Tingkat Konsumsi Pakan Tikus Sawah g Konversi Umpan

21 makanan yang tersedia terlebih dahulu. Tikus dapat menentukan jumlah zat-zat yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Zat-zat pada setiap jenis umpan yang tersedia berbeda-beda sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, tikus setiap hari mengonsumsi semua jenis umpan yang tersedia dalam jumlah yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Tabel 1 memperlihatkan bahwa pada perlakuan P1 terjadi penurunan bobot tubuh tikus sebesar 14 g, pada perlakuan P2 terjadi penurunan bobot tubuh tikus sebesar 23,67 g dan pada perlakuan P3 terjadi penurunan bobot tubuh tikus sebesar 32 g. Hal ini disebabkan semakin tinggi dosis yang digunakan semakin besar kandungan racun yang terdapat didalam umpan ruku-ruku yaitu eugenol, saponin, flavonoid, tanin yang berakibat pada penurunan bobot tubuh tikus sawah.Hal ini sesuai dengan literatur Suatma 2008 yang menyatakan bahwa terdapat penurunan berat badan sejalan dengan kenaikan dosis rodentisida nabati ekstrak buah mahkota dewa.

2. Tingkat Konsumsi Pakan Tikus Sawah g Konversi Umpan

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh daun ruku-ruku sebagai rodentisida nabati terhadap tingkat konsumsi pakan R. argentiventerRobb Klossmenunjukkan hasil yang berpengaruh nyata Tabel 2. Universitas Sumatera Utara 22 Universitas Sumatera Utara 23 24 76 24 76 28 72 32 68 P0 P1 P2 P3 Tabel 2 menunjukkan bahwa pada hari ke-1 hsa hingga hari ke-2 hsa diketahui tingkat konsumsi pakan tikus sawah tertinggi terdapat pada perlakuan P3 60 daun ruku-ruku dalam umpan yaitu sebesar 19,00 g sedangkan tingkat konsumsi pakan tikus sawah terendah terdapat pada perlakuan P0 0 daun ruku- ruku dalam umpan yaitu sebesar 13,00 g. Hal ini disebabkan karena dosis racun ruku-ruku yang paling besar terdapat pada perlakuan P3 yaitu 60 daun ruku- ruku dalam umpan. Karena daun ruku-ruku memiliki manfaat sebagai penambah nafsu makan sehingga tingkat konsumsi tikus sawah lebih banyak pada perlakuan P3 dibandingkan kontrol yang tidak mengandung daun ruku-ruku. Gambar 3. Konversi umpan Pada hari ke-17 hsa diketahui tingkat konsumsi pakan tikus sawah tertinggi terdapat pada perlakuan P1 40 daun ruku-ruku dalam umpan yaitu sebesar 12,33 g sedangkan tingkat konsumsi pakan tikus sawah terendah terdapat pada perlakuan P0 0 daun ruku-ruku dalam umpan yaitu sebesar 10,33 g. Hal ini disebabkan oleh karena daun ruku-ruku memiliki manfaat sebagai penambah nafsu makan sehingga tingkat konsumsi tikus sawah lebih banyak pada perlakuan P1yaitu 40 daun ruku-ruku dalam umpan dibandingkan P0 yaitu 0 daun ruku- ruku dalam umpan. Hal ini sesuai dengan literatur Christine 1985 yang mengatakan bahwa sari dari daun tanaman digunakan sebagai peluruh dahak, Universitas Sumatera Utara 24 5 10 15 20 25 H a ri H a ri 1 H a ri 2 H a ri 3 H a ri 4 H a ri 5 H a ri 6 H a ri 7 H a ri 8 H a ri 9 H a ri 1 H a ri 1 1 H a ri 1 2 H a ri 1 3 H a ri 1 4 H a ri 1 5 H a ri 1 6 H a ri 1 7 H a ri 1 8 B er at U m pa n y ang di kons um si g Hari Pengamatan hari P0 P1 P2 P3 peluruh angin, pencegah mual, penambah nafsu makan, pereda kejang, dan secara eksternal digunakan untuk reumatik. Pada hari ke-1 hsa sampai hari ke-18 hsa terjadi penurunan tingkat konsumsi pakan tikus sawah Gambar 4. Penurunan jumlah konsumsi makan tikus dapat diketahui dengan adanya penurunan jumlah konsumsi pakan yang ditandai dengan adanya sisa pakan yang diberikan kepada tikus Rahmawati et al, 2009. Menurunnya nafsu makan juga merupakan salah satu indikasi tikus yang mengalami keracunan. Penurunan nafsu makan diduga disebabkan oleh kejeraan tikus terhadap efek keracunan akibat zat aktif yang terdapat pada umpan dengan daun ruku-ruku. Gambar 4. Tingkat konsumsi umpan tikus sawah selama 18 hari pengamatan Gambar 3 menunjukkan bahwa pada perlakuan P0 umpan yang dicerna oleh tubuh tikus sawah sebanyak 24 6,17 g, P1 sebanyak 24 6,49 g, P2 sebanyak 28 7,95g dan P3 sebanyak 32 9,45g. Hal ini dikarenakan P3 60 kandungan ruku dalam umpan memiliki kandungan ruku-ruku paling tinggi diantara 3 perlakuan lainnya. Sehingga tikus sawah lebih menyukai umpan P3 dibandingkan perlakuan lain. Universitas Sumatera Utara 25

3. Persentase Mortalitas Tikus Sawah