Riwayat Pendidikan Dan Pengalaman Pem- belajaran

ISBN:978-602-361-069-3 14 Proil keterserapan alumni dalam penelitian ini terdiri dari pekerjaan utama alumni, cara alumni mendapatkan pekerjaan, waktu tunggu alumni untuk mendapatkan pekerjaan, jenis tempat pekerjaan alumni, kategori tempat kerja alumni, jabatanposisi alumni dalam pekerjaan dan pendapatan rata-rata setiap bulan alumni. Pekerjaan utama alumni setelah lulus sebagian besar adalah bekerja dengan besar persentase 74,5, jumlah tersebut sama banyaknya dengan jumlah alumni yang bekerja saat ini. Alumni yang bekerja sebagian besar mendapatkan posisijabatan di tempat kerja sebagai staf dengan persentase 52,8 pada pekerjaan setelah lulus dan 60,3 pada pekerjaan saat ini serta berpenghasilan di antara Rp.1.000.000- Rp.3.000.000. Alumni yang bekerja paling sedikit memiliki jabatan sebagai direktur dengan persentase 1,4 pada pekerjaan pertama dan 0,7 pada pekerjaan saat ini serta berpenghasilan di antara Rp.12.000.000- Rp.15.000.000. Pekerjaan yang didapatkan alumni sebagian ada yang sudah sesuai dengan kompetensi, namun ada juga yang seadanya. Hal tersebut terjadi karena daya saing yang tinggi bagi para lulusan baru atau fresh graduate, sehingga pada tahap selanjutnya akan sulit untuk berkembang Budi dan Sesotya, 2012. Alumni yang berwirausahawiraswasta saat ini sebesar 14,0 lebih banyak dibandingkan dengan ketika setelah lulus sebesar 9,6. Alumni yang berwirausaha sebagian besar sebagai pemilik dengan besar persentase 7,7 ketika setelah lulus dan 7,8 saat ini serta berpenghasilan di antara Rp.1.000.000- Rp.3.000.000 dan paling sedikit berpenghasilan Rp. 12.000.000-Rp. 15.000.000 bahkan lebih. Jumlah alumni yang memutuskan untuk berwirausaha jauh lebih sedikit dibandingkan dengan alumni yang bekerja. Hal tersebut dilakukan karena sebagian besar lebih memilih untuk mengabdikan diri sebagai tenaga kesehatan masyarakat. Menurut Hapsah dan Ina 2013, minat berwirausaha merupakan faktor penting yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu wirausaha. Menurut Rai 2015, hanya saja jarang ditemukan seorang sarjana yang ingin mengawali kehidupannya setelah lulus dari perguruan tinggi dengan berwirausaha, karena kurang mengenali potensi diri wirausaha yang ada dalam dirinya. Selain memilih untuk berwirausaha, ada pula alumni yang memilih untuk melanjutkan studi baik setelah lulus kuliah maupun setelah memiliki pengalaman bekerja yakni sebesar 4,5. Menurut Damanik 2013, hal tersebut dilakukan karena ingin menambah pengalaman, mendalami jurusan yang diminati dan ingin mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapatnya dan dengan mendapatkan gelar lebih tinggi memungkinkan untuk mendapatkan penghasilan yang potensial. Alumni mendapatkan pekerjaan sebagian besar melalui koneksi teman, dosen, saudara keluarga dengan waktu tunggu di antara 3-6 bulan sebesar 17,6 pada pekerjaan pertama dan 17 pada pekerjaan saat ini serta paling sedikit dengan waktu lebih dari 9 bulan sebesar 0,7 pada pekerjaan pertama dan 2,8 pada pekerjaan saat ini. Berdasarkan hasil penelitian, jenis tempat kerja alumni sebagian besar termasuk ke dalam perusahaan instansi swasta dengan besar persentase 29,8 pada pekerjaan pertama dan 28,9 pada pekerjaan saat ini yang mana termasuk ke dalam kategori lokal serta paling sedikit sebesar 3,5 termasuk pada kategori internasional baik untuk pekerjaan setelah lulus maupun saat ini. Selain itu jenis tempat kerja alumni pada pekerjaan pertama yang paling sedikit yakni organisasai non-proitLembaga swadaya masyarakat dengan besar persentase 1,4 pada pekerjaan setelah lulus dan 2,1 pada pekerjaan saat ini yang mana temasuk ke dalam kategori lokal.

3.2 Riwayat Pendidikan Dan Pengalaman Pem- belajaran

Riwayat pendidikan dan pengalaman pembelajaran terdiri dari: lama studi alumni, IPK terakhir alumni, pentingnya aspek belajar mengajar dan pengalaman pembelajaran dalam memberikan kontribusi di dunia kerja. Lama masa studi berdasarkan Undang - Undang RI nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pada Bab I Pengertian Umum Pasal 1 ayat ke 5, menjelaskan sebagai berikut : Program sarjana S1 reguler; adalah program pendidikan akademik setelah pendidikan menengah, mamiliki beban studi sekurang- kurangnya 144 sks dan sebanyak-banyaknya 160 sks yang dijadwalkan untuk 8 semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 semester dan paling lama 14 semester. Dengan melihat penjabaran Undang-Undang tersebut, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa alumni program studi Kesehatan Masyarakat angkatan tahun 2004 sampai 2011 menyelesaikan studinya sesuai dengan butir 5 yakni kurang sama dengan 4 tahun dengan besar persentase 56,05, seperti yang terlihat pada gambar 2. Gambar 2. Diagram lama studi alumni di FIK UMS Sedangkan alumni yang lulus lebih dari 4 tahun cukup banyak yakni dengan besar persentase 43,95. Lamanya waktu penyelesaian studi ini dapat diakibatkan oleh 2 sebab, yaitu panjangnya waktu Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan ISBN:978-602-361-069-3 15 penulisan skripsi dan banyaknya mahasiswa yang mengulang mata kuliah untuk memperbaiki nilai Budi dan Sesotya, 2012. Gambar 3. Diagram IPK terakhir alumni Indeks prestasi kumulatif IPK ternyata tetap menjadi salah satu tolak ukur pihak pemberi kerja dalam menilai kemampuan para lulusan perguruan tinggi, walaupun tolak ukur tersebut bukan hanya IPK Budi dan Sesotya, 2012. Berdasarkan Gambar 3, indeks prestasi kumulatif alumni sebagian besar di antara 3,00-3,50 dengan besar persentase 63,7 dan paling sedikit kurang dari 3,00 dengan besar persentase 7,0. Berdasarkan pernyataan tersebut, sebagian besar alumni sudah memenuhi salah satu tolak ukur pihak pemberi kerja. Penelitian tracer study ini, alumni diminta tanggapannya mengenai seberapa penting aspek belajar mengajar dalam memberikan kontribusi dalam dunia kerja. Sebagian besar alumni menyatakan kesempatan interaksi dengan dosen di luar jadwal kuliah, bimbingan akademik, kesempatan berpartisipasi dalam proyek riset, dan kondisi umum belajar mengajar di kelas penting dalam memberikan kontribusi terhadap dunia kerja. Selain itu, persepsi alumni mengenai seberapa penting pengalaman pembelajaran dalam memberikan kontribusi dalam dunia kerja sebagian besar alumni menyatakan pengalaman belajar mengajar di dalam kelas, pengalaman belajar di laboratorium dan pengalaman belajar mandiri juga penting dalam memberikan kontribusi terhadap dunia kerja. Terlebih lagi, alumni menyatakan pengalaman belajar di masyarakat, pengalaman magangpraktik di perusahaan instansi dan pengalaman belajar dalam organisasi kemahasiswaan sangat penting dalam memberikan kontribusi terhadap dunia kerja. Suharti dan Purbo 2012 menegaskan bahwa berbagai kegiatan intra kurikuler seperti kuliah dengan sistem tatap muka dan magang sangat bermanfaat, serta kesempatan berorganisasi semasa kuliah dirasa yang paling bermanfaat dalam memberikan kontribusi terhadap dunia kerja.

3.3 Relevansi Pendidikan Dan Pekerjaan