betina dewasa di tiga peternakan
4 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina dewasa di
Peternakan Sahid
5 Korelasi ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina dewasa
terhadap variabel variabel pengukuran tubuh di Peternakan Sahid
6 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina dewasa di
Peternakan Cordero
7 Korelasi ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina dewasa
terhadap variabel variabel pengukuran tubuh di Peternakan Cordero
8 Persamaan ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina dewasa di
Peternakan DAY
9 Korelasi ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina dewasa

terhadap variabel variabel pengukuran tubuh di Peternakan DAY
10 Rekapitulasi penciri ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina
dewasa di tiga peternakan

6
7
9
10
10
11
11
12
12
12

DAFTAR GAMBAR
1
2

Sembilan variabel linear permukaan tubuh kambing PE betina dewasa

Kerumunan data pada kambing PE betina dewasa di Peternakan Sahid,
Peternakan Cordero Dan Peternakan DAY berdasarkan skor ukuran
dan skor bentuk tubuh

3

13

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kambing merupakan ternak yang beradaptasi baik dengan lingkungan tropis.
Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa perkembangan populasi kambing
meningkat setiap tahun. Pada tahun 2012 jumlahnya 17 906 000 ekor, pada tahun 2013
meningkat menjadi 18 500 000 ekor pada tahun 2014 meningkat menjadi 19 216 000
ekor. Kambing pada umumnya dipelihara dengan tujuan dijadikan ternak potong,
tetapi kambing PE merupakan kambing dwiguna penghasil daging dan susu (BSN
2008; Atabany 2013). Beberapa sifat kambing yang menguntungkan seperti cepat
berkembang biak, menjadikan ternak ini diminati masyarakat. Kambing PE
merupakan hasil persilangan tatar (grading up) antara kambing etawah dan kambing
kacang (Atabany 2001; Sutama dan Budiarsa 2013). Kambing PE menjadi salah satu

ternak lokal dan memiliki potensi genetik yang tinggi sehingga banyak peternak
rakyat yang membudidayakan.
Pertumbuhan diartikan sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan
bobot yang terjadi pada seekor ternak. Pengukuran pertumbuhan dapat diketahui
dengan mengukur bagian ukuran ukuran tubuh ternak (Swatland 1984; Aberle et al.
2001). Pola pertumbuhan ternak kambing yang berkembang lebih awal terjadi pada
tulang kepala dan kaki, pertumbuhan tulang yang relatif sedang terjadi pada tulang
rongga dada dan bahu, sedangkan pertumbuhan tulang yang relatif lambat dan tumbuh
paling akhir saat mencapai ukuran dewasa adalah bagian punggung (Syawal et al.
2013). Pertumbuhan ukuran tubuh yang lebih cepat pada kambing usia muda
berkorelasi tinggi dengan ukuran tubuh kambing pada saat dewasa yang lebih besar
(Davendra dan Burns 1994).
Ukuran (size) dan bentuk (shape) tubuh kambing memberikan pengaruh pada
data dasar morfometrik tubuh yang diperlukan dalam penentuan karakteristik
informasi dasar kambing. Kambing PE yang banyak tersebar di beberapa wilayah
Indonesia dengan kondisi lingkungan dan manajemen yang berbeda, dapat
memberikan karakteristik khusus karena proses adaptasi. Pengukuran permukaan
linear tubuh kambing PE pada peternakan yang berbeda, dilakukan untuk memperoleh
informasi morfometrik yang secara genetis bersifat mewaris. Morfometrik diartikan
suatu cara yang mencakup pengukuran bentuk atau suatu cara pengukuran yang
memungkinkan sesuatu untuk diuji. (Campbell dan Lack 1985) menyatakan bahwa
morfometrik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran.
Perbedaan karakteristik ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina dewasa
yang diperoleh melalui Analisis Komponen Utama dapat memberikan gambaran
adaptasi ternak tersebut pada lingkungan dan manajemen yang berbeda. Proses
adaptasi yang telah berlangsung merupakan kemampuan genetis kambing PE betina
dewasa yang diekspresikan dalam bentuk ukuran dan bentuk tubuh melalui
pengamatan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi genetik karakteristik
morfometrik beserta penciri berdasarkan ukuran dan bentuk tubuh kambing PE betina

2

dewasa di Peternakan Sahid, Peternakan Cordero, dan Peternakan Doa Anak Yatim
sebagai acuan konservasi. Penelitian ini dapat menentukan keragaman pada setiap
kerumunan data kambing PE betina dewasa yang divisualisasikan pada diagram
kerumunan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memperoleh informasi genetik karakteristik morfometrik serta
penciri berdasarkan ukuran (size) dan bentuk (shape) tubuh kambing PE betina dewasa
di Peternakan Sahid, Peternakan Cordero, dan Peternakan Doa Anak Yatim. Variabel
yang diamati adalah tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang badan, lebar dada, dalam
dada, lebar pinggul, panjang kelangkang, lingkar dada, dan lingkar kanon. Hasil
penelitan dapat digunakan sebagai kelengkapan data dasar morfometrik sebagai upaya
ke arah konservasi dalam mempertahankan karakteristik morfometrik kambing PE.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengamatan dilaksanakan di Peternakan Sahid Desa Pamijahan, Kecamatan
Gunung Menyan Bogor. Peternakan Cordero Ciapus, Bogor, Jawa Barat. Peternakan
Doa Anak Yatim Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
Penelitian dilaksanakan pada April-Juni 2015.
Bahan
Ternak yang digunakan yaitu kambing PE betina dewasa berjumlah 90 ekor
dengan rincian masing masing peternakan 30 ekor. Kambing PE betina dewasa tubuh
(berumur 1-2 tahun) digunakan pada penelitian ini.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tongkat ukur untuk mengukur
tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang badan dan dalam dada. Kaliper digunakan untuk
mengukur lebar dada dan lebar pinggul. Pita ukur digunakan untuk mengukur panjang
pelvis, lingkar dada dan lingkar kanon. Digital camera, wearpack, sepatu boot, alat-alat
tulis serta lembar-lembar tabel untuk mengisi data mentah.

Prosedur
Pengukuran variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh (panjang tulang)
dilakukan pada penelitian ini. Sembilan variabel-variabel yang diukur berdasarkan
Battaglia (2007) yang telah dimodifikasi disajikan pada Gambar 1.
1. Tinggi pundak (X1) diperoleh dari jarak tertinggi pundak melalui Os scapula
posterior tegak lurus sampai permukaan tanah.

3

2. Tinggi pinggul (X2) diperoleh dari jarak tertinggi pinggul Os illium sampai
permukaan tanah.
3. Panjang badan (X3) atau Tubersitas humeri-Tuber ischii diperoleh dari jarak
dari penonjolan bahu Tubersitas humeri sampai tulang duduk Tuber ischii.
4. Lebar dada (X4) atau Os Scapula kanan-kiri diperoleh dari jarak antara
penonjolan bahu (Os scapula) kanan dan kiri.
5. Dalam dada (X5) atau Scapula-Sternum diperoleh dari jarak antara Scapula atas
bagian belakang dan Sternum.
6. Lebar pinggul (X6) atau Tuber coxae kanan-kiri diperoleh dari jarak antara
sendi pinggul kanan dan kiri.
7. Panjang pelvis (X7) atau Os illium-Os ichium diperoleh dari jarak antara
pangkal paha Os illium sampai Os ichium.
8. Lingkar dada (X8) diperoleh dari pengukuran melingkar rongga dada di
belakang sendi bahu.
9. Lingkar kanon (X9) Lingkar Carpus diperoleh dari pengukuran melingkar di
tengah-tengah Carpus kaki depan sebelah kiri

Gambar 1 Sembilan variabel linear permukaan tubuh kambing PE betina dewasa
Analisis Data
Statistik deskriptif
Data yang diperoleh diolah secara deskriptif meliputi nilai rataan, simpangan
baku dan koefsien keragaman pada variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh
kambing PE betina, yang dihitung berdasarkan Rumus (Gaspersz 1992).
̅=


∑ �=�




=

Keterangan:
̅ = Rata-rata
Xi= Ukuran ke-i dari variabel ke x
N = jumlah sampel kambing PE betina

+

+



+ …+



4

Rumus perhitungan simpangan baku yang digunakan:
�= √

Keterangan:
� = simpangan baku
̅ = rata-rata
Xi = ukuran ke-i dari variabel ke x
N = jumlah sampel kambing PE betina


∑ �=�

�−

²

Rumus perhitungan koefisien keragaman yang digunakan:
�� =

Keterangan:
KK = koefisien keragaman
� = simpangan baku
X = rata-rata



×

%

Statistik T2-Hotelling
Data setelah dianalisis deskriptif, diolah dengan statistik T2-Hotelling (Gaspersz
1992), sebagai berikut:
T2 =

Selanjutnya besaran:

� �

� +�

F=
Akan berdistribusi dengan derajat bebas
V1 = p


� +� −�−

′��− (

� +� − �

-

T2

V2 = n1 + n2 – p

Keterangan:
T2 = hasil uji statistik T2-Hotelling
F = nilai hitung untuk T2-Hotelling
n1 = ukuran sampel kambing PE betina dari kelompok 1
n2 = ukuran sampel kambing PE betina dari kelompok 2
P = banyaknya variabel yang digunakan
��− = invers dari matriks kovarian (SG)
X1 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 1
X2 = vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok 2

Hipotesis dalam pengujian tersebut adalah:
H : U1 = U2
: berarti bahwa vektor nilai rataan dari kelompok pertama sama
dengan kelompok kedua
H0 : U1 ≠ U2 : berarti bahwa vektor nilai rataan dari kelompok pertama berbeda
dengan kelompok kedua

5

Analisis Komponen Utama
Analisis Komponen Utama (AKU) digunakan untuk memperoleh skor ukuran
(size) dan skor bentuk (shape) berdasarkan persamaan AKU (Gaspersz 1992), seperti
yang diuraikan berikut ini.

Keterangan:




−�



− ���



= �



+ �



+ ⋯ + ���



= Komponen utama ke – p (p = 1,2,3,...10)
= Variabel ke-p (p = 1,2,3,...,10)
= Vektor ciri atau vektor Eigen ke – p untuk p = 1,2,.., 10 dengan komponen
utama ke – p

Model rumus persamaan ukuran yang digunakan menggunakan rumus Gaspersz
(1992) yang dimodifikasi sebagai berikut:
= �
Keterangan:



+ �
+ �

+ �
+ �

+ �

+ �

+ �

+ �

= Skor ukuran (Komponen utama pertama)
= Tinggi pundak
= Tinggi pinggul
= Panjang badan
= Lebar dada
= Dalam dada
= Lebar pinggul
= Panjang pelvis
= Lingkar dada
= Lingkar kanon
− � = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P = 1, 2, ... , 9

Model rumus persamaan bentuk digunakan menggunakan rumus Gaspersz
(1992) yang dimodifikasi sebagai berikut:
= �
Keterangan:



+ �
+ �

+ �
+ �

+ �

+ �

= Skor bentuk (Komponen utama kedua)
= Tinggi pundak
= Tinggi pinggul
= Panjang badan
= Lebar dada
= Dalam dada
= Lebar pinggul
= Panjang pelvis
= Lingkar dada
= Lingkar kanon
− � = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P = 1, 2, ... , 9

+ �

+ �

6

Pembuatan Diagram Kerumunan
Diagram kerumunan dibuat berdasarkan sumbu X sebagai skor ukuran dan
sumbu Y sebagai skor bentuk. Skor tersebut diperoleh berdasarkan persamaan ukuran
dan bentuk kambing PE betina pada setiap peternakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum dan Analisis Statistik Deskriptif
Keadaan umum di 3 peternakan terletak di wilayah yang sama yaitu Kabupaten
Bogor. Peternakan Sahid terletak di ketinggian 400 m dpl dengan curah hujan 3 500 4 000 mm memiliki suhu harian 26 ºC dengan kelembaban 74% (Pemerintah
Kabupaten Bogor 2015). Peternakan Cordero terletak di ketinggian 500 m dpl, dengan
curah hujan rata rata setiap tahun sekitar 3 500 - 4 000 mm (Pemerintah Kabupaten
Bogor 2015), suhu harian 26 ºC dan kelembaban 76% (Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika 2015). Peternakan DAY di terletak di ketinggian 350 m dpl
dengan curah hujan 3 500 - 4 000 mm (Pemerintah Kabupaten Bogor 2015) memiliki
suhu harian 27 ºC dengan kelembaban 74% (Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika 2015). Suhu ketiga peternakan berada dalam zona nyaman. Smith dan
Mangkoewidjojo (1988) zona suhu nyaman kambing berada pada rentang 18 ºC – 30
ºC. Hasil wawancara pada Tabel 1 telah dilakukan terhadap peternak untuk
mengetahui kondisi umum, manajemen dan produksi susu yang di hasilkan oleh ketiga
peternakan.
Tabel 1 Kondisi umum dan manajemen kambing PE betina di 3 peternakan
Parameter
Peternakan Sahid Peternakan Cordero Peternakan DAY
Tahun berdiri

1999

2007

2000

Jenis Pakan

Rumput Lapang
Ampas Tahu

Rumput Lapang
Rumput Gajah
Konsentrat
(Ampas kedelai,
bungkil kelapa,
pollard)

Rumput Lapang
Rumput Gajah
Ampas Kedelai

Produksi Susu
L ekor-1 hari-1

1.5 – 2 L

2.1 – 3 L

2 – 2.5 L

Frekuensi
Pemerahan Susu
L ekor-1 hari-1

Pagi - Sore

Pagi - Sore

Pagi - Sore

Harga Jual Susu
L ekor-1 hari-1

Rp 20 000

Rp 40 000

Rp 100 000

Perkandangan

Individu

Individu

Kelompok

Asal Kambing

Kaligesing

Kaligesing

Kaligesing

7

Hasil analisis deskriptif pada Tabel 2 menunjukan rataan, simpangan baku dan
koefisien keragaman variabel - variabel ukuran linear permukaan tubuh kambing PE
betina dewasa di 3 peternakan. Nilai koefisien keragaman yang diperoleh pada
penelitian mengindikasikan ketelitian program seleksi yang telah dilakukan. Ukuran
tubuh kambing PE betina dewasa di Peternakan Cordero ditemukan paling besar
dibandingkan dengan kedua peternakan lain. Hampir seluruh variabel menunjukan
ukuran besar bahkan terseleksi ketat pada panjang pelvis (X7), lingkar dada (X8) dan
lebar dada (X4) meskipun bukan yang terbesar tetapi paling terseleksi ketat. Variabel
ukuran lain termasuk yang terbesar. Krismanto (2011) melaporkan bahwa ditemukan
korelasi positif antara produksi susu terhadap lebar dada dan lingkar dada. Lingkar
kanon ditemukan terbesar. Sutiyono et al. (2006) menyatakan bahwa panjang dan lebar
pelvis merupakan organ tubuh induk yang penting karena berkorelasi positif terhadap
tipe kelahiran pada kambing PE dewasa.
Tabel 2 Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman variabel-variabel ukuran
tubuh kambing PE betina dewasa di 3 peternakan
Peternakan Sahid Peternakan Cordero Peternakan DAY
Variabel
(n = 30)
(n = 30)
(n = 30)
(cm)
Tinggi pundak (X1)
Tinggi pinggul (X2)
Panjang badan (X3)
Lebar dada (X4)
Dalam dada (X5)
Lebar pinggul (X6)
Panjang pelvis (X7)
Lingkar dada (X8)
Lingkar kanon (X9)

74.18±3.36
(4.52%)
78.07±3.39
(4.34%)
69.49±4.49
(6.46%)
17.89±1.23
(6.88%)
33.10±3.06
(9.25%)
17.65±1.18
(6.70%)
17.60±1.18
(6.73%)
80.68±5.22
(6.46%)
10.12±0.75
(7.41%)

77.89±3.97
(5.10%)
81.70±3.91
(4.79%)
78.74±6.18
(7.85%)
19.05±1.15
(6.02%)
34.75±3.40
(9.79%)
18.89±1.54
(8.16%)
18.02±0.96
(5.31%)
90.44±5.83
(6.45%)
11.03±0.86
(7.78%)

69.12±4.82
(6.97%)
70.59±4.43
(6.28%)
68.45±4.43
(6.48%)
19.22±1.31
(6.82%)
32.17±2.94
(9.15%)
18.60±1.35
(7.25%)
16.96±1.35
(7.95%)
81.08±6.18
(7.62%)
9.61±0.77
(8.06%)

Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman, n = menunjukan jumlah
sampel

Peternakan Cordero merupakan peternakan komersial penghasil susu kambing.
Arah pemuliaan Peternakan Cordero lebih ke tipe perah dengan produksi susu tertinggi
melalui seleksi ketat. Tujuan produksi Peternakan Cordero adalah produksi susu
komersial. Jenis pakan yang diberikan paling bervariasi dibandingkan peternakan lain.
Pakan diberikan pada pagi dan sore hari. Pakan terdiri atas rumput lapang, rumput
gajah (Pennisetum purpureum), ampas kedele, bungkil kelapa dan pollard. Seleksi
ketat dengan pemberian pakan yang baik, memberikan hasil yang terbaik pada sifat

8

ukuran-ukuran linear permukaan tubuh yang secara tidak langsung mempengaruhi
produksi susu.
Peternakan Sahid memiliki kambing PE betina dewasa berukuran tubuh sedang
dengan tinggi pundak (X1), tinggi pinggul (X2), panjang badan (X3), lebar pinggul (X6)
dan lingkar kanon (X9) terseleksi paling ketat. Lingkar kanon kambing PE betina di
Peternakan Sahid terseleksi ketat dengan ukuran sedang, sehingga berdasarkan Bakari
et al. (2008) pada kambing kacang, lingkar kanon mampu menopang tubuh sehingga
semakin besar lingkar kanon maka kemampuan ternak menopang tubuh semakin besar
sehingga kemampuan kambing PE di Peternakan Sahid tersebut menopang tubuh yang
berukuran tidak terlalu besar (sedang). Korelasi positif antara tipe kelahiran ternak
terhadap panjang badan, tinggi badan dan lebar pinggul telah diamati oleh Sutiyono et
al. (2010). Peternakan Sahid di bawah pengelolaan Pondok Pesantren Modern Sahid
(PPMS) memiliki manajemen pakan disamping kurang terkontrol diantaranya jenis
pakan yang kurang beragam dibandingkan dengan peternakan Cordero. Pemberian
rumput lapang dan ampas tahu dilakukan pada pagi dan sore hari. Produksi susu yang
dihasilkan hanya cukup untuk menyediakan kebutuhan protein hewani santri. Arah
pemuliaan kambing PE betina dewasa di Peternakan Sahid lebih ke tipe perah dengan
produksi yang terendah. Seleksi terhadap produksi susu tidak seketat dua peternakan
lain. Tujuan produksi susu di Peternakan Sahid yaitu untuk memenuhi kebutuhan
protein hewani santri.
Peternakan DAY terletak di ketinggian 350 m dpl lebih rendah dibandingkan
kedua peternakan lainnya. Hal tersebut berakibat secara tidak langsung terhadap
ukuran-ukuran linear tubuh yang ditemukan paling kecil kecuali pada lebar dada (X4)
yang berukuran terbesar dan lebar pinggul (X6) serta lingkar dada (X8) yang berukuran
sedang. Menurut Krismanto (2011) ditemukan korelasi positif antara produksi susu
terhadap lebar dada dan lingkar dada. Ukuran lebar dada yang ditemukan terbesar
dibandingkan dengan dua peternakan lain hal tersebut merupakan hasil adaptasi ternak
terhadap kemampuan ternak dalam mengkonsumsi pakan. Konsumsi pakan yang baik
berpengaruh terhadap pertambahan ukuran lingkar dada yang di dalamnya terdapat
tulang rusuk dan jaringan otot. Setiawati et al. (2013) melaporkan bahwa pertambahan
ukuran lingkar dada berkorelasi terhadap pertumbuhan tulang rusuk dan jaringan otot
yang melekat pada tulang rusuk. Lingkar kanon kambing PE betina di Peternakan
DAY berukuran kecil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tubuh kambing PE betina
dewasa di peternakan tersebut berukuran kecil, berdasarkan Bakari et al. (2008).
Produksi susu kambing PE di Peternakan DAY dijual dengan harga di atas rata-rata
karena lokasi Peternakan dijadikan obyek wisata rohani. Tujuan produksi Peternakan
DAY adalah menghasilkan susu untuk pengunjung obyek wisata rohani. Seleksi ke
arah produksi susu tidak dilakukan seketat Peternakan Cordero.
Perbedaan ukuran ukuran linier permukaan tubuh di peternakan yang berbeda
tetapi dalam wilayah yang hampir sama dan arah pemuliaan yang sama (lebih ke arah
tipe perah) dikarenakan tujuan produksi yang berbeda dengan penerapan manajemen
masing masing peternakan yang berbeda pula, termasuk dalam hal pemilihan jenis
pakan yang diberikan. Menurut Bugiwati (2007) selain faktor genetik, perkembangan
ukuran-ukuran tubuh ternak dipengaruhi oleh faktor sistem manajemen pemeliharaan
dan faktor lingkungan. Sukowarsih (2013) menyatakan bahwa perbedaan ukuranukuran linear permukaan tubuh kambing PE disebabkan perbedaan menejemen
pemeliharaan yang di dalamnya melibatkan kebijakan peternak dalam program

9

pemuliaan dan pemberian pakan. Alim (2014) menyatakan bahwa pakan merupakan
komponen utama yang mempengaruhi produktivitas.
Kondisi pakan (kualitas dan kuantitas) yang tidak mencukupi kebutuhan,
menyebabkan produktivitas ternak menjadi rendah, antara lain ditunjukkan oleh laju
pertumbuhan tubuh yang lambat. Jenis pakan di Peternakan Cordero lebih lengkap
dibandingkan dengan kedua peternakan lain dan produksi susu di Peternakan Cordero
tertinggi meskipun seluruh Peternakan kambing PE diarahkan untuk produksi susu.
Menurut (Siregar 1992) peningkatan produksi susu terjadi karena energi dan zat-zat
makanan lainnya yang diperlukan untuk memproduksi susu tersedia dalam jumlah
lebih banyak. Sukarini (2006) menambahkan bahwa penambahan konsentrat pada
ransum hijauan induk kambing PE betina berpengaruh sangat nyata terhadap produksi
susu. Semua itu terjadi karena produk adaptasi ternak yaitu interaksi antara genetik
ternak dan lingkungan. Secara genetik kambing yang diamati adalah sama yaitu
kambing PE betina, sehingga yang membedakan adalah lingkungan yang
diekspresikan dalam bentuk interaksi genetik dan lingkungan atau proses adaptasi.
Arah pemuliaan yang sama yaitu lebih ke arah tipe perah, dengan tujuan produksi yang
berbeda menyebabkan keketatan seleksi terhadap sifat perah tidak sama pada setiap
peternakan.
Analisis T2-Hotelling
Hasil statistik T2-Hotelling yang disajikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
perbedaan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh kambing PE betina dewasa
ditemukan diantara peternakan yang diamati.
Tabel 3 Hasil statistik T2-Hotelling variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh
kambing PE betina dewasa di 3 peternakan
Peternakan
Statistik T2Nilai F
Nilai P
Kesimpulan
Hotelling
Sahid vs Cordero

1.55

8.59

0.00

**

Sahid vs DAY

2.76

15.36

0.00

**

Cordero vs DAY

2.60

14.47

0.00

**

Keterangan : **=sangat nyata (P