Variabel Pembeda Ukuran Permukaan Linear Kepala Kambing Peranakan Etawah (Pe) Betina Di Tiga Farm
VARIABEL PEMBEDA UKURAN PERMUKAAN LINEAR
KEPALA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)
BETINA DI TIGA FARM
WILDAN TAUFIQULLOH
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Variabel Pembeda
Ukuran Permukaan Linear Kepala Kambing Peranakan Etawah (PE) Betina di
Tiga Farm adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015
Wildan Taufiqulloh
NIM D14110022
ABSTRAK
WILDAN TAUFIQULLOH. Variabel Pembeda Ukuran Permukaan Linear
Kepala Kambing Peranakan Etawah (PE) Betina di Tiga Farm. Dibimbing oleh
RINI HERLINA MULYONO dan AFTON ATABANY.
Setiap kambing memiliki karakteristik yang unik dari morfometrik ukuran
kepala. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel pembeda ukuran
permukaan linear kepala kambing PE betina di BPTU KDI-HPT Pelaihari
(Pelaihari), Cordero Farm dan Doa Anak Yatim Farm (DAY),
mengklasifikasikan individu dalam setiap kelompok kambing berdasarkan nilai
Wald-Anderson dan menentukan berbagai perbedaan jarak morfometrik D2Mahalonobis pada ukuran permukaan linear kepala. Penelitian ini dilakukan di
Pelaihari, Cordero Farm dan DAY Farm dengan pengumpulan data pada bulan
Februari 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 data,
masing-masing farm 30 data. Variabel yang diukur adalah panjang wajah (X1),
panjang kepala (X2), panjang rahang (X3), kepala tinggi (X4), panjang (X5),
panjang hidung (X6), jarak antara bagian dalam rongga mata (X7), lebar kepala
(X8) dan Supraorbitale (X9). Hasil analisis diskriminan Fisher menyatakan bahwa
Basion-prosthion (X2), tuber facial kiri-kanan (X5), euryon kiri-kanan (X8) dan
supraorbitale kiri-kanan (X9) merupakan variabel pembeda antara kelompok
kambing PE Pelaihari vs Cordero Farm dan juga antara Pelaihari vs DAY Farm.
Variabel pembeda antara kelompok Cordero dan DAY tidak ditemukan. Jarak
ketidakserupaan morfometrik ukuran kepala kambing PE betina antara Pelaihari
vs Cordero Farm sebesar 7.473, Pelaihari vs DAY Farm 6.854 dan Cordero Farm
vs DAY Farm 2.265.
Kata kunci: analisis diskriminan, kambing Peranakan Etawah, ukuran kepala
ABSTRACT
WILDAN TAUFIQULLOH. Head Size Discriminantor Variable of Etawah Grade
Does at Three Farm. Supervised by RINI HERLINA MULYONO and AFTON
ATABANY.
Each goats has unique characteristic of morphometric head size. This study
is aimed to determine the differences among surface linear measurement head
morphometric characteristics of BPTU KDI-HPT Pelaihari (Pelaihari), Cordero
Farm and Doa Anak Yatim Farm (DAY), classify individuals in each group on the
basis goats Wald-Anderson value and specify a different range of D2-Mahalonobis
morphometric on the size of the head surface. This research was conducted in
Pelaihari, Cordero Farm and DAY Farm with data collection in April 2015. The
data used in this study as many as 90 data, each farm as 30 data. Variables
measured were the length of the face (X1), head length (X2), jaw length (X3), high
head (X4), length (X5), length of the nose (X6), the distance between the inside of
the eye socket (X7), head width (X8) and Supraorbitale (X9). Fisher discriminant
analysis results stated that basion-prosthion (X2), tuber facial left-right (X5),
euryon left-right (X8) and left-right supraorbitale (X9) is a variable distinguishing
between groups of goats Pelaihari vs.Cordero Farm and also among Pelaihari vs
DAY Farm. Distinguishing variable between Cordero and DAY Farm groups are
not found. Unsimilarity head morphometric distance between Pelaihari vs Cordero
Farm of 7.473, Pelaihari vs DAY Farm 6.854 and Farm Cordero vs DAY Farm
2.265.
Key words : discriminant analysis, Etawah Grade does, head size
VARIABEL PEMBEDA UKURAN PERMUKAAN LINEAR
KEPALA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)
BETINA DI TIGA FARM
WILDAN TAUFIQULLOH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Alhamdulillah dan Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul Variabel Pembeda Ukuran Permukaan Linear Kepala Kambing Peranakan
Etawah (PE) Betina di Tiga Farm. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun dalam rangka
melengkapi tugas akademik dan merupakan salah satu syarat meraih gelar Sarjana
Peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ir Rini H
Mulyono MSi dan Dr Ir Afton Atabany MSi atas kasih sayang, bimbingan dan
pengarahan yang telah diberikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir
Iman Rahayu HS MS sebagai dosen penguji sidang yang telah banyak memberikan
saran dalam penyelesaian tugas akhir ini. Terima kasih kepada Ayahanda Fadilah,
Ibunda Nurlaela, kakak Syifa dan kakak Iqbal atas setiap dukungan terbaik yang
diberikan sejak lahir sampai menyelesaikan studi ini. Ungkapan terima kasih
ditujukan kepada Ibu Pipih, bang Fuad, serta teman kelompok penelitian Arum,
Grace, Novita. Penulis ucapkan terimakasih kepada Kinanti, Hendra, Amrisa,
Yusuf, Ikhsan, Adit, Fandes, Zuhriansyah, Asep, Didit, Ilham, Wijaya, Amirah,
Imam dan teman-teman IPTP 48 untuk semangat, bantuan dan kerja samanya.
Semoga skripsi ini bermanfaat dalam dunia pendidikan dan peternakan.
Bogor, Oktober 2015
Wildan Taufiqulloh
NIM D14110022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Penyajian Hasil dan
Pembahasan
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Analisis Statistik Deskriptif
T2-Hotelling, Analisis Diskriminan, Penggolongan Wald-Anderson
dan Jarak Minimum D2-Mahalanobis
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
vii
viii
viii
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
4
7
7
7
10
16
16
19
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah dan kelompok kambing PE betina penelitian
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman akrokranionprosthion, basion-prosthion, panjang rahang bawah, tinggi
kepala, tuber facial kiri-kanan pada kambing PE di tiga Farm
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman nasionrhinion,
entorbitale
kiri-kanan,
euryon
kiri-kanan,
suprsorbitale kiri-kanan pada kambing PE di tiga Farm
Hasil analisis T2-Hotelling variabel permukaan linear kepala
kambing PE di tiga Farm
Koefisien korelasi antara fungsi diskriminan dan variabelvariabel yang diamati beserta fungsi diskriminan yang dibentuk
pada kambing Pelaihari vs Cordero Farm
Penggolongan individu kambing Pelaihari dan Cordero Farm
berdasarkan kriteria Wald-Anderson
Koefisien korelasi antara fungsi diskriminan dan variabelvariabel yang diamati beserta fungsi diskriminan yang dibentuk
pada kambing Pelaihari vs DAY Farm
Penggolongan individu kambing Pelaihari dan DAY Farm
berdasarkan kriteria Wald-Anderson
Jarak minimum D2-Mahalonobis kambing PE pada Pelaihari,
Cordero Farm dan DAY Farm (yang telah diakarkan)
2
7
8
10
11
12
13
13
15
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
Sembilan variabel permukaan linear kepala kambing PE betina
penelitian
Distribusi frekuensi dan penggolongan data individu kelompok
Pelaihari vs Cordero Farm
Distribusi frekuensi dan penggolongan data individu kelompok
Pelaihari vs DAY Farm
Dendogram ketidakserupaan morfometrik ukuran permukaan
linear kepala kambing PE betina penelitian
3
12
14
15
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa populasi kambing di
Indonesia sebanyak 16 821 000 ekor pada tahun 2010 yang meningkat menjadi
sebanyak 16 946 000 ekor pada tahun 2011 dan mencapai 17 906 000 ekor pada
tahun 2012 lalu menjadi sebanyak 18 500 000 pada tahun 2013. Eksistensi
kambing Peranakan Etawah (PE) di Indonesia karena daya adaptasi yang baik
pada iklim tropis Indonesia. Kambing PE merupakan hasil grading-up antara
kambing Etawah dengan kambing Kacang (Atabany 2001; BSN 2008; Karnaen
2008; Kostaman dan Sutama 2005). Kambing PE merupakan ternak penghasil
daging dan susu (tipe dwi guna) (Sutama 2009). Ternak ini disukai masyarakat
karena disamping produksi susu yang cukup tinggi dan bobot badan yang lebih
besar dibanding kambing Kacang pada umur yang sama (Sutama 2002), tidak
memerlukan lahan yang luas dan pemeliharaan yang tidak mahal.
Populasi kambing PE menyebar di wilayah Indonesia dengan masingmasing karakteristiknya yang disesuaikan dengan arah kebijakan pemuliaan
peternak. Ukuran-ukuran permukaan linear kepala pada kambing PE bersifat
mewaris, dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk membedakan karakteristik
diantara populasi kambing PE tersebut. Perbedaan ukuran permukaan linear
kepala pada variabel tertentu sebagai akibat dari perbedaan genetik dan
lingkungan internal ternak. Pertumbuhan dan perkembangan ternak sendiri
dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan dan jenis kelamin serta lingkungan dan
manajemen (Forrest et al. 1975). Palsson (1955) menyatakan bahwa terdapat dua
gelombang pertumbuhan tubuh selama hewan tumbuh. Pertama, pertumbuhan
dimulai dari kepala, kemudian ke bagian muka dan menuju ke arah punggung
sampai daerah lumbal. Gelombang kedua, dimulai dari bagian distal kaki turun ke
jari dan naik sepanjang kaki dan tubuh ke bagian lumbal.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel pembeda ukuran
permukaan linear kepala kambing PE antara Pelaihari, Cordero Farm dan DAY
Farm, melakukan upaya penyeleksian berdasarkan skor diskriminan variabel
pembeda ukuran permukaan linear kepala kambing PE, menggolongkan data
individu-individu pada setiap Farm kambing PE dan menentukan jarak
ketidakserupaan morfometrik ukuran permukaan linear kepala.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian menggunakan data kambing PE betina yang telah dewasa tubuh
dengan tujuan menggolongkan data individu-individu pada kelompok-kelompok
kambing PE berdasarkan skor Wald-Anderson serta menentukan jarak
ketidakserupaan morfometrik D2-Mahalonobis ukuran permukaan linear kepala.
Data variabel-variabel ukuran linear kepala yang digunakan meliputi
Akrokranion-prosthion atau panjang muka (X1), Basion-prosthion atau panjang
kepala (X2), panjang rahang bawah (X3), tinggi kepala (X4), Tuber facial kiri-
2
kanan atau panjang lebar (X5), Nasion-rhinion atau panjang hidung (X6),
Entorbitale kiri-kanan atau jarak antar lekuk mata bagian dalam (X7), Euryon kirikanan atau lebar kepala (X8) dan supraorbitale kiri-kanan (X9). Data tersebut
diperoleh dari Pelaihari Kalimantan Selatan, Cordero Farm dan DAY Farm di
Bogor Jawa Barat.
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri atas data kambing
PE di Pelaihari, Cordero Farm dan DAY Farm. Pengumpulan dan pengolahan
data serta penterjemahan hasil disajikan dalam bentuk skripsi. Hal tersebut
dilakukan pada bulan Februari-Juni 2015.
Bahan
Data Kambing PE Betina
Data kambing PE betina yang digunakan diperoleh dari Laboratorium
Pemuliaan dan Genetika Ternak Fakultas Peternakan IPB. Data kambing PE yang
digunakan pada penelitian ini terdiri atas data kambing PE di Pelaihari, Cordero
Farm dan DAY Farm. Data kambing PE yang digunakan berasal dari hasil
pengukuran pada kambing yang telah dewasa tubuh (berumur 1-2 tahun) atau
minimal sepasang gigi seri telah berganti dengan gigi seri tetap (I0 telah diganti
dengan I1). Rincian jumlah data yang digunakan disajikan secara lengkap pada
Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah dan kelompok kambing PE betina penelitian
Farm
Jumlah Data (Buah)
Pelaihari
30
Cordero
30
DAY
30
Total
90
Alat
Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, kalkulator dan komputer.
Pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak statistika Minitab
16. Pembuatan dendogram dibantu dengan menggunakan program Mega 6.
Prosedur
Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Penyajian Hasil dan
Pembahasan
Seluruh data yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan farm. Pemasokan
data ke dalam software statistik komputer dilakukan berdasarkan klasifikasi
tersebut. Pengolahan data dilakukan kemudian. Pengolahan data meliputi
3
perhitungan statistik deskriptif, T2-Hotelling, fungsi diskriminan Fisher,
penggolongan Fisher, Wald-Anderson, jarak minumum D2-Mahalanobis dan
pembuatan dendogram.
Data yang digunakan diperoleh berdasarkan hasil pengukuran bagian-bagian
permukaan linear kepala pada kambing PE (Gambar 1). Variabel-variabel ukuran
permukaan linear kepala yang telah diamati meliputi akrokranion-prosthion (X1),
basion-prosthion (X2), panjang rahang bawah (X3), tinggi kepala (X4), tuber
facial kiri-kanan (X5), nasion-rhinion (X6), entorbitale kiri-kanan (X7), Euryon
kiri-kanan (X8) dan supraorbitale kiri-kanan (X9).
Gambar 1 Sembilan variabel permukaan linear kepala kambing PE betina
penelitian
Metode pengukuran dari data variabel yang digunakan disajikan pada
Gambar 1 dengan uraian seperti yang diuraikan berikut ini.
1. Akrokranion-prosthion (X1) atau panjang muka merupakan hasil
pengukuran dari ujung tulang tengkorak sampai batas titik tepi bawah
rahang atas.
2. Basion-prosthion (X2) atau panjang kepala merupakan hasil pengukuran
dari batas pangkal tulang baji sampai titik tepi bawah rahang atas.
3. Panjang rahang bawah (X3) merupakan hasil pengukuran dari ujung titik
tepi bawah rahang atas sampai pangkal rahang bawah.
4. Tinggi kepala (X4) merupakan hasil pengukuran dari ujung tulang
tengkorak sampai rahang bawah.
5. Tuber facial kiri-kanan (X5) atau panjang lebar merupakan hasil
pengukuran dari ujung tulang pipi kiri sampai pipi kanan.
6. Nasion-rhinion (X6) atau panjang hidung merupakan hasil pengukuran dari
pangkal hidung sampai tulang hidung bagian bawah.
7. Entorbitale kiri-kanan (X7) atau jarak antar lekuk mata bagian dalam
merupakan hasil pengukuran dari pangkal entorbitale (lekuk mata) kiri
sampai pangkal entorbitale kanan.
8. Euryon kiri-kanan (X8) atau lebar kepala merupakan hasil pengukuran dari
pelipis sebelah kiri sampai sebelah kanan.
9. Supraorbitale kiri-kanan (X9) merupakan hasil pengukuran dari
penonjolan tulang supraorbitale kiri dan kanan.
4
Analisis Data
Statistik Deskriptif
Data yang diperoleh dianalisis deskriptif menggunakan rumus Walpole
(1993) yang meliputi rumus rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman.
Rumus rataan sebagai berikut:
̅=
∑
=
Keterangan:
̅ = rata - rata
Xi= ukuran ke-i dari variabel ke x
N = jumlah sampel kambing PE yang diambil dari farm kambing
Rumus perhitungan simpangan baku sebagai berikut:
S=√
∑
Keterangan:
S = simpangan baku
X = rata-rata
Xi= ukuran ke-i dari variabel ke x
N = jumlah sampel kambing PE dari farm kambing
Rumus perhitungan koefisien keragaman sebagai berikut:
KK =
x 100%
Keterangan:
KK = koefisien keragaman
S = simpangan baku
X = rata-rata
Statistik T2-Hotelling
Data setelah dianalisis deskriptif, kemudian diolah dengan menggunakan
statistik T2-Hotelling (Gaspersz 1992).
Hipotesis untuk uji T2-Hotelling adalah sebagai berikut:
H0 : U1 = U2: vektor nilai rataan dari farm kambing kesatu sama dengan kedua
H0 : U1 U2 : kedua vektor nilai rataan dari farm kambing kesatu berbeda
dengan kedua.
Statistik T2-Hotelling digunakan untuk menguji hipotesis, dirumuskan
sebagai berikut:
T2 =
( Selanjutnya besaran:
F=
T2
Akan berdistribusi F dengan derajat bebas V1 = p dan V2 = n1 + n2 – p -1
5
Keterangan:
T2 = hasil uji statistik T2-Hotelling
F = nilai hitung untuk T 2-Hotelling
n1 = ukuran sampel dari farm kambing 1
n2 = ukuran sampel dari farm kambing 2
P = jumlah variabel yang diukur
= invers matriks peragam gabungan ( invers dari matriks SG)
= vektor nilai rataan variabel acak dari farm 1
= vektor nilai rataan variabel acak dari farm 2
Analisis Fungsi Diskriminan Fisher
Uji diskriminan Fisher akan dilakukan setelah uji statistik T2-Hotelling.
Uji tersebut dilakukan untuk memperoleh persamaan diskriminan Fisher yang
mencakup variabel-variabel pembeda diantara dua kelompok kambing PE yang
diamati. Gaspersz (1992) merumuskan fungsi diskriminan linear sebagai berikut:
Y = a ‘X= (
-
–X
Keterangan:
a = Vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan
X = Vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan
= Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama
= Vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok kedua
= Invers matriks kovarian (SG)
Pengujian selang kepercayaan serempak digunakan untuk menerangkan
kontribusi variabel-variabel yang diukur sebagai varibel pembeda dalam fungsi
diskriminan yang dibentuk. Bila selang kepercayaan tidak mengandung nilai nol
maka kedua rataan kelompok untuk variabel dianggap berbeda pada taraf 95 %,
sehingga dijadikan variabel pembeda pada fungsi diskriminan. Pengujian selang
kepercayaan menurut Gaspersz (1992) adalah sebagai berikut:
C’(
-
±√
√
Keterangan:
c = vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel Xi
c’ = invers dari vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel X i
SG = matriks peragaman gabungan
= vektor nilai rataan variabel acak dari farm kesatu
= vektor nilai rataan variabel acak dari farm kedua
T = T2- Hotelling dari tabel Hotelling dengan taraf nyata
= ukuran sampel pada farm kambing kesatu
= ukuran sampel pada farm kambing kedua
2
Keeratan hubungan antara variabel pembeda dan fungsi diskriminan yang
dibentuk antara kelompok kambing PE yang diamati dilakukan berdasarkan
analisis korelasi menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut :
Ry,xi = d1/√
6
Keterangan:
Ry,xi = korelasi antara fungsi diskriminan dengan variabel Xi dalam model
di = selisih antara rataan variabel Xi diantara kedua farm kambing
= ragam dari variabel Xi diperoleh dengan matriks
D2 = nilai jarak ketidakserupaan D2 -Mahalanobis
Hasil perhitungan korelasi yang paling lemah adalah hasil perhitungan
yang mengandung nilai nol sehingga diputuskan variabel paling lemah
dikeluarkan dari model fungsi diskriminan. Model fungsi diskriminan menjadi
berubah karena ditemukan variabel yang hilang.
Analisis Wald- Anderson
Menurut Gaspersz (1992), penggolongan berdasarkan kriteria statistik
Wald- Anderson sebagai berikut:
W = X’
(
-½ ( +
-
(
-
Keterangan:
W = nilai uji statistik Wald- Anderson
X’ = vektor variabel acak individu
= invers matriks gabungan
X1 = vektor nilai rataan variabel acak dari populasi kambing kesatu
X2 =vektor nilai rataan variabel acak dari populasi kambing kedua
Kriteria penggolongan berdasarkan statistik Wald-Anderson adalah:
1. Pengalokasian x kedalam kelompok kesatu jika W > 0
2. Pengalokasian x kedalam kelompok kedua jika W 0
Apabila hasil perhitungan W > 0 maka individu pertama dari kelompok
satu yang memiliki karakteristik variabel yang menghasilkan W > 0 digolongkan
ke dalam kelompok satu. Penggolongan Wald-Anderson menyatakan
penggolongan individu yang telah dikorelasi antara dua kelompok yang diamati.
Analisis Jarak Minimum D2-Mahalonobis
Jarak ketidakserupaan morfometrik antara dua kelompok jenis kambing
dihitung berdasarkan Gaspersz (1992), sebagai berikut:
D2-k = (
-
(
-
Keterangan:
D2-k = jarak ketidakserupaan morfometrik
= vektor nilai rataan variabel acak dari populasi kambing ke satu
= vektor nilai rataan variabel acak dari populasi kambing ke dua
= invers matriks gabungan
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Cordero Farm terletak pada ketinggian 750 m dpl. Suhu di lokasi farm
berkisar 26 oC, curah hujan sekitar 4 000 mm/tahun dan memiliki kelembaban
relatif sekitar 76%. DAY Farm memiliki suhu berkisar 27 oC, curah hujan sekitar
3 500 mm/tahun dan memiliki kelembaban relatif sekitar 74%. Kedua Farm
memiliki letak 6.19o - 6.47o LS dan 106o 1'-107o103' BT (Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika 2014; Pemerintah Kabupaten Bogor 2014), Pelaihari
terletak pada ketinggian 25 m dpl. Suhu di lokasi Pelaihari berkisar 31 oC, curah
hujan 2 400 mm/tahun dan memiliki kelembaban relatif sekitar 70% pada
3.64062°– 3.99204° LS dan 114.642° – 114.872° BT (Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika 2014; Pemerintah Kabupaten Tanah Laut 2014).
Menurut Smith dan Mangkuwidjojo (1988) daerah nyaman kambing berkisar 1830 ºC. Hal ini mengindikasikan bahwa kambing PE merasa nyaman di Cordero
Farm dan DAY Farm tetapi tidak di Pelaihari.
Kualitas pakan kambing PE dewasa pada masing-masing lokasi penelitian
tergantung dari ketersediaan rumput di masing-masing lokasi penelitian. Jenis
pakan yang digunakan pada Pelaihari adalah rumput raja (Pennisetum
purpupoides), rumput BD (Brachiaria decumbens) dan daun nangka (Artocarpus
heterophyllus), Cordero Farm dedak, rumput alam, ampas kurma dan ampas
kedele serta DAY Farm hampir sama dengan Cordero Farm kecuali ditambahkan
ampas kurma.
Analisis Statistik Deskriptif
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman dari beberapa variabel
ukuran permukaan linear kepala kambing PE di Pelaihari, Cordero Farm dan
DAY Farm disajikan pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2 Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman akrokranion-prosthion,
basion-prosthion, panjang rahang bawah, tinggi kepala, tuber facial kirikanan pada kambing PE di tiga Farm
Farm
Akrokranion- BasionPanjang
Tinggi
Tuber facial
prosthion
prosthion
rahang
kepala
kiri-kanan
(X1)
(X2)
bawah
(X4)
(X5)
(X3)
Pelaihari
236.83 ±
217.83 ±
150.34 ±
138.78 ±
53.43 ±
15.45
14.4
4.89
7.96
6.79
(6.52%)
(6.65%)
(3.25%)
(5.74%)
(12.72%)
Cordero
244.33 ±
264.00 ±
147.76 ±
146.46 ±
41.503 ±
11.35
17.73
5.56
6.43
5.421
(4.65%)
(6.72%)
(3.76%)
(4.39%)
(13.06%)
DAY
240.00 ±
257.00 ±
149.83 ±
139.70 ±
37.874 ±
16.61
16.43
5.09
10.43
5.276
(6.92%)
(6.39%)
(3.40%)
(7.47%)
(13.93%)
Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman
8
Tabel 3 Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman nasion-rhinion,
entorbitale kiri-kanan, euryon kiri-kanan, suprsorbitale kiri-kanan pada
kambing PE di tiga Farm
Farm
NasionEntorbitale
Euryon kiriSuprsorbitale
rhinion
kiri-kanan
kanan
kiri-kanan
(X6)
(X7)
(X8)
(X9)
Pelaihari
126.37 ±
53.78 ±
74.52 ±
57.89 ±
7.65
6.23
6.22
7.60
(6.06%)
(11.58%)
(8.35%)
(13.1%)
Coredro
118.52 ±
10.50
(8.86%)
48.50 ±
6.05
(12.48%)
94.18 ±
6.92
(7.34%)
80.90 ±
7.14
(8.83%)
DAY
124.55 ±
10.41
(8.36%)
48.17 ±
6.76
(14.03%)
90.22 ±
14.00
(15.52%)
71.44 ±
8.70
(12.18%)
Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ukuran kepala kambing
yang dipelihara di Pelaihari terkecil pada akrokranion-prosthion (X1), basionprosthion (X2), tinggi kepala (X4), euryon kiri-kanan (X8) dan supraorbitale kirikanan (X9), sedangkan panjang rahang bawah (X3), tuber facial kiri-kanan (X5),
nasion-rhinion (X6) dan entorbitale kiri-kanan (X7) berukuran tertinggi dan
terseleksi. Cordero Farm memiliki kambing dengan ukuran-ukuran permukaan
linear kepala terbesar pada pada akrokranion-prostion (X1), basion-prosthion (X2),
tinggi kepala (X4), euryon kiri-kanan (X8) dan supraorbitale kiri-kanan (X9)
dalam kondisi terseleksi ketat kecuali pada basion-prosthion (X2). Panjang rahang
bawah (X3) dan nasion-rhinion (X6) memiliki nilai terendah. Kambing PE dewasa
di DAY Farm dari hasil penelitian menunjukkan kepala berukuran sedang karena
ukuran akrokranion-prosthion (X1), basion-prosthion (X2), panjang rahang bawah
(X3), tinggi kepala (X4), nasion-rhinion (X6), euryon kiri-kanan (X8) dan
supraorbitale kiri-kanan (X9) yang berada diantara ukuran Pelaihari dan Cordero
Farm, sedangkan tuber facial kiri-kanan (X5) dan entorbitale kiri-kanan (X7)
terkecil.
Salamena et al. (2007) menyatakan bahwa keragaman dalam suatu populasi
dapat menurun karena seleksi. Seleksi dapat dibedakan menjadi seleksi alam dan
seleksi buatan (Noor 2008). Ukuran kepala merupakan hasil seleksi alam karena
tidak banyak diperhatikan peternak. Menurut Karimi et al. (2011) tengkorak
kepala merupakan informasi penting untuk mengidentifikasi perkembangan dan
hubungan genetik antara jenis ternak yang berbeda. Parés et al. (2010)
menyatakan bahwa perkembangan tengkorak pada mamalia menunjukkan pola
yang berbeda antara spesies. Syawal et al. (2013) menyatakan bahwa ukuranukuran tulang memiliki heritabilitas lebih besar dibandingkan dengan sifat bobot
badan.
Pada penelitian ini faktor lingkungan suhu, curah hujan, ketinggian tempat,
vegetasi, kelembaban udara dan perbedaan kualitas pakan pada masing-masing
lokasi penelitian yang berbeda mengakibatkan perbedaan performa ukuran-ukuran
permukaan linear kepala. Hal ini sesuai dengan pernyataan Noor (2008) bahwa
9
interaksi genotip dan lingkungan terkait dengan kemampuan adaptasi ternak,
menurut Mahdi et al. (2013) termasuk didalamnya perubahan morfologi.
Panjang rahang bawah (X3) kambing di Pelaihari berukuran tertinggi dan
terseleksi sebagai akibat dari serat kasar tinggi pada hijauan pakan ternak
sehingga rahang berkembang dengan baik. Menurut Foster (1999) menyatakan
proses pengunyahan yang lama menjadikan rahang berkembang dengan baik.
Nasion-rhinion (X6) kambing Pelaihari berukuran tertinggi dan terseleksi. Nasionrhinion (X6) merupakan bagian dari hidung yang berhubungan dengan pernapasan.
Kambing di Pelaihari mengalami stres panas sehingga pernapasan merupakan
mekanisme dari tubuh ternak untuk mengurangi atau melepaskan panas yang
diterima dari luar tubuh ternak melalui ukuran nasion-rhinion (X6) yang tinggi.
Suherman (2013) menyatakan pada keadaan suhu kritis dan stres panas,
pernapasan merupakan respons tubuh ternak untuk meningkatkan pembuangan
panas. Pada penelitian ini, kambing di Pelaihari memiliki ukuran tuber facial kirikanan (X5) dan entorbitale kiri-kanan (X7) yang menyesuaikan dengan nasionrhinion (X6), sehingga ketiganya memiliki ukuran tertinggi. Hal ini merupakan
hasil adaptasi terhadap lingkungan Pelaihari yang bersuhu tinggi, berkelembaban
rendah dengan curah hujan rendah.
Ukuran-ukuran kepala kambing di Cordero Farm relatif besar karena
beradaptasi dengan suhu lingkungan rendah dan jenis pakan yang lebih lengkap.
Suhu lingkungan rendah menyebabkan kambing membutuhkan energi yang
diubah menjadi panas menghangatkan tubuhnya. Hal tersebut dilakukan dengan
mengkonsumsi pakan lebih banyak dan juga menahan panas tubuh keluar.
Mekanisme menahan panas terjadi pada ukuran-ukuran kepala, pada ukuran
basion-prosthion (X2) yang tinggi. Iswahyudi (2011) menyatakan korelasi positif
ditemukan antara basion-prosthion (X2) terhadap tinggi badan, panjang badan dan
bobot badan. Leeson (1986) menyatakan ternak akan mengkonsumsi ransum lebih
banyak, pada suhu yang lebih rendah daripada kebutuhan optimumnya,
dikarenakan sebagian energi ransum akan diubah menjadi panas untuk mengatasi
suhu lingkungan yang lebih rendah. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh
terhadap meningkatnya bobot badan dan basion-prosthion (X2). Ukuran basionprosthion (X2) tertinggi pada kambing di Cordero Farm juga diimbangi dengan
ukuran akrokranion-prosthion (X1), tinggi kepala (X4), euryon kiri-kanan (X8)
dan supraorbitale kiri-kanan (X9) sehingga ukuran kepala kambing di Cordero
Farm paling besar dibandingkan Farm lainnya, kecuali pada ukuran-ukuran di
sekitar hidung.
DAY Farm memiliki ukuran diantara Pelaihari dan Cordero Farm, kecuali
tuber facial kiri-kanan (X5) dan entorbitale kiri-kanan (X7) memiliki ukuran
terkecil. Tuber facial kiri-kanan (X5) dan entorbitale kiri-kanan (X7) berukuran
terbesar pada kambing di Pelaihari, yang merupakan ukuran di sekitar hidung. Hal
tersebut menggambarkan bahwa kambing di DAY Farm dalam hal adaptasi
terhadap suhu tinggi mendekati kambing di Cordero Farm yang memiliki ukuranukuran kepala di sekitar hidung berukuran kecil. Rahang bawah (X3) juga tidak
berkembang seperti yang di Pelaihari, karena kulaitas pakan yang lebih baik.
Noor (2008) menyatakan seleksi alam memilih ternak-ternak berdasarkan
daya adaptasi terhadap lingkungan. Peran alam dalam menyeleksi sifat-sifat
ukuran permukaan kepala kambing memungkinkan bagian-bagian kepala tertentu
berkembang atau tidak berkembang agar berfungsi baik. Antula (2013)
10
menyatakan iklim merupakan faktor penentu ciri khas dan pola hidup dari suatu
ternak.
Menurut Husin et al. (2007) kambing PE merupakan kambing tipe dwiguna,
yaitu penghasil susu dan daging. Kambing di Pelaihari memiliki ciri khas ukuran
kepala yang berbeda dengan di Cordero Farm dan DAY Farm. Hal itu diduga
berkaitan dengan arah pemuliaan berdasarkan tujuan produksi peternak pada
masing-masing Farm. Kambing di Pelaihari diduga lebih diarahkan ke tipe
pedaging, sedangkan di dua Farm lainnya ke arah tipe perah. Kambing di
Pelaihari menghasilkan susu terbatas untuk kebutuhan anaknya, sehingga diduga
lebih diarahkan ke tipe pedaging. Kambing di Cordero Farm yang merupakan
perusahaan komersial penghasil susu diduga telah melalui seleksi sangat ketat
terhadap produksi susu yang secara tidak langsung mempengaruhi ukuran-ukuran
kepalanya. Hal yang tidak jauh, juga terjadi pada kambing di DAY Farm yang
merupakan peternakan wisata rohani dengan tetap mengandalkan produksi susu
yang dijual mahal pada pengunjung. Dalam hal ini, diduga DAY Farm melakukan
seleksi terhadap produksi susu tetapi tidak seketat Cordero Farm, yang juga
secara tidak langsung berpengaruh terhadap ukuran-ukuran kepalanya.
T2-Hotelling, Analisis Diskriminan, Penggolongan Wald-Anderson dan
Jarak Minimum D2-Mahalanobis
Hasil uji T2-Hotelling (Tabel 4) memberikan hasil perbedaan ukuran-ukuran
diantara kepala kambing di Pelaihari, Cordero Farm dan DAY Farm (P
KEPALA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)
BETINA DI TIGA FARM
WILDAN TAUFIQULLOH
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Variabel Pembeda
Ukuran Permukaan Linear Kepala Kambing Peranakan Etawah (PE) Betina di
Tiga Farm adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015
Wildan Taufiqulloh
NIM D14110022
ABSTRAK
WILDAN TAUFIQULLOH. Variabel Pembeda Ukuran Permukaan Linear
Kepala Kambing Peranakan Etawah (PE) Betina di Tiga Farm. Dibimbing oleh
RINI HERLINA MULYONO dan AFTON ATABANY.
Setiap kambing memiliki karakteristik yang unik dari morfometrik ukuran
kepala. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel pembeda ukuran
permukaan linear kepala kambing PE betina di BPTU KDI-HPT Pelaihari
(Pelaihari), Cordero Farm dan Doa Anak Yatim Farm (DAY),
mengklasifikasikan individu dalam setiap kelompok kambing berdasarkan nilai
Wald-Anderson dan menentukan berbagai perbedaan jarak morfometrik D2Mahalonobis pada ukuran permukaan linear kepala. Penelitian ini dilakukan di
Pelaihari, Cordero Farm dan DAY Farm dengan pengumpulan data pada bulan
Februari 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 data,
masing-masing farm 30 data. Variabel yang diukur adalah panjang wajah (X1),
panjang kepala (X2), panjang rahang (X3), kepala tinggi (X4), panjang (X5),
panjang hidung (X6), jarak antara bagian dalam rongga mata (X7), lebar kepala
(X8) dan Supraorbitale (X9). Hasil analisis diskriminan Fisher menyatakan bahwa
Basion-prosthion (X2), tuber facial kiri-kanan (X5), euryon kiri-kanan (X8) dan
supraorbitale kiri-kanan (X9) merupakan variabel pembeda antara kelompok
kambing PE Pelaihari vs Cordero Farm dan juga antara Pelaihari vs DAY Farm.
Variabel pembeda antara kelompok Cordero dan DAY tidak ditemukan. Jarak
ketidakserupaan morfometrik ukuran kepala kambing PE betina antara Pelaihari
vs Cordero Farm sebesar 7.473, Pelaihari vs DAY Farm 6.854 dan Cordero Farm
vs DAY Farm 2.265.
Kata kunci: analisis diskriminan, kambing Peranakan Etawah, ukuran kepala
ABSTRACT
WILDAN TAUFIQULLOH. Head Size Discriminantor Variable of Etawah Grade
Does at Three Farm. Supervised by RINI HERLINA MULYONO and AFTON
ATABANY.
Each goats has unique characteristic of morphometric head size. This study
is aimed to determine the differences among surface linear measurement head
morphometric characteristics of BPTU KDI-HPT Pelaihari (Pelaihari), Cordero
Farm and Doa Anak Yatim Farm (DAY), classify individuals in each group on the
basis goats Wald-Anderson value and specify a different range of D2-Mahalonobis
morphometric on the size of the head surface. This research was conducted in
Pelaihari, Cordero Farm and DAY Farm with data collection in April 2015. The
data used in this study as many as 90 data, each farm as 30 data. Variables
measured were the length of the face (X1), head length (X2), jaw length (X3), high
head (X4), length (X5), length of the nose (X6), the distance between the inside of
the eye socket (X7), head width (X8) and Supraorbitale (X9). Fisher discriminant
analysis results stated that basion-prosthion (X2), tuber facial left-right (X5),
euryon left-right (X8) and left-right supraorbitale (X9) is a variable distinguishing
between groups of goats Pelaihari vs.Cordero Farm and also among Pelaihari vs
DAY Farm. Distinguishing variable between Cordero and DAY Farm groups are
not found. Unsimilarity head morphometric distance between Pelaihari vs Cordero
Farm of 7.473, Pelaihari vs DAY Farm 6.854 and Farm Cordero vs DAY Farm
2.265.
Key words : discriminant analysis, Etawah Grade does, head size
VARIABEL PEMBEDA UKURAN PERMUKAAN LINEAR
KEPALA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)
BETINA DI TIGA FARM
WILDAN TAUFIQULLOH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Alhamdulillah dan Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul Variabel Pembeda Ukuran Permukaan Linear Kepala Kambing Peranakan
Etawah (PE) Betina di Tiga Farm. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun dalam rangka
melengkapi tugas akademik dan merupakan salah satu syarat meraih gelar Sarjana
Peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ir Rini H
Mulyono MSi dan Dr Ir Afton Atabany MSi atas kasih sayang, bimbingan dan
pengarahan yang telah diberikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir
Iman Rahayu HS MS sebagai dosen penguji sidang yang telah banyak memberikan
saran dalam penyelesaian tugas akhir ini. Terima kasih kepada Ayahanda Fadilah,
Ibunda Nurlaela, kakak Syifa dan kakak Iqbal atas setiap dukungan terbaik yang
diberikan sejak lahir sampai menyelesaikan studi ini. Ungkapan terima kasih
ditujukan kepada Ibu Pipih, bang Fuad, serta teman kelompok penelitian Arum,
Grace, Novita. Penulis ucapkan terimakasih kepada Kinanti, Hendra, Amrisa,
Yusuf, Ikhsan, Adit, Fandes, Zuhriansyah, Asep, Didit, Ilham, Wijaya, Amirah,
Imam dan teman-teman IPTP 48 untuk semangat, bantuan dan kerja samanya.
Semoga skripsi ini bermanfaat dalam dunia pendidikan dan peternakan.
Bogor, Oktober 2015
Wildan Taufiqulloh
NIM D14110022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Penyajian Hasil dan
Pembahasan
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Analisis Statistik Deskriptif
T2-Hotelling, Analisis Diskriminan, Penggolongan Wald-Anderson
dan Jarak Minimum D2-Mahalanobis
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
vii
viii
viii
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
4
7
7
7
10
16
16
19
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah dan kelompok kambing PE betina penelitian
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman akrokranionprosthion, basion-prosthion, panjang rahang bawah, tinggi
kepala, tuber facial kiri-kanan pada kambing PE di tiga Farm
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman nasionrhinion,
entorbitale
kiri-kanan,
euryon
kiri-kanan,
suprsorbitale kiri-kanan pada kambing PE di tiga Farm
Hasil analisis T2-Hotelling variabel permukaan linear kepala
kambing PE di tiga Farm
Koefisien korelasi antara fungsi diskriminan dan variabelvariabel yang diamati beserta fungsi diskriminan yang dibentuk
pada kambing Pelaihari vs Cordero Farm
Penggolongan individu kambing Pelaihari dan Cordero Farm
berdasarkan kriteria Wald-Anderson
Koefisien korelasi antara fungsi diskriminan dan variabelvariabel yang diamati beserta fungsi diskriminan yang dibentuk
pada kambing Pelaihari vs DAY Farm
Penggolongan individu kambing Pelaihari dan DAY Farm
berdasarkan kriteria Wald-Anderson
Jarak minimum D2-Mahalonobis kambing PE pada Pelaihari,
Cordero Farm dan DAY Farm (yang telah diakarkan)
2
7
8
10
11
12
13
13
15
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
Sembilan variabel permukaan linear kepala kambing PE betina
penelitian
Distribusi frekuensi dan penggolongan data individu kelompok
Pelaihari vs Cordero Farm
Distribusi frekuensi dan penggolongan data individu kelompok
Pelaihari vs DAY Farm
Dendogram ketidakserupaan morfometrik ukuran permukaan
linear kepala kambing PE betina penelitian
3
12
14
15
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa populasi kambing di
Indonesia sebanyak 16 821 000 ekor pada tahun 2010 yang meningkat menjadi
sebanyak 16 946 000 ekor pada tahun 2011 dan mencapai 17 906 000 ekor pada
tahun 2012 lalu menjadi sebanyak 18 500 000 pada tahun 2013. Eksistensi
kambing Peranakan Etawah (PE) di Indonesia karena daya adaptasi yang baik
pada iklim tropis Indonesia. Kambing PE merupakan hasil grading-up antara
kambing Etawah dengan kambing Kacang (Atabany 2001; BSN 2008; Karnaen
2008; Kostaman dan Sutama 2005). Kambing PE merupakan ternak penghasil
daging dan susu (tipe dwi guna) (Sutama 2009). Ternak ini disukai masyarakat
karena disamping produksi susu yang cukup tinggi dan bobot badan yang lebih
besar dibanding kambing Kacang pada umur yang sama (Sutama 2002), tidak
memerlukan lahan yang luas dan pemeliharaan yang tidak mahal.
Populasi kambing PE menyebar di wilayah Indonesia dengan masingmasing karakteristiknya yang disesuaikan dengan arah kebijakan pemuliaan
peternak. Ukuran-ukuran permukaan linear kepala pada kambing PE bersifat
mewaris, dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk membedakan karakteristik
diantara populasi kambing PE tersebut. Perbedaan ukuran permukaan linear
kepala pada variabel tertentu sebagai akibat dari perbedaan genetik dan
lingkungan internal ternak. Pertumbuhan dan perkembangan ternak sendiri
dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan dan jenis kelamin serta lingkungan dan
manajemen (Forrest et al. 1975). Palsson (1955) menyatakan bahwa terdapat dua
gelombang pertumbuhan tubuh selama hewan tumbuh. Pertama, pertumbuhan
dimulai dari kepala, kemudian ke bagian muka dan menuju ke arah punggung
sampai daerah lumbal. Gelombang kedua, dimulai dari bagian distal kaki turun ke
jari dan naik sepanjang kaki dan tubuh ke bagian lumbal.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel pembeda ukuran
permukaan linear kepala kambing PE antara Pelaihari, Cordero Farm dan DAY
Farm, melakukan upaya penyeleksian berdasarkan skor diskriminan variabel
pembeda ukuran permukaan linear kepala kambing PE, menggolongkan data
individu-individu pada setiap Farm kambing PE dan menentukan jarak
ketidakserupaan morfometrik ukuran permukaan linear kepala.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian menggunakan data kambing PE betina yang telah dewasa tubuh
dengan tujuan menggolongkan data individu-individu pada kelompok-kelompok
kambing PE berdasarkan skor Wald-Anderson serta menentukan jarak
ketidakserupaan morfometrik D2-Mahalonobis ukuran permukaan linear kepala.
Data variabel-variabel ukuran linear kepala yang digunakan meliputi
Akrokranion-prosthion atau panjang muka (X1), Basion-prosthion atau panjang
kepala (X2), panjang rahang bawah (X3), tinggi kepala (X4), Tuber facial kiri-
2
kanan atau panjang lebar (X5), Nasion-rhinion atau panjang hidung (X6),
Entorbitale kiri-kanan atau jarak antar lekuk mata bagian dalam (X7), Euryon kirikanan atau lebar kepala (X8) dan supraorbitale kiri-kanan (X9). Data tersebut
diperoleh dari Pelaihari Kalimantan Selatan, Cordero Farm dan DAY Farm di
Bogor Jawa Barat.
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri atas data kambing
PE di Pelaihari, Cordero Farm dan DAY Farm. Pengumpulan dan pengolahan
data serta penterjemahan hasil disajikan dalam bentuk skripsi. Hal tersebut
dilakukan pada bulan Februari-Juni 2015.
Bahan
Data Kambing PE Betina
Data kambing PE betina yang digunakan diperoleh dari Laboratorium
Pemuliaan dan Genetika Ternak Fakultas Peternakan IPB. Data kambing PE yang
digunakan pada penelitian ini terdiri atas data kambing PE di Pelaihari, Cordero
Farm dan DAY Farm. Data kambing PE yang digunakan berasal dari hasil
pengukuran pada kambing yang telah dewasa tubuh (berumur 1-2 tahun) atau
minimal sepasang gigi seri telah berganti dengan gigi seri tetap (I0 telah diganti
dengan I1). Rincian jumlah data yang digunakan disajikan secara lengkap pada
Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah dan kelompok kambing PE betina penelitian
Farm
Jumlah Data (Buah)
Pelaihari
30
Cordero
30
DAY
30
Total
90
Alat
Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, kalkulator dan komputer.
Pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak statistika Minitab
16. Pembuatan dendogram dibantu dengan menggunakan program Mega 6.
Prosedur
Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Penyajian Hasil dan
Pembahasan
Seluruh data yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan farm. Pemasokan
data ke dalam software statistik komputer dilakukan berdasarkan klasifikasi
tersebut. Pengolahan data dilakukan kemudian. Pengolahan data meliputi
3
perhitungan statistik deskriptif, T2-Hotelling, fungsi diskriminan Fisher,
penggolongan Fisher, Wald-Anderson, jarak minumum D2-Mahalanobis dan
pembuatan dendogram.
Data yang digunakan diperoleh berdasarkan hasil pengukuran bagian-bagian
permukaan linear kepala pada kambing PE (Gambar 1). Variabel-variabel ukuran
permukaan linear kepala yang telah diamati meliputi akrokranion-prosthion (X1),
basion-prosthion (X2), panjang rahang bawah (X3), tinggi kepala (X4), tuber
facial kiri-kanan (X5), nasion-rhinion (X6), entorbitale kiri-kanan (X7), Euryon
kiri-kanan (X8) dan supraorbitale kiri-kanan (X9).
Gambar 1 Sembilan variabel permukaan linear kepala kambing PE betina
penelitian
Metode pengukuran dari data variabel yang digunakan disajikan pada
Gambar 1 dengan uraian seperti yang diuraikan berikut ini.
1. Akrokranion-prosthion (X1) atau panjang muka merupakan hasil
pengukuran dari ujung tulang tengkorak sampai batas titik tepi bawah
rahang atas.
2. Basion-prosthion (X2) atau panjang kepala merupakan hasil pengukuran
dari batas pangkal tulang baji sampai titik tepi bawah rahang atas.
3. Panjang rahang bawah (X3) merupakan hasil pengukuran dari ujung titik
tepi bawah rahang atas sampai pangkal rahang bawah.
4. Tinggi kepala (X4) merupakan hasil pengukuran dari ujung tulang
tengkorak sampai rahang bawah.
5. Tuber facial kiri-kanan (X5) atau panjang lebar merupakan hasil
pengukuran dari ujung tulang pipi kiri sampai pipi kanan.
6. Nasion-rhinion (X6) atau panjang hidung merupakan hasil pengukuran dari
pangkal hidung sampai tulang hidung bagian bawah.
7. Entorbitale kiri-kanan (X7) atau jarak antar lekuk mata bagian dalam
merupakan hasil pengukuran dari pangkal entorbitale (lekuk mata) kiri
sampai pangkal entorbitale kanan.
8. Euryon kiri-kanan (X8) atau lebar kepala merupakan hasil pengukuran dari
pelipis sebelah kiri sampai sebelah kanan.
9. Supraorbitale kiri-kanan (X9) merupakan hasil pengukuran dari
penonjolan tulang supraorbitale kiri dan kanan.
4
Analisis Data
Statistik Deskriptif
Data yang diperoleh dianalisis deskriptif menggunakan rumus Walpole
(1993) yang meliputi rumus rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman.
Rumus rataan sebagai berikut:
̅=
∑
=
Keterangan:
̅ = rata - rata
Xi= ukuran ke-i dari variabel ke x
N = jumlah sampel kambing PE yang diambil dari farm kambing
Rumus perhitungan simpangan baku sebagai berikut:
S=√
∑
Keterangan:
S = simpangan baku
X = rata-rata
Xi= ukuran ke-i dari variabel ke x
N = jumlah sampel kambing PE dari farm kambing
Rumus perhitungan koefisien keragaman sebagai berikut:
KK =
x 100%
Keterangan:
KK = koefisien keragaman
S = simpangan baku
X = rata-rata
Statistik T2-Hotelling
Data setelah dianalisis deskriptif, kemudian diolah dengan menggunakan
statistik T2-Hotelling (Gaspersz 1992).
Hipotesis untuk uji T2-Hotelling adalah sebagai berikut:
H0 : U1 = U2: vektor nilai rataan dari farm kambing kesatu sama dengan kedua
H0 : U1 U2 : kedua vektor nilai rataan dari farm kambing kesatu berbeda
dengan kedua.
Statistik T2-Hotelling digunakan untuk menguji hipotesis, dirumuskan
sebagai berikut:
T2 =
( Selanjutnya besaran:
F=
T2
Akan berdistribusi F dengan derajat bebas V1 = p dan V2 = n1 + n2 – p -1
5
Keterangan:
T2 = hasil uji statistik T2-Hotelling
F = nilai hitung untuk T 2-Hotelling
n1 = ukuran sampel dari farm kambing 1
n2 = ukuran sampel dari farm kambing 2
P = jumlah variabel yang diukur
= invers matriks peragam gabungan ( invers dari matriks SG)
= vektor nilai rataan variabel acak dari farm 1
= vektor nilai rataan variabel acak dari farm 2
Analisis Fungsi Diskriminan Fisher
Uji diskriminan Fisher akan dilakukan setelah uji statistik T2-Hotelling.
Uji tersebut dilakukan untuk memperoleh persamaan diskriminan Fisher yang
mencakup variabel-variabel pembeda diantara dua kelompok kambing PE yang
diamati. Gaspersz (1992) merumuskan fungsi diskriminan linear sebagai berikut:
Y = a ‘X= (
-
–X
Keterangan:
a = Vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan
X = Vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan
= Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama
= Vektor nilai rataan variabel acak dari kelompok kedua
= Invers matriks kovarian (SG)
Pengujian selang kepercayaan serempak digunakan untuk menerangkan
kontribusi variabel-variabel yang diukur sebagai varibel pembeda dalam fungsi
diskriminan yang dibentuk. Bila selang kepercayaan tidak mengandung nilai nol
maka kedua rataan kelompok untuk variabel dianggap berbeda pada taraf 95 %,
sehingga dijadikan variabel pembeda pada fungsi diskriminan. Pengujian selang
kepercayaan menurut Gaspersz (1992) adalah sebagai berikut:
C’(
-
±√
√
Keterangan:
c = vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel Xi
c’ = invers dari vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel X i
SG = matriks peragaman gabungan
= vektor nilai rataan variabel acak dari farm kesatu
= vektor nilai rataan variabel acak dari farm kedua
T = T2- Hotelling dari tabel Hotelling dengan taraf nyata
= ukuran sampel pada farm kambing kesatu
= ukuran sampel pada farm kambing kedua
2
Keeratan hubungan antara variabel pembeda dan fungsi diskriminan yang
dibentuk antara kelompok kambing PE yang diamati dilakukan berdasarkan
analisis korelasi menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut :
Ry,xi = d1/√
6
Keterangan:
Ry,xi = korelasi antara fungsi diskriminan dengan variabel Xi dalam model
di = selisih antara rataan variabel Xi diantara kedua farm kambing
= ragam dari variabel Xi diperoleh dengan matriks
D2 = nilai jarak ketidakserupaan D2 -Mahalanobis
Hasil perhitungan korelasi yang paling lemah adalah hasil perhitungan
yang mengandung nilai nol sehingga diputuskan variabel paling lemah
dikeluarkan dari model fungsi diskriminan. Model fungsi diskriminan menjadi
berubah karena ditemukan variabel yang hilang.
Analisis Wald- Anderson
Menurut Gaspersz (1992), penggolongan berdasarkan kriteria statistik
Wald- Anderson sebagai berikut:
W = X’
(
-½ ( +
-
(
-
Keterangan:
W = nilai uji statistik Wald- Anderson
X’ = vektor variabel acak individu
= invers matriks gabungan
X1 = vektor nilai rataan variabel acak dari populasi kambing kesatu
X2 =vektor nilai rataan variabel acak dari populasi kambing kedua
Kriteria penggolongan berdasarkan statistik Wald-Anderson adalah:
1. Pengalokasian x kedalam kelompok kesatu jika W > 0
2. Pengalokasian x kedalam kelompok kedua jika W 0
Apabila hasil perhitungan W > 0 maka individu pertama dari kelompok
satu yang memiliki karakteristik variabel yang menghasilkan W > 0 digolongkan
ke dalam kelompok satu. Penggolongan Wald-Anderson menyatakan
penggolongan individu yang telah dikorelasi antara dua kelompok yang diamati.
Analisis Jarak Minimum D2-Mahalonobis
Jarak ketidakserupaan morfometrik antara dua kelompok jenis kambing
dihitung berdasarkan Gaspersz (1992), sebagai berikut:
D2-k = (
-
(
-
Keterangan:
D2-k = jarak ketidakserupaan morfometrik
= vektor nilai rataan variabel acak dari populasi kambing ke satu
= vektor nilai rataan variabel acak dari populasi kambing ke dua
= invers matriks gabungan
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Cordero Farm terletak pada ketinggian 750 m dpl. Suhu di lokasi farm
berkisar 26 oC, curah hujan sekitar 4 000 mm/tahun dan memiliki kelembaban
relatif sekitar 76%. DAY Farm memiliki suhu berkisar 27 oC, curah hujan sekitar
3 500 mm/tahun dan memiliki kelembaban relatif sekitar 74%. Kedua Farm
memiliki letak 6.19o - 6.47o LS dan 106o 1'-107o103' BT (Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika 2014; Pemerintah Kabupaten Bogor 2014), Pelaihari
terletak pada ketinggian 25 m dpl. Suhu di lokasi Pelaihari berkisar 31 oC, curah
hujan 2 400 mm/tahun dan memiliki kelembaban relatif sekitar 70% pada
3.64062°– 3.99204° LS dan 114.642° – 114.872° BT (Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika 2014; Pemerintah Kabupaten Tanah Laut 2014).
Menurut Smith dan Mangkuwidjojo (1988) daerah nyaman kambing berkisar 1830 ºC. Hal ini mengindikasikan bahwa kambing PE merasa nyaman di Cordero
Farm dan DAY Farm tetapi tidak di Pelaihari.
Kualitas pakan kambing PE dewasa pada masing-masing lokasi penelitian
tergantung dari ketersediaan rumput di masing-masing lokasi penelitian. Jenis
pakan yang digunakan pada Pelaihari adalah rumput raja (Pennisetum
purpupoides), rumput BD (Brachiaria decumbens) dan daun nangka (Artocarpus
heterophyllus), Cordero Farm dedak, rumput alam, ampas kurma dan ampas
kedele serta DAY Farm hampir sama dengan Cordero Farm kecuali ditambahkan
ampas kurma.
Analisis Statistik Deskriptif
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman dari beberapa variabel
ukuran permukaan linear kepala kambing PE di Pelaihari, Cordero Farm dan
DAY Farm disajikan pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2 Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman akrokranion-prosthion,
basion-prosthion, panjang rahang bawah, tinggi kepala, tuber facial kirikanan pada kambing PE di tiga Farm
Farm
Akrokranion- BasionPanjang
Tinggi
Tuber facial
prosthion
prosthion
rahang
kepala
kiri-kanan
(X1)
(X2)
bawah
(X4)
(X5)
(X3)
Pelaihari
236.83 ±
217.83 ±
150.34 ±
138.78 ±
53.43 ±
15.45
14.4
4.89
7.96
6.79
(6.52%)
(6.65%)
(3.25%)
(5.74%)
(12.72%)
Cordero
244.33 ±
264.00 ±
147.76 ±
146.46 ±
41.503 ±
11.35
17.73
5.56
6.43
5.421
(4.65%)
(6.72%)
(3.76%)
(4.39%)
(13.06%)
DAY
240.00 ±
257.00 ±
149.83 ±
139.70 ±
37.874 ±
16.61
16.43
5.09
10.43
5.276
(6.92%)
(6.39%)
(3.40%)
(7.47%)
(13.93%)
Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman
8
Tabel 3 Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman nasion-rhinion,
entorbitale kiri-kanan, euryon kiri-kanan, suprsorbitale kiri-kanan pada
kambing PE di tiga Farm
Farm
NasionEntorbitale
Euryon kiriSuprsorbitale
rhinion
kiri-kanan
kanan
kiri-kanan
(X6)
(X7)
(X8)
(X9)
Pelaihari
126.37 ±
53.78 ±
74.52 ±
57.89 ±
7.65
6.23
6.22
7.60
(6.06%)
(11.58%)
(8.35%)
(13.1%)
Coredro
118.52 ±
10.50
(8.86%)
48.50 ±
6.05
(12.48%)
94.18 ±
6.92
(7.34%)
80.90 ±
7.14
(8.83%)
DAY
124.55 ±
10.41
(8.36%)
48.17 ±
6.76
(14.03%)
90.22 ±
14.00
(15.52%)
71.44 ±
8.70
(12.18%)
Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ukuran kepala kambing
yang dipelihara di Pelaihari terkecil pada akrokranion-prosthion (X1), basionprosthion (X2), tinggi kepala (X4), euryon kiri-kanan (X8) dan supraorbitale kirikanan (X9), sedangkan panjang rahang bawah (X3), tuber facial kiri-kanan (X5),
nasion-rhinion (X6) dan entorbitale kiri-kanan (X7) berukuran tertinggi dan
terseleksi. Cordero Farm memiliki kambing dengan ukuran-ukuran permukaan
linear kepala terbesar pada pada akrokranion-prostion (X1), basion-prosthion (X2),
tinggi kepala (X4), euryon kiri-kanan (X8) dan supraorbitale kiri-kanan (X9)
dalam kondisi terseleksi ketat kecuali pada basion-prosthion (X2). Panjang rahang
bawah (X3) dan nasion-rhinion (X6) memiliki nilai terendah. Kambing PE dewasa
di DAY Farm dari hasil penelitian menunjukkan kepala berukuran sedang karena
ukuran akrokranion-prosthion (X1), basion-prosthion (X2), panjang rahang bawah
(X3), tinggi kepala (X4), nasion-rhinion (X6), euryon kiri-kanan (X8) dan
supraorbitale kiri-kanan (X9) yang berada diantara ukuran Pelaihari dan Cordero
Farm, sedangkan tuber facial kiri-kanan (X5) dan entorbitale kiri-kanan (X7)
terkecil.
Salamena et al. (2007) menyatakan bahwa keragaman dalam suatu populasi
dapat menurun karena seleksi. Seleksi dapat dibedakan menjadi seleksi alam dan
seleksi buatan (Noor 2008). Ukuran kepala merupakan hasil seleksi alam karena
tidak banyak diperhatikan peternak. Menurut Karimi et al. (2011) tengkorak
kepala merupakan informasi penting untuk mengidentifikasi perkembangan dan
hubungan genetik antara jenis ternak yang berbeda. Parés et al. (2010)
menyatakan bahwa perkembangan tengkorak pada mamalia menunjukkan pola
yang berbeda antara spesies. Syawal et al. (2013) menyatakan bahwa ukuranukuran tulang memiliki heritabilitas lebih besar dibandingkan dengan sifat bobot
badan.
Pada penelitian ini faktor lingkungan suhu, curah hujan, ketinggian tempat,
vegetasi, kelembaban udara dan perbedaan kualitas pakan pada masing-masing
lokasi penelitian yang berbeda mengakibatkan perbedaan performa ukuran-ukuran
permukaan linear kepala. Hal ini sesuai dengan pernyataan Noor (2008) bahwa
9
interaksi genotip dan lingkungan terkait dengan kemampuan adaptasi ternak,
menurut Mahdi et al. (2013) termasuk didalamnya perubahan morfologi.
Panjang rahang bawah (X3) kambing di Pelaihari berukuran tertinggi dan
terseleksi sebagai akibat dari serat kasar tinggi pada hijauan pakan ternak
sehingga rahang berkembang dengan baik. Menurut Foster (1999) menyatakan
proses pengunyahan yang lama menjadikan rahang berkembang dengan baik.
Nasion-rhinion (X6) kambing Pelaihari berukuran tertinggi dan terseleksi. Nasionrhinion (X6) merupakan bagian dari hidung yang berhubungan dengan pernapasan.
Kambing di Pelaihari mengalami stres panas sehingga pernapasan merupakan
mekanisme dari tubuh ternak untuk mengurangi atau melepaskan panas yang
diterima dari luar tubuh ternak melalui ukuran nasion-rhinion (X6) yang tinggi.
Suherman (2013) menyatakan pada keadaan suhu kritis dan stres panas,
pernapasan merupakan respons tubuh ternak untuk meningkatkan pembuangan
panas. Pada penelitian ini, kambing di Pelaihari memiliki ukuran tuber facial kirikanan (X5) dan entorbitale kiri-kanan (X7) yang menyesuaikan dengan nasionrhinion (X6), sehingga ketiganya memiliki ukuran tertinggi. Hal ini merupakan
hasil adaptasi terhadap lingkungan Pelaihari yang bersuhu tinggi, berkelembaban
rendah dengan curah hujan rendah.
Ukuran-ukuran kepala kambing di Cordero Farm relatif besar karena
beradaptasi dengan suhu lingkungan rendah dan jenis pakan yang lebih lengkap.
Suhu lingkungan rendah menyebabkan kambing membutuhkan energi yang
diubah menjadi panas menghangatkan tubuhnya. Hal tersebut dilakukan dengan
mengkonsumsi pakan lebih banyak dan juga menahan panas tubuh keluar.
Mekanisme menahan panas terjadi pada ukuran-ukuran kepala, pada ukuran
basion-prosthion (X2) yang tinggi. Iswahyudi (2011) menyatakan korelasi positif
ditemukan antara basion-prosthion (X2) terhadap tinggi badan, panjang badan dan
bobot badan. Leeson (1986) menyatakan ternak akan mengkonsumsi ransum lebih
banyak, pada suhu yang lebih rendah daripada kebutuhan optimumnya,
dikarenakan sebagian energi ransum akan diubah menjadi panas untuk mengatasi
suhu lingkungan yang lebih rendah. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh
terhadap meningkatnya bobot badan dan basion-prosthion (X2). Ukuran basionprosthion (X2) tertinggi pada kambing di Cordero Farm juga diimbangi dengan
ukuran akrokranion-prosthion (X1), tinggi kepala (X4), euryon kiri-kanan (X8)
dan supraorbitale kiri-kanan (X9) sehingga ukuran kepala kambing di Cordero
Farm paling besar dibandingkan Farm lainnya, kecuali pada ukuran-ukuran di
sekitar hidung.
DAY Farm memiliki ukuran diantara Pelaihari dan Cordero Farm, kecuali
tuber facial kiri-kanan (X5) dan entorbitale kiri-kanan (X7) memiliki ukuran
terkecil. Tuber facial kiri-kanan (X5) dan entorbitale kiri-kanan (X7) berukuran
terbesar pada kambing di Pelaihari, yang merupakan ukuran di sekitar hidung. Hal
tersebut menggambarkan bahwa kambing di DAY Farm dalam hal adaptasi
terhadap suhu tinggi mendekati kambing di Cordero Farm yang memiliki ukuranukuran kepala di sekitar hidung berukuran kecil. Rahang bawah (X3) juga tidak
berkembang seperti yang di Pelaihari, karena kulaitas pakan yang lebih baik.
Noor (2008) menyatakan seleksi alam memilih ternak-ternak berdasarkan
daya adaptasi terhadap lingkungan. Peran alam dalam menyeleksi sifat-sifat
ukuran permukaan kepala kambing memungkinkan bagian-bagian kepala tertentu
berkembang atau tidak berkembang agar berfungsi baik. Antula (2013)
10
menyatakan iklim merupakan faktor penentu ciri khas dan pola hidup dari suatu
ternak.
Menurut Husin et al. (2007) kambing PE merupakan kambing tipe dwiguna,
yaitu penghasil susu dan daging. Kambing di Pelaihari memiliki ciri khas ukuran
kepala yang berbeda dengan di Cordero Farm dan DAY Farm. Hal itu diduga
berkaitan dengan arah pemuliaan berdasarkan tujuan produksi peternak pada
masing-masing Farm. Kambing di Pelaihari diduga lebih diarahkan ke tipe
pedaging, sedangkan di dua Farm lainnya ke arah tipe perah. Kambing di
Pelaihari menghasilkan susu terbatas untuk kebutuhan anaknya, sehingga diduga
lebih diarahkan ke tipe pedaging. Kambing di Cordero Farm yang merupakan
perusahaan komersial penghasil susu diduga telah melalui seleksi sangat ketat
terhadap produksi susu yang secara tidak langsung mempengaruhi ukuran-ukuran
kepalanya. Hal yang tidak jauh, juga terjadi pada kambing di DAY Farm yang
merupakan peternakan wisata rohani dengan tetap mengandalkan produksi susu
yang dijual mahal pada pengunjung. Dalam hal ini, diduga DAY Farm melakukan
seleksi terhadap produksi susu tetapi tidak seketat Cordero Farm, yang juga
secara tidak langsung berpengaruh terhadap ukuran-ukuran kepalanya.
T2-Hotelling, Analisis Diskriminan, Penggolongan Wald-Anderson dan
Jarak Minimum D2-Mahalanobis
Hasil uji T2-Hotelling (Tabel 4) memberikan hasil perbedaan ukuran-ukuran
diantara kepala kambing di Pelaihari, Cordero Farm dan DAY Farm (P