Era Presiden Jimmy Carter

57 meresmikan United States Interet Section, pemerintahan Presiden Carter juga sempat dicabutnya larangan lalu lintas perjalanan Amerika Serikat – Kuba oleh Presiden Carter pada tahun 1977 Insight Cuba, t.thn.. Sayangnya, upaya Presiden Carter untuk mencairkan ketegangan bilateral antara Amerika Serikat dengan Kuba tidak bertahan lama. Upaya tersebut harus tergerus dengan dinamika hubungan bilateral kedua negara yang kembali memanas karena terjadi pergolakan konfrontasi antara Amerika Serikat dan Kuba di Afrika. Kuba mengirimkan pasukan militernya ke wilayah Afrika untuk mengintervensi konflik domestik. Amerika Serikat meminta Kuba untuk segera menarik pasukan militernya dari Afrika dan selama pasukan Kuba masih berada di kawasan Afrika, Amerika Serikat harus menghentikan sementara upaya normalisasi Association for Diplomatic Studies and Training, 2014. Presiden Carter menyatakan bahwa : “There is no possibility that we would see any substansial, further improvement in our relationship with cuba as long as Castro is committed to this military intusion into the international affairs of the African people.” Loiacano, 2010 Pada faktanya penarikan pasukan militer Kuba dari kawasan Afrika berlangsung secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama, sehingga akhirnya upaya normalisasi di era pemerintahan Presiden Carter harus terbengkalai. Selain karena intervensi pasukan militer Kuba di Afrika, upaya normalisasi yang dilakukan Presiden 58 Carter juga terhenti akibat permasalahan krisis migran kapal Mariel, di mana terdapat 124.000 migran Kuba tak berdokumen yang sengaja dibiarkan Castro untuk melanggar batas wilayah laut Amerika Serikat Global Security, 2011. Terlepas dari konfrontasi yang mengakhiri upaya normalisasi tersebut, inisiasi upaya normalisasi yang dilakukan oleh Presiden Carter dinilai telah menjadi pembuka jalan bagi upaya normalisasi yang kemudian dilaksanakan di era pemerintahan Presiden Barack Obama.

b. Era Presiden Barack Obama

Upaya untuk melakukan normalisasi hubungan bilateral antara Amerika Serikat dengan Kuba mulai dimunculkan kembali ketika Barack Obama duduk di kursi Presiden Amerika Serikat. Presiden Obama mulai melaksanakan inisiasi upaya normalisasi hubungan bilateral tersebut sejak tahun 2009 yang menandakan periode pertamanya sebagai Presiden Amerika Serikat. Meskipun rencana normalisasi tersebut telah terdengar sejak tahun 2009, namun langkah- langkah yang ditempuh Amerika Serikat lebih dilakukan secara diam- diam tanpa sepengetahuan dari publik. Barulah pada tanggal 17 Desember 2014, Presiden Obama mengumumkan secara resmi keseriusan Amerika Serikat untuk mengambil langkah-langkah signifikan untuk melakukan upaya normalisasi hubungan Amerika Serikat dengan Kuba The White House Office of the Press Release, 59 2014. Dalam pidato yang disampaikan di ruang kabinet Gedung Putih pada pukul 12 siang waktu Amerika Serikat, Presiden Obama menyampaikan : “In the most significant changes in our policy in more than fifty years, we will end an outdated approach that, for decades, has failed to advance our interests, and instead we will begin to normalize relations between our two countries. Through these changes, we intend to create more opportunities for the American and Cuban people, and begin a new chapter among the nations of the Americas.” The White House Office of the Press Secretary, 2014 Dari pernyataan tersebut, terlihat jelas bahwa Amerika Serikat tidak ingin terbelenggu akan masa lalu sejarah hubungan bilateral Amerika Serikat dengan Kuba yang dipenuhi dengan konfrontasi satu sama lain. Amerika Serikat juga berharap bahwa normalisasi hubungan bilateral yang sedang diperjuangkan tersebut dapat menjadi suatu perbaikan yang irreversible atau normalisasi yang tidak akan membawa Amerika Serikat dan Kuba ke kondisi bilateral di masa lampau. Maka dari itu, sejak diumumkannya perubahan orientasi politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Kuba, Amerika Serikat gencar dalam melaksanakan program- program normalisasi hubungan bilateral antara kedua negara. Niatan Amerika Serikat untuk mencairkan ketegangan antara Amerika Serikat dengan Kuba disambut baik oleh negara tetangga Amerika Serikat tersebut. Pada hari dan tanggal yang sama, yakni 17 Desember 2014, Presiden Raul Castro juga menyampaikan