PENGAWASAN 1. Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas KETERLAM- 1. Apabila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan KONTRAK 1. Kontrak dinyatakan kritis apabila :
3. Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba pertama, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap II yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu uji coba kedua yang dituangkan
dalam berita acara SCM. Tahap II
4. Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap III yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu uji coba ketiga yang dituangkan
dalam berita acara SCM. Tahap III
5. Pada setiap uji coba yang gagal, Pejabat Pembuat Komitmen harus menerbitkan
surat peringatan kepada penyedia jasa atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan
pekerjaan.
6. Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat
m e n y e l e s a i k a n p e k e r j a a n m e l a l u i kesepakatan tiga pihak atau memutuskan
k o n t r a k s e c a r a s e p i h a k d e n g a n mengesampingkan pasal 1266 Kitab
U n d a n g - U n d a n g H u k u m P e r d a ta .
b. Kesepakatan tiga pihak
1. Penyedia jasa masih bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak. 2. Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan
pihak ketiga sebagai penyedia jasa yang akan menyelesaikan sisa pekerjaan atau
atas usulan penyedia jasa. 3. Pihak ketiga melaksanakan pekerjaan
dengan menggunakan Harga lump sum kontrak. Dalam hal pihak ketiga
mengusulkan Harga lump sum yang lebih tinggi dari Harga lump sum kontrak, maka
selisih harga menjadi tanggungjawab penyedia jasa.
4. Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilakukan secara langsung.
5. Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi dasar pembuatan
amandemen kontrak.
64
31. PENGAWASAN 31.1. Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang sedang atau telah dilaksanakan oleh penyedia jasa, Pejabat
Pembuat Komitmen diwakili oleh direksi teknis.
32. KETERLAM- 32.1. Apabila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan
BATAN sesuai jadual, maka Pejabat Pembuat Komitmen harus
PELAKSANAAN memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan
PEKERJAAN ketentuan sesuai Pasal 33. tentang kontrak kritis.
32.2. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka dikenakan
ketentuan sesuai Pasal 57. tentang kompensasi. 32.3. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan terjadi
karena keadaan kahar, maka Pasal 32.1. dan Pasal 32.2. tidak diberlakukan.
33. KONTRAK 33.1. Kontrak dinyatakan kritis apabila :
a. Dalam periode I rencana fisik pelaksanaan 0 – 70 dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10 dari rencana; b. Dalam periode II rencana fisik pelaksanaan
70 - 100 dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5 dari rencana.
c. Rencana fisik pelaksanaan 70 - 100 dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5
dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
33.2. Penanganan kontrak kritis 33.2.1
Dalam hal keterlambatan pada pasal 33.1 a dan pasal 33.1b penanganan kontrak kritis adalah
sebagai berikut: a.
Rapat pembuktian show cause meetingSCM 1. Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa dan selanjutnya
menyelenggarakan SCM. 2. Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis
dan penyedia jasa membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu uji coba pertama
yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat Tahap I.
63
35.3. Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai hak intervensi atas pelaksanaan sub kontrak meliputi pelaksanaan
pekerjaan dan pembayaran.
36. PENGGUNAAN 36.1. Apabila penyedia jasa yang ditunjuk adalah penyedia