LATAR BELAKANG BERDIRI DAN PERKEMBANGAN SURAT KABAR RETNODHOEMILAH 1895-1900 BERITA-BERITA DAN GAGASAN PENDIDIKAN DALAM SURAT KABAR RETNODHOEMILAH
30
BAB II LATAR BELAKANG BERDIRI DAN PERKEMBANGAN SURAT KABAR
RETNODHOEMILAH 1895-1900 A.
Kondisi Umum Surat Kabar Nasional Awal Abad 20
Pada awal abad 20 Hindia Belanda mengalami perubahan sosial-politik akibat diterapkannya politik etis.
1
Salah satu dampak dari penerapan politik etis yaitu program edukasi yang memunculkan golongan terpelajar sebagai pencetus
perubahan sosial-politik di Hindia Belanda. Melalui pengajaran yang diperoleh, setidaknya banyak bermunculan pribumi yang melek huruf.
2
Munculnya golongan terpelajar turut menciptakan gerakan nasionalisme di Indonesia. Gerakan nasionalisme kaum terpelajar ini tidak terbatas pada
organisasi pergerakan yang mereka dirikan, namun melalui perkembangan media surat kabar pers. Melalui pers, pergerakan kaum terpelajar untuk
membangkitkan semangat jiwa zaman juga dapat terealisasikan. Bersamaan dengan pergerakan bangsa, perkembangan surat kabar semakin menjadi kesatuan
utuh dalam menghimpun perjuangan bangsa.
3
1
Politik Etis merupakan politik balas budi yang yang awalnya bertujuan untuk mengubah pandangan dalam politik kolonial yang beranggapan Indonesia tidak lagi
sebagai wingewest daerah yang menguntungkan menjadi daerah yang perlu
dikembangkan sehingga dapat dipenuhi keperluan dan ditingkatkan budaya rakyat pribumi. Politik Etis sendiri terfokus pada 3 program, yaitu irigasi pengairan, edukasi
pendidikan, dan transmigrasi perpindahan penduduk. Namun dalam pelaksanaan dan kenyataannya politik justru menjadi alat bagi Belanda untuk mengeksploitasi SDA dan
SDM Indonesia. Lihat Marwati Joened Poesponegoro,
Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka, 2008, hlm. 354.
2
Soebagijo, Sejarah Pers Indonesia. Jakarta: Dewan Pers, 1977, hlm. 8.
3
Robert Peerboom, a.b. Rochady, Surat Kabar: Fungsi, Tugas, serta Pengarunja
didalam Masjarakat. Bandung: Penerbit Almni, 1970, hlm. 57.
31
Dinamika sosial-politik yang terjadi di Indonesia awal abad 20 berpengaruh kuat terhadap kondisi umum surat kabar nasional kala itu. Kondisi ini
berpengaruh pula terhadap perkembangan surat kabar di setiap daerah. Sejarah pers di Indonesia pra-kemerdekaan dibagi menjadi tiga babak.
4
Pada babak pertama 1744-1854 orang Eropa masih mendominasi dunia pers Indonesia. Pada
babak kedua 1854-1907 orang pribumi mulai terlibat dalam dunia pers. Sementara babak terakhir 1907-1945 pers semakin berkembang sebagai alat
politik bangsa pribumi dalam mempropagandakan nasionalisme dan semangat kebangsaan.
5
Babak pertama
6
dimulai dengan hadirnya tradisi cetak di Hindia Belanda yang menjadi simbol kolonial modern. Berkembangnya tradisi cetak ini memicu
kemunculan surat kabar di Hindia Belanda. Namun dalam perkembangannya, bangsa pribumi kurang berperan dalam babak pertama pers di Hindia Belanda.
Jumlah orang pribumi yang telah menguasai baca tulis pada era tersebut masih sangat terbatas. Oleh karena itu, dunia pers dikuasai oleh orang-orang Eropa dan
Cina. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Belanda. Pada masa ini pers
4
Tim Periset Seabad Pers Kebangsaan, Seabad Pers Kebangsaan. Yogyakarta:
I:BOEKOE, 2008, hlm. ix.
5
Andrea Harsono, Agama Saya Adalah Jurnalisme. Yogyakarta: Kanisius,
2010, hlm. 64.
6
Pramoedya Ananta Toer mengtakan era ini sebagai “babak putih” sejarah pers Indonesia. Hal ini disebabkan kepemilikan dan pengelolaan murni dimiliki oleh orang-
orang Eropa dan nihilnya partisipasi bangsa pribumi dalam dunia pers waktu itu. Tim Periset Seabad Pers Kebangsaan,
op.cit., hlm. x.