Struktur Gigi Telaah Pustaka

kristal apatit anorganik, 30 matriks organik, dan sekitar 25 air dengan ketebalan 3-3,5 mm dari DEJ sampai ke pulpa. Dentin biasanya berwarna kuning pucat dan sedikit lebih keras daripada tulang. Ada 2 jenis utama dentin, yaitu: 1 dentin intertubular yang merupakan komponen struktural hidroksi apatit dan mengandung kolagen matriks yang membentuk sebagian besar struktur dentin, 2 dentin peritubular yang merupakan lapisan terbatas pada dinding tubulus. Rasio komponen sangat tergantung pada lokasi kedalaman dentin, umur, dan riwayat trauma gigi Summitt et al, 2006. Menurut Hargreaves dan Goodis 2002, klasifikasi dentin berdasarkan waktu terbentuknya terdiri dari: 1 Dentin primer Dentin primer adalah dentin tubular yang biasanya terbentuk sebelum gigi erupsi dan lengkap pembentukannya pada saat terbentuknya akar gigi. Bagian pertama yang dibentuk adalah mantel gigi. 2 Dentin sekunder Dentin sekunder adalah dentin yang terbentuk dari sirkum pulpal kontinuitas tubular dari dentin primer pembentukannya berjalan lambat pada sisa masa pertumbuhan gigi. 3 Dentin tersier Dentin tersier menggambarkan lapisan dentin yang terbentuk sebagai respon lokal dalam menanggapi rangsangan berbahaya seperti pemakaian gigi, karies gigi, preparasi kavitas, dan prosedur restoratif. Berbeda dengan dentin sekunder, perkembangan dan fisiologis dentin tersier dihasilkan sebagai respon terhadap berbagai bentuk iritasi. Dentin tersier merupakan mekanisme pertahanan terhadap hilangnya email, dentin, atau sementum. Ada 2 tipe dentin tersier berdasarkan sel yang bertanggung jawab pada pembentukan dentin, yaitu dentin reaksioner dan dentin reparatif. Dentin reaksioner didefinisikan sebagai dentin tersier yang dibentuk oleh sel-sel hidup odontoblas, respon tersebut terlihat setelah adanya rangasangan ringan, sedangkan dentin reparatif merupakan dentin tersier yang dibentuk oleh sel odontoblas yang biasanya terlihat setelah adanya rangsangan kuat. Pernyataan dalam studi primata, pulpa terkena paparan mulai mengalami peningkatan aktivitas mitosis di antaranya fibroblas di zona kaya sel. Sel tersebut akan bermigrasi ke permukaan dentin, matang menjadi pre- odontoblas dan akhirnya menjadi odontoblas pengganti. Karakteristik sel-sel baru berbentuk cuboid dengan badan sel datar dan memiliki kepadatan lapisan odontoblas lebih rendah dari lapisan sel odontoblas yang asli Hargreaves dan Goodis, 2002. Rangsangan pada odontoblas seperti karies, atrisi, abrasi, dan erosi dapat mengakibatkan odontoblas hancur dan meninggalkan tubuli kosong yang dipenuhi udara yang disebut dead tracts. Dead tracts tampak berwarna hitam ketika ada transmisi cahaya dan tampak putih pada refleksi cahaya. Pada daerah tanduk pulpa dead tracts akan terlihat lebih sempit karena pada area tersebut terdapat banyak odontoblas. Keadaan tersebut biasanya terjadi pada orang yang berusia lanjut Ongole dan Praveen, 2013. c. Sementum Sementum adalah jaringan yang sangat bervariasi. Pada beberapa mamalia sementum hanya menyelubungi akar gigi, namun pada beberapa mamalia lain ditemukan lapisan sementum yang menyelubungi mahkota dan akar. Ketebalan sementum hanya sekitar 20 µm, atau dapat lebih tebal beberapa milimeter pada beberapa spesies. Ketebalannya bervariasi dipengaruhi oleh umur dan bagian mana yang diperiksa. Secara umum komposisi kimia sementum mirip tulang, yang mana tersusun atas 70 berat kering bahan anorganik, 21 kolagen, dan 1 komponen organik lainnya. Serat kolagen muncul pada 2 sumber, serat ekstrinsik besar yang berada pada ligamen periodontal dan serat ekstrinsik kecil yang membangun sementum pada bagian dalam. Komposisi sementum bervariasi tergantung lapisan dan bagian gigi Hillson, 2005. d. Pulpa Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini merupakan pembentuk, penyokong dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya. Fungsi primer pulpa adalah formatif yakni membentuk odontoblas dan odontoblas ini tidak hanya membentuk dentin melainkan berinteraksi pula dengan epitelium dentalis untuk memulai pembentukan email di masa awal perkembangan gigi. Setelah pembentukan gigi, jaringan pulpa melaksanakan fungsi sekundernya yakni, fungsi yang terkait dengan sensitivitas gigi sensori, hidrasi nutritif, dan pertahanan defensif Walton dan Torabinejad, 2008.

2. Karies

a. Definisi Karies gigi merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dari demineralisasi jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas mikroba Qualtrough et al, 2005. Pernyataan lain juga menyatakan bahwa karies merupakan penyakit mikrobiologi pada struktur keras gigi yang merupakan kelanjutan dari proses demineralisasi anorganik dan dapat merusak substansi organik gigi Chandra et al, 2007. b. Faktor yang Mempengaruhi Karies dapat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya host, bakteri, diet, saliva dan faktor pendukung lainnya Hargreaves dan Goodis, 2002. Menurut Qualtrough et al 2005 karies gigi mempunyai penyebab yang multifaktoral, namun ada 4 faktor yang harus ada dalam pembentukan lesi karies, yaitu bakteri pada plak gigi, substrat seperti karbohidrat yang diragikan, permukaan gigi, dan waktu. Faktor yang berpengaruh pada proses karies secara garis besar meliputi plak, gigi, diet dengan faktor pendukung berupa waktu, fluor, saliva, faktor sosial dan demografi Summitt et al, 2006 1 Plak Prevalensi Streptococcus mutans dan Lactobacilli dikaitkan dengan terjadinya karies gigi. Streptococcus mutans terlibat dalam inisiasi pembentukan lesi karies, sementara Lactobacilli tumbuh subur dalam lingkungan karies dan berkontribusi terhadap perkembangan karies. Tingginya jumlah Streptococcus mutans dan Lactobacilli mungkin akibat dari asupan gula yang tinggi dan tingkat pH rendah yang dihasilkan plak gigi. Flora rongga mulut berkolonisasi pada gigi terus-menerus dalam jangka waktu beberapa hari sampai plak gigi mengandung bakteri asidogenik untuk menurunkan tingkat pH plak gigi yang dapat menyebabkan demineralisasi. 2 Gigi Gigi terdiri dari mineral kalsium fosfat yang didemineralisasi ketika pH lingkungan rendah. Selama proses pemulihan, gigi akan mengalami remineralisasime membutuhkan waktu lebih lambat dibandingkan proses demineralisasi. Dentin lebih rentan mengalami demineralisasi daripada email karena perbedaan struktural. 3 Diet Karbohidrat merupakan hal yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan asam pada proses demineralisasi. Saran diet untuk pencegahan karies pada umumnya didasarkan pada tiga prinsip, yaitu penurunan pH berlangsung selama kurang lebih 30 menit, frekuensi