Nilai kemagnitan negatif yang bergerigi di tenggara lintasan E mengindikasikan adanya
struktur minor seperti kontak geologi ataupun sesar lokal. Daerah ini ditempati oleh batuan
sedimen dan piroklastik produk dari Pinogu tua. Nilai kemagnitan negatif di bagian
baratlaut lintasan E relatif datar dan sedikit bergerigi diujung lintasan, kondisi demikian
diperkirakan juga mengindikasikan struktur minor seperti sesar lokal ataupun kontak
litologi. Dipermukaan daerah ini ditempati oleh batuan sedimen dan piroklastik Pinogu
tua. 5.2.
6 Penampang Lintasan F
Pada Lintasan F, nilai kemagnitan negatif mendominasi lintasan ini terutama dibagian
tenggara dan baratlaut, sedangkan nilai kemagnitan positif hanya tampak dibagian
tengah pada titik amat F.3000 dan F.4250- F.5000. Nilai kemagnitan negatif berkisar
antara – 5 sampai – 662 gamma, sedangkan nilai positif mempunyai besaran antara + 107
sampai + 410 gamma. Nilai kemagnitan negatif yang tampak di
bagian tenggara lintasan ini relatif tidak bergerigi smooth dengan nilai negatif
maksimum mencapai - 600 gamma, sedangkan batuan didaerah ditempati oleh
batuan sedimenaluvial. Kontras anomali negatif dan positif yang cukup besar mencapai
hampir 600 gamma mengindikasikan adanya struktur sesar antara titik amat F.2750-F.3250.
gambar 3-4. Di bagian baratlaut nilai kemagnitan tampak sedikit bergerigi dengan
nilai negatif mencapai - 662 gamma. Daerah ini ditutupi oleh batuan pirokllastik Pinogu
tua, gamping kristalin meta sedimen dan diorit Bone. Adanya batuan yang berbeda ini
diperkirakan menyebabkan pola anomali yang bergerigi akibat terjadinya kontak dari batuan
tsb diatas.
5.2.7 Penampang Lintasan G Bila pada penampang-penampang sebelumnya
nilai kemagnitan negatif mendominasi sertiap lintasan, maka pada Lintasan G ini nilai
kemagnitan negatif hanya mendominasi dibagian baratlaut sedangkan dibagian
tenggara terjadi keseimbangan antara nilai negatif dan positif. Pada lintasan G nilai
kemagnitan negatif berkisar antara - 2 sampai – 711 gamma dan nilai positif antara +
51 sampai + 243 gamma. Dibagian tenggara lintasan G ini ditutupi oleh
batuan piroklastik Pinogu tua yang
mengandung boulder diorit Bone, dan lava andesit dasitan Bilungala, kedua batuan tsb
menyebabkan terjadinya tonjolan – tonjolan nilai magnit positif seperti tampak pada
gambar 3-5. Kontras nilai kemagnitan positif dan negatif yang bervariasi 400 sampai
500 gamma mengindikasikan adanya struktur lokal seperti kontak litologi dan sesar yang
dipotong oleh lintasan ini. Dibagian barat laut nilai kemagnitan negatif
relatif tidak bergerigi smooth, kecuali pada titik amat G.6000, secara umum nilai
kemagnitan negatif di baratlaut cenderung membesar mencapai nilai – 711 gamma.
Secara geologi daerah ini ditutupi oleh batuan lava andesit dasitan Bilungala terubahkan,
dan batuan piroklastik Pinogu tua. 5.2.8
Penampang Lintasan H
Penampang lintasan H memperlihatkan dominasi nilai kemagnitan negatif dari
tenggara sampai baratlaut dengan besaran berkisar antara – 4 sampai – 505 gamma.
Lintasan ini memperlihatkan pola nilai kemagnitan negatif yang bergerigi dari ujung
tenggara sampai baratlaut. Pola demikian diperkirakan mengindikasikan adanya
struktur geologi seperti sesar, ataupun kontak geologi dari batuan yang berbeda dan ubahan.
Dibagian tenggara, struktur geologi seperti kontak geologisesar diperkirakan terdapat
sekitar titik amat H.3000 – H.3750, dengan nilai kemagnitan antara – 4 sampai – 249
gamma, sedangkan bagian baratlaut sekitar titik amat H.4750 – H.5750 diperkirakan juga
terdapat struktur geologi seperti sesarubahankontak geologi. gambar 4.
5.3 Peta Anomali Sisa Magnet Total Anomali magnet total sisa gambar 5,
didaerah penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok anomali, yakni :
• Kelompok anomali rendah negatif
dengan besaran minus 250 gamma •
Kelompok anomali sedang dengan besaran berkisar antara minus 250 sampai
+ 100 gamma. •
Kelompok anomali tinggi positif dengan besaran + 100 gamma.
Kelompok anomali magnit rendah negatif penyebarannya tersebar diutara, tengah dan
selatan daerah penyelidikan, meliputi 30 dari total area. Kelompok anomali ini diutara
ditempati oleh batuan granit Bone; di bagian tengah ditutupi oleh batuan sedimen meta
sedimen, piroklastik Pinogu tua, andesit dasitan Bilungala, dan diorit Bone; diselatan
kelompok ini ditutupi oleh batuan lava andesit dasitan Bilungala, lava andesit Pinogu tua,
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
15 - 4
diorit Bone dan sedimen piroklastik Pinogu tua.
Kelompok anomali magnit sedang mendominasi dari utara sampai selatan,
meliputi 65 dari daerah penyelidikan. Anomali magnit sedang ini selain ditutupi
oleh batuan seperti yang terdapat pada daerah anomali rendah, kecuali meta sedimen, juga
ditutupi oleh batuan lava andesit Pinogu muda Kelompok anomali magnit tinggi sekitar 5
hanya terdapat berupa spot-spot dibagian selatan daerah penyelidikan yakni disekitar:
-
Di barat lintasan A, sekitar desa Timbuolo dan Loyo
- Lintasan A, sekitar, titik amat A 2250-
2750 -
lintasan E, antara titik amat E.4500 – 5000
- lintasan F, sekitar titik amat F.4250-5000,
dan -
lintasan G, antara titik amat G.3250-4500. Anomali tinggi tsb diatas terdapat pada batuan
vulkanik seperti : lava andesit dasitan Bilungala pada lintasan A; dan batuan diorit
yang tertutup oleh piroklastik Pinogu tua di lintasan E, F dan G.
Secara umum anomali magnet total sisa memperlihatkan adanya kelurusan-kelurusan
anomali magnet yang berarah hampit barat timur searah dengan struktur sesar utama
daerah penyelidikan. Selain kelurusan- kelurusan juga terjadi pola anomali seperti
pembelokan dan kerapatan kontur anomali yang cukup tajam yang disertai pengkutuban
positif dan negatif. Kondisi tsb diatas mengindikasikan adanya struktur lokal
disekitar pola-pola anomali seperti telah disebutkan diatas.
6. Pembahasan 6.1 Anomali Sisa Magnit Total
Anomali magnit rendah - 250 gamma yang tampak pada lokasi-lokasi seperti telah
disebutkan diatas ad.3.3 berkaitan dengan batuan yang bersifat non magnetik atau batuan
yang telah mengalami pelapukan ataupun batuan yang terubahkan kuat oleh proses
demagnetisasi akibat larutan panas hidrotermal. Batuan granit merupakan batuan
yang bersifat asam dan banyak mengandung mineral kuarsa sehingga memberikan respon
magnit yang sangat rendah batuan nonmagnetik, sedangkan piroklastik Pinogu
tua, batu gamping kristalin meta sediment dan batuan aluvial hasil
pelapukanrombakan merupakan batuan sedimen dan pada umumnya merupakan
batuan non magnetik sehingga memberikan respon kemagnitan yang juga sangat rendah.
Anomali rendah yang terdapat pada batuan diorit disebabkan batuan tersebut telah
terubahkan kuat sehingga memberikan respon kemagnitan yang juga rendah. Kondisi tsb
diatas didukung oleh data hasil pengukuran kerentanan magnit pada batuan-batuan tsb
yang relatif sangat rendah 0-0.3 x 10
-6
cgs, dan data geologi permukaan yang
mengidentifikasikan adanya batuan yang telah terubahkan menjadi argilit lanjut pada batuan
diorit antara lintasan F dan G. Anomali magnit sedang - 250 sampai + 100
gamma, mendominasi sebagian besar daerah penyelidikan diperkirakan berkaitan dengan
batuan yang relatif bersifat sedikit magnetis seperti batuan lava andesit-dasitan Bilungala
terubahkan sedikit yang merupakan batuan transisi dari asam ke basa yang nilai
kerentanan magnitnya relatif lebih besar dari batuan granit ataupun sedimen. Begitupun
dengan batuan diorit yang terubahkan sedikit mempunyai nilai kemagnitan relatif
lebih tinggi dari pada batuan granit, dan sedimen gamping, sedimen vulkanik dan
aluvial. Hasil pengukuran kerentanan magnit terhadap andesit dan diorit relatif lebih tinggi
nilainya 0.7 – 1,2 x 10
-6
cgs dibandingkan batuan yang terdapat pada zona anomali
magnetik rendah, sehingga mendukung penafsiran tsb diatas.
Anomali magnit tinggi + 100 gamma yang berupa spot-spot diperkirakan berkaitan
dengan batuan transisi seperti lava andesit- dasitan Bilungala yang masih segar dan
mengandung mineral magnetik di barat selatan mata air panas Libungo. Anomali
tinggi diselatan tenggara pada lintasan . E,F,G diperkirakan berkaitan dengan batuan intrusi
diorit PT.Tropic Endervour, 1972 yang masih segar dan mengandung mineral
magnetik. Hasil pengukuran kerentanan magnit terhadap keduaa batuan tsb 1.6 – 2.4
x 10
-6
cgs.relatif lebih tinggi dari batuan lainnya lihat tabel 1.
6.2 Struktur Geologi Seperti telah diuraikan sebelumnya,
keberadaan struktur geologi seperti sesar
didaerah penyelidikan dicirikan oleh adanya, kontras anomali negatif dan positif yang besar,
kelurusan-kelurusan pola anomali, kerapatan kontur dan pembelokan anomali yang tajam,
serta pengkutuban anomali positf dan negatif. Secara geologi kondisi tsb diatas
mencerminkan keberadaan struktur lokal
yang cukup komplek didaerah penyelidikan.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
15 - 5