Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan 1 Tukar-menukar Kawasan Hutan

ƒ Melaksanakan reklamasi dan reboisasi kawasan hutan yang digunakan tanpa menunggu berakhirnya kegiatan; ƒ Menyerahkan lahan lain kepada Departemen Kehutanan yang “clear dan clean” untuk kompensasi; ƒ Menanggung biaya penataan batas atas tanah kompensasi; ƒ Membuat dan menandatangani perjanjian pinjam-pakai kawasan hutan; ƒ Menjaga keamanan di dalam dan sekitar kawasan hutan yang bersangkutan.

b. Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan 1 Tukar-menukar Kawasan Hutan

a Periksa apakah tukar-menukar kawasan hutan telah memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1 Dilaksanakan berdasarkan persetujuan Menteri Kehutanan; 2 Hanya diperbolehkan selain itu diajukan kepada presiden untuk: a Pembangunan yang menyangkut kepentingan umum terbatas oleh instansi pemerintah, b Pembangunan yang menyangkut kepentingan strategis yang berdampak kemajuan perekonomian dan kesejahteraan umum yang diprioritaskan oleh pemerintah, c Menghilangkan enclave dalam rangka memudahkan pengelolaan kawasan hutan, d Menyelesaikan pendudukan tanah di kawasan hutan okupasi; e Memperbaiki batas kawasan hutan. f Budidaya pertanian, atau; g Pengembanganpemekaran wilayah. b Periksa apakah permohonan tukar-menukar kawasan hutan dilengkapi dengan : a Peta kawasan hutan yang dimohon dan usulan tanah pengganti; b Data perusahaan bagi pemohon yang berbadan hukum; c Pertimbangan teknis Dinas Kehutanan Provinsi yang dilamipiri peta areal yang dimohon dan tanah pengganti dengan skala terbesar yang tersedia; d Rekomendasipersetujuan Gubernur dan Bupatiwalikota yang dilengkapi dengan peta areal yang dimohon dan tanah pengganti dengan skala terbesar yang tersedia; e Pertimbangan teknis Direktur Utama Perum Perhutani apabila kawasan hutan yang dimohon merupakan wilayah kerja Perum Perhutani; f Pernyataan tidak keberatan dari pemegang ijin usaha pemanfaatan apabila kawasan hutan yang dimohon merupakan areal kerja Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan; g Penafsiran citra satelit terbagi atas areal yang dimohon dan disahkan oleh Kepala Pusat Inventarisasi dan Perpetaan Kehutanan, BAPLAN; h Pernyataan kesanggupan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku yang disebutkan dalam surat permohonan atau dalam bentuk surat pernyataan tersendiri; i Hasil penelitian tim terpadu. c Apabila permohonan telah disetujui Menteri Kehutanan, maka pemohon dibebani kewajiban : 1 Membayar ganti rugi nilai tegakan dan pungutan PSDH atas hutan tanaman atau pungutan PSDH dan DR atas tegakan hutan alam; 2 Membayar ganti rugi terhadap sarana dan prasarana yang ada di dalam kawasan yang dimohon; 3 Membayar biaya penataan batas baik atas kawasan hutan yang dimohon maupun tanah pengganti, biaya reboisasi tanah pengganti, dan biaya yang timbul sehubungan dengan proses tukar menukar kawasan hutan tersebut; 4 Penghapusanpencoretan atas hak atas tanah pengganti pada buku tanah di instansi yang berwenang; 5 Untuk di luar Pulau Jawa dan Bali terhadap tanah pengganti harus ada keterangan dari BPN bahwa lahan tidak dibebani hak, apabila butir d tidak dapat dilaksanakan; 6 Membuat dan menandatangani BA tukar menukar. d Dalam hal tegakan diberikan kepada pemegang IPK, maka pemegang IPK berkewajiban membayar PSDH dan DR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e Periksa apakah tanah pengganti telah memenuhi persyaratan : 1 Jelas statusnya dan bebas dari hak lain, atau bebas dari segala jenis pembebanan; 2 Letaknya berbatasan langsung dengan kawasan hutan; 3 Terletak dalam wilayah Sub-Daerah Aliran Sungai DAS atau DAS yang sama, atau wilayah DAS lain dalam provinsi yang sama atau dalam provinsi yang lain di pulau yang sama; 4 Dapat dihutankan kembali dengan cara konvensional; 5 Diutamakan yang mempunyai kriteria kawasan lindung; 6 Rekomendasi dari Gubernur dan BupatiWalikota; 7 Khusus untuk kawasan hutan pantaibakau harus ditukar dengan lahan pantai yang dapat dijadikan hutan bakau; 8 Dalam hal tidak tersedia lagi tanah pengganti berupa kawasan mangrovebakau dapat diganti dengan tanah kering dengan kompensasi yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan hasil penelitianpengkajian Tim Terpadu. f Periksa apakah rasio tukar-menukar kawasan hutan sesuai ketentuan, yaitu : a Untuk pembangunan kepentingan umum terbatas oleh pemerintah adalah 1: 1. b Untuk pembangunan kepentingan strategis yang berdampak bagi kemajuan perekonomian nasional dan kesejahteraan umum yang diprioritaskan oleh pemerintah adalah 1: 2. c Untuk penyelesaian sengketa berupa pendudukan kawasan hutan okupasi atau enclave atau memperbaiki batas kawasan hutanadalah 1 : 1. d Untuk kegiatan budidaya pertanian dan pengembanganpemekaran wilayah pada provinsi yang luas hutannya lebih dari 50 adalah 1 : 1. e Untuk kegiatan budidaya pertanian dan pengembanganpemekaran wilayah pada provinsi yang luas hutannya antara 30 sampai dengan 50 adalah 1 : 2. f Untuk kegiatan budidaya pertanian dan pengembanganpemekaran wilayah pada provinsi yang luas hutannya kurang dari 30 adalah 1 : 3. 2 Pelepasan Kawasan Hutan untuk Budidaya Pertanian a Periksa apakah pemanfaatan kawasan hutan untuk usaha pertanian telah dilaksanakan melalui prosedur pelepasan kawasan hutan yang ditetapkan oleh SKB Menteri Kehutanan, Mentan, Kepala BPN dan Surat KeputusanSurat Edaran Menteri Kehutanan. b Periksa apakah permohonan pelepasan kawasan hutan disampaikan kepada Menteri Kehutanan, dengan dilengkapi: 1 Surat permohonan dan peta lokasi yang dimohon skala 1 : 50.000 atau minimal 1 : 250.000; 2 Akte pendirian; 3 NPWP; 4 Rekomendasi Gubernur; 5 Izin Usaha Perkebunan dari BupatiWalikota; 6 Project Proposal yang disahkan oleh Kepala Dinas Perkebunan KabupatenKota; 7 Surat pernyataan kesanggupan melaksanakan Usaha Kebun yang dibuat didepan Notaris; 8 Surat pernyataan di depan Notaris tentang kesanggupan untuk tdak mengalihkan areal yang dimohon; 9 Neraca perusahaan yang telah diaudit; 10 Profile perusahaan 11 Surat pernyataan tidak keberatan dari pemegang HPH apabila areal yang dimohon tumpang tindih dengan areal kerja HPH; 12 Peta penafsiran Citra Landsat liputan terbaru yang disahkan oleh Badan Planologi Kehutanan; 13 Berita Acara Hasil Survei yang dilaksanakan bersama-sama oleh Instansi Kehutanan Provinsi, KabupatenKota dan Balai Pemantapan Kawasan Hutan; 14 Izin Lokasirekomendasi dari BupatiWalikota. 3 Pelepasan Kawasan Hutan untuk Transmigrasi a Periksa apakah areal hutan yang dilepas untuk pemukiman transmigrasi telah memenuhi persyaratan: 1 Areal hutan yang menurut RTRWP dan TGH tidak dipertahankan sebagai kawasan hutan tetap dan berdasarkan kemampuankesesuaian lahannya cocok untuk pemukiman transmigrasi sesuai pola pemukimanusaha yang akan dikembangkan. 2 Diutamakan areal hutan yang berupa lahan kosong, padang alang-alang, semak belukar, dan hutan tidak produktif. 3 Hutan mangrove dan kawasan gambut dengan kedalaman kurang dari 3 meter. b Periksa apakah pencadangan areal hutan oleh gubernur untuk dijadikan pemukiman transmigrasi telah didasarkan atas hasil studi RKSKP, RTSP dengan memperhatikan usulan dan rekomendasi Bupati Walikota. c Periksa apakah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi c.q. dinas teknis yang bersangkutan telah mengajukan usulan persetujuan prinsip pelepasan areal hutan kepada Menteri Kehutanan dengan dilampiri pencadangan tanah dari gubernur dan rekomendasi Bupati Walikota. d Periksa apakah Menteri Kehutanan telah mengeluarkan persetujuan prinsip atau penolakan pelepasan areal hutan berdasarkan pertimbangan Badan Planologi. e Periksa apakah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi c.q. dinas teknis yang bersangkutan bersama-sama Dinas Kehutanan Provinsi melaksanakan pembuatan tata batas dan pengukuran keliling sesuai ketentuan yang berlaku. f Periksa apakah diterbitkan izin pemanfaatan kayu IPK sesuai ketentuan yang berlaku. g Periksa apakah pembukaan lahan dilakukan setelah diterbitkan persetujuan prinsip Menteri Kehutanan dan telah ditata batas. h Periksa apakah Dinas Kehutanan Provinsi telah menyampaikan BA tata batas beserta peta hasil tata batas dengan skala 1 : 50.000 kepada Menteri Kehutanan c.q. BAPLAN. i Periksa apakah Menteri Kehutanan telah menerbitkan surat keputusan pelepasan areal hutan berdasarkan BATB. 4 Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Dalam melaksanakan audit, hal-hal yang perlu diaudit : a Perubahan fungsi kawasan hutan dilakukan melalui kajian Tim Penelitian Terpadu. b Fungsi kawasan hutan yang diubah telah sesuai dengan kriteria fungsinya.

d. Perpetaan Kehutanan