BAHASA DAN 1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk PERPAJAKAN 1. Penyedia jasa harus mengetahui, memahami dan patuh KORESPON- 1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat PENYESUAIAN 1. Penyesuaian harga tidak diberlakukan kecu
48.2. Besarnya denda kepada penyedia jasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1 ‰ per seribu dari
harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
48.3. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen atas keterlambatan pembayaran adalah
sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam
syarat-syarat khusus kontrak.
48.4. Tata cara pembayaran denda danatau ganti rugi sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
49. SERAH TERIMA 49.1. Pejabat Pembuat Komitmen membentuk panitia penerima PEKERJAAN
pekerjaan yang terdiri dari unsur atasan langsung, proyek dan direksi teknis.
49.2. Setelah pekerjaan selesai 100 seratus persen, penyedia jasa mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan pertama pekerjaan.
49.3. Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap
hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia jasa selambat-lambatnya 7 tujuh hari setelah diterimanya
surat permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan danatau cacat hasil pekerjaan, penyedia
jasa wajib menyelesaikanmemperbaiki, kemudian panitia penerima pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali
dan apabila sudah sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan.
49.4. Setelah penyerahan pertama pekerjaan Pejabat Pembuat Komitmen membayar sebesar 100 seratus persen
dari nilai kontrak dan penyedia jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5 lima persen dari
nilai kontrak.
49.5. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap berada seperti
pa d a s a a t p e n y e r a h a n p e r ta m a p e k e r j a a n . 49.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir penyedia jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan akhir pekerjaan.
72
42. PEMANFAATAN 42.1. Semua bahan, peralatan, instalasi, pekerjaan sementara, MILIK
dan fasilitas milik penyedia jasa, dapat dimanfaatkan
PENYEDIA oleh Pejabat Pembuat Komitmen bila terjadi pemutusan
JASA kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
43. PENYELESAIAN 43.1. Penyelesaian perselisihan dapat melalui: PERSELISIHAN
a. Di luar pengadilan, yaitu dengan cara musyawarah, mediasi, konsiliasi, arbitrase di Indonesia; atau
b. Pengadilan 43.2. Penyelesaian perselisihan lebih lanjut diatur dalam syarat
syarat khusus kontrak. 43.3. Pengeluaran biaya untuk penyelesaian perselisihan
ditanggung kedua pihak sesuai keputusan akhir kecuali di pengadilan
44. BAHASA DAN 44.1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk
HUKUM kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
45. PERPAJAKAN 45.1. Penyedia jasa harus mengetahui, memahami dan patuh
terhadap semua peraturan perundang-undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan
dalam penawaran.
45.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang paja yang terjadi setelah pembukaan penawaran harus
dilakukan penyesuaian.
46. KORESPON- 46.1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat
DENSI secara tertulis.
46.2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui pos, telex , kawat.
46.3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan kontrak.
46.4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.
47. PENYESUAIAN 47.1. Penyesuaian harga tidak diberlakukan kecuali adanya
HARGA ketentuan lain.
48. DENDA DAN 48.1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada
GANTI RUGI penyedia jasa, sedangkan ganti rugi adalah sanksi
finansial yang dikenakan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, karena terjadinya cidera janji terhadap
ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
71
52.2. Pelaksanaan ganti rugi atas kegagalan bangunan dapat dilakukan melalui mekanisme pertanggungan asuransi
sesuai dengan Pasal 7.1.c.