Penampang Lintasan A Penampang Lintasan B Pada Lintasan B, nilai kemagnitan pada

diatas adalah Supramono 1974, S. Bachri, Sukido, N. Ratman 1993, Apandi. T, dkk, 1997, Suwarna, N., Santosa, S. dan Koesoemadinata, S. 1990. Supramono dalam laporannya menyebutkan tentang ditemukannya tiga 3 kelompok manifestasi panas bumi di daerah Libungo, Lombongo dan Hungoyono, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo

4. GEOLOGI RINGKAS DAERAH SUWAWA

Batuan di daerah panas bumi Suwawa dapat dibagi dalam 7 satuan batuan yang terdiri dari 4 empat batuan vulkanik, 2 dua batuan Plutonik Granit-Diorit, 1 satu batuan sedimen dan 1 satu batuan endapan permukaan. Batuan-batuan vulkanik di daerah penyelidikan tersebut diperkirakan berasal dari satu titik pusat erupsi, yaitu Pinogoe - Balangga. Batuan sedimen di daerah penyelidikan berupa gamping kristalin kalkarenit, dan endapan permukaan yang digolongkan ke dalam satuan aluvium. Urut-urutan batuan tsb dari tua ke muda adalah sbb: sedimenbatu gamping, batuan vulkanik tua, batuan non vulkanikplutonik, batuan vulkanik muda dan endapan permukaan gambar 2. MAP didaerah Suwawa terdapat di Libungo 75 – 82 C, Lombongo 45 – 55 C, dan Pangi 50 – 58 C. Kenampakan manifestasi panas bumi tsb kepermukaan masing-masing dikontrol oleh sesar Libungo, Lombongo dan Pangi yang berarah barat laut tenggara.

5. HASIL PENYELIDIKAN MAGNIT

Gambar 3 memperlihatkan sebaran titik amat magnit, dengan jumlah titik amat 383 titik, yang terseber pada 8 lintasan ukur, dan lintasan regional. Nilai intensitas magnit total daerah Suwawa - Gorontalo berkisar antara 40000-45000 gamma, sedangkan nilai magnit tota lokal base stasion berkisar antara 40700- 40800 gamma Hasil penyelidikan magnit ditampilkan berupa kerentanan magnit batuan, profil anomali magnit dan peta anomali sisa magnit total. 5.1 Kerentanan Magnit Batuan Didaerah Penyelidikan Kerentanan magnetik batuan merupakan parameter fisis fundamental dalam penyelidikan magnetik, karena merupakan ukuran kemampuan dari suatu batuan untuk menerima magnetisasi sewaktu terjadinya medan magnetik bumi. Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang sifat-sifat kemagnitan batuan yang dijumpai di daerah penyelidikan telah dilakukan pengukuran suseptibilitas kerentanan magnetik batuan pada 16 contoh batuan yang representatif tabel 1. Nilai kerentanan magnit batuan didaerah penyelidikan berkisar antara 0.0 sampai 2.4 x 10 -6 cgs. Nilai terendah terdapat pada batuan gamping kristalin dan batuan ubahan, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada batuan andesit-dasit Bilungala. Batuan yang memberikan nilai kerentanan magnit 0.0 sampai 0.3 menandakan batuan tsb bersifat non magnetik misalnya seperti batu gamping, granit dan atau telah mengalamik demagnitisasi akibat proses alterasi misalnya batuan ubahan.. Sedangkan batuan yang masih segar dan mengandung mineral magnetik seperti diorit dan lava andesit- dasitan Bilungala mempunyai nilai K yang relatih tinggi bila dibandingkan dengan batuan lain yang ada dididaerah penyelidikan.

5.2 Penampang Anomali Magnet Penampang anomali magnit dibuat pada 8

delapan lintasan ukur yakni lintasan: A,B,C,D,E,F,G dan H. Profil anomali magnit tsb dapat dilihat pada gambar 4.

5.2.1 Penampang Lintasan A

Pada Lintasan A, nilai kemagnitan positif yang berupa tonjolan-tonjolan terdapat pada titik amat: A.2250 – A. 2750 dengan besaran nilai kemagnitan positif antara 50 - 215 gamma. Sedangkan nilai kemagnitan negatif terdapat pada titik amat selain tsb diatas, atau dengan kata lain lintasan A didominasi oleh batuan dengan nilai kemagnitan rendah dengan nilai berkisar antara – 13 sampai – 139 gamma. Tonjolan anomali posistif pada titik amat A.2250 – A.2750 tsb mengindikasikan didaerah tsb terdapat batuan segar yang tak terubahkanlapuk atau merupakan batuan yang berkomposisi mafik yang mengandung mineral magnetit. Daerah ini dipermukaan ditempati oleh batuan lava andesit dasitan produk Bilungala dan lava andesit produk Pinogu Muda. Anomali negatif yang mendominasi daerah baratlaut lintasan A tsb diatas mengindikasikan geologi daerah tsb ditempati Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 15 - 2 oleh batuan sedimen yang umumnya tidak mengandung mineral-mineral mafik sehingga memberikan respon rendah negatif, seperti tampak dari hasil penyelidikan geologi yang menunjukkan daerah tsb ditempati oleh batuan sedimen aluvial. Kontras anomali positif dan negatif yang cukup besar 300 gamma, tampak disekitar titik amat A.2750 dan A.3000, kondisi demikian mengindikasikan adanya sesarkontak litologi dari batuan yang berbeda. Adanya sesarkontak litologi tsb juga didukung oleh data geologi yang melaporkan dilokasi tsb diatas terdapat batuan lava andesit-dasitan Bilungala dan lava andesit pinogu muda.

5.2.2 Penampang Lintasan B Pada Lintasan B, nilai kemagnitan pada

umumnya didominasi oleh nilai magnetik rendah negatif , yang bervariasi antara minus 35 sampai minus 350 gamma, kecuali pada titik amat B-6500 mencapai nilai + 22 gamma. Nilai magnetik rendah terutama disekitar titik amat B.1500 – B.2500 mencapai nilai magnetik terendah antara minus 150 sampai minus 350 gamma. Secara geologi nilai magnetik rendahnegatif disekitar titik amat B.1500-B4500 ditempati oleh batuan lava andesit dari Pinogu muda yang mungkin telah mengalami proses demagnetisasi akibat proses hidrotermal, hal ini ditandai dengan adanya mata air panas disekitar titik amat B.4000. Nilai magnetik rendahnegatif lainnya dengan nilai minus yang relatif lebih besar, -100 sampai minus 175 gamma, dari yang disebut sebelumnya tampak disekitar titik amat B.4500 – B. 8000, dan ditempati oleh batuan sedimen aluvial Kontras nilai kemagnitan positif dan negatif disekitar titik amat B.3750 – B.4500 dan B.6500 – B. 7500 yng mencapai nilai 300 gamma mengindikasikan adanya struktur sesar ataupun kontak litologi disekitar titik amat tsb diatas. 5.2.3 Penampang Lintasan C Seperti halnya lintasan B, lintasan C juga didominasi oleh nilai kemganitan rendahnegatif, kecuali disekitar titik amat C.3750-4000, C.5500 dan C.6250 yang mempunyai nilai positf 50 gamma. Nilai kemagnitan rendah negatif yang mendominasi lintasan ini mempunyai besaran berkisar antara minus 22 sampai minus 413. gambar 3-3. Nilai negatif yang sedikit bergelombang di baratlautr lintasan C merefleksikan batuan sedimen alluvial yang mengandung bongkah andesit dari batuan sekitarnya, sedangkan nilai negatif yang relatif datar smooth di sebelah tenggara behubungan dengan batuan lava andesit dari produk Pinogu Muda Profil lintasan C mempelihatkan adanya nilai kemagnitan yang berbentuk gergaji dibagian tengah lintasan, kondisi demikian mencerminkan adanya struktur yang cukup komplek yang ditafsirkan berkaitan dengan zona sesar ataupun kontak litologi dari batuan yang berbeda seperti tampak dari hasil penyelidikan geologi dfidaerah tsb.. Lintasan C juga memperlihatkan adanya kontras anomali positf dan negatif yang besarnya mencapai 450 gamma, kondisi demikian mencerminkan adanya kontak litologi ataupun struktur sesar disekitar titik amat C.3500 – 4500 dan C.6000- C.7000. 5.2.4 Penampang Lintasan D Pada Lintasan D, gambar 3-3, nilai kemagnitan positif hanya tampak pada titik amat 4250 dengan nilai 24 gamma, sedangkan nilai kemagnitan pada titik amat lainnya didominasi oleh nilai kemagnitan negatif dengan besaran yang bervariasi antara minus 34 sampai minus 450. Nilai kemagnitan yang berbentuk gergaji tampak dibagian tengah lntasan sekitar titik amat D.4000 – D.7000. Secara geologi kondisi demikian mengindikasikan adanya zona struktur yang komplek disekitar titik amat tsb diatas, yang diperkirakan berkaitan dengan zona kontak litologi ataupun zona sesar. Nilai magnit magnit yang sedikit bergelombang dibagian tenggara dan barat laut lintasan D masing-masing ditempati oleh batuan piroklastik produk Pinogu tua; dan batuan sedimenaluvial dan piroklastik produk Pinogu tua. 5.2.5 Penampang Lintasan E Pada Lintasan E nilai kemagnitan negatif juga mendominasi lintasan ini dengan nilai yang bervariasi antara – 128 sampai – 684 gamma,.sedangkan nilai kemagnitan positif hanya tampak pada titik-titik amat E.4500.- E.5000, dan E.5450-E.5500 dengan nilai antara 21-311 gamma. Kontras anomali positif dan negatif yang sangat besar mencapai 1000 gamma tampak dibagian tengah lintasan antara titik amat E.4000 sampai E 5000, secara geologi kondisi demikian mencerminkan adanya zona struktur sesar disekitar titik amat tsb diatas. Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 15 - 3 Nilai kemagnitan negatif yang bergerigi di tenggara lintasan E mengindikasikan adanya struktur minor seperti kontak geologi ataupun sesar lokal. Daerah ini ditempati oleh batuan sedimen dan piroklastik produk dari Pinogu tua. Nilai kemagnitan negatif di bagian baratlaut lintasan E relatif datar dan sedikit bergerigi diujung lintasan, kondisi demikian diperkirakan juga mengindikasikan struktur minor seperti sesar lokal ataupun kontak litologi. Dipermukaan daerah ini ditempati oleh batuan sedimen dan piroklastik Pinogu tua. 5.2. 6 Penampang Lintasan F Pada Lintasan F, nilai kemagnitan negatif mendominasi lintasan ini terutama dibagian tenggara dan baratlaut, sedangkan nilai kemagnitan positif hanya tampak dibagian tengah pada titik amat F.3000 dan F.4250- F.5000. Nilai kemagnitan negatif berkisar antara – 5 sampai – 662 gamma, sedangkan nilai positif mempunyai besaran antara + 107 sampai + 410 gamma. Nilai kemagnitan negatif yang tampak di bagian tenggara lintasan ini relatif tidak bergerigi smooth dengan nilai negatif maksimum mencapai - 600 gamma, sedangkan batuan didaerah ditempati oleh batuan sedimenaluvial. Kontras anomali negatif dan positif yang cukup besar mencapai hampir 600 gamma mengindikasikan adanya struktur sesar antara titik amat F.2750-F.3250. gambar 3-4. Di bagian baratlaut nilai kemagnitan tampak sedikit bergerigi dengan nilai negatif mencapai - 662 gamma. Daerah ini ditutupi oleh batuan pirokllastik Pinogu tua, gamping kristalin meta sedimen dan diorit Bone. Adanya batuan yang berbeda ini diperkirakan menyebabkan pola anomali yang bergerigi akibat terjadinya kontak dari batuan tsb diatas.

5.2.7 Penampang Lintasan G Bila pada penampang-penampang sebelumnya