Resin komposit flowable Resin komposit diaktivasi oleh sinar Leeb Hardness Tester TH160

Tabel 1. KLASIFIKASI KOMPOSIT BERBAHAN RESIN 1 Klasifikasi Komposit berbahan resin Kategori ukuran partikelµm Komposit tradisional 8-12 Komposit berbahan pengisi partikel kecil 1-5 Komposit berbahan pengisi mikro 0,04-0,4 Komposit hybrid 0,6-1,0

2.1.2.2 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas a. Resin komposit packable

Resin komposit packable dikenal juga sebagai resin komposit condensable. Resin ini mengandung muatan filler sebanyak 66-70 volume. Komposisi filler yang tinggi menyebabkan peningkatan viskositas resin komposit sehingga resin komposit packable menjadi kental dan sulit mengisi celah kavitas yang kecil. 2-4

b. Resin komposit flowable

Resin komposit flowable mempunyai muatan filler berkisar antara 42-53 volume. Komposisi filler yang rendah dan kemampuan flow yang lebih tinggi membuat resin ini memiliki viskositas yang lebih rendah sehingga dapat dengan mudah mengisi atau menutup kavitas kecil. 2-4

2.1.2.3 Klasifikasi Resin komposit Berdasarkan Polimerisasi a. Resin komposit diaktivasi kimia

Resin komposit ini dipasarkan dalam bentuk dua pasta. Salah-satu pasta berisi inisiator benzoyl peroxide dan pasta yang lainnya berisi aktivator tertiary amine. Jika kedua bahan dicampur, amine akan beraksi dengan benzoyl peroxide dan membentuk radikal bebas sehingga mekanisme pengerasan dimulai. 1-3 Universitas Sumatera Utara

b. Resin komposit diaktivasi oleh sinar

Bahan resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar dipasarkan dalam bentuk satu pasta dan dimasukkan dalam sebuah tube. Sistem pembentuk radikal bebas yang terdiri atas molekul-molekul fotoionisator dan aktivator amine terdapat dalam pasta tersebut. Bila tidak disinari, maka kedua komponen tersebut tidak akan bereaksi. Sebaliknya, sinar dengan panjang gelombang yang tepat 460-485 nm dapat merangsang fotoionisator bereaksi dengan amine dan membentuk radikal bebas yang memulai proses polimerisasi. 1-3

c. Resin komposit dual-cured

Resin ini merupakan sistem dua pasta, yang mengandung inisiator dan aktivator cahaya dan kimia. Keuntungannya ketika dua pasta dicampur dan ditempatkan, lalu dicuring dengan light cure unit sebagai reaksi pengerasan awal kemudian secara kimia akan melanjutkan reaksi pengerasan pada bagian yang tidak terkena sinar sehingga pengerasan komplit. 2

2.1.3 Teknik penyinaran resin komposit sinar

Polimerisasi yang adekuat menghasilkan resin komposit dengan sifat fisik dan kimia yang optimal. Polimerisasi resin komposit sinar sangat dipengaruhi oleh teknik penyinaran seperti, intensitas sinar, jarak penyinaran, ketebalan bahan, dan lamanya penyinaran. Polimerisasi optimal didapatkan jika intensitas sinar minimum yang digunakan adalah 300mwcm 2 dengan panjang gelombang 400-515 nanometer. ketebalan resin komposit sinar yang baik berkisar antara 2,0-2,5 mm agar sinar dapat menembus lapisan yang paling bawah. Ujung alat sinar harus diletakkan sedekat mungkin tanpa menyentuh resin komposit. Variasi penyinaran resin komposit berkisar antara 20-60 detik. Penyinaran yang tidak adekuat akan menyebabkan mengerasnya lapisan luar saja dan menghasilkan lapisan yang tidak matang atau lunak di bagian dasar. Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa penyinaran optimal adalah 40 detik untuk ktebalan 2mm. 1,5,7-9 Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Sifat Resin Komposit

Resin komposit memiliki sifat fisik dan kimia. Sifat fisiknya antara lain polymerization shrinkage , sifat termal, penyerapan air, dan kelarutan. Sifat mekanisnya antara lain flexural strength, elastic modulus dan hardness kekerasan. 1- 4

2.1.4.1 Kekerasan

Kekerasan hardness adalah ketahanan suatu bahan dalam menahan indentansi. Kekerasan resin komposit dipengaruhi oleh berbagai factor, baik faktor selama manipulasi ataupun faktor setelah manipulasi saat digunakan dalam rongga mulut. 1-3 Salah satu faktor setelah manipulasi yang dapat mempengaruhi kekerasan resin komposit adalah minuman yang dikonsumsi oleh pasien. 10

2.2 Leeb Hardness Tester TH160

Ada beberapa cara pengukuran kekerasan yang cukup dikenal dibidang material, diantaranya adalah uji kekerasan gores, uji kekerasan pantul dinamis dan uji kekerasan indentasi. Uji kekerasan gores tergantung pada kemampuan gores maerial yang satu terhadap yang lain. Metode ini tidak banyak lagi digunakan dalam dunia metalurgi dan material lanjut, tetapi masih sering dipakai dalam dunia mineralogi. Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yang membagi kekerasan material di dunia ini berdasarkan skala yang kemudian dikenal sebagai skala Mohs. Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh material talk, hingga skala 10 sebagai nilai kekerasan tertinggi, sebagaimana dimiliki oleh intan. 3 Uji kekerasan pantul mencakup deformasi dinamis dari permukaan material yang dinyatakan dalam jumlah energi impak yang diserap permukaan logam pada saat penekan jatuh. Dengan metode ini, kekerasan suatu material ditentukan oleh alat Scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul hammer dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji. Tinggi Universitas Sumatera Utara pantulan rebound yang dihasilkan mewakili kekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukkan oleh dial pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi. Uji kekerasan indentasi berupa penjajakan oleh sebuah indentor yang keras ditekankan ke permukaan logambahan yang diuji. 3 Untuk sampel berupa gigi dan bahan tambalan, pengukuran kekerasan dapat dilakukan dengan uji kekerasan pantul dan uji kekerasan intendensi, menurut ADA America Dental Association digunakan untuk logam emas tuang dental casting gold dan juga untuk bahan-bahan yang mempunyai sifat brittle mudah pecah sehingga dapat digunakan untuk mengukur kekerasan permukaan gigi. Leeb Hardness Tester TH160 adalah pengukuran kekerasan suatu material dengan nilai kekerasan yang kecil dengan penekan atau impact yang lebih kecil. Leeb Hardness Tester terbagi 3 bagian secara umum yaitu Main Body, Impact device cable, Impact device. Gambar 2. Bagian alat Leeb Hardness Tester Prinsip kerja alat ini juga dapat menggunakan rumus : HL = 1000 x VBVA Keterangan: HL : Leeb Hardness Value VB : Rebounding Velocity VA : Impacting Veloucity Hasil dari pengamatan dapat dikonversikan langsung dalam satuan yang lain salah satunya satuan VHN Vickers Hardness Test. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Langkah Kerja Alat Leeb Hardness Tester

2.3 Minuman Yang Bersifat Asam