et al. 2013, terbukti likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi dengan menggunakan proksi Cash From Operating Current Liabilities.
Selain itu, dimungkinkan peringkat obligasi lebih dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjang daripada sekedar likuiditas
perusahaan yang lingkupnya jangka pendek.
3. Pengaruh Solvabilitas terhadap Peringkat Obligasi
Berdasarkan pengujian hipotesis terbukti bahwa hippotesis ketiga diterima, yaitu solvabilitas adalah faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi
peringkat obligasi, hal ini dibuktikan dengan hasil dari uji hipotesis yang menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000 p0,05. Hasil penelitian ini sejalan
dengan pernyataan Raharja dan Maylia 2008: 224 bahwa semakin tinggi solvabilitas maka semakin baik peringkat obligasinya. Sebaliknya jika solvabilitas
rendah, maka akan menurunkan peringkat obligasi. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Amrullah 2007, Purwaningsih 2008 dan Widowati et al. 2013,
yang menunjukan bahwa solvabilitas adalah faktor yang dapat digunakan dan berpengaruh pada prediksi peringkat obligasi.
4. Pengaruh Leverege terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian hipotesis menjunjukan bahwa hipotesis empat diterima, yaitu Leverage dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi, hal ini
dibuktikan dengan hasil dari uji hipotesis dengan nilai signifikansi 0,000 p0,05. Hasil ini sejalan dengan pernyataan Burton et al., 1998 bahwa semakin rendah
leverage perusahaan semakin tinggi peringkat obligasi yang diberikan pada perusahaan. Sebaliknya jika rasio leverege tinggi maka akan menurunkan
peringkat obligasi. Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Purwaningsih, 2013, Raharja dan Sari 2008, serta Maharti 2011
yang menyatakan leverege berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
5. Pengaruh Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi
Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa hipotesis lima diterima, yaitu umur obligasi terbukti berpengaruh pada peringkat oblgasi, hal ini ditunjukan melalui
uji regresi ordinal pada estimasi parameter dengan signifikansi pada tingkat 5 yaitu sebesar 0,024. Selain itu terbukti dari nilai signifikansi chi-square test yaitu
0,010 p0,05.
Hasil ini sejalan dengan pernyataan Brigham dan Houston 2001 bahwa umur obligasi berpengaruh pada peringkat obligasi. Maka dari itu, dapat
dikatankan umur obligasi yang semakin pendek akan memberikan peringkat obligasi yang tinggi bagi perusahaan karena menurunkan resiko gagal bayar,
begitu juga sebaliknya jika umur obligasi semakin panjang, akan meningkatkan resiko deafult sehingga menurunkan peringkat obligasi. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian Adrian 2011 dan Andri 2005, dimana umur obligasi berpengaruh pada peringkat obligasi.
6. Pengaruh Jaminan Obligasi terhadap Peringkat Obligasi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terbukti bahwa hipotesis enam diterima, yaitu jaminan obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
peringkat obligasi dengan nilai signifikansi 0,004 p0,05. Selain itu, berdasarkan hasil chi-square test, menunjukan hasil dengan tingkat signifikansi
0,000 p0,05.
Hal ini sejalan dengan Brigham dan Houston 2009: 373 yang menyatakan bahwa jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan mortage provision, apabila
obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating akan membaik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Yuliana et al 2009, Magreta
dan Nurmayanti 2009, serta Rahmawati 2005, dimana jaminan obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Menurut Rahardjo 2004:10 obligasi
yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Apabila memberikan jaminan
berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor.
Kesimpulan
Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Alasan yang mendukung hasil riset ini adalah pengukuran profitabilitas yang berdasarkan
proksi ROA kurang tepat. Menurut Maharti dan Daljono 2011 ini dikarenakan ROA menunjukkan hasil return atas penggunaan aktiva perusahaan.
Pengukuran ini akan cocok apabila diterapkan untuk menilai efektivitas manajemen dalam mengelola investasi atau mengukur tingkat kembalian
investasi. Peneliti menduga proksi yang lebih tepat digunakan adalah profit margin karena menunjukan hasil operasional perusahaan, yaitu penjualan.
Likuiditas terbukti tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Penggunaan proksi Current Ratio dalam penelitian ini terbukti kurang tepat
karena kemungkinan PEFINDO lebih menilai pengelolaan aset dan pasiva atas dasar laporan arus kas, yang memberikan informasi secara lebih terperinci. Kieso
2005 dalam Maharti Daljono, 2011 menyatakan bahwa laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas,
laporan arus kas memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengetahui apa yang terjadi pada sumber likuid perusahaan. Seperti pada penelitian Widowati
et al. 2013, terbukti likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi dengan menggunakan proksi Cash From Operating Current Liabilities.
Selain itu, dimungkinkan peringkat obligasi lebih dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjang daripada sekedar likuiditas
perusahaan yang lingkupnya jangka pendek.
Solvabilitas adalah faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Maka dari itu, semakin tinggi solvabilitas maka semakin baik
peringkat obligasinya. Sebaliknya jika solvabilitas rendah, maka akan menurunkan peringkat obligasi.
Leverage dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Oleh karena itu, semakin rendah leverage perusahaan semakin tinggi peringkat
obligasi yang diberikan pada perusahaan. Sebaliknya jika rasio leverege tinggi maka akan menurunkan peringkat obligasi.
Umur obligasi terbukti berpengaruh pada peringkat oblgasi. Maka dari itu, dapat dikatankan umur obligasi yang semakin pendek akan memberikan peringkat
obligasi yang tinggi bagi perusahaan karena menurunkan resiko gagal bayar,begitu juga sebaliknya jika umur obligasi semakin panjang, akan
meningkatkan resiko deafult sehingga menurunkan peringkat obligasi.