bersangkutan masih menjadi anggota Koperasi dan apabila keluarnya sebagai anggota belum melewati jangka waktu 6 enam bulan.
C. Penerapan Prinsip Fiduciary Duty Pada Pengurus Koperasi
Teori fiduciary duty adalah suatu kewajiban yang ditetapkan undang- undang bagi seseorang yang memanfaatkan seseorang lain, dimana kepentingan
pribadi seseorang yang diurus oleh pribadi lainnya, yang sifatnya hanya hubungan atasan-bawahan sesaat. Orang yang mempunyai kewajiban ini harus
melaksanakannya berdasarkan suatu standar dari kewajiban standard of duty yang paling tinggi sesuai dengan yang dinyatakan oleh hukum. Sedangkan
fiduciary ini adalah seseorang yang memegang peran sebagai suatu wakil trustee atau suatu peran yang disamakan dengan sesuatu yang berperan sebagai
wakil, dalam hal ini peran tersebut didasarkan kepercayaan dan kerahasiaan trust and confidence yang dalam peran ini meliputi, ketelitian scrupulous,
itikad baik good faith, dan keterusterangan candor. Fiduciary ini termasuk hubungan seperti, pengurus atau pengelola, pengawas, wakil atau wali, dan
pelindung guardian. Termasuk juga di dalamnya seorang lawyer yang mempunyai hubungan fiduciary dengan client-nya.
39
Sebagai organisasi, Koperasi tentu memiliki organ-organ yang menjadi penggerak koperasi tersebut yaitu rapat anggota, pengurus dan pengawas. Rapat
anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi karena rapat anggota dapat
39
Bismar Nasution “Pertanggungjawaban Direksi Dalam Pengelolaan Perseroan”, http:bismar.wordpress.com
, diakses tanggal 15 Januari 2014.
Universitas Sumatera Utara
dikategorikan sebagai kumpulan dari pemilik koperasi, yaitu anggota yang telah menyetorkan simpanan pokok dan wajib sebagai modal koperasi. Dalam
menjalankan usaha koperasi, rapat anggota menunjuk pengurus yang diberi wewenang untuk mengurus koperasi. Pengurus dipilih dari anggota dan oleh rapat
anggota, sehingga masing-masing anggota mempunyai kesempatan yang sama menjadi pengurus.
40
a. Mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar
Berdasarkan Pasal 58 UU No.17 Tahun 2012 Tentang Koperasi dinyatakan bahwa pengurus bertugas:
b. Mendorong dan memajukan usaha Anggota
c. Menyusun rancangan kerja serta rancangan anggaran pendapatan
dan belanja koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota d.
Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas untuk diajukan kepada Rapat anggota
e. Menyusun rencana pendidikan, pelatihan dan komunikasi koperasi
untuk diajukan kepada rapat anggota f.
Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib
g. Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien
40
Widiastuti, Wacana Hukum “Tanggung Jawab Penggurus Koperasi Simpan Pinjam Berbadan Hukum Terhadap Penyimpanan Dana”, Volume VII No.2 Jakarta : 2009, hal 83.
Universitas Sumatera Utara
h. Memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas dan
Buku daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi dan risalah Rapat anggota
i. Melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan dan
kemajuan koperasi sesuai dengan tanggung jawab dan keputusan Rapat Anggota
Sedangkan Rapat Anggota berdasarkan Pasal 32 UU No.17 Tahun 2012 menjelaskan bahwa Rapat Anggota-lah pemegang kekuasan tertinggi dalam
koperasi. Yang dimana berdasarkan Pasal 33 Rapat Anggota berwenang :
a. Menetapkan kebijakan umum koperasi
b. Mengubah Anggaran Dasar
c. Memilih, mengangkat dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus
d. Menetapkan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja Koperasi
e. Menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh
Penggurus untuk dan atas nama koperasi f.
Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan Pegurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing
g. Menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha
Universitas Sumatera Utara
h. Memutuskan Penggabungan, Peleburan, Kepailitan dan Pembubaran
Koperasi i.
Menetapkan Keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-undang ini.
Sehingga hubungan hukum antara Rapat Anggota dengan pengurus adalah pemberian kuasa atas dasar perikatan sebagaimana diatur dalam KUHPerdata,
dengan kata lain pengurus adalah pemegang kuasa dari Rapat Anggota untuk menyelenggarakan usaha koperasi, Adapun yang menjadi pedoman bagi pengurus
untuk melaksanakan tugasnya adalah anggaran dasar.
41
1 Aspek Permodalan yang perlu diperhatikan adalah
Koperasi sebagai badan hukum, perbuatannya diwakili oleh organnya dalam hal ini adalah pengurus, pengawas dan rapat anggota. Namun dalam
pengelolaannya organ yang menjalankan dan mewakili koperasi adalah pengurus seperti yang ditetapkan dalam Pasal 58 UU Koperasi.
Berdasarkan Pasal 14 PP Nomor 9 Tahun 1995, dalam pengelolaan KSP pengurus wajib memperhatikan aspek permodalan, likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas guna menjaga kesehatan usaha dan menjaga kepentingan semua pihak terkait.
a. Modal sendiri koperasi tidak boleh berkurang jumlahnya dan
harus ditingkatkan;
41
Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
b. Setiap pembukaan jaringan pelayanan, harus disediakan
tambahan modal sendiri; c.
Antara modal sendiri dengan modal pinjaman dan modal penyertaan harus berimbang.
2 Aspek Likuiditas yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek. b.
Ratio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun.
3 Aspek solvabilitas yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Penghimpunan modal pinjaman dan modal penyertaan
didasarkan pada kemampuan membayar kembali b.
Ratio antara modal pinjaman dan modal penyertaan dengan kekayaan harus berimbang.
4 Aspek rentabilitasi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut
a. Rencana perolehan Sisa Hasil Usaha SHU atau keuntungan
ditetapkan dalam jumlah yang wajar untuk dapat memupuk permodalan, pengembangan usaha, pembagian jasa anggota
dengan tetap mengutamakan kualitas pelayanan;
Universitas Sumatera Utara
b. Ratio antara Sisa Hasil Usaha SHU atau keuntungan dengan
aktiva harus wajar. 5
Untuk menjaga kesehatan usaha, Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam tidak dapat menghipotekkan atau menggadaikan harta
kekayaannya. Ketentuan dalam Pasal 14 PP Nomor 9 Tahun 1995 dapat dimaknai bahwa
kepentingan penyimpan dana wajib diperhitungkan oleh pengurus dalam mengelola usaha koperasi simpan pinjam. Namun dengan banyaknya KSP yang
mengabaikan ketentuan dalam Pasal 14 tersebut maka dapat dinyatakan bahwa perbuatan itu adalah perbuatan yang melawan dengan kewajibannya sendiri
sehingga tidak terbayarnya dana penyimpan dana koperasi simpan pinjam dapat dikategorikan sebgaia perbuatan melawan hukum yang diatur dalam Pasal 1365
KUHPerdata. Sehingga dengan keadaan seperti itu selain koperasi, pengurus seharusnya dapat dikenai tanggung jawab atas utang perusahaan.
42
Dari keadaan tersebut, maka doktrin fiduciary duty dapat dipergunakan dalam pemberian perlindungan hukum kepada para nasabah. Melihat doktrin
fiduciary duty adalah tugas yang timbul dari hubungan fiduciary antara direksi atau pengurus dengan perusahaan yang dipimpinnya, yang menyebabkan direksi
berkedudukan sebagai trustee dalam pengertian hukum trust. Oleh sebab itu seorang direksi haruslah mempunyai kepedulian dan kemampuan itikad baik,
loyalitas dan kejujuran terhadap perusahaannya. Tugas mempedulikan yang
42
Ibid.,hal 86.
Universitas Sumatera Utara
diharapkan dari direksi adalah sebgaimana yang dimaksud dalam hukum tentang perbuatan melawan hukum, dalam arti direksi diharapka untuk berbuat hati-hati
sehingga tehindar dari perbuatan kelalaian yang merugiakan pihak lain.
43
1 Setiap pengurus wajib menjalankan tugas dengan itikad baik dan
penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan usaha koperasi. Doktrin fiduciary duty dalam kepengurusan koperasi dapat ditentukan
dalam Pasal 58 butir 1 a yang menyatakan pengurus bertugas mengurus koperasi berdasarkan anggaran dasar; butir 2 yang menyatakan bahwa pengurus berwenang
mewakili koperasi di dalam maupun di luar pengadilan dan Pasal 60 yang menyatakan bahwa :
2 Pengurus bertanggung jawab atas kepengurusan koperasi untuk
kepentingan dan pencapaian tujuan koperasi kepada Rapat Anggota 3
Setiap Pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah menjalankan tugasnya sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Sehingga dalam menjalankan amanah untuk mengelola koperasi pengurus
dibebani tanggung jawab seperti diatur dalam Pasal 60. Sehingga apabila pengurus dalam mengelola koperasi menimbulkan kerugian, maka harus
bertanggung jawab untuk menanggung kerugian seperti diatur dalam Pasal 60 ayat 3 UU No.17 Tahun 2012.
43
Munir Fuady “Hukum Perseroan Terbatas”, Bandung : Ghalia, 2000, hal.49.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menjalankan tugasnya pengurus diberi kuasa oleh rapat anggota untuk melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan serta kemanfaatan
koperasi. Maka ada dua hak yang dapat dilihat: 1.
Pengurus diberi kepercayaan Fiduciary oleh anggota koperasi sebgai pemilik modal untuk mengelola koperasi
2. Tugas duty pengurus adalah melakukan tindakan dan upaya bagi
kepentingan serta kemanfaatan koperasi. Secara teoritis doktrin Fiduciary duty dapat diterapkan untuk membebani
pengurus untuk bertanggung jawab pribadi atas utang koperasi karena dua alasan: 1.
Kemungkinan kekayaan koperasi tidak mencukupi untuk membayar hutang kepada kreditur, oleh sebab itu para nasabah membebankan
tanggung jawab kepada pengurus koperasi 2.
Pengurus sebagai pihak yang dipercaya mengelola perusahaan telah menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
Sehingga jelas bahwa doktrin fiduciary duty adalah perlindungan yang dapat diandalakan bagi para nasabah. Karena doktrin ini diterapkan karena pasti
pengurus KSP mempunyai tanggung jawab terhadap dana mereka, maka harus ada tanggung jawab pribadi membayar kembali modal milik nasabah, jika
diketahui benar terjadi permasalahan didalam koperasi. Prinsip ini diterapkan oleh Koperasi KOPAKAR, yang dimana jika
terdapat kelalaian yang menyebabkan kerugian, maka pengurus wajib untuk
Universitas Sumatera Utara
menanggung kerugian. Dalam hal kelalaian pengurus, ini tertuang didalam Pasal 23 butir 10 Anggaran Dasar KOPAKAR. Dan dalam hal Direksi dan Manajer
yang melakukan kelalaian, maka berdasarkan Pasal 33 butir 5 dinyatakan “Menanggung kerugian usaha Koperasi sebagai akibat dari kelalaian dan atau
tindakan yang disengaja atas pelakasaaan tugas yang dilimpahkan”
D. Tata Cara Menjadi Anggota Koperasi Serba Usaha Padat Karya