-4 sd -2,4 Sangat rendah
-2,4 sd -0,8 Rendah
-0,8 sd 0,08 Sedang
0,8 sd 2,4 Tinggi
2,4 sd 4 Sangat tinggi
Dalam  tabel  IV.6  terlihat  rata-rata  kinerja  dari  semua  dimensi  pelayanan sebesar  3,97  sedangkan  harapannya  4,37,  sehingga  menghasilkan
gap
atau tingkat kepuasan sebesar 3,97 – 4,37 = -0,41. Dalam klasifikasi kepuasan
gap
ini termasuk dalam klasifikasi sedang, berarti pelayanan yang ada di RS PKU Muhammadiyah Surakarta biasa saja atau moderat.
E. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisitas  dan uji  multikolinieritas  yang  digunakan  untuk  mengetahui  ada  tidaknya
penyimpangan terhadap asumsi klasik.
1. Uji Normalitas
Untuk uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov  Test
K-S.  Berdasarkan  uji
Kolmogorov-Smirnov  Test
diketahui  bahwa  signifikasinya  lebih  dari  0,05 berarti  menunjukkan  keadaan  yang  tidak  signifikan.  Hal  ini  berarti  Ho
diterima, yang artinya bahwa data residual berdistribusi normal. Tabel IV.7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
100 .0000000
1.21341507 .098
.059 -.098
.977 .295
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardized
Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Data Primer yang telah Diolah.
2. Uji Heterokedastisitas
Heterekedastisitas merupakan suatu asumsi kritis dari model linier klasik,  yaitu  gangguan  Ui  merupakan  variasi  yang  sama.  Jika  asumsi  ini
tidak  dipenuhi  dalam  suatu  model  linier  maka  model  dalam  penelitian tersebut kurang valid.
Tabel IV.8 Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficients
a
1.286 .584
2.202 .030
.005 .049
.017 .111
.912 -.025
.049 -.087
-.509 .612
-.101 .074
-.338 -1.362
.176 .140
.079 .476
1.764 .081
-.036 .044
-.116 -.806
.422 Constant
X1 X2
X3 X4
X5 Model
1 B
Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig.
Dependent Variable: ABSRES_1 a.
Sumber : Data olahan SPSS. Dari tabel diatas diketahui nilai signifikansi lebih dari 0,05 ,
sehingga nilai
P. Value
dari variabel kualitas pelayanan ternyata tidak ada yang signifikan, hal ini berarti tidak terjadi hiterokedastisitas atau
dapat dikatakan model regresi telah lolos uji hiterokendastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Salah satu cara untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas, dapat dilihat  dari  nilai
tolerance
dan  nilai
variance  inflation  factor
VIF. Ketentuannya  adalah  apabila  nilai
tolerance
variabel  kualitas  pelayanan kurang  dari  0,10  dan  nilai  VIF  lebih  dari  10,  dapat  dikatakan  terjadi
multikolinieritas.  Sebaliknya  apabila  nilai  kualitas  pelayanan  lebih  dari 0,10  dan  nilai  VIF  kurang  dari  10,  dapat  dikatakan  tidak  terjadi
multikolinieritas.
Tabel IV.9 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
2.046 1.070
.364 .090
.298 .416
2.403 .387
.090 .344
.349 2.865
-.571 .136
-.490 .165
6.047 .754
.145 .658
.140 7.143
.161 .081
.134 .493
2.028 Constant
X1 X2
X3 X4
X5 Model
1 B
Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Y a.
Hasilnya  menunjukkan  bahwa  kualitas  pelayanan  menunjukkan  nilai
tolerance
lebih dari  0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.  Dengan demikian dapat  disimpulkan  bahwa  model  regresi  tersebut  lolos  dari  uji
multikolinieritas.
F. Pengujian Hipotesis