AMKP-13
bunga bebas risiko kejutan perusahaan i perioda t, SBBRSit adalah suku bunga bebas risiko sesungguhnya perusahaan i perioda t, dan SBBRHit adalah suku bunga bebas
risiko harapan perusahaan i perioda t. Sedang DYKit adalah dividend yield kejutan perusahaan i perioda t, DYSit adalah dividend yield sesungguhnya perusahaan i perioda
t, dan DYHit adalah dividend yield harapan perusahaan i perioda t.
3.3. Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan alat analisis utama yaitu regresi linear berganda dan spesifikasi model penelitian adalah sebagai berikut:
Model Penelitian Hipotesis 1 dan 2:
AD
Sblit
= β
+ β
1
HB
it
+ β
2
D2
it
+ β
3
D3
it
+ β
4
PY
it
+ β
5
D2HB
it
+ β
6
D3HB
it
+ β
7
PYHB
it
+ ε
it
5
Model Penelitian Hipotesis 3, 4, 5 dan 6:
AD
Ssdit
= β
+ β
1
HB
it
+ β
2
D2
it
+ β
3
D3
it
+ β
4
VHK
it
+ β
5
SBBRK
it
+ β
6
DYK
it
+ β
7
D2HB
it
+ β
8
D3HB
it
+ β
9
VHK
it
HB
B
it
+ β
10
SBBRK
it
HB
it
+ β
11
DYK
it
HB
it
+ β
12
VHK
it
SBBRK
it
DYK
it
+ β
13
VHK
it
SBBRK
it
DYK
it
HB
it
+ ε
it
6
dalam persamaan di atas ADSblit adalah akrual diskresioner sebelum tanggal hibah, ADSsdit adalah akrual diskresioner sesudah tanggal hibah, HBit adalah jumlah opsi
saham, dan PY it merupakan variabel kategoris untuk penyaatan. VHKit, SBBRKit, dan DYKit didefinisi dalam persamaan 2, 3, dan 4. Penelitian ini juga mengontrol efek
industri dalam kategoris keuangan kode 1 dan non keuangan kode 0.
4. HASIL PENELITIAN
4.1. Statistik Deskriptif
Deskripsi variabel penelitian ini terbagi dalam 2 kelompok berdasarkan perioda penawaran opsi saham yaitu sebelum POSK dan sesudah POSK. Nilai rata-rata akrual
diskresioner sebelum penawaran opsi saham menunjukkan nilai negatif sebesar -0,001,
AMKP-13
hal tersebut konsisten dengan penelitian sebelumnya Chauvin Shenoy, 2000; Baker et al., 2002; Balsam et al., 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-
perusahaan secara umum melakukan pengelolaan laba dan manajemen lebih memilih kebijakan akrual yang menurunkan laba sebelum tanggal hibah opsi saham. Di sisi lain,
nilai rata-rata akrual diskresioner sesudah penawaran opsi saham menunjukkan nilai positif sebesar 0,066, hal tersebut konsisten pula dengan penelitian sebelumnya
Yermack, 1997; Gao Shrieves, 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan secara umum melakukan pengelolaan laba, dan manajemen lebih memilih
kebijakan akrual yang menaikkan laba sesudah tanggal hibah opsi saham. Deviasi standar seluruh variabel nilainya relatif kecil berkisar 0,014 sampai
0,515, hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku pengelolaan laba berkaitan dengan program opsi saham karyawan tidak terlalu bervariasi. Nilai deviasi standar yang tidak
terlalu besar tersebut menunjukkan bahwa tingkat penyimpangan masing-masing variabel tidak signifikan Lampiran 2.
4.2. Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 1 dan 2
Hasil analisis hipotesis 1 yang menguji dampak penyaatan publikasi laporan keuangan di sekitar tanggal penawaran opsi saham pada pengaruh opsi saham pada
pengelolaan laba disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2 Hasil Regresi Hipotesis 1 dan 2
AD
Sblit
=
β
+
β
1
HB
it
+
β
2
D2
it
+
β
3
D3
it
+
β
4
PY
it
+
β
5
D2HB
it
+
β
6
D3HB
it
+
β
7
PYHB
it
+
ε
it
Variabel Koefisien
Nilai t-statistik Nilai p
Intercept HB
D2 D3
PY 0,140
0,871 -0,180
-0,106 0,054
1,958 0,513
-2,489 -1,303
0,820 0,057
0,611 0,017
0,199 0,417
AMKP-13 D2HB
D3HB PYHB
R2 Adjusted F
9,685 1,742
-12,633
0,657 0,601 11,756
2,569 0,334
-6,332 0,014
0,740 0,000
Keterangan: AD
Sbl
= Akrual Diskresioner Sebelum Tanggal Hibah, HB = Hibah Opsi Saham, PY = Penyaatan Publikasi Laporan Keuangan di sekitar Tanggal Hibah Opsi Saham, D2 =
Dummy Kategoris Tahap 2, D3 = Dummy Kategoris Tahap 3 Secara statistis signifikan pada tingkat 0,01
Secara statistis signifikan pada tingkat 0,05 Secara statistis signifikan pada tingkat 0,10
Nilai F kalkulasian sesudah memasukkan variabel interaksi sebesar 11,756 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000, dengan demikian secara statistis signifikan pada
1. Besarnya R
2
adalah 0,657, yang berarti bahwa variasi tingkat AD dijelaskan 65,7 oleh variabel HB dan variabel PY. Sisanya 34,3 dijelaskan oleh variabel relevan
lainnya. Hasil regresi yang mengandung variabel interaksi menunjukkan bahwa koefisien
variabel PY β
4
sebesar 0,054 dengan p-value sebesar 0,417 secara statistis tidak signifikan. Hal tersebut memberi dukungan pada prediksi awal bahwa variabel PY
merupakan pemoderasi terhadap pengaruh hibah opsi saham pada pengelolaan laba. Hipotesis 1 diuji dengan t-test yaitu menguji secara parsial signifikansi koefisien
PYHB. Dampak pemoderasi variabel PY pada pengaruh HB terhadap AD ditunjukkan oleh koefisien PYHB
β
7
. Koefisien interaksi antara penyaatan penawaran hibah opsi dan hibah opsi saham
β
7
adalah -12,633. Nilai t hitung dari koefisien ini adalah -6,332 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Pada tingkat signifikasi 1 disimpulkan bahwa
H
01
dapat ditolak. Bukti empiris mendukung hipotesis penelitian 1 H
1
bahwa pengaruh hibah opsi saham pada tingkat pengelolaan laba semakin besar dengan adanya
pengelolaan penyaatan publikasi laporan keuangan di sekitar saat penawaran hibah opsi.
AMKP-13
Penelitian ini konsisten dengan dengan studi Aboody dan Kasznik 2000 dan Baker et al. 2002.
Perilaku oportunistik di sekitar penawaran hibah opsi saham mendukung Lie 2004 bahwa komite kompensasi yang menentukan jumlah dan penyaatan hibah opsi
saham, tetapi terdapat beberapa alasan untuk menyarankan bahwa eksekutif mempengaruhi keputusan komite kompensasi. Pertama, Yermack 1997 menemukan
bahwa eksekutif sering mengusulkan parameter hibah opsi saham, sedangkan komite kompensasi hanya mensahkan usulan tersebut. Kedua, eksekutif kemungkinan
mempengaruhi keputusan komite melalui pertemanan yang dekat close friendships dengan anggota komite individual. Ketiga, eksekutif kemungkinan mempengaruhi saat
pertemuan meetings komite kompensasi, yang secara reguler bertepatan dengan tanggal hibah.
Tabel 2 juga meringkas hasil regresi hipotesis 2 dengan membagi sampel berdasarkan tahapan penawaran opsi. Tahapan penawaran opsi tersebut juga
dikemukakan dalam bentuk variabel kategoris. Gambar 1 menggambarkan pengaruh hibah opsi terhadap pengelolaan laba untuk setiap tahap dengan mempertimbangkan
faktor penyaatan PY.
Gambar 1 Gambar Hipotesis 2 Berdasarkan Tahapan Penawaran Opsi
AMKP-13
Keterangan: Tahap 3 = Tahap 1 Tahap 1
Æ AD
Sblit
= β
+ β
7
HB
it
Tahap 2 Æ AD
Sblit
= β
+ β
2
+ β
7
+ β
5
HB
it
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada perioda sebelum POSK, terdapat perbedaan pengaruh penawaran opsi saham terhadap perilaku pengelolaan laba manajer
pada tahap 1 dan tahap 2, sedangkan tahap 3 tidak berbeda dengan tahap 1. Koefisien kategoris tahap 2 dan tahap 3 sebesar -0,180 dan -0,106 dengan p-value tahap 2 sebesar
0,017 signifikan secara statistis dan tahap 3 sebesar 0,199 tidak signifikan secara statistis.
Gambar 1 menunjukkan bahwa lereng tahap 1 lebih curam dibanding tahap 2, hal tersebut menunjukkan bahwa sedikit saja terdapat tambahan jumlah opsi yang
ditawarkan pada tahap 1 menyebabkan perubahan akrual diskresioner yang makin besar dibandingkan tahap 2. Dengan demikian bukti mendukung hipotesis penelitian 2 H
2
bahwa perilaku pengelolaan laba menurun akan makin kuat pada tahap awal penawaran opsi saham.
4.3. Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 3, 4, 5, dan 6